• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

5.5 Pembahasan

Tabel 5.9 menyajikan pembahasan secara lengkap dari lima hipotesis dalam penelitian ini. Dari Tabel 5.9 terlihat bahwa empat dari lima hipotesis diterima, sedangkan satu hipotesis ditolak, yaitu pengujian pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja usaha. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dibandingkan pengaruh terkuat (dominan).

Hasil pengujian pengaruh terhadap keunggulan bersaing, terlihat bahwa pengaruh lingkungan usaha terhadap keunggulan bersaing lebih rendah dibandingkan strategi bersaing terhadap keunggulan bersaing (koefisien path 0.113 Lingkungan usaha terhadap keunggulan bersaing lebih rendah dibandingkan koefisien path 0.287 strategi bersaing terhadap keunggulan bersaing), sedangkan faktor yang berpengaruh paling kuat terhadap kinerja usaha adalah keunggulan bersaing, karena memiliki pengaruh total terkuat (0.602) dibandingkan pengaruh kompetensi terhadap kinerja (0.287) maupun kepuasan terhadap kinerja (0.113).

Tabel 5.9. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total" H1: Lingkungan usaha berpengaruh terhadap keunggulan bersaing 0.113* - 0.113*

H2: strategi bersaing berpengaruh terhadap keunggulan bersaing

0.2877* - 0.2877*

H3: Lingkungan usaha

berpengaruh terhadap Kinerja usaha.

0.362* 0.068* (0.113x0.602)

0.430

H4: strategi bersaing

berpengaruh terhadap Kinerja usaha Karyawan 0.021^ 0.172* (0.287x0.602) 0.193 H5: Keunggulan bersaing

berpengaruh terhadap Kinerja usaha

0.602* - 0.602*

5.5.1 Pengaruh Lingkungan Usaha terhadap keunggulan bersaing

Variabel Lingkungan eksternal dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pearce dan Robinson (1997), sedangkan indikator yang digunakan dalam penelitian ini sesuai penelitian Harvey (2004) yang terdiri dari indikator Pasar {Market), Peraturan (Regulation), Ekonomi (Economy) dan Teknologi (Technology).

Derajat kekuatan lingkungan eksternal pada UMKM Kota Malang dapat dilihat dari keempat indikator tersebut. Hasil analisis menemukan bahwa rata-rata skor (mean) terendah terdapat pada indikator pasar (X1.3) sebesar 3.31. Tabel 5.6 menunjukkan bahwa pada indikator pasar terdapat 24% responden yang menjawab sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa indikator pasar kurang mendapat perhatian UMKM Kota Malang. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurang sistematisnya UMKM Kota Malang dalam mempelajari kepuasan pelanggan, kelebihan dan kelemahan kompetitor serta kurangnya penyebaran informasi pasar pada area fungsional. Kotler (2000) yang mengemukakan bahwa untuk memenangkan persaingan perusahaan harus menyusun sebuah strategi perencanaan yang berorientasi pasar. Wheelen dan Hunger (2004) menyatakan perusahaan yang mampu menganalisis

peluang dan tantangan pasar dan membuat produk yang mampu memuaskan pelanggan akan mampu bersaing dan meningkatkan kinerja. Baker and Sikula (1999) mengatakan bahwa perusahaan dengan lingkungan eksternal yang kuat akan dapat mengendalikan pasar, oleh karena itu diharapkan UMKM Kota Malang untuk lebih memberikan perhatian lebih pada indikator pasar.

Dalam indikator ekonomi (x1.6) terdapat 63 responden atau 28% responden menjawab sedang, hal ini mengindikasikan bahwa indikator ekonomi yang terdiri dari tingkat inflasi, kurs rupiah terhadap mata uang asing dan tingkat pertumbuhan ekonomi kurang mendapat perhatian dari manajemen UMKM Kota Malang.

Perkembangan teknologi (x1.7) merupakan indikator dengan mean cukup tinggi kedua setelah situasi politik (x1.5). Perkembangan teknologi menurut pengamatan peneliti sudah cukup mendapat perhatian yang tinggi oleh manajemen UMKM Kota Malang. Hal ini bisa dilihat dari pengembangan bidang teknologi informasi melalui penguatan jaringan internet on line dan sentralisasi/s/share operations. Hal ini sesuai pendapat Kaplan dan Norton (1996) yang menyatakan bahwa kemampuan di bidang teknologi memungkinkan dunia usaha dapat menghasilkan produk dengan cepat dan berkualitas tinggi yang ditandai dengan berbagai produk inovatif berdaya saing tinggi, serta harga lebih murah, peningkatan produktivitas, peningkatan mutu, dan mengurangi jumlah tenaga kerja dibandingkan pesaing dengan harapan mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat

Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM Kota Malang memiliki lingkungan eksternal yang sangat kuat, dengan rata-rata skor (mean) variabel lingkungan eksternal adalah sebesar 4,15 yang masuk area sangat kuat. Secara keseluruhan terdapat 85% responden yang menyatakan analisa lingkungan eksternal penting dilakukan. Hal itu dibuktikan dengan hanya 15% responden menyatakan bahwa lingkungan eksternal cukup penting.

Secara umum dunia bisnis seperti UMKM banyak dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang berada di luar kendali manajer perusahaan di mana menurut Peter et al., (1995) ada hubungan antara lingkungan dan strategi operasi terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keberhasilan dalam menghadapi persaingan bisnis

UMKM harus mempunyai kemampuan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal di mana bisnis dilakukan agar dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan cepat tanggap dalam menghadapi persaingan (Pearce dan Robinson, 1997).

5.5.2 Pengaruh Strategi Bersaing terhadap Kinerja Usaha

Konsep Strategi bersaing dalam penelitian ini berdasarkan konsep Porter (1985) tentang strategi bersaing yang meliputi Strategi Biaya Rendah (low cost) Strategi Diferensiasi

(differentiation) dan Fokus (focus).

Derajat kekuatan strategi bersaing pada UMKM dapat dilihat dari ketiga indikator tersebut. Persentase skor tertinggi ada pada indikator strategi diferensiasi dengan mean sebesar 4,00 dan persentase skor terendah ada pada indikator strategi fokus dengan mean sebesar 3,00 sedangkan strategi biaya rendah memiliki mean 3,25.

Jika dilihat lebih lanjut indikator strategi fokus 90,4% responden menjawab rendah. Menurut Hitt et a!., (2001) strategi fokus merupakan serangkaian tindakan integratif yang dirancang untuk memproduksi atau mengirimkan barang dan jasa yang melayani kebutuhan segmen tertentu. Strategi fokus ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perusahaan mampu melayani pasar lebih baik daripada pesaing, namun lingkupnya sempit dan terbatas.

Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM Kota Malang memiliki strategi bersaing yang kuat, dengan rata-rata skor (mean) variabel strategi bersaing adalah sebesar 3,95 yang masuk area kuat. Secara keseluruhan terdapat 75% responden yang menjawab tinggi, dimana hanya 8,3% responden menjawab rendah dan 16,7% menjawab sedang.

5.5.3 Pengaruh strategi bersaing terhadap keunggulan bersaing

Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa strategi bersaing berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh strategi bersaing terhadap keunggulan bersaing sebesar 0,278. Pengaruh 0,278 ini signifikan pada p = 0,000 < 0,05.

menyatukan tujuan, kebijakan, dan susunan tindakan organisasi menjadi satu kesatuan yang padu. Keunggulan bersaing suatu perusahaan akan diperoleh ketika perusahaan melaksanakan strateginya yang tepat (Barney, 1995). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zahra et al. (1999) dan Wile (2002) yang juga menyatakan bahwa strategi komprtitif mempengaruhi keunggulan bersaing suatu perusahaan.

5.5.4 Pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Usaha

Konsep keunggulan bersaing dalam penelitian ini berdasarkan konsep Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), Wheelen dan Hunger (2001), sedangkan indikator dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Chen (1999) yang secara spesifik mengkaji faktor-faktor kunci keberhasilan Industri dalam industri perbankan (critical success factor for banking industry).

Derajat keunggulan bersaing pada UMKM Kota Malang dilihat dari rata-rata skor (mean) yaitu sebesar 4,34. Tabel menunjukkan bahwa terdapat 9,4% responden yang menjawab cukup penting, 46,9% menjawab penting dan 43,8% responden menjawab sangat penting. Hal ini mengindikasikan bahwa PT. Bank Jatim mempunyai perhatian tinggi terhadap keunggulan bersaingnya.

Wahyudi (1996) mengatakan bahwa keunggulan daya saing adalah sesuatu yang memungkinkan sebuah organisasi perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh pesaing dalam industri. Agar memperoleh keunggulan bersaing tersebut, perusahaan harus mampu menganalisis sumber daya yang dimiliki dalam rangka membangun suatu kemampuan guna mencapai keunggulan yang berdaya saing.

5.5.5. Pengaruh Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Usaha

Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa keunggulan bersaing berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja sebesar 0,429. Pengaruh 0, 429 ini signifikan pada p = 0,000 < 0,05.

di China menunjukkan bahwa keunggulan bersaing perusahaan yang meliputi keunggulan produktivitas dan keunggulan kualitas berpengaruh terhadap kinerja kualitas dan kinerja operasional, sedangkan kinerja finansial perusahaan tidak terkait dengan keunggulan kualitas dan produktivitas perusahaan. Peneliti lain yang mempunyai hasil penelitian yang sama adalah Rijamamplanina et al. (2003), Fahy (2002), Wan (2004), Nurhayati (2003), Lee, Lee dan Chang (2001) dan Makinen (2000).

Dokumen terkait