• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian analisis kelayakan area perluasan ini dilakukan berdasarkan parameter dari SK SNI T-11-1991-03 tentang penetapan lokasi TPA Sampah yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, dan di modifikasi demi kepentingan penelitian. Dalam menganalisis kelayakan area perluasan TPA Sampah maka dilakukan dengan berbagai aspek, mulai aspek fisik dan aspek sosial. Peneliti menggunakan SIG sebagai alat untuk menganalisis aspek fisik dan observasi serta angket untuk mengalisis aspek sosial.

Dalam menganalisis aspek fisik peneliti terlebih dahulu mencari data berupa peta, mulai dari peta RBI, peta Hidrogeologi, dan Citra hasil penginderaan jarak jauh, peta administrasi Kota Tangerang Selatan dan data Curah Hujan. Dari peta litologi, peta kelerengan, peta potensi muka air tanah dan data Curah Hujan yang telah didapatkan maka dilakukan digitasi yang menggunakan salah satu aplikasi dari SIG yaitu ArcView 3.3 dan ArcGis 10.1, setelah dilakukan digitasi maka dimasukan data atribut yang telah dianalisis oleh peneliti, hasil digitasi yang telah dimasukan data atribut maka dilakukan teknik overlay untuk dapat diketahui berapa nilai kelayakan aspek fisik dengan menggunakan parameter kelayakan aspek fisik. Hasil dari overlay diketahui bahwa area perluasan TPA Cipeucang mendapatkan nilai 24 yang termasuk kedalam kategori kelas (S-3) atau kurang sesuai.

Hasil analisis fisik yang berupa peta buffer terhadap pemukiman dan sungai. Area perluasan TPA Sampah Cipeucang berada pada jarak <150 m dari sungai dan berada pada zarak <300 m dari pemukiman. Hal ini membuat area perluasan TPA Sampah Cipeucang dikategorikan tidak layak dalam hal pembatas kelayakan fisik.

Area Perluasan TPA Sampah Cipeucang juga dianalisis dengan menggunakan observasi, yaitu pengamatan langsung ke lokasi penelitian dan memberi nilai sesuai dengan kenyataan berdasarkan parameter yang telah dibuat. Hasil dari penilaian dalam aspek sosial (observasi) area TPA Sampah Cipeucang mendapatkan nilai sebesar nilai 110 kelas kelayakan S-2 atau Cukup Sesuai.

Hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan, masyarakat tidak banyak yang mengetahui perluasan TPA Sampah yang dilakukan, keterlibatan masyarakat juga sangat kecil, dampak positif yang dirasakan tidak sebanding dengan dampak negatif dari perluasan TPA Sampah Cipeucang serta tidak merasa terganggu dengan bertambahnya pemulung yang akan datang.

D. Keterbatasan Penelitian.

Peneliti memiliki berbagai keterbatasan melakukan penelitian. Diantaranya, dalam proses pengambilan data aspek persepsi masyarakat. Penelitian ini awalnya menggunakan angket sebagai data untuk persepsi masyarakat tetapi peneliti kesulitan untuk menyebarkan angket kepada masyarakat sekitar, butuh waktu lama dan berbagai negoisasi dengan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan yang terjadi di objek penelitian, fakta bahwa masih ada masalah antara masyarakat sekitar dengan pihak pengelola TPA sampah. Masyarakat takut untuk mengisi angket yang diberikan karena mereka tidak ingin membuat masalah baru, mengingat sudah banyak hal yang terjadi jika ada salah satu warga yang memprotes adanya perluasan TPA sampah Cipeucang. Akhirnya peneliti menggunakan cara merekam obrolan kepada masyarakat tanpa diketahui. Untuk menjaga keamanan peneliti dan masyarakat maka dalam penelitian ini data yang bersifat privasi seperi nama tidak ditampilkan.

Data yang diharapkan peneliti berupa AMDAL dan proyek perluasan TPA Sampah Cipeucang tidak kunjung didapatkan meskipun peneliti telah mengikuti prosedur yang ditentukan melalui instansi – instansi terkait selama berbulan-bulan. Tetapi dengan data yang ada, penelitian ini bisa diselesaikan.

68 A. Kesimpulan

Hasil analisis yang telah dilakukan berdasarkan aspek fisik dan aspek sosial dapat disimpulkan bahwa area perluasan TPA Sampah Cipeucang kurang sesuai karena berada pada kelas kelayakan S-3 (Kurang Sesuai) (Memenuhi syarat dengan perbaikan berat).

Hal yang paling mempengaruhi tingkat kelayakan area perluasan TPA Cipeucang adalah aspek fisik pada kategori curah hujan tergolong dalam curah hujan tinggi mengakibatkan resiko tampungan cairan limbah bocor dan potensi muka air yang rendah sehingga rawan terjadi pencemaran air tanah. Hasil buffer dengan daerah pemukiman dan sungai juga menyatakan area perluasan TPA Cipeucang tidak layak karena masih termasuk dalam zona yang tidak diizinkan. Ini berdasarkan dari SK SNI T-11-1991-03 yang tidak mengijinkan sebuah TPA Sampah terletak pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi (2281 mm/tahun), jenis batuan (pasir, breksi, volk), dan dengan kondisi muka air yang rendah, serta dekat sungai dan pemukiman. Hasil ini berbanding lurus dengan wawancara yang menyimpulkan bahwa masyarakat tidak banyak yang mengetahui dan tidak menerima adanya perluasan TPA Sampah Cipeucang.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan maka penulis menyarankan:

1. Masyarakat harus pro-aktif terhadap kebijakan – kebijakan yang dilakukan oleh pihak pengelola TPA Sampah, agar tidak merugikan kepentingan masyarakat.

2. Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dikarenakan kondisi fisik dan sosial yang termasuk kedalam kriteria kelayakan Kurang Sesuai, untuk mensiasati agar area perluasan TPA Sampah layak untuk terus beroperasi dan diharapkan hasil penelitian ini menjadi tolak ukur untuk kebijakan yang berhubungan dengan TPA Sampah Cipeucang pada masa mendatang.

Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Basyarat, A. (2006). Kajian Terhadap Penetapan Lokasi TPA Sampah Leuwinanggung Kota Depok. Tesis Pada Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Bintarto, R. (1977). Geografi Kota, Pengantar. Yogyakarta: Spring. Bungin, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Pranada Media.

Departemen Pekerjaan Umum. (1990). SK- SNI T-11-1991-03 Persyaratan TPA. Jakarta.

Efendi, S., & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei (Cet. XXX). Jakarta: LP3ES.

Hadi, P. S. (2001). Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hadiwiyoto. (1983). Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: Yayasan Idayu.

Hendro, R. (2001). Dimensi Keruangan Kota. Jakarta: Universitas Indonesia. Kodiatie, & Robert, J. (2003). Manajemen dan Rekasa Infrastruktur. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Oktasari, D., & Rahardyan, B. (2010). Pemilihan Calon Lokasi TPA Dengan Metode GIS di Kabupaten Bandung Barat. Seminar Sistem Informasi Geografis Bandung.

Prahasta, E. (2001). Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.

Setiawan, F. (2010). Aplikasi Penginderaan Jauh dan GIS Untuk Penentuan Lokasi TPA Sampah di Kota Surabaya. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis (Cet. XII). Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Suharsimi, A. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Tchobanoglous, G., Teisen, H., & Eliasen, R. (1997). Intergrated Solid Waste Management. Mc. Graw Hill: Kogakusha LTD.

Tim Penulis UIN. (2013). Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Tjahjati, B. (1996). Visi Pengelolaan Perkotaan Dalam Menghadapi Tantangan Pembangunan Perkotaan Pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Forum Manajemen Perkotaan. Bandung.

Tussy. (1999). Teknologi Pengelolaan Limbah dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan. Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPPT.

KL = Kondisi Lapangan S-1= Sangat Sesuai S-2 = Cukup Sesuai S-3= Kurang Sesuai S-4= Tidak Sesuai No. Kriteria kelayakan sosial S-1 KL S-2 KL S-3 KL S-4 KL 1. Batas administrasi Dalam batas administrasi

B Diluar batas administrasi tetapi dalam sistem pengelolaan TPA terpadu

Diluar batas administrasi dan diluat sistem pengelolaan TPA sampah terpadu

Diluar batas administrasi 2. Kebisingan

dan bau

Aman, tidak bising dan tidak bau

Tidak bising dan bau hanya saat musim hujan

Tidak bising tetapi bau setiap saat

B Bising dan bau setiap saat

3. Estetika Penimbunan sampah <25% terlihat dari luar

Penimbunan sampah 25% terlihat dari luar

Penimbunan sampah 25-50% terlihat dari luar

Penimbunan

sampah>100% terlihat dari luar

B

4. Jalan masuk Lintas transportasi tidak mengganggu masyarakat

B Lintas transportasi sedikit mengganggu masyarakat, tetapi masih bisa diatasi

Lintas transportasi sedikit mengganggu masyarakat dan sulit diatasi

Lintas transportasi sangat mengganggu masyarakat

5. Pertanian Tidak memberi dampak terhadap pertanian

B Ada dampak terhadap pertanian, tapi masih bisa diatasi

Ada dampak terhadap pertanian, dan sulit diatasi

Dampak terhadap pertanian tidak bisa diatasi 6. Pemilik hak atas tanah Pemerintah daerah/pusat B Pemerintah dan perusahaan Swasta/perusahaan(satu) Masyarakat 7. Kapasitas lahan Dapat menampung sampah >10 tahun lagi

B Dapat menampung sampah 5-10 tahun lagi

Dapat menampung sampah 3-5 tahun lagi

Dapat menampung sampah<3 tahun lagi 8. Jalan menuju

lokasi

Datar dengan kondisi baik

B Datar dengan kondisi kurang baik tapi dapat diatasi

Datar dengan kondisi kurang baik dan sulit diatasi

Kondisi buruk

9. Transport sampah

Kurang dari 30 menit dari centroid sampah

B Antara 30-60 menit dari centroid sampah

Antara 60-90 menit dari centroid sampah

Lebih dari 90 menit dari centroid sampah 10. Lalu lintas Terletak dari >1000m

dari jalan umum

Terletak 500-100m dari jalan umum

Terletak 0-500 m dari jalan umum

B Terletak persis di depan jalan umum 11. Daerah

lindung/cagar alam

Tidak ada daerah lindung/cagar alam dalam jarak >10km

B Terdapat daerah

lindung/cagar alam dalam jarak 5-10km

Terdapat daerah lindung/cagar alam dalam jarak 1-5km

Terdapat daerah lindung/cagar lam dalam jarak <1km

TANGERANG SELATAN Keterangan : HA = Hasil Analisis S-1 = Sangat Sesuai S-2 = Cukup Sesuai S-3 = Kurang Sesuai S-4 = Tidak Sesuai No Kriteria Kelayakan S-1 HA S-2 HA S-3 HA S-4 HA

1 Litologi Batu lempung serpih

Batu lanau, tuda, napaL, lempung

Batu pasir, breksi sed., breksi volk, tersier breksi

volk, kwarter batuan beku, aluvial

Batu gamping

2 Potensi Muka air tanah

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

3 Kemiringan lereng <2% 2-8 % 9 – 15 % >15 %

administrasi Kota Tangerang Selatan, dibuktikan pada peta administrasi Kelurahan Serpong yang merupakan bagian dari wilayah Kota Tangerang Selatan.

2. Kebisingan dan bau : dari hasil pengamatan di objek penelitian, tidak terdengar suara bising dalam operasional TPA tetapi sampah dari TPA yang sudah ada dan area perluasan TPA yang sudah digunakan juga menjadi satu sehingga dalam radius sekitar 500 m sudah tercium bau sampah.

3. Estetika : hasil pengamatan dalam jarak sekitar 300 m dari perluasan TPA sampah terlihat semuanya, hal ini dikarenakan tidak adanya zona buffer yang dibuat dari pepohonan untuk menutup daerah sekitar area perluasan TPA sampah. (dibuktikan pada foto lampiran)

4. Jalan masuk : lalu lintas tranportasi tidak mengganggu aktifitas masyarakat sekitar hal ini dikarenakan jalan cukup lebar dan masyarakat lebih menggunakan jalan lain berbeda dengan jalan yang digunakan oleh armada truk pengangkut sampah. (dibuktikan pada foto lampiran)

5. Pertanian : tidak ada pertanian disekitar area perluasan TPA.

6. Pemilik hak atas tanah : awalnya tanah yang dijadikan perluasan TPA adalah milik warga tetapi sudah selesai di beli oleh pihak pemerintah.

7. Kapasitas lahan : area perluasan TPA ini diperkirakan dapat menampung sampah sampai 10 tahun mendatang jika jumlah sampah yang datang setiap hari ke TPA Cipeucang sebesar 300 ton

8. Jalan menuju lokasi : jalan menuju lokasi area perluasan TPA Cipeucang dengan kondisi baik, hal ini dibuktikan dengan kondisi jalan yang sudah di beton. (dibuktikan pada foto lampiran)

9. Transport sampah : centroid sampah terletak pada jarak sekitar 2 km dari area perluasan TPA Cipeucang sehingga dapat ditempuh kurang dari 30 menit.

10.Lalu lintas : area perluasan TPA Cipeucang dan TPA yang sudah ada terletak kurang dari 500 m sehingga dari jalan umum saja bisa terlihat kondisi TPA yang sudah ada dan area yang diperluas.

11.Daerah lindung : tidak ada kawasan lindung di daerah serpong yang merupakan area perluasan TPA Cipeucang.

1. Aspek : Persepsi Masyarakat

2. Fokus Wawancara : Tanggapan Masyarakat tentang telah dilakukannya perluasan TPA Sampah Cipeucang.

3. Responden : Masyarakat sekitar area perluasan TPA Sampah 4. Waktu Wawancara : Tanggal... Jam : ...

No Kategori Pertanyaan

1. Pengetahuan warga adanya perluasan TPA

Sampah

1. Apakah saudara mengetahui bahwa TPA sampah Cipeucang melakukan perluasan?... 2. Bagaimana saudara menilai perluasan TPA Sampah Cipeucang ini, apakah memang sudah perlu untuk dilakukan perluasan?... 2. Keikutsertaan

masyarakat

3. Apakah masyarakat diikutsertakan dalam proses perluasan area TPA sampah?... 3. Dampak Positif 4. Apa saja dampak positif untuk masyarakat

sekitar dari perluasan TPA sampah yang telah dilakukan?...

4. Dampak Negatif 5. Bagaimana dampak negatif yang dirasakan masyarakat dengan adanya perluasan TPA sampah?...

5. Ketergangguan dengan pemulung

6. Apakah masyarakat terganggu dengan keberadaan atau aktivitas para pemulung yang mendirikan rumah – rumah tinggal sementara di lingkungan masyarakat?...

Berita acara

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Senin, 21 Desember 2015 Tempat : Rumah

Interview : NN

1. Apakah saudara mengetahui bahwa TPA sampah Cipeucang melakukan perluasan?

Jawab : saya si sebenernya engga tau, tau juga cuma dari anak tuh si dowi bilang katanya liat diberita kalo tpa cipeucang direncanakan diperluas terus dikasih liat dah korannya ke saya, saya walaupun orang – orang bilang saya ini tokoh masyarakat tapi kalo urusan begituan mah kaga pernah diikutin, ntar dah kalo warga pada pengen demo gara – gara ini itu saya dah dipanggil buat nyelesain, tapi kalo ada urusan perluasan lah atau bagi – bagi duit mah kaga pernah.

2. Bagaimana saudara menilai perluasan TPA Sampah Cipeucang ini, apakah memang sudah perlu untuk dilakukan perluasan?

Coba dah ade kan kesini tadi lewat kademangan ya, atau turun dikit aja tuh kebawah pasti udah keliatan kan gundukan sampahnya, dari situ aja udah keliatan kan ya kalo tpa ini sebenernya mah udah ga bisa nampung lagi, jadi kalo dibilang perlu mah perlu kali, ah saya mah kaga mau tau dah, toh itu kan sampah dari semua tangsel ya? Jadi semuanya dibuang kesini, tempat kecil masyarakatnya buanyak jadinya emang kudu diperluas kali biar bisa muat lagi.

3. Apakah masyarakat diikutsertakan dalam proses perluasan area TPA sampah? Nah kan tadi saya udah bilang de, kalo dikata saya ini tokoh masyarakat masa ga diikutin masalah begituan, nih de dirumah saya ini ada majelis bapak – bapak disini biasanya kalo malem ada pengajian saya yang ngajarin, saya tanya apa ada yang di ajak buat rapat atau apalah gitu ya pasti namanya perluasan kan butuh persetujuan masyarakat tapi mereka jawab engga ada tuh, karena kalo bisa dibilang semua masyarakat engga setuju, orang dulu tuh waktu orang pemda bilang itu tanah sebelum dijadiin tpa sampah kaya sekarang, bilangnya buat taman lah skrng jadi taman cuman taman sampah, masyarakat dibohongin katanya nanti pengelolaannya pake alat yang dari Jerman kalo ga salah, pas udah dipertengahan ditanya sama warga jawabannya malah ga kuat belinya mahal katanya, yaudah dah kita rasain aja bau sampah saban hari. Warga mau protes juga gimana, dulu waktu pertama – tama pernah ada satu orang masyarakat digembor-gemborin buat demo kan siangnya semua warga dikasih surat buat ikut demo, eh pas malemnya ketauan sama pengelola jadi malemnya tuh

jadi anak muda pengangguran disini kan banyak tuh dijadiin pegawai disitu kaya anak RT anak Lurah dah dijadiin pegawai disitu, jadi kalo warga ga diikutin pas perluasan TPA trus warga mau protes gimana, pa RT anaknya kerja disitu, pa Lurah juga sama aja, jadi serba salah dah kita.

4. Apa saja dampak positif untuk masyarakat sekitar dari perluasan TPA sampah yang telah dilakukan?

Apa ya dampak positifnya, mungkin ya itu pengangguran udah pada kerjaan tuh akhirnya, tukang – tukang ojeg yang didepan juga kan tuh ade liat tadi, jadi tiap truk yang lewat dipintain duit dua rebu lumayakan kan buat mereka pada tuh, jalanan juga si tuh yang mulai pas dari turunan dulu mah ada aja sampahnya skrng mah udah bersih soalnya ada petugas yang bersihin, warga – warga juga sampahnya ada petugas yang narikin itu juga warga sini yang kerja, kita bayar 30 rbu perbulan bisa juga si buang sendiri tapi yah daripada repot mendingan bayar terima beres dah kita. Itu juga kaya mushola kemaren udah jelek kipas kaga ada ya, mungkin ada warga yang bilang ke pengelola, besokannya udh dibongkar dirapihin dipasangin kipas juga ya itu dari pengelola tpa sampah katanya yang danain warga mah terima rapih aja.

5. Bagaimana dampak negatif yang dirasakan masyarakat dengan adanya perluasan TPA sampah?

Kalo dampak negatif mah ya jadi begini de, saya kan punya keluarga, pnya anak istri, kalo buat saya mah udah ga peduli dah, sebodo amat, tapi ya itu anak istri, tiap pagi harusnya mah mereka ngirup udara segar ini malahan bau sampah, kasian mereka takut pada sakit, pernah ada warga sakit berobat ke puskesmas katanya kena ispa gara – gara bau sampah, laporan dah tuh warga ama pengelola, ditanya berobat kemana dokternya siapa, eh malahan dokternya yang kena sembur sama pengelola tpa sampah,

6. Apakah masyarakat terganggu dengan keberadaan atau aktivitas para pemulung yang mendirikan rumah – rumah tinggal sementara di lingkungan masyarakat?

Kalo masalah pemulung buat masyarakat atau saya khususnya sih engga ada masalah soalnya mereka itu kan adanya disana tuh habis portal yang jalan masuk ke tpa sampah jadi ga terlalu ganggu kita yang ada disini, emang sih jadi kumuh tapi engga ga terlalu mengganggu.

Berita acara

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Senin, 21 Desember 2015 Tempat : Warung Kopi

Interview : NN

1. Apakah saudara mengetahui bahwa TPA sampah Cipeucang melakukan perluasan?

Jawab : iya saya tau, tapi tahunya juga pas lagi diperluas aja, kalo sebelum diperluas mah engga pernah ada wacana yang dikasih ke saya.

2. Bagaimana saudara menilai perluasan TPA Sampah Cipeucang ini, apakah memang sudah perlu untuk dilakukan perluasan?

Jawab : Kalo dipikir – pikir si emang tuh sampah yang di cipeucang udah kaya apa tau, udah kaya gunung, diperluas mungkin biar bisa nampung sampah lagi.

3. Apakah masyarakat diikutsertakan dalam proses perluasan area TPA sampah? Jawab : kalo dalam proses perluasannya mah engga si tapi denger berita aja gitu. 4. Apa saja dampak positif untuk masyarakat sekitar dari perluasan TPA sampah

yang telah dilakukan?

Jawab : yang paling dirasain warga apa ya, untuk keseluruhan warga si engga ada ya, paling Cuma untuk orang – orang yang punya kepentingan aja disitu.

5. Bagaimana dampak negatif yang dirasakan masyarakat dengan adanya perluasan TPA sampah?

Jawab : dampak negatif banyak dah, ade rasain aja bau kan sampe sekarang ya paling itu aja yang paling ngeganggu sih.

6. Apakah masyarakat terganggu dengan keberadaan atau aktivitas para pemulung yang mendirikan rumah – rumah tinggal sementara di lingkungan masyarakat?

Kalo masalah pemulung buat masyarakat atau saya khususnya sih engga ada masalah soalnya mereka itu kan adanya disana tuh habis portal yang jalan masuk ke tpa sampah jadi ga terlalu ganggu kita yang ada disini, emang sih jadi kumuh tapi engga ga terlalu mengganggu.

Berita acara

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Minggu, 6 Desember 2015 Tempat : Rumah Warga

Interview : NN

1. Apakah saudara mengetahui bahwa TPA sampah Cipeucang melakukan perluasan?

Jawab : wah itu mah udah lama si denger beritanya, tapi ya memang saya lihat dari kejauhan aja sih dan denger – denger tanah warga ada yg dibeli sama pemkot untuk perluasan TPA katanya.

2. Bagaimana saudara menilai perluasan TPA Sampah Cipeucang ini, apakah memang sudah perlu untuk dilakukan perluasan?

Jawab : perlu banget diperluas mah tapi ya kalo bisa gitu udah deh jangan disini yang dijadiin tempat semua pembuangan sampah dari satu tangsel kan itu yah, kasihan warga kena kebauan.

3. Apakah masyarakat diikutsertakan dalam proses perluasan area TPA sampah? Jawab : banyak politik mas disitu, saya ga mau banyak bicara deh kalo masalah itu takut salah.

4. Apa saja dampak positif untuk masyarakat sekitar dari perluasan TPA sampah yang telah dilakukan?

Jawab : dampak positif yang dirasain si ya paling kita buang sampah disitu tapi ya sama aja bayar – bayar juga sama yang ngankut sampah, warga sini juga si tapi bayar juga.

5. Bagaimana dampak negatif yang dirasakan masyarakat dengan adanya perluasan TPA sampah?

Jawab : negatif nya banyak mas, warga jadi sering sakit, kebauan yang paling utama mah, tapi ya mau gimana lagi kalo udah begini. Mau salahin siapa? Saya juga tinggal ditangsel ini juga sama warga tangsel.

6. Apakah masyarakat terganggu dengan keberadaan atau aktivitas para pemulung yang mendirikan rumah – rumah tinggal sementara di lingkungan masyarakat?

Jawab : saya mah sebodo deh sama pemulung, jauh juga dari rumah saya walaupun ya emang si jadi kaya kesan kumuh aja gitu, padahal dulu mah ga kaya begitu. Bersih deh, skrng udah ga enak situasinya.

TATA CARA

PEMILIHAN LOKASI

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 125/KPTS/1991

TENTANG

PENGESAHAN 21 STANDAR KONSEP SNI BIDANG PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang:

a. bahwa dalam rangka pengadaan Standar Bidang Pekerjaan Umum, yang diperlukan untuk menunjang pembangunan nasional dan kebijaksanaan pemerintah dalam meningkatkan pendaya gunaan sumber daya alam dan dumber daya manusia, telah disusun dan dipersiapkan 21 Standar Konsep SNI Bidang Pekerjaan Umum, sebagaimana tercantum dalam Daftar lampiran Keputusan;

b. bahwa Standar Konsep SNI tersebut huruf a, telah disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan syarat-syarat yang diperlukan, sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan umum dan pembangunan di bidang Pekerjaan Umum;

c. bahwa untuk itu, sambil menunggu proses pengukuhan menjadi Standar Nasional Indonesia.

Dokumen terkait