• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

D. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Al-Ikhlas adalah sebagai pembimbing, motivator, evaluator dan mediator.

Adapun bimbingan yang diberikan oleh guru PAI dalam bentuk memberikan bantuan kepada siswa yang menemui kesulitan dalam membaca Al-Qur’an serta memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengucapkan huruf-huruf hijaiyah dengan benar dan fasih dapat dikatakan sudah baik, karena rata-rata siswa memjawab guru selau membantu dan memberikan bimbingan kepada siswa yang menemui kesulitan dalam membaca Al-Qur’an. Guru sebagai pembimbing dalam

hal memberikan bimbingan mengucapkan huruf hijaiyah dengan fasih sangat berperan untuk mengatasi siswa yang menemui kesulitan dalam membaca

Al-Qur’an, agar siswa senantiasa dapat mengucapkan huruf-huruf hijaiyah (makharijul huruf) dengan baik dan benar. Guru sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran, ini berarti guru dituntut untuk mampu memberikan

membantu murid-murid agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.4

Sedangkan peran guru sebagai motivator yaitu dalam bentuk menyuruh siswa untuk mengulangi pelajaran Al-Qur’an di rumah 46% selalu dilakukan oleh guru

agar siswa dapat terlatih secara khusus dalam memahami ilmu tajwid. Kemudian motivasi dalam bentuk memberikan pujian kepada siswa yang memperoleh nilai baik 36% selalu dilakukan agar dapat merangsang siswa untuk terus bersaha mengembangkan pengetahuannya dalam belajar membaca Al-Qur’an. Selanjutnya motivasi dalam bentuk memberikan hadiah kepada siswa yang baik dalam membaca Al-Quran 76% tidak pernah dilakukan, atau dapat dikatakan guru kurang sekali dalam hal memberikan hadiah kepada siswa yang baik dalam membaca

Al-Qur’an. Sedangkan motivasi untuk selalu belajar membaca Al-Qur’an setiap hari di

rumah 44% selalu dilakukan oleh guru agar siswa terbiasa membaca Al-Qur’an di

luar jam belajar, yakni di rumahnya masing-masing di bawah pengawasan dan bimbingan dari orang tua.

Dari uraian di atas mengenai peran guru PAI sebagi motivator dapat dikatakan cukup baik, yaitu dengan memberikan dorongan agar siswa selalu belajar membaca Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh dan membacanya setiap hari di rumah, sedangkan dalam bentuk materil kurang dilakukan. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran khususnya pendidikan formal ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah interaksi antara siswa dan guru, selain materi pembelajaran yang disampaikan, dorongan semangat dari guru ditambah dengan faktor kepribadian guru juga sangat mempengaruhi dalam mendorong motivasi siswa demi meningkatkan keberhasilan dalam belajar.

Peran guru sebagai evaluator yaitu dengan cara memberikan penilaian kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah berhasil atau faham terhadap pelajaran yang telah disampaikan. Peran guru sebagai evaluator dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperagakan bacaan di depan kelas 54% atau jarang sekali dilakukan dan dalam bentuk memberikan tugas kepada siswa setelah

4

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet ke-I, h. 105

pada saat pelajaran berlangsung dengan sistem membaca Al-Ma’arif (buku

panduan belajar membaca Al-Qur’an SMP Islam Al-Ikhlas) secara individual, siswa yang tidak dapat giliran membaca diberikan tugas oleh guru.5 Selanjutnya dalam memberikan penilaian 51% selalu dilakukan dalam setiap pelajaran

Al-Qur’an dan 44% guru tidak pernah memberikan tugas yang bervariasi kepada siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai evaluator sudah cukup baik, hanya dalam penyampaiannya terlalu monoton.

Selanjutnya dalam penggunaan media tentang pengajaran ilmu tajwid sebagian kecil siswa (49%) mengatakan jarang dilakukan oleh guru. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis pedagogis, maka pengajaran Al-Qur’an yang efektif adalah menggunakan alat

peraga, bagan dan alat sebagainya dengan maksud memberikan kejelasan yang dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Dengan media yang ada, diharapkan proses pengajaran terhindar dari verbalisme yaitu siswa hanya tahu kata-kata yang diucapkan oleh guru tetapi tidak tahu maksudnya.

Sedangkan kesulitan yang dialami siswa adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tajwid, hal ini disebabkan karena siswa menganggap bahwa materi yang diajarkan cukup sulit, akibatnya siswa tidak dapat membaca

Al-Qur’an dengan baik dan lancar. Selain itu kesulitan siswa dalam membaca

Al-Qur’an disebabkan oleh faktor intern atau dari dalam diri siswa itu sendiri dan ekstern. Faktor intern meliputi, kurangnya semangat siswa untuk mengulang kembali pelajaran Al-Qur’an di rumah, kurang membaca Al-Qur’an di rumah

dengan menggunakan kaidah ilmu tajwid dan jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru al-Qur’an, sedangkan faktor ekstern meliputi, kurangnya motivasi dan perhatian dari kedua orang, kurang mendapatkan pendidikan agama sebelumnya baik pendidikan formal maupun non formal serta guru kurang melatih murid-muridnya secara personal dalam pengucapan hokum bacaan tajwid.

5

Guru adalah pejuang bagi peradaban dunia pendidikan. Semua tetesan keringat dan air mata guru tidak akan sia-sia, karena semua itu melahirkan kebaikan di dunia dan akhirat. Kebaikan guru tersebut tak mengharap balasan dari para siswanya. Melihat siswanya sukses pun bagi seorang guru adalah lebih dari cukup dan menjadi kebahagiaan tersendiri. Profesi guru memang sangat mulia.

Sedangkan metode yang dilakukan dalam pembelajaran Al-Qur’an di SMP Al -Ikhlas memiliki beberapa metode dan masing-masing guru memiliki ide-ide tersendiri dalam mengajarkannya, diantaranya yaitu:

Bukan hanya motivasi dari guru, motivasi dari orang tua juga sangat mempengaruhi juga sangat mempengaruhi minat siswa dalam belajar membaca

Al-Qur’an baik di rumah maupun di sekolah. Dengan kurangnya motivasi yang diberikan oleh orang tua, anak pun akan merasa tidak adanya beban untuk bisa atau mampu dalam membaca Al-Qur’an. Sesungguhnya adanya semangat bagi anak

membaca Al-Qur’an. Sementara faktor lain, seperti ketersediaan sarana dan prsarana pembelajaran sebagai pendukung bagi proses pembelajaran yang ada.

1. Metode Individual, yaitu dengan cara siswa bergiliran baca satu persatu dengan gurunya masing-masing.

2. Metode Drill, yaitu latihan siap yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari.

3. Metode Tanya jawab, yaitu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang pelajarn yang telah diajarkan, atau sebaliknya peserta didik bertanya tentang pelajaran yang belum dimengerti. 4. Metode Ceramah, yaitu menerangkan secara lisan oleh guru terhadap peserta

didiknya. Dalam metode ceramah ini hanya satu orang guru yang menerangkan tentang pelajaran ilmu tajwid.

Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an

Dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, buku panduan yang digunakan yaitu

Al-Ma’arif yang memiliki 6 jilid. Hasil penelitian yang penulis dapatkan yaitu

setiap pembelajaran Al-Qur’an masing-masing kelas diajarkan oleh tiga orang guru, khususnya guru Al-Qur’an. Satu orang guru membimbing + 10 orang siswa agar dapat memonitoring hasil bacaan Al-Ma’arif siswa tersebut. Dengan catatan

sebagai berikut:

berdasarkan pengalaman sebagai pembimbing dan penguji skripsi, thesis dan disertas, berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang umumnya diajukan oleh penguji

skripsi/thesis, atau disertasi:

Judul: Apakah judul Anda telah mencerminkan pertanyaan penelitian Anda?

Pertanyaan penelitian. Ini adalah inti penelitian Anda. Oleh karena itu pertanyaan penelitian ini amatlah penting.

1. Apakah pertanyaan itu penting bagi pemecahan sebagian persoalan di masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan?

2. Apakah pertanyaan tersebut belum terjawab oleh peneliti lain?

Latar belakang penelitian: Apakah uraian Anda dalam latar belakang

bagi Anda (yang ingin segera menyelesaikan studi) tapi, terutama, bagi pemecahan masalah di masyarakat dan/atau di bidang ilmu pengetahuan. Anda harus menunjukkan hal itu.

Signifikansi penelitian: Apakah pentingnya menjawab pertanyaan penelitian Anda itu? (Secara rinci, ini mestinya sudah Anda kemukakan dalam latar belakang penelitian. Di sini Anda hanya menegaskan kembali secara ringkas.)

Kajian pustaka yang relevan/terkait. Tujuan bagian ini adalah untuk (1) membuktikan bahwa pertanyaan penelitian Anda benar-benar belum terjawab oleh eneliti lain dan/atau (2) memberikan penjelasan tentang teori yang Anda gunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian Anda tersebut. Oleh karena itu, pertanyaan yang biasa diajukan penguji adalah:

1. Apakah uraian dalam bagian kajian pustaka ini telah membuktikan bahwa pertanyaan penelitian Anda tersebut belum terjawab oleh peneliti-peneliti lain yang juga meneliti topik Anda? Apakah pengetahuan Anda tentang hasil-hasil penelitian sejenis itu cukup luas?

2. Apakah penjelasan tentang teori yang Anda gunakan dalam penelitian itu jelas dan relevan dengan penelitian Anda (atau hanya sekedar memperbanyak halaman saja)?

Metode penelitian:

1. Bagaimana cara Anda mengumpulkan informasi (data) untuk menjawab pertanyaan penelitian itu? Apakah data itu dapat dipercaya (valid dan

reliabel)? Apakah penguji (pembaca) bisa mendapatkan gambaran yang rinci tentang bagaimana Anda melakukannya?

2. Bagaimana cara Anda menganalisa informasi (data) yang telah Anda kumpulkan itu? Apakah analisa Anda itu dapat dipercaya (valid dan

reliabel)? Apakah penguji (pembaca) dapat bisa mendapatkan gambaran yang rinci tentang bagaimana Anda melakukannya?

3. Apa hasil (kesimpulan) analisa Anda? Apakah hasil (temuan/kesimpulan) itu konsisten dengan data dan analisa yang telah Anda sajikan?

Penyajian dan analisa data

1. Apakah data yang Anda sajikan relevan dengan pertanyaan penelitian Anda? Apa data tersebut Anda sajikan sehingga memudahkan

pembaca memahaminya? Apakah data tersebut memudahkan pembaca memahami cara berfikir Anda untuk sampai pada kesimpulan yang Anda ambil?

2. Apakah analisa Anda relevan dan tepat untuk digunakan pada data Anda? Apakah penyajian cara Anda menganalisa data tersebut memudahkan pembaca untuk memahami cara berfikir Anda sehingga sampai pada kesimpulan yang Anda tarik?

Kesimpulan/penutup

1. Apakah kesimpulan terakhir Anda merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian Anda?

atas apa yang telah Anda tulis dalam bab-bab sebelumnya (terutama di bagian analisa atau diskusi)?

Diskusi. Kadang-kadang mahasiswa juga diminta untuk membicarakan implikasi temuan/hasil penelitian itu dalam bagian tersendiri. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan membicarakan bagaimana implikasi temuan/hasil penelitian itu bagi pemecahan sebagian masalah di masyarakat atau pengembangan pengetahuan (yang sudah diutarakan dalam latar belakang penelitian). Oleh karena itu, pertanyaan yang biasanya diajukan penguji

adalah ’bagaimana peneliti (mahasiswa) menunjukkan implikasi temuan

penelitian itu bagi pemecahan sebagian masalah masyarakat atau

pengembangan ilmu pengetahuan itu.’

Masalah teknis penulisan. Penguji juga memperhatikan kejelasan uraian dan hal-hal teknis yang dapat mengganggu kemudahan pembaca memahami isi laporan penelitian (skripsi) Anda. Hal itu mekiputi penomoran halaman, kesalahan ketik/eja, tanda baca, format laporan (sudah memenuhi ketentuan perguruan tinggi atau belum), tata bahasa, penggunaan istilah (kosakata), dsb. Itulah beberapa pertanyaan yang umumnya sering diajukan penguji skripsi guna memastikan bahwa skripsi Anda sudah memenuhi kriteria laporan penelitian ilmiah dan mudah difahami pembaca. Semua jawaban atas pertanyaan ini harus tertulis secara lugas, jelas, dan rinci dalam skripsi Anda. Jangan hanya dijawab secara lisan dalam ujian. Ingat, skripsi Anda akan diletakkan di perpustakaan agar dapat dibaca dan difahami orang lain tanpa kehadiran Anda.

85 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Peran guru PAI dalam pembelajaran Al-Qur’an sangat penting bagi siswa

yang menemui kesulitan dalam membaca Al-Qur’an, karena dengan adanya

peran guru seperti memberikan bimbingan, motivasi dan evaluasi dapat merangsang siswa agar dapat membaca Al-Qur’an lebih baik.

2. Upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam mengatasi kesulitan membaca

Al-Qur’an yaitu dengan selalu memberikan bimbingan dan motivasi yang dapat mendorong siswa untuk selalu belajar membaca Al-Qur’an dengan sungguh -sungguh, menghafal juz ‘Amma dan selalu mementoring siswa secara individual di setiap jam pelajaran Al-Qur’an.

3. Motivasi dari orang tua dan guru sangat mempengaruhi minat siswa dalam belajar membaca Al-Qur’an baik di rumah maupun di sekolah. Dengan

kurangnya motivasi yang diberikan oleh orang tua dan guru, anak pun akan merasa tidak adanya beban untuk bisa atau mampu dalam membaca

Al-Qur’an. Sesungguhnya adanya semangat bagi anak untuk membaca Al-Qur’an

akan lebih meningkatkan kemampuannya dalam membaca Al-Qur’an.

4. Kesulitan siswa dalam membaca Al-Qur’an disebabkan oleh faktor intern atau

dari dalam diri siswa itu sendiri dan ekstern. Faktor intern meliputi, kurangnya semangat siswa untuk mengulang kembali pelajaran Al-Qur’an di rumah,

kurang membaca Al-Qur’an di rumah dengan menggunakan kaidah ilmu

tajwid dan jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru al-Qur’an,

sedangkan faktor ekstern meliputi, kurangnya motivasi dan perhatian dari kedua orang tua, kurang mendapatkan pendidikan agama sebelumnya baik

86 muridnya secara personal dalam pengucapan hukum bacaan tajwid.

B. Saran-Saran