• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Prasarana Persampahan 3R

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR (Halaman 151-156)

Sumber : Buku RISPAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur

B. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R

Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu 3R

1. Lokasi

a. Kawasan permukiman di perkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan berbasis masyarakat;

b. Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.

2. Lingkup Kegiatan

a. Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat (sebagai pengelola), penyusunan rencana kegiatan;

b. Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah, alat komposting;

c. Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikan sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan, daur ulang atau penanganan sampah lainnya dari kawasan yang bersangkutan;

d. TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan KSM dan pemberdayaan masyarakat;

e. Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM TPS 3R;

f. Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

g. Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

3. Kriteria Kesiapan

a. Sudah memiliki RPI2-JM CK dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

b. Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan);

c. Penanganan secara komunal yang melayani sebagian/seluruh sumber sampah yang ada di dalam kawasan;

d. Mendorong peningkatan upaya minimalisasi sampah untuk mengurangi beban sampah yang akan diangkut ke TPA;

e. Pengoperasian dan pemilahan sistem ini dibiayai dan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat di kawasan itu sendiri;

f. Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat.

6.4.3 Drainase

6.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Drainase

Beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang system pengelolaan drainase, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional.

Aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih rendah berdasarkan UU No.17 tahun 2007. Untuk sektor drainase, cakupan pelayanan drainase baru melayani 124 juta jiwa.

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Mengatur Pembagian wewenang dan tanggungjawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab./Kota dan Pemerintah Desa dalam pengelolaan sumber daya air.

3. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber

Daya Air.

Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah satunya melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.

4. Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 2010 – 2014.

Sasaran pembangunan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan dalam RPJMN tahun 2010-2014 khususnya drainase adalah menurunnya luas genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan strategis perkotaan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Dalam upaya pengelolaan sistem drainase perkotaan guna memenuhi SPM perlu tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun.

B. Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase

Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia dan pembangunan tempat tinggal penduduk yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang (RTR) seperti di daerah-daerah yang seharusnya jadi resapan/tempat parkir air (Retarding Pond) dan daerah-daerah bantaran sungai mengakibatkan peningkatan volume air yang masuk ke saluran drainase dan sungai sehingga terlampauinya kapasitas penyediaan prasarana dan sarana drainase perkotaan dan daya tampung sungai. Sebagai akibat dari permasalahan tersebut adalah terjadinya banjir atau genangan yang semakin meningkat.

Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat. Dalam upaya pengelolaan sistem drainase di banyak kota di Indonesia pada umumnya masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu kepada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design (perencanaan), Operation (Operasi) dan Maintanance (Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.

6.4.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan Drainase

Beberapa isu strategis terkait dengan pengembangan drainase di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut :

a. Kondisi topografi yang cenderung datar dan posisi Kabupaten Tanjung Jabung timur yang berada di wilayah gambut memiliki resiko genangan dan banjir yang tinggi.

b. Kab.Tanjung Jabung Timur merupakan wilayah pasang surut air laut sehingga memerlukan teknologi yang tepat guna untuk pengelolaan drainase

c. Banjir tahunan di beberapa wilayah di kab.tanjung Jabung Timur

d. Frekuensi terjadinya rob yang tinggi yang berdampak pada timbulnya genangan di area permukiman di wilayah utara Kabupaten Tanjung Jabung timur belum mendapatkan penanganan yang komprehensif e. Adanya Peluang kerjasama dengan swasta untuk penanganan drainase

yang belum optimal

f. Peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan drainase masih minim.

B. Kondisi Eksisiting Pengembangan Drainase

a. Aspek Teknis

Tabel VI.4.19

Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

No Nama Jalan/ Lokasi Saluran Panjang (m) Dimensi Luas Catch- ment Area (Ha) Kondisi Pengadaan Tinggi (m) Lebar (m) Tahun Sumber Dana Jumlah Biaya 1. Saluran Drainase Kec. Mendahara 2. Saluran Drainase Kec. Rantau Rasau 3. Saluran Drainase Kec.

b. Aspek Pendanaan

Tabel VI.4.20

Pendanaan Sektor Drainase

No Subsektor Belanja (Rp) Rata-rata Pertumbuhan (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Drainase - - - - - - - 1.a Pendanaan Investasi Drainase - - - - - - - 1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD - - - - - - - 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun - - - - - - - c. Kelembagaan

Pada dasarnya aspek legal formal pengelolaan drainase di tingkat kabupaten adalah Dinas Pekerjaan Umum dengan tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang Cipta Karya dan pengelolaan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas.

d. Peraturan Perundang-undangan

Pada dasarnya belum ada peraturan perundang-undangan setingkat daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang mengatur pengelolaan drainase selain Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Dalam peraturan daerah ini, substansi yang diatur hanya terkait arahan pembangunan dan pengembangan sistem drainase.

e. Peran Serta Masyarakat

Belum adanya peran serta masyarakat dan swasta pada sector drainase di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR (Halaman 151-156)

Dokumen terkait