• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR (Halaman 118-127)

Sumber : Buku RISPAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur

6.4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang kebijakan, pengaturan, perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengembangan dan standarisasi teknis di bidang air limbah, drainase dan persampahan permukiman.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 656, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air limbah, drainase dan persampahan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan air limbah, drainase dan persampahan termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

c. Pembinaan investasi di bidang air limbah dan persampahan;

d. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah, drainase dan persampahan; dan

e. Pelaksanaan tata usaha direktorat.

6.4.1. Air Limbah

6.4.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah

Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air limbah, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional.

Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 185 Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya

seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan pentingnya pengaturan prasarana dan sarana sanitasi dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber air.

3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum.

Peraturan ini mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah permukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum.

4. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya

Air.

Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah satunya melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Mensyaratkan tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dan tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota.

6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998 tentang Pedoman

Penetapan Baku Mutu Lingkungan

Mengamanatkan bahwa Pengolahan yang dilakukan terhadap air buangan dimaksudkan agar air buangan tersebut dapat dibuang ke badan air penerima menurut standar yang diterapkan, yaitu standar aliran (stream standard) dan standar efluen (effluent standard).

B. Lingkup Pengelolaan Air Limbah

Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia 186 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang

tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan pengolahan.

Pengolahan air limbah permukiman di Indonesia ditangani melalui dua sistem yaitu sistem setempat (onsite) ataupun melalui sistem terpusat (offsite). Sanitasi sistem setempat (onsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual sedangkan sanitasi system terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah-rumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

6.4.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Air Limbah

A. Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman

a. Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, jumlah rumah tangga dengan akses sanitasi layak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada Tahun 2011 sebesar 19,208%, pada Tahun 2012 menurun menjadi 17,661%, dan pada Tahun 2013 meningkat kembali menjadi 21,231% ;

b. Kondisi muka air tanah yang tinggi akibat genangan dan rob juga menyulitkan dalam pembangunan tangki septik dan pembuangan efluennya;

c. Masih banyak masyarakat yang membuang black water dan grey water secara langsung maupun terselubung ke saluran drainase dan badan air tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu. Hal ini berarti pencemaran akibat pembuangan air limbah yang tidak terkontrol telah menyebabkan pencemaran air di badan air;

d. Belum optimalnya regulasi dalam pengelolaan sistem air limbah;

e. Fungsi saluran drainase yang masih bercampur dengan pembuangan air limbah domestik;

f. Belum ada data yang akurat terhadap jumlah septic tank yang memenuhi standar teknis dan yang tidak memenuhi;

g. Belum ada IPLT untuk pengolahan lumpur tinja; h. Belum ada IPAL untuk pengolahan air limbah;

i. Pembuangan air limbah rumah tangga langsung ke sungai;

j. Belum adanya Teknologi pengolahan dan pengelolaan air limbah yang berwawasan lingkungan.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman

Gambaran umum kondisi eksisting system pengolahan air limbah yang ada saat ini di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut:

a. Aspek Teknis

Kondisi eksisting pengembangan air limbah secara teknis dapat digambarkan pada tabel berikut:

Tabel VI.4.1

Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten

Prasarana

dan Sarana Jumlah Kapasitas

Sistem Pengolahan Lembaga Pengelola Keterangan Kondisi Truk Tinja Tidak

Ada - - - -

IPLT Tidak

Ada - - - -

IPAL Tidak

Ada - - - -

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2013

Dari table diatas dapat digambarkan bahwa saat ini Kabupaten Tanjung Jabung Timur belum memiliki sarana pengolahan air limbah skala kabupaten.

Tabel VI.4.2

Cakupan Pelayanan Sistem On Site

No Kawasan

Jumlah PS Sanitasi system On site

Pengumpulan Pengolahan Jamban Ke MCK Lainnya Septik t Cubluk Lainnya 1. Muara Sabak Timur 2085 - 2622 375 708 1002 2. Lambur 1206 - 1516 217 410 579 3. Simbur Naik 792 - 996 142 269 381 4. Kampung Laut 1157 - 1455 208 393 556 5. Dendang 2879 - 3620 518 978 1383 6. Mendahara 2335 - 2936 420 793 1122 7. Pangkal Duri 758 - 953 136 257 365 8. Kel. Simpang 3224 - 4054 580 1096 1548 9. Rantau Rasau 3963 - 4983 713 1347 1903 10. Sungai Tering 723 - 909 130 245 348 11. Nipah Panjang 2185 - 2747 393 742 1050 12. Sungai Lokan 616 - 775 110 209 297 13. Sungai Jambat 484 - 609 87 164 233 14. Air hitam 415 - 522 74 141 200 15. Simpang tuan 2155 - 2710 387 732 1036 16. Muara Sabak Barat 2804 - 3526 504 953 1347 17. Berbak 1297 - 1631 233 440 624

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2013

Dari tabel diatas dapat digambarkan cakupan pelayanan system On site Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih berupa jamban keluarga sebanyak 29.078 KK dari total 65.641 KK atau 56,72 %, dan jamban yang memenuhi syarat kesehatan baru sebesar 44,72 %.

Tabel VI.4.3

Parameter Teknis Wilayah

No. Uraian Besaran Keterangan

Karakteristik Fisik Kota

1. Jumlah Penduduk 210.420 Jiwa

Tingkat Kepadatan

- Sangat Tinggi (>400 jiwa/Ha) 0 Ha - Tinggi (300 – 400 jiwa/Ha) 0 Ha - Sedang (200 – 300 jiwa/Ha) 0 Ha - Rendah (<200 jiwa/Ha) 544.500 Ha 2. Tipe Bangunan Rumah

Tangga

- Permanen … % KK atau …. Unit

- Semi Permanen … % KK atau …. Unit

- Tidak Permanen … % KK atau …. Unit

3. Badan Air

- Nama Sungai Sungai Mendahara

- Peruntukan Sumber Air Minum

- Debit …. Liter/detik

- Kualitas ….. BOD Mg/liter

….. COD Mg/liter

- Nama Sungai Sungai Lagan

- Peruntukan

- Debit …. Liter/detik

- Kualitas 57,0 BOD Mg/liter

- Nama Sungai Sungai Batanghari

- Peruntukan

- Debit 425.978 Liter/detik

- Kualitas ….. BOD Mg/liter

….. COD Mg/liter

- Nama Sungai Sungai Pamusiran

- Peruntukan

- Debit …. Liter/detik

- Kualitas ….. BOD Mg/liter

….. COD Mg/liter

- Nama Sungai Sungai Teluk Dawan

- Peruntukan

No. Uraian Besaran Keterangan

- Kualitas ….. BOD Mg/liter

….. COD Mg/liter

- Nama Sungai Sungai Air Hitam

Laut - Peruntukan

- Debit …. Liter/detik

- Kualitas ….. BOD Mg/liter

….. COD Mg/liter

- Nama Sungai Sungai Batang

Berbak - Peruntukan

- Debit …. Liter/detik

- Kualitas ….. BOD Mg/liter

….. COD Mg/liter

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2013

b. Pendanaan

Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pengelolaan air limbah belum dilakukan baik pemerintah daerah maupun pihak swasta sehingga tidak ada dana yang dipergunakan untuk pengelolaan air limbah.

c. Kelembagaan

Belum adanya lembaga pengelola air limbah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, hal ini terkait dengan belum adanya fasilitas IPLT dan IPAL.

d. Peraturan Perundangan

Aspek legal formal berupa peraturan dan kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama ini belum ada. Untuk saat ini pengolahan limbah domestik (lumpur tinja) belum berjalan salah satu faktornya adalah fasilitas IPLT dan IPAL yang belum tersedia.

Tabel VI.4.4

Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tanjung Jabung

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Keterangan

Ada Tidak Ada

Efektif Dilaksana kan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan

AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan

pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestic

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah

Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha

Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic

Retribusi penyedotan air

limbah domestic Seharusnya diatur dalam Perda Retribusi, namun prasarana belum ada

Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran

e. Peran Serta Swasta dan Masyarakat

Belum adanya pola kerjasama antara swasta dan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten. Peran serta masyarakat dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam pengolahan air limbah dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Bagi masyarakat yang sudah menyadari dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa.

2) Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini karena keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan. Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang menggunakan sungai sebagai pembuangan limbah domestiknya, meskipun sudah memiliki jamban pribadi dan septictank.

Dalam rangka mendorong partisipasi dan peran serta masyarakat, pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai program SLBM (sanitasi lingkungan berbasis masyarakat) dan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Baik peran serta dalam bentuk tenaga, pendanaan dan pemikiran/perencanaan serta pengelolaan. Pemberdayaan masyarakat ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan air limbah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selain itu, pengelolaan sarana sanitasi oleh masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR (Halaman 118-127)

Dokumen terkait