• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR (Halaman 71-80)

4) Standar Pelayanan Minimal

6.3 Sistem Penyediaan Air Minum

6.3.2.3 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur

1. Permasalahan Teknis

Permasalahan teknis pada kondisi SPAM eksisting di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini adalah sebagai berikut :

1) Masih banyaknya unit instalasi air minum yang belum operasional dikarenakan perencanaan design yang tidak sesuai;

2) Instalasi sumur bor di Sungai Lokan mengalami kekurangan sumber air baku dimana design sumur bor dengan kapasitas 5 lt/det hingga tahun 2012 ini sudah mencapai 462 SR aktif;

3) Masih tingginya tingkat kebocoran di unit Sungai Lokan dimana seharusnya dengan kapasitas produksi mampu mencapai 500 SR dengan tingkat kebocoran 20%, namun hingga kini hanya bisa mencapai 462 SR aktif.

4) Pada unit instalasi sumur bor lainnya, instalasi sudah lama tidak dioperasikan sehingga mempercepat penurunan kualitas instalasi dengan banyaknya karat pada instalasi dan perpipaan.

5) Banyak pompa yang rusak dan hilang sebelum instalasi beroperasi sehingga pada saatnya instalasi akan dioperasikan perlu pengujian kembali pada setiap sistem.

6) Besarnya energi yang diperlukan untuk pengoperasian instalasi sumur bor dan IPA sehingga memerlukan sumber energi listrik yang besar, sementara saat ini sumber energi listrik masih menggunakan Genset yang sangat bergantung pada biaya bahan bakar.

7) Rendahnya perencanaan pengembangan SPAM di kabupaten Tanjung Jabung Timur sehingga banyak instalasi yang terbangun tidak memiliki data teknis seperti peta jaringan, skematik sistem, dan data rencana pengembangan instalasi sehingga banyak instalasi yang “menganggur” setelah dibangun.

Pada akhirnya instalasi tersebut mengalami penurunan kualitas akibat proses korosif dan rendahnya pemeliharaan.

8) Perencanaan sumber air baku merupakan hal yang paling urgensi, sehingga diperlukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan berbagai aspek teknis dan non teknis untuk penggunaannya. Instalasi Pengolahan Air paket baja merupakan salah satu contoh dimana perencanaan penggunaan air baku tidak memperhatikan kontinyuitas sumber air. Permasalahan ini timbul ketika instalasi dioperasikan dimana waduk akan mongering saat airnya dimanfaatkan.

2. Permasalahan Non Teknis

Permasalahan non teknis pada kondisi SPAM eksisting di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini adalah sebagai berikut :

1) Belum terbentuknya lembaga penyelenggaraan SPAM yang resmi menyebabkan banyak instalasi yang terbengkalai akibat kurang pemeliharaan; 2) Rendahnya sumber daya manusia sehingga upaya penyelenggaraan SPAM

yang sedang berjalan saat ini masih memiliki tingkat kebocoran air yang tinggi; 3) Besarnya biaya produksi air dimana proses produksi sangat bergantung pada

harga bahan bakar yang digunakan untuk menghidupi genset.

4) Perencanaan harga tarif air yang perlu memperhatikan aspek sosial dan ekonomi masyarakat yang akan dilayani sehingga dalam menetukan biaya tarif, masyarakat dapat menerima retribusi yang ditentukan.

5) Rendahnya partisipasi masyarakat dalam menumbuhkan “rasa memiliki”

terhadap fasilitas air minum yang ada. Sehingga banyak oknum masyarakat yang mencuri bagian instalasi seperti pompa air, pipa besi, meteran pelanggan, dan lain sebagainya sehingga sistem penyediaan air minum dilokasi tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Tabel VI.3.5

Permasalahan Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

No Aspek Permasalahan Solusi Yang Sudah

Dilakukan

Solusi Yang Sedang Dilakukan A sp e k T e kn is Organisasi SPAM

Belum ada organisasi PDAM, masih dilayani UPTD Bidang

Cipta Karya Dinas PU

Optimalisasi penyelenggaraan melalui

UPTD

Kajian peningkatan SDM Tata Laksana

(SOP,Koordinasi,dll) Penyelenggaraan belum teroganisir seperti PDAM

SDM SDM terbatas

Peningkatan SDM seiring dengan

No Aspek Permasalahan Solusi Yang Sudah Dilakukan

Solusi Yang Sedang Dilakukan A sp e k O p er asi o n al

Sumber Air Baku

Sebagian besar sumber air baku kandungan Fe yang cukup tinggi

tingginya kekeruhan dan kandungan koloidal pada air permukaan

Revitalisasi sumur bor

Bangunan Intake - Pembangunan dan

revitalisasi IPA Beberapa IKK belum ada dan

butuh up rating

Peningkatan kapasitas produksi

Pembangunan dan peningkatan kapasitas produksi melalui sumber

dana APBN Reservoir dan Pompa

Retribusi Minim perawatan -

Pembangunan dan revitalisasi Jaringan Transmisi Sebagian besar tidak dapat

dioperasikan lagi -

Pembangunan dan revitalisasi Jaringan Distribusi

Sebagian besar tidak dapat

dioperasikan lagi -

Pembangunan pipa distribusi utama, ,dan

pelayanan Sambungan Rumah Sebagian besar tidak dapat

dioperasikan lagi -

Pembangunan pipa distribusi SR Meter Pelanggan Sebagian besar tidak dapat

dioperasikan lagi - Pembangunan kembali meter pelanggan A sp e k P e m bia yaa n Sumber-sumber Pembiayaan - Tarif Mekanisme Penarikan Realisasi Penerimaan A sp e k P e ra n Se rt a Ma sya rakat Penyuluhan - Sosialisasi dan pembentukan badan swadaya masyarakat Kemampuan Membayar Kemauan Berbartisipasi

6.3.3. Kebutuhan Pengembangan SPAM

A. Rencana Daerah Pelayanan Air Minum Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Di dalam memenuhi kebutuhan air bersih, Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah melakukan berbagai upaya pelayanan dengan cara sebagai berikut :

1. melakukan peningkatan dan optimasi serta pengembangan sistem jaringan perpipaan dengan cara meningkatkan pelayanan dan peningkatan debit air untuk jaringan perpipaan yang sudah ada dengan menggunakan kapasitas distribusi yang masih tersisa baik itu untuk jaringan perpipaan yang berupa sambungan langsung (SL) maupun yang berupa kran umum (KU), menekan tingkat kebocoran pipa sampai 10% pada jaringan perpipaan serta meningkatkan kualitas pelayanan;

2. peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan sistem jaringan yaitu dengan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan, dengan cara cepat tanggap

terhadap kebocoran pada pipa distribusi eksisting sehingga kehilangan air akibat kebocoran dapat ditanggulangi secepatnya serta melakuka optimasi sistem non perpipaannya. Peningkatan atau optimasi sistem non perpipaan ini menjadi penting karena berkaitan dengan posisi Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang berada pada zona rawan pengambilan air tanah, sehingga ketidakmampuan penyaluran air bersih pada sistem perpipaan eksisting dapat mendorong penduduk untuk mengambil air tanah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air bersihnya;

3. pencarian alternatif lain, Karena keterbatasan sistem jaringan perpipaan dan terbatasnya air tanah yang dapat dijadikan sumber air bersih, maka dilakukan pencaharian alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan pelayan dengan cara menyediakan ground tank sebagai tempat penyimpanan air bersih. Adapun pengisian ground tank tersebut didapat dari mobil tangki air, baik mobil tangki milik pemerintah maupun milik swasta yang mempunyai kapasitas 1500 liter, 3500 liter dan 5000 liter.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2010, kebutuhan air bersih di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2010 – 2030 dilayani melalui:

 Sumber air diarahkan pada pemanfaatan air permukaan dengan intake di sungai terdekat yang potensial.

 Untuk kawasan permukiman perkotaan diarahkan penyediaan air bersih melalui jaringan perpipaan dengan memanfaatkan air baku dari sungai/air permukaan. Diprioritaskan pengembangan ini berpusat pada kawasan perkotaan.

 Untuk kawasan permukiman perdesaan dapat dikembangkan sistem air bersih perdesaan yaitu memanfaatkan sumber air baku yang ada seperti mata air, air tanah dan air sungai (sistem jaringan air perpipaan perdesaan).

Sistem jaringan prasarana air bersih yang dikembangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut:

 sistem jaringan primer, yang dikembangkan dalam rangka membangun sistem dan distribusi air bersih di Kabupaten Tanjung Jabung Timur;

 Sistem jaringan sekunder dikembangkan sebagai media transmisi dari jaringan primer terhadap jaringan tersier/lokal;

 Sistem jaringan tersier dikembangkan dalam rangka melayani pusat-pusat kegiatan utama, dengan prioritas pengembangan pelayanan di kawasan perkotaan, komersial dan fasilitas pemerintahan. Pelayanan penyediaan air bersih di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan melalui pengembangan jaringan perpipaan dengan memanfaatkan air baku dari sungai/air permukaan, prioritas pengembangan jaringan ini di arahkan pada kecamatan yang mempunyai perkembangan yang cukup pesat ke arah kegiatan perkotaan. Dalam menentukan daerah pelayanan Sistem penyediaan Air Minum di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, perlu juga memperhatikan tingkat kerawanan sumber air. Secara umum pemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat cenderung menggunakan sumber air dari sungai/ parit yang ada disekitarnya dan tadah air hujan. Daerah rawan air di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditampilkan pada Gambar berikut ini.

Bila didasarkan pada pelayanan sistem jaringan prasarana air bersih yang dikembangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, wilayah pelayanan sistem jaringan air minum ini masuk ke dalam wilayah pelayanan Zone – 1. Kecamatan-kecamatan yang termasuk kedalam Wilayah Pelayanan Zone - 1 tersebut adalah kecamatan Muara Sabak Barat, Kecamatan Geragai, Kecamatan Dendang, dan Kecamatan Kuala Jambi.

Gambar VI.3.2 Peta Kawasan Rawan Air

B. Perkiraan Kebutuhan AM

1. Proyeksi Penduduk

Kependudukan merupakan faktor penting karena pembangunan dilakukan dan ditujukan untuk kepentingan penduduk itu sendiri. Demikian juga dengan perencanaan air bersih, kebutuhan akan air bersih akan semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk itu dalam perencanaan kebutuhan air minum pada masa yang akan datang diperlukan proyeksi penduduk.

Untuk menentukan proyeksi kebutuhan air minum di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Proyeksi penduduk dilakukan dengan menggunakan metode aritmetika, logaritma, eksponensial maupun geomertri. Metoda-metoda ini kemudian dipilih sesuai dengan kecenderungan perkembangan serta karakteristik wilayah perencanaan.

Berdasarkan Kecenderungan perkembangan penduduk yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sampai tahun 2011, maka proyeksi jumlah

penduduk di kabupaten ini memakai metoda aritmatika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel VI.3.6

Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2018 - 2033

No Kecamatan Luas Lahan

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

Jumlah penduduk Tahun Proyeksi (Jiwa) 2018 2023 2028 2033 1 Muara Sabak Barat 251,75 62,02 18.547 20.641 22.736 24.830 2 Mendahara 911,15 28,78 27.440 28.309 29.179 30.048 3 Mendahara Ulu 381,3 38,82 17.896 20.105 22.315 24.524 4 Geragai 285,35 75,15 26.351 29.885 33.360 36.864 5 Dendang 478,17 31,89 16.668 18.067 19.465 20.864 6 Muara Sabak Timur 410,28 77,21 33.228 35.809 38.390 40.970 7 Kuala Jambi 251,75 119,10 15.925 17.047 18.169 19.291 8 Rantau Rasau 120,52 63,54 22.829 22.970 23.112 23.253 9 Berbak 194,46 51,68 10.225 10.350 10.475 10.600 10 Nipah Panjang 234,7 110,61 27.425 28.889 30.352 31.816 11 Sadu 1.821,2 6,80 13.685 14.693 15.775 16.937 Jumlah 5.340,63 230.219 246.765 263.328 279.997

Sumber: Buku RISPAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Berdasarkan perbandingan jumlah proyeksi penduduk dengan luas lahan perkecamatan dapat dilihat bahwa kecamatan-kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk cukup tinggi terdapat pada Kecamatan Geragai, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kecamatan Muara Sabak Timur,Kecamatan Kuala Jambi, Kecamatan Rantau Rasau dan Kecamatan Nipah Panjang.

2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum

Dalam perhitungan kebutuhan air minum Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dibagi berdasarkan 3 (tiga) kategori, diantaranya adalah kebutuhan air minum untuk wilayah perkotaan (Ibu Kota Kabupaten), kebutuhan air minum wilayah Ibu Kota Kecamatan (IKK), dan kebutuhan air minum wilayah perdesaan. Berdasarkan rencana pelayanan yang telah bahas pada sub bab sebelumnya, wilayah pelayanan air minum terbagi sebagai berikut:

Tabel VI.3.7

Pembagian Wilayah Pelayanan Air Minum

No Kecamatan Desa/ Kelurahan

Perkotaan (Ibu Kota Kabupaten)

1 Muara Sabak Barat Nibung Putih, Parit Culum II, Parit Culum I, Teluk Dawan, Talang Babat, Rano, Kampung Singkep

2 Geragai Pandan Jaya, Pandan Makmur

3 Muara Sabak Timur Muara Sabak Ilir, Muara Sabak Ulu Ibu Kota Kecamatan

1 Mendahara Mendahara Ilir

2 Mendahara Ulu Pematang Rahim

3 Muara Sabak Timur Simbur Naik, Lambur

4 Geragai Lagan tengah, Sukamaju, Rantau karya, Kota Baru

5 Dendang Rantau Indah, Kuala Dendang, Sidomukti, Kuto Kandis Dendang, Jatimulya, Catur Rahayu

6 Kuala Jambi Kampung Laut, Tanjung Solok, Teluk Majelis, Majelis Hidayah 6 Rantau Rasau Bandar Jaya, Rantau Rasau I, Rantau Rasau II, Bangun Karya

7 Berbak Simpang

8 Nipah Panjang Nipah Panjang II, Nipah Panjang I

9 Sadu Sungai Lokan, Sungai Itik

Perdesaan

1 Mendahara Mendahara Tengah, Pangkal Duri, Lagan Ilir, Bhalti Idaman, Merbau, Sungai Tawar, Sinar Kalimantan, Pangkal Duri Ilir

2 Mendahara Ulu Bukit Tempurung, Sungai Toman, Simpang Tuan, Sungai Beras, Sinar Wajo, Mencolok

3 Geragai Pandan Lagan, Pandan Sejahtera, Lagan Ulu

4 Dendang Koto Kandis

5 Muara Sabak Timur Lambur II, lambur I, Siau Dalam, Kota Raja, Alang-alang, Sungai Ular, Kota Harapan, Kuala Simbur

6 Kuala Jambi Kuala Lagan, Manunggal Makmur

Manunggal Makmur

7 Rantau Rasau Rantau Jaya, Sungai Dusun, Harapan Makmur, Marga Mulya, Karya Bhakti, Pematang Mayan, Trimulya

8 Berbak Rawasari, Rantau Makmur, Telaga Limo, Sungai Rambut, Rantau Rasau

Desa

9 NIpah Panjang Sungai Raya, Teluk Kijing, Pemusiran, Simpang Datuk, Simpang Jelita, Bunga Tanjung, Sungai Tering, Sungai Jeruk

10 Sadu Sungai Benuh, Labuhan Pering, Sungai Cemara, Air Hitam Laut,

Sumber : Buku RISPAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Metode perhitungan kebutuhan air minum di Kabupaten Tanjung Jabung Timur menggunakan perhitungan yang standar Direktorat Pengembangan Air Minum –

1) Standar kebutuhan air minum untuk daerah perkotaan adalah 90-150 ltr/det; 2) Standar kebutuhan air minum untuk IKK adalah 90-130 ltr/det;

3) Standar kebutuhan air minum untuk daerah perdesaan adalah 60-90 ltr/det; dan

4) Besarnya kebocoran yang direncanakan adalah 30% dan menurun hingga 20%

Berikut ini adalah hasil perhitungan kebutuhan air minum kabupaten Tanjung Jabung Timur yang diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan air minum untuk wilayah Ibu Kota Kabupaten, Ibu Kota Kecamatan, dan Perdesaan. Juga ditampilkan tabel rencana pengembangan SPAM untuk sistem bukan jaringan perpipaan.

Tabel VI.3.8

Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Minum Wilayah Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

A Kependudukan

1 Jumlah Penduduk Jiwa 31.664 32.411 33.158 33.906 37.641 41.377 43.619

2 Tingkat Pelayanan % 50% 60% 65% 70% 74% 78% 80%

3 Penduduk Terlayani Jiwa 15.832 19.447 21.553 23.734 27.855 32.274 34.895 4 Jumlah Penduduk Per SR Jiwa 5 5 5 5 5 5 5

B Kebutuhan Domestik Sambungan Rumah

1 Persentase Pelayanan % 80% 80% 80% 80% 90% 95% 100% 2 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 12.666 15.557 17.242 18.987 25.069 30.660 34.895 3 Jumlah SR Unit 2.533 3.111 3.448 3.797 5.014 6.132 6.979 4 Pemakaian Per Orang lt/hari 100 110 110 120 130 140 150 5 Pemakaian Air Rata-rata lt/detik 18 25 27 33 42 52 61

Hidran Umum/ Kran Umum

1 Persentase Pelayanan % 20% 20% 20% 20% 10% 5% 0%

2 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 3.166 3.889 4.311 4.747 2.785 1.614 -3 Penduduk Per sambungan Jiwa 100 100 100 100 100 100 100 4 Jumlah Sambungan HU/KU Unit 32 39 43 47 28 16 -5 Pemakaian Air l/o/hari 30 30 30 30 30 30 30 6 Pemakaian Rata-rata lt/det 1 1 1 2 1 1

-Kebutuhan Total Domestik

1 Jumlah Pelanggan Domestik SR 2.565 3.150 3.492 3.845 5.042 6.148 6.979 2 Pemakaian Rata-rata Domestik lt/detik 19 26 29 35 43 53 61

C Kebutuhan Non Domestik

Persentase Kebutuhan Non Domestik % 15% 15% 15% 18% 20% 20% 20% Total Kebutuhan Non Domestik lt/detik 3 4 4 6 9 11 12

D Kebutuhan Air Total lt/detik 22 30 33 41 51 63 73

E Kehilangan Air

% Kehilangan Air % 30% 25% 25% 25% 25% 20% 20%

Jumlah Kehilangan Air lt/detik 6,70 7,51 8,32 10,21 12,86 12,69 14,54

F Kebutuhan Air Rata-rata (D+E) lt/detik 29 38 42 51 64 76 87

G Kebutuhan Hari Maksimum

- Faktor Koefisien 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 - Kebutuhan Air lt/detik 35 45 50 61 77 91 105

H kebutuhan Jam Puncak

- Faktor Koefisien 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75 - Kebutuhan Air lt/detik 51 66 73 89 113 133 153

2018 Tahun Keterangan No 2023 2028 2031 Satuan 2017 2016 2015

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR (Halaman 71-80)

Dokumen terkait