• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI LAUT

A. KONDISI UMUM

Pada kurun waktu 2003-2007 kondisi permintaan jasa transportasi laut mengalami perubahan baik untuk angkutan barang (sebagian besar menggunakan kontainer) maupun angkutan penumpang. Jumlah muatan angkutan laut barang terus meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 5,5% pertahun.

Jika muatan pada tahun 2003 berjumlah 613,446 juta ton

maka pada tahun 2004 telah meningkat menjadi sebesar 652,645 juta ton yang terdiri dari 187,578 juta ton muatan dalam negeri dan 465,067 juta ton muatan ekspor/impor, sedangkan pada tahun 2005 jumlah muatan yang diangkut sebesar 699,31 juta ton yang terdiri dari muatan dalam negeri 206,34 juta ton dan 492,97 juta ton muatan ekspor/impor dan pada tahun 2006 jumlah muatan yang diangkut sebesar 735,933 juta ton yang terdiri dari muatan dalam negeri 220,78 juta ton dan 515,153 juta ton muatan ekspor/impor, pada tahun 2007 jumlah muatan yang diangkut sebesar 759,851 juta ton yang terdiri dari muatan dalam negeri 227,955 juta ton dan 531,896 juta ton muatan ekspor/impor.

Pangsa armada pelayaran nasional dalam mengangkut muatan dalam negeri pada tahun 2004 sebesar 53%, pada tahun 2005 meningkat menjadi 55 %, tahun 2006 meningkat menjadi 61 %, tahun 2007 meningkat menjadi 65%, sedangkan pangsa mu- atan dalam negeri yang diangkut armada pelayaran asing pada tahun 2000 sebesar 47% dan pada tahun 2005 menurun menjadi 45%, pada tahun 2006 menurun menjadi 39% dan pada tahun 2007 menjadi 35%.

Pangsa armada pelayaran nasional dalam mengangkut muatan ekspor/impor pada tahun 2004 sebesar 4,60% dan pada tahun 2005 pangsanya meningkat menjadi sebesar 5% dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 6%, tahun 2007 menjadi 6%. Sedangkan pangsa armada pelayaran asing pada tahun 2000 sebesar 95,40% dan pada tahun 2005 menurun menjadi 95%, pada tahun 2006 menurun menjadi 94%, serta pada tahun 2007 tetap sebesar 94%.

Jumlah ruas rute yang dilayani angkutan laut perintis, tahun 2004: 47 rute, tahun 2005: 48 rute, tahun 2006: 52 rute, tahun 2007: 53 rute dan tahun 2008: 56 rute.

Sehubungan dengan makin tajamnya persaingan antara moda transportasi laut dengan moda transportasi udara, mulai tahun 2004 sampai 2007 jumlah penumpang yang diangkut oleh kapal-kapal laut mengalami penurunan. Jika pada tahun 2004

Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009

jumlah penumpang kapal mencapai 8,782 juta orang, maka pada tahun 2005, 2006, 2007 berturut-turut mengalami penurunan menjadi 7,108 juta orang; 7,180 juta orang; 5,880 juta orang.

Sampai dengan tahun 2007 jumlah pelabuhan umum yang diselenggarakan secara komersial oleh PT. Pelindo (I s/d IV) adalah 111 pelabuhan (74 pelabuhan terbuka untuk perda- gangan luar negeri), jumlah pelabuhan yang diselenggarakan oleh pemerintah berjumlah 614 pelabuhan (31 pelabuhan terbuka untuk perdagangan luar negeri), Jumlah Pelabuhan Khusus/Terminal Khusus 450 unit, dan DUKS/Terminal Untuk Kepentingan Sen-diri 712 unit.

Selama kurun waktu tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 telah terjadi 683 kasus kecelakaan kapal di laut, dimana 239 kasus diantaranya disebabkan oleh faktor manusia, 220 faktor alam, dan 224 kasus disebabkan faktor teknis. Kondisi fasilitas penunjang keselamatan pelayaran sampai dengan tahun 2007 adalah 2.585 unit Sarana Bantu Navigasi, terdiri dari 274 unit menara suar, 1.564 unit rambu suar, 747 unit pelampung suar, serta 148 unit sarana telekomunikasi pelayaran terdiri dari 33 SROP + GMDSS, 115 SROP + Mobile Service. Armada kapal kenavigasian berjumlah 626 unit, terdiri dari 61 unit kapal kenavigasian, 416 unit kapal kesyahbandaran / MI, sedangkan armada kapal patroli (Kelas I s.d Kelas V) berjumlah 149 unit. Kondisi kualitas Fasilitas Penunjang Keselamatan Pelayaran sampai dengan tahun 2007 dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Fasilitas sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP), tingkat

kecukupan 58,60% ; keandalan 92,96%;

2. Fasilitas sarana telekomunikasi pelayaran (STP):

tingkat kecukupan A1: 11,00%; keandalan A1: 26,19%; tingkat kecukupan A2: 52,38%; keandalan A2: 12,99%; tingkat kecukupan A3: 92,31%; keandalan A3: 92,31%; Keterangan:

A1: Suatu area dengan cakupan dari suatu radio telepon paling sedikit satu perangkat radio VHF SROP yang dapat memancarkan alert DSC secara terus menerus; A2: Suatu area diluar area 1 dengan cakupan dari suatu

radio telepon yang dilengkapi paling sedikit satu perangkat radio MF Stasiun Radio Pantai yang dapat memancarkan alert DSC secara terus menerus;

A3: Suatu area yang tidak termasuk area A1 dan A2 dengan cakupan dari suatu Satelit Geostasionary INMARSAT yang dapat memancarkan secara terus menerus.

3. Kapal navigasi berjumlah 61 unit dengan tingkat kecukupan

88,67% dan kondisi teknis di atas 80% sebanyak 19 kapal,

Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009

dan kondisi lainnya 42 kapal, sedangkan kapal berumur kurang dari 10 tahun sebanyak 9 kapal, umur 10 – 19 tahun sebanyak 8 kapal, umur 20 – 29 tahun sebanyak 5 kapal, umur 30- 39 tahun sebanyak 20 kapal, dan 19 kapal berumur diatas 40 tahun.

4. Fasilitas Pemanduan dan Penundaan terdiri dari Kapal

Pandu sebanyak 84 unit (milik swasta), kapal tunda seba- nyak 100 unit (milik swasta) dan Tenaga Pandu sebanyak 12 orang PNS Ditjen Hubla.

5. Jumlah kapal KPLP/GAMAT 149 unit, yang terdiri dari 136

unit berada di Adpel/Kanpel dan 13 unit berada di Armada PLP dengan kondisi teknis berkisar antara 66,67%;

6. Jumlah Kapal Inspeksi/Kesyahbandaran sebanyak 416 unit,

dengan tingkat kecukupan 54,37%.

B. SASARAN

Sasaran pembangunan transportasi laut tahun 2009 adalah : Meningkatnya aksesibilitas pelayanan transportasi laut yang terjangkau melalui pembangunan sarana dan prasarana di daerah terpencil, pedalaman, perbatasan, pulau-pulau kecil dan terluar dalam rangka mempertahankan kedaulatan NKRI dan mendukung peningkatan perkonomian daerah serta pemberian subsidi keperintisan dan PSO.

C. STRATEGI

Pembangunan transportasi laut tahun 2009 dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan transportasi laut nasional;

2. Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penye-

lenggaraan transportasi laut;

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

D. PROGRAM PEMBANGUNAN

Program pembangunan transportasi laut tahun 2009 seperti terlihat pada tabel VI-1 bertujuan untuk mendukung pengembangan transportasi laut yang lancar, terpadu, aman dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan efisiensi pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan pelayanan angkutan antar wilayah serta mendorong ekonomi nasional, dengan biaya Rp.4.258 Triliun meliputi :

1. Program Pembangunan Prasarana Transportasi Laut;

2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana

Transportasi Laut;

3. Program Restrukturisasi Kelembagaan dan Peraturan

Transportasi Laut;

Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009

4. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan.

TABEL VI- 1

PROGRAM PEMBANGUNAN TRANSPORTASI LAUT TAHUN 2009

No. Kegiatan Satuan Jumlah Rp (Miliar) I. PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA

TRANSPORTASI LAUT

a. Subsidi Pengoperasian Angkutan Laut Perintis di 56 (lima puluh enam) pangkalan antara lain : Meulaboh, Tg. Pinang, Teluk Bayur, Bengkulu. Surabaya, Tg. Wangi, Bima, Kupang, Sintete, Singkawang, Pulang Pisau, Kota baru, Bitung, Tahuna, Pagimana, Kolonedale, Kendari, Makassar, Ambon, Saumlaki, Tual, Ternate, Sanana, Babang, Jayapura, Merauke, Biak, Sorong dan Manokwari.

Trayek 62 269

b. Pembangunan fasilitas pelabuhan antara lain : Labuhan Angin, Tg. Buton, Dumai, Adault, Saumlaki, Namrole, Amurang, Gorontalo, Panarukan, Tg. Tembaga, Ende, Ipi, Tg. Batu (Manggar), Boom Banyuwangi, Kahakitang, Rembang, Kalbut, Pasean, Tahuna, Sawang, Tilamuta, Siwa, Janeponto, Lab. Amuk, Sape, Carik, Reo, Waiwole, Tg. Silopo, Babang, Dobo, Kayoa, Palaihari, Kari- angau, Penajam Pasir, Maloy/ Sangkulirang, Manado, Sei Nyamuk, Anggrek, Leok, Garongkong, Belang-Belang, Lakor, A. Yani.

Paket 1,041.841

c. Pembangunan Pelabuhan akibat Tsunami di NAD (Calang, Malahayati, Langsa)

Pelabuhan 3 85.339

d. Urgent Rehabilitation Tanjung Priok Port Paket 50

e. Kegiatan yang didanai oleh PLN, antara lain :

Maritime Telecomunication System Develop- ment Project (Phase IV), Procurement of ATN Vessel

Unit 4 342

f. Improvement and Development of Indonesia Aids to Navigation

Paket 1 12.75 g. Port Security System Improvement Plan di

Belawan, Dumai, Tg. Pinang, Tlk. Bayur, Palembang, Pontianak, Benoa, Bitung, Makassar

Pelabuhan 9 6

h. Pembangunan SBNP, antara lain : Menara Suar

Rambu Suar Rambu Tuntun

Pengadaan SBNP TA 2008 akibat pemoto- ngan BBM Unit Unit 11 116 101 59.68 i. Pembangunan VTS Selat Malaka Tahap I Paket 1 42.3

j. Pengadaan SRS Paket 1 112.970

k. Peralatan Search and Rescue (SAR) Set 18 6.3 l. Pembangunan Kapal Patroli, yang terdiri dari

kapal klas : I-A I-B II III IV V Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit 77 2 1 2 7 20 45 900

Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009

No. Kegiatan Satuan Jumlah Rp (Miliar) m. Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis yang

terdiri dari: 900 DWT 750 DWT 500 DWT 350 DWT unit unit unit unit 2 2 2 2 114

n. Lanjutan pembangunan kapal 2000 GT (batu bara)

Unit 5 110 o. Pilot Project National Single Window 3

Pelabuhan Utama di Tg. Priok, Tg. Perak, Makassar.

Paket 1 15

p. Indonesia Ship Reporting System di Selat Sunda dan Lombok

Paket 1 6 II PROGRAM REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN

PRASARANA TRANSPORTASI LAUT

a. Pengerukan Alur dan Kolam pelabuhan Paket 10 71 III PROGRAM RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN

DAN PERATURAN TRANSPORTASI LAUT

Paket 1 379.169

IV PROGRAM PENYELENGGARAAN PIMPINAN KENEGARAAN DAN KEPEMERINTAHAN

Paket 1 894.587

Sumber : Ditjen Perhubungan Laut, 2008

Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009

BAB VII

Dokumen terkait