PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DARAT
IV- 7 Pada lintas-lintas penyeberangan yang padat, peranan PT
3. Transportasi Perkotaan
Sasaran pembangunan transportasi perkotaan tahun 2009 adalah terwujudnya :
a. Peningkatan tata cara dan konsep pembinaan
transportasi perkotaan;
b. Peningkatan partisipasi dan peranserta institusi terkait
dalam penyelenggaraan transportasi perkotaan;
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
c. Peningkatan kualitas penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan perkotaan;
d. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
transportasi perkotaan;
e. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pening-katan
tertib lalu lintas;
f. Peningkatan tertib lalu lintas dan keselamatan angkutan
perkotaan;
g. Peningkatan inovasi pengembangan dan teknologi
transportasi perkotaan.
4. Keselamatan Transportasi Darat
Sasaran pembangunan keselamatan transportasi darat tahun 2009 adalah terwujudnya :
a. Sektor 1. Koordinasi dan Manajemen Keselamatan Jalan
Tujuan adalah adanya pembagian tanggung jawab secara jelas dalam kegiatan/kebijakan keselamatan jalan dengan organisasi yang terkoordinasi dengan baik, baik pada level nasional maupun daerah dengan perwakilan tiap unsur terkait dan dilengkapi dengan dukungan teknis dan finansial untuk mengatur dan meng- koordinasikan kegiatan-kegiatan keselamatan lalulintas dengan tujuan untuk mengurangi jumlah dan korban kecelakaan.
b. Sektor 2. Sistem Data Kecelakaan Jalan
Tujuan terbentuknya sistem pengumpulan, penyim- panan, pemanggilan dan analisis data kecelakaan yang memadai dan dilaksanakan menyeluruh dalam tingkatan nasional yang memungkinkan pelaksanaan analisis, diseminasi dan penentuan prioritas tindakan kese- lamatan lalulintas secara komprehensif.
c. Sektor 3. Pendanaan Keselamatan Jalan
Tujuan menggali adanya sumber dana yang tepat dan memadai untuk seluruh sektor jalan.
d. Sektor 4. Perencanaan dan Desain Keselamatan Jalan
Tujuan adanya peningkatan kesadaran akan keselamatan lalulintas pada perencanaan dan perancangan jalan untuk meminimalkan jumlah korban kecelakaan lalulintas.
e. Sektor 5. Perbaikan Daerah Rawan Kecelakaan /
berbahaya
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
Tujuan menganalisis menyeluruh pada data kecelakaan untuk identifikasi, analisis dan perbaikan lokasi-lokasi rawan kecelakaan.
f. Sektor 6. Pendidikan dan Keselamatan Jalan Untuk Anak
Tujuan meningkatkan kemampuan anak untuk mengatasi bahaya lalulintas dengan memberikan pendidikan mengenai perilaku berlalulintas yang selamat sehingga dapat mengurangi resiko akan terlibat dalam kecelakaan.
g. Sektor 7. Pelatihan dan Pengujian Pengemudi
Tujuan meningkatkan keselamatan jalan dengan peningkatan pelatihan dan pendidikan bagi pengemudi dan penyaringan calon pengemudi secara lebih ketat, sehingga hanya mengemudi yang dapat menunjukkan ketrampilan mengemudi secara aman dalam situasi jalan yang normal yang layak mendapatkan izin mengemudi.
h. Sektor 8. Kampanye dan Sosialisasi Keselamatan Jalan
Tujuan meningkatkan keselamatan jalan dengan publikasi dan advokasi yang lebih efektif dengan target pada kelompok pengguna jalan beresiko tinggi pada kecelakaan dan kelompok lain yang dapat terancam keselamatannya.
i. Sektor 9. Standar Keselamatan Kendaraan Bermotor
Tujuan meningkatkan keselamatan jalan dengan pengujian berkala pada kendaraan terdaftar dan pelaksanaan pengujian tipe kendaraan baru dengan menggunakan peralatan dan teknologi modern untuk menghidarkan beroperasinya kendaraan-kendaraan yang tidak layak jalan.
j. Sektor 10. Peraturan Lalulintas
Tujuan untuk mengembangkan system peraturan yang actual dan relevan dan sistem pelaksanaan yang efisien.
k. Sektor 11. Penegakan Hukum
Tujuan untuk meningkatkan keselamatan jalan dengan peran polentas dalam menegakkan peraturan lalulintas dengan menggunakan peralatan yang modern dan pengadaan upaya taktis untuk meyakinkan dan meningkatkan kepatuhan dan perilaku tertib berla- lulintas bagi pengguna jalan.
l. Sektor 12. Pertolongan Pertama Bagi Korban Kecelakaan
Lalulintas
Tujuan menyediakan perawatan gawat darurat yang efektif dan menyeluruh pada skala national pada korban
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
kecelakaan di lokasi kejadian dan akomodasi korban menuju instalasi medis dan rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
m. Sektor 13. Riset Keselamatan Jalan
Tujuan meningkatkan keselamatan lalulintas lewat penelitian dengan alokasi dana yang memadai dan terkoordinasi untuk dapat memperjelas permasalahan- permasalahan yang terdapat dalam bidang keselamatan lalulintas dan penyediaan informasi untuk penentuan kerangka kerja kebijakan dan tindakan penanganan yang sesuai dan efisien.
n. Sektor 14. Biaya Kecelakaan Lalulintas
Tujuan mengembangkan pengetahuan dan perkiraan mengnai biaya kecelakaan lalulintas dengan metode besaran yang realistis.
o. Sektor 15. Kolaborasi
Tujuan menjalin kerjasama yang efektif antara peme- rintah, swasta dan masyarakat untuk mewujudkan keselamatan lalulintas.
C. STRATEGI
Pembangunan transportasi darat tahun 2009 dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut:
1. Transportasi Jalan
a. Meningkatkan kondisi pelayanan prasarana jalan dan
penanganan muatan lebih secara komprehensif;
b. Meningkatkan keselamatan lalu-lintas jalan secara
komprehensif dan terpadu;
c. Meningkatkan kelancaran pelayanan angkutan jalan
secara terpadu;
d. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan kepada
masyarakat melalui pelayanan perintis;
e. Menyusun RUJTJ (Rancangan Umum Jaringan
Transportasi Jalan); Revisi UU No. 14/1992; Standar Pelayanan Minimal; Standar Teknis; Pengendalian & Pengawasan di Daerah;
f. Meningkatkan profesionalisme SDM, kemampuan mana-
jemen & rekayasa lalu lintas;
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
g. Meningkatkan pengembangan transportasi yang berke- lanjutan.
2. Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan
a. Meningkatkan tingkat keselamatan & kualitas pelaya-
nan sarana & prasarana pengelolaan angkutan;
b. Meningkatkan kelancaran & kapasitas pelayanan lintas jenuh, memperbaiki tatanan pelayanan angkutan antar moda;
c. Meningkatkan pengembangan pelayanan ASDP:
1) Jawa & Madura untuk kegiatan pariwisata, angkutan lokal pada lintas penyebaran antar provinsi, antar pulau dan pengembangan lintas penyeberangan kabupaten/kota;
2) Bali & Nusa Tenggara untuk kegiatan transportasi lokal, terkait dengan pariwisata seperti di Danau Bedugul, Batur, Kelimutu; pelayanan lintas penye- berangan antar negara; antar provinsi antar pulau; antar kabupaten/kota;
3) Kalimantan untuk kegiatan pelayanan jaringan
transportasi sungai, lintas penyeberangan antar provinsi, antar pulau, dan antar negara (inter- nasional);
4) Sulawesi untuk kegiatan penyeberangan di danau Tempe, Towuti, Matano, lintas penyeberangan antar provinsi, dalam dalam provinsi;
5) Maluku & Papua untuk kegiatan penyeberangan antar provinsi, dan antar kepulauan dalam provinsi.
3. Transportasi Perkotaan
a. Mewujudkan pemulihan pelayanan bus kota sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal;
b. Mewujudkan pemaduan pengembangan kawasan dengan
sistem transportasi kota;
c. Meningkatkan pengembangan angkutan massal dengan
Bus Rapid Transit;
d. Mewujudkan jalinan keterhubungan pusat kota dengan
outlet (bandara), pusat produksi dengan outlet (pelabuhan laut);
e. Meningkatkan pengembangan Transportasi berkelan-
jutan;
f. Merealisasikan adanya keterpaduan antara sistem
jaringan jalan dengan tata guna lahan;
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
g. Melakukan optimalisasi terhadap penggunaan sistem jaringan jalan yang ada;
h. Menyediakan standar teknis penyusunan dan penetapan
jaringan transportasi di kawasan perkotaan;
i. Menyediakan SPM kinerja sistem jaringan jalan;
j. Menyediakan data base profil transportasi perkotaan
untuk seluruh kota di Indonesia, terutama kota metropolitan, kota raya, kota besar dan kota sedang;
k. Melaksanakan analisis dan evaluasi dampak lalulintas
pada pusat-pusat kegiatan di jalan nasional;
l. Menyediakan data base transportasi ramah lingkungan
dan hasil rekomendasi penanganan dampak pembangunan pada pusat kegiatan di jalan nasional di perkotaan;
m. Menurunnya kandungan emisi gas buang kendaraan
bermotor;
n. Memenuhi pedoman/standar peraturan dibidang
lalulintas perkotaan;
o. Mewujudkan tingkat pelayanan pada jalan tol di kawasan
perkotaan;
p. Mewujudkan tingkat pelayanan pada persimpangan jalan
nasional di kawasan perkotaan;
q. Mewujudkan lalulintas yang tertib dan teratur;
r. Mewujudkan prasarana dan kondisi lalulintas yang
mendorong dan melindungi lalulintas kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki;
s. Konservasi dan diversifikasi energi bidang transportasi
perkotaan dengan pemanfaatan bahan bakar alternatif (BBG dan BBN) untuk angkutan umum yang ramah lingkungan.
4. Keselamatan Transportasi Darat
a. Memperkuat koordinasi dan penanganan keselamatan
jalan;
b. Menciptakan masyarakat yang sadar dan menghargai
keselamatan di jalan melalui pendidikan;
c. Perencanaan dan evaluasi kinerja manajemen kese-
lamatan jalan;
d. Meningkatkan ketertiban dan keselamatan dalam
berlalulintas;
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
e. Menciptakan system penjaminan resiko keselamatan yang berkeadilan dan sumber pendanaan keselamatan lalulintas;
f. Minimalisir risiko ancaman dari defensiasi pada
lalulintas dan lingkungan jalan melalui rekayasa modern;
g. Mengupayakan perlindungan bagi kelompok pengguna
jalan yang rentan dan mendorong moda yang lebih berkeselamatan;
h. Membangun sistem tanggap darurat yang mudah diakses
dan responsif.
5. Pemberian Kemudahan Akses Bagi Penyandang Cacat
a. Menyempurnakan regulasi pemerintah menyangkut ketentuan-ketentuan pokok mengenai pembangunan fasilitas publik dan sarana transpotasi yang ramah terhadap penyandang cacat;
b. Menyusun pedoman teknis bagi perusahaan jasa angkutan publik (darat) yang ramah terhadap penyandang cacat;
c. Melakukan sosialisasi atas regulasi dan panduan teknis tentang ketentuan-ketentuan pokok pembangunan fasilitas publik dan sarana transportasi kepada masyarakat luas;
d. Melakukan aksi sosial tentang penggunaan fasilitas publik dan sarana transportasi yang ramah terhadap penyandang cacat;
e. Membangun fasilitas yang memudahkan bagi
penyandang cacat di tempat menunggu angkutan baik di terminal maupun di dermaga penyeberangan;
f. Melakukan peningkatan dan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi bagi penyandang cacat;
g. Meningkatkan layanan informasi bagi penyandang cacat; h. Melakukan penguatan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 71 Tahun 1999 tentang Aksesibilitas bagi Penyandang Cacat dan orang sakit pada sarana dan prasarana perhubungan menjadi Peraturan Pemerintah; i. Melakukan penyusunan Peraturan Daerah (Perda)
tentang aspek aksesibilitas bagi penyandang cacat pada bangunan umum termasuk prasarana perhubungan darat seperti : terminal, dermaga pelabuhan, dan halte; j. Melakukan penyusunan pedoman teknis penggunaan
sarana transportasi darat yang ramah terhadap penyandang cacat;
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
k. Melakukan penyelenggaraan kampanye publik/ sosialisasi kepada masyarakat tentang kepedulian pengguna fasilitas publik dan sarana transportasi bagi penyandang cacat.