• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

TINJAUAN PUSTAKA

7. Pembayaran Angsuran

Pembayaran angsuran adalah kewajiban mitra binaan menyetorkan sejumlah angsuran (pinjaman pokok + bunga) perbulan ke rekening Unit CD/Telkom selama masa PKS.

8. Anggunan

Angsuran adalah satu jaminan mitra binaan yang diserahkan kepada Unit CD, sebagai ikatan tanggung jawab terhadap dana pinjaman yang harus dikembalikan oleh mitra binaan. Sebelum memberikan pinjaman Telkom Sub Area Medan harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari debitur atau calon Mitra Binaan. Bila terdapat unsur-unsur lain telah dapat diperoleh keyakinan atas kemampuan calon Mitra Binaan mengembalikan utangnya, agunan dapat berupa Sertifikat Hak Milik atau Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Apabila mitra binaan tidak memenuhi kewajiban untuk mengangsur selama 3 bulan berturut-turut, maka mitra binaan memberikan kasa untuk melelang agunan yang diserahkan pada waktu PKS ditandatangani untuk dilelang. Uang hasil lelang tersebut digunakan untuk melunasi sisa pinjaman terhutang. Apabila terdapat kelebihan dari hasil lelang, maka akan diserahkan kepada mitra binaan terkait, namun apabila hasil lelang tidak mencukupi, maka kekurangan pelunasannya tetap menjadi hutang mitra binaan untuk dibayar kembali kepada Telkom(PT. Telekomunikasi Indonesia, 2008:05).

2.3.5. Dasar Hukum Pengelolaan PKBL

1) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor. KEP-236/MBU/2003, Tanggal 17 JUNI 2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

2) Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor. SE 433/MBU/2003 Tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

3) Keputusan DireksiNomor. KD 51/PS150/COP-B0030000/2006 13 September 2006 tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center).

4) Keputusan Direksi PT Telkom Nomor. KD 51/KU-200/ PLK00/ 2003 TANGGAL 28 Agustus 2003 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

5) PER-05/MBU/2007 Tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

6) Keputusan Direksi Nomor. KD 12/PS150/COP-B0030000/2008 Tanggal 5 Februari 2008 tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center) (PT. Telekomunikasi Indonesia CDA I, 2008:02).

Beberapa prinsip dasar program kemitraan usaha kecil yang menjadi pijakan dalam penyusunan pedoman akuntasnsi program kemitraan adalah sebagai berikut: 1. Unit PKBL adalah unit organisasi yang khusus mengelola program

kemitraandan program bina lingkungan dan merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina serta berada di bawah pengawasan seorang direksi.

2. Pembukuan dana program kemitraan dan program bina lingkungan dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan BUMN Pembina.

1. Sumber dana program kemitraan berasal dari: a) Penyisihan laba setelah pajak BUMN Pembina.

b) Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana program kemitraan.

c) Pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain, jika ada. d) Penyaluran dana dari BUMN Pembina lain.

3. Apabila diperlukan, dana program kemitraan pada unit PKBL dari suatu BUMNdapat dialih kelolakan kepada BUMN lain.

4. Bentuk program kemitraan:

a) Dana program kemitraan dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman maupun dalam bentuk dana pembinaan kemitraan.

b) Besarnya dana program kemitraan yang digunakan untuk dana pembinaan kemitraan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c) Penyaluran dalam bentuk pinjaman dapat digunakan untuk modal kerja dan pembelian aktiva produktif sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d) Pinjaman atau pembiayaan yang diberikan berdasarkan prinsip jaul beli, perhitungan proyeksi margin yang dihasilkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e) Pinjaman atau pembiayaan yang diberikan berdasarkan prinsip bagi hasil, rasio bagi hasilnya sesuai denganperaturan yang berlaku.

f) BUMN Pembina dapat melakukan rescheduling atau reconditioning atas pinjaman dengan kategori kurang lancar, diragukan dan macet.

g) Pinjaman dengan kategori bermasalah dihapus bukukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

5. Penyaluran dana oleh unit PKBL hanya dapat dilakukan setelah melalui serangkaianproses evaluasi dan seleksi, sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6. Persyaratan-persyaratan akuntansi yang harus dipenuhi dalam penyusunan

pedoman akuntansi adalah sebagai berikut:

a) Laporan keuangan harus menyajikan informasi keuangan material yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

b) Laporan keuangan dihasilkan melalui suatu siklus akuntansi. c) Laporan keuangan harus dapat ditelusuri kebenarannya. d) Konsistensi antar laporan keuangan harus dijaga.

7. Dari pembatasan-pembatasan sebelumnya, maka beberapa asumsi yang digunakan adalah:

a) Basis yang digunakan adalah basis akrual, kecuali untuk pengakuan pendapatan jasa administrasi pinjaman dan pendapatan sewa beli syariah menggunakan basis kas.

b) Entitas diasumsikan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

c) Titik kritis dari pengakuan atas penyaluran pinjaman adalah ketika dicarikannya pinjaman.

d) Titik kritis dari pengakuan atas penyaluran dana pembinaan kemitraan adalah ketika dikeluarkannya pembiayaan (PT. Telekomunikasi Indonesia, 2008: 02- 04).

2.4. Bentuk Program Kemitraan 2.4.1.Penyaluran Pinjaman

Pinjaman yang disalurkan melalui program kemitraan diarahkan kepada usaha kecil yang secara teknis perbankan belum memenuhi persyaratan untuk memperoleh pinjaman sebelum bankable atau prasyarat yang dapat diterima oleh pemberi pinjaman bila ingin berbisnis dengan pemberi pinjaman. Program Kemitraan penyaluran dana ini dalam satu tahun di bagi dalam 4 (empat) priode triwulanyang biasanya dilakukan dalam bulan Maret, Juni, September, dan Desember.Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk :

1) Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan.

2) Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangkapendek dalam rangka memenuhi peranan dari rekanan usaha Mitra Binaan.

3) Beban pembinaan:

a. Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan. b. Beban pembinaan bersfat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua puluh

persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. c. Beban pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan

Mitra Binaan.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penyaluran pinjaman tersebutadalah sebagai berikut: