• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator ini terkait dengan kemampuan siswa dalam melaksanakan rancangan kegiatan pemecahan masalah konteks wacana. Dalam melaksanakan pemecahan masalah perlu diperhatikan berbagai hal diantaranya (1) kerjakan bagian termudah dari perencanaan (2) perlu kesabaran yang tinggi, karena memecahkan masalah bukan hanya tentang pemikiran, namun juga tentang emosi. Perasaan yang tidak tenang akan menghambat proses pemecahan masalah, (3) Jika satu strategi tidak bisa memecahkan masalah, gunakan strategi lain.

f. Kualitas Hasil Pemecahan Masalah

Indikator ini terkait dengan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah konteks wacana, maka memeriksa dan meninjau kembali jawaban masalah yang diperoleh sangatlah perlu, dengan pertimbangan apakah jawaban tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan teori-teori pendukung yang digunakan. Selain itu indikator ini juga digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam merefleksikan keberhasilan atau kegagalan siswa dalam menyelesaikan masalah, serta menyimpulkan hasil kegiatan pemecahan masalah.

C. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah memiliki ciri khusus yang berbeda dengan model-model pembelajaran yang ada. Banyak model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu mempermudah penguasaan siswa terhadap masalah yang dipelajari dan mengatur siswa agar terjadi proses kerja sama dalam belajar. Namun dalam pembelajaran berbasis masalah tidak sekedar bagaimana siswa mudah dalam belajar, tetapi lebih jauh dari itu

bagaimana siswa mengalami persoalan nyata tahu solusi yang tepat, serta dapat menerapkan solusi tersebut untuk memecahkan masalah (Sutirman, 2013).

1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Amir (2009) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik:

a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran b. Masalah yang digunakan menjadi masalah nyata

c. Masalah yang dihadapi memerlukan tinjauan dari berbagai sudut pandang

d. Masalah menarik bagi siswa yang mendapatkan pengalaman belajar baru e. Mengutamakan belajar mandiri

f. Memanfaatkan sumber yang bervariasi

g. Bersifat kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif

2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah

Problem based learning sebagai salah satu model pembelajaran

memiliki berbagai kelebihan. Namun demikian juga tidak lepas dari adanya kelemahan yang perlu menjadi pertimbangan dalam menerapkannya.

a. Kelebihan

1) Pemecahan Masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

2) Pemecahan Masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

6) Pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.

9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal terakhir.

b. Kekurangan

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

D. Kajian Teori Biodiversitas 1. Tingkat Biodiversitas

Biodiversitas atau keanekaragaman hayati, yang merupakan serapan langsung dari kata biodiversity. Keanekaragaman hayati terbentuk karena adanya keseragaman atau kesamaan dan keberagaman atau perbedaan sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragaman dapat dilihat antara lain dari perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah, dan faktor fisiologis (Irmaningtyas, 2016: 23).

a. Keanekaragaman Gen

Gen atau plasma nutfah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel. Setiap individu memiliki banyak gen, bila terjadi perkawinan atau persilangan antar individu yang karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banyak variasinya. Contoh keanekaragaman tingkat gen

ini adalah tanaman Bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu perbedaan segi warna bunga (Irmaningtyas, 2016: 26).

Gambar 2.1 Contoh Keanekaragaman Gen (Sumber: (Irmaningtyas, 2016) b. Keanekaragaman Jenis

Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya yang menghasilkan keturunan yang subur untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis.Contoh keanekaragaman jenis yang mudah untuk dipahami adalah tingkat spesies yang ditemukan pada keluarga kucing-kucingan atau Famili apidae(Irmaningtyas, 2016: 31).

Gambar 2.2 Contoh Keanekaragaman Jenis (Sumber: Irmaningtyas, 2016)

c. Keanekaragaman Ekosistem

Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup atau komponen biotik dan lingkunganya komponen abiotik. Secara garis besar terdapat dua ekosistem utama yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan(Irmaningtyas, 2016: 39).

Gambar 2.3 Contoh Keanekaragaman Ekosistem (Sumber: Furqaani, dkk., 2017)

2. Pelestarian Biodiversitas

Menurut Irmaningtyas (2016: 47),banyak kegiatan yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan memelihara keanekaragaman hayati.

Contohnya, ikut berpartisipasi ketika ada kegiatan penghijauan.

Penghijauan dapat dilakukan dengan mudah, seperti menanam pohon di ruang terbuka disekitar rumah. Pemerintah juga telah mengeluarkan undang-undang tentang usaha perlindungan dan pengawetan alam atau konservasi untuk sumber daya hayati yang jumlahnya semakin menyusut.

Perlindungan alam itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi perlindungan alam umum dan perlindungan alam khusus. Perlindungan alam umum berguna untuk menjaga alam sebagai suatu kesatuan flora, fauna dan tanahnya. Perlindungan alam umum terbagi menjadi perlindungan alam ketat, adanya perlindungan alam terbimbing.

Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang tidak memperbolehkan campur tangan manusia dalam usaha perlindungannya, misal di taman nasional ujung kulon. Sementara itu perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam dibawah bimbingan para ahli, misalnya kebun raya dan taman nasional.

Pencemaran lingkungan hidup, perusakan hutan indonesia, kerusakan lingkungan hidup lebih lanjut, secara otomatis akan menurunkan jumlah keanekaragaman sumber daya hayati. Pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap keberlanjutan manusia. Dengan meningkatkan deforestasi, meningkatkan jumlah hewan punah, maka manusia akan kehilangan manfaat mereka.

Metode konservasi sumber daya alam yang tepat serta strategi pembangunan berkelanjutan mencoba memahami konsep ini sebagai pendekatan integral guna melestarikan keragaman sumber daya hayati.

Dalam beberapa cara atau bentuk, hampir seluruh budaya memiliki akar dan hubungan erat dengan keragaman hayati. Bahkan, dapat dikatakan sejarah peradaban manusia adalah sejarah pemanfaatan keragaman sumber daya hayati itu sendiri. Bahkan, dapat dikatakan sejarah peradaban manusia adalah sejarah pemanfaatan keragaman sumber daya hayati itu sendiri.

Karena itu, penurunan jumlah sumber daya alam tersebut akan meningkatan resiko, ancaman terhadap hidup manusia.

3. Manfaat Keanekaragaman Biodiversitas

Keanekaragaman biodiversitas dalam kehidupan sehari-hari oleh manusia dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, diantaranya kebutuhan

sandang, pangan, papan dan obat-obatan. Pemanfaatan untuk kebutuhan, pangan atau sebagai bahan makanan, contohnya sebagai sayuran, buah-buahan dan daging. Adapun untuk kebutuhan sandang sebagai bahan pakaian, contohnya kapas bulu hewan, dan kulit hewan. Pemanfaatan untuk pemenuhan kebutuhan papan atau tempat tinggal, contohnya kayu jati dan meranti, selain dari pemanfaatan hal tersebut juga dimanfaatkan untuk obat-obatan dan kosmetik (Irmaningtyas, 2016: 58).

4. Tantangan Biodiversitas

Tantangan Biodiversitas adalah tantangan yang sangat besar bagi umat manusia karena adanya perubahan iklim dan kepunahan spesies, sehingga konservasi sangat mutlak untuk diperlukan. Adapun konservasi hutan tropis menjadikan salah satu kawasan urban mampu menyebabkan penurunan signifikan dari beberapa jumlah hayati atau spesies di dalamnya.

Saat ini manusia dapat meningkatkan konsumsi dalam keanekaragaman yang berakibat menurunkan hayati, namun perubahan iklim juga menyebabkan perubahan yang sangat baik untuk perkembangan ekosistem flora yang pada habitatnya pada hutan tropis.

Dokumen terkait