• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. DASAR TEORI

B. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Severinus (2004), mengutip dua pendapat para ahli tentang Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM):

a. PBM adalah pembelajaran yang berpusat pada suatu masalah nyata yang cukup kompleks. Dalam PBM, siswa akan lebih banyak belajar mengidentifikasi suatu masalah bersama dengan kelompoknya, saling membantu satu sama lain dan kemudian menerapkan pengetahuan baru yang berkaitan dengan masalah tersebut (Pirpic dan Roger, 1999).

b. PBM adalah suatu pembelajaran di mana masalah mendorong pembelajaran. Jadi sebelum siswa mendapat pengetahuan tertentu, mereka terlebih dahulu diberikan sebuah masalah. Masalah tersebut diangkat, sehingga para siswa menyadari bahwa mereka perlu memiliki pengetahuan baru, sebelum mereka memecahkan masalah.

Dari definisi di atas, dijelaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah suatu model pembelajaran, dimana proses

pembelajarannya diawali dengan suatu masalah yang nyata dan cukup kompeks, yang sudah ditentukan sebelumnya dengan melibatkan berbagai konsep atau topik. Permasalahan yang diajukan oleh guru harus bisa memotivasi siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar.

Disamping untuk menciptakan pembelajaran sains yang menyenangkan, penggunaaan metode PBM ini juga diharapkan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa, seperti: kemampuan berpikir kritis, membangun kerjasama dalam kelompok, membangun kepercayaan diri, dan kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah.

2. Elemen-elemen dalam PBM

Terdapat tiga elemen penting yang dipertimbangkan di dalam pengembangan kurikulum yang menganut PBM (Peggy & Jonathan, 2003), yaitu:

a. Masalah

• Masalah yang akan disajikan dalam pembelajaran harus bisa membangun motivasi siswa guna menemukan pemecahan masalahnya.

• Pemberian masalah kepada siswa diberikan sebelum pembelajaran dimulai.

• Pemecahan masalah-masalah tidak harus menghasilkan jawaban yang benar dan dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Yang terpenting di sini adalah proses belajarnya.

b. Guru

• Guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau tutor yang mendampingi siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

• Guru dapat menyediakan informasi-informasi tambahan yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam kelompok masing-masing.

c. Siswa

• Siswa adalah pusat pembelajaran. Maka siswa harus terus berusaha sendiri untuk memahami masalah yang diajukan guru.

• Siswa harus bertanggung jawab untuk mencari penyelesaian masalah dalam kelompok dengan merancang dan melaksanakan sendiri proses belajarnya.

3. Karakteristik PBM

PBM memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut (Severinus, 2004):

a. Kegiatan pembelajaran dalam PBM berawal dari masalah. Masalah menjadi pemicu, pemacu dan pengendali proses belajar.

b. Masalah yang dipilih dalam PBM adalah masalah dunia nyata (real world problem) yang cukup kompleks, sehingga memerlukan pendekatan interdisipliner dalam penyelesaiannya.

c. Pembelajaran berpusat pada siswa. Mula-mula siswa berusaha memahami masalah yang diajukan guru. Selanjutnya siswa dalam kelompok-kelompok kecil, mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilam yang sudah dimiliki, untuk menyelesaikan masalah itu. Siswa merancang dan melaksanakan sendiri proses belajarnya untuk menyelesaikan masalah itu (self regulated learning). Guru atau team bertindak sebagai tutor, mendampingi siswa dalam penyelesaian masalah itu.

d. Secara terjadwal setiap kelompok melaksanakan kegiatan tutorial yang dipimpin oleh guru sebagai tutor. Dalam kegiatan tutorial siswa menyampaikan perkembangan proses penyelesaian masalah, hasil yang sudah dicapai, rencana tindak lanjut, kesulitan yang dihadapi. Tutor dapat menggunakan kesempatan tutorial ini untuk memberi masukan kepada siswa, menggali pemahaman siswa, sekaligus melakukan assesment.

e. Yang terutama dalam PBM adalah proses belajar siswa, bukan penyelesaian masalah itu sendiri.

4. Tujuan PBM

Tujuan dari PBM adalah pencapaian kompetensi. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Beberapa kompetensi yang hendak dicapai melalui pembelajaran dengan pendekatan PBM adalah sebagai berikut:

a. Siswa memperoleh pengetahuan baru dalam konteks masalah yang bersangkutan. Pengetahuan baru itu diharapkan mampu bertahan lama, karena merupakan hasil dari proses membangun sendiri pengetahuan, bukan transfer pengetahuan.

b. Siswa mampu mengidentifikasi masalah dan merancang alternatif penyelesaian masalah itu.

c. Siswa mampu mengakses, mengevaluasi dan menggunakan data dan informasi dari berbagai sumber belajar.

d. Siswa mampu berpikir dan bertindak secara proaktif dan kritis. e. Siswa mampu mengkomunikasikan gagasan dan hasil belajarnya

baik secara lisan maupun tertulis.

f. Siswa mampu bekerjasama dalam kelompok.

g. Siswa mampu mengenali dan mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan profesional seperti obyektif, terbuka, sadar diri. Mampu membangun relasi, tanggung jawab dan mampu memberi perhatian kepada orang atau kelompok lain (Severinus, 2004).

5. Prosedur PBM Tahap persiapan

Pada tahap ini, guru mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Menentukan kompetensi yang akan dicapai siswa. Kompetensi ini

meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran ini.

2) Merancang dan merumuskan masalah yang dikenal sebagai skenario.

3) Menentukan kemungkinan pilihan kegiatan pokok penyelesaian masalah.

4) Mempertimbangkan ketersediaan sumber-sumber belajar dan sarana belajar.

5) Membentuk kelompok-kelompok siswa dan guru sebagai tutor. 6) Merancang jadwal kegiatan.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini siswa dengan bimbingan guru, melaksanakan tiga langkah utama dalam pembelajaran, yaitu 1) identifikasi masalah, 2) proses percobaan, 3) penyelesaian masalah.

Kegiatan-kegiatan identifikasi masalah meliputi:

• Memahami masalah.

• Mencoba atau menguji hipotesis, sampai akhirnya menemukan hipotesis yang benar.

• Menyimpulkan jawaban.

Kegiatan siswa pada langkah proses belajar meliputi:

• Siswa menentukan sumber-sumber belajar seperti bahan bacaan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

• Siswa merancang hal-hal teknis dalam belajar seperti persiapan-persiapan teknis pelaksanaan lainnya.

• Siswa melaksanakan proses belajar mengikuti tahap-tahap yang sudah ditentukan.

Kegiatan penyelesaian masalah meliputi :

• Mediskusikan hasil penyelesaian masalah kepada kelompok, yang relevan baik secara lisan maupun tertulis (Severinus, 2004).

6. Penilaian dalam PBM

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penilaian formatif. Penilaian formatif ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan proses belajar baik individu maupun kelompok. Dengan mengetahui perkembangan proses belajar itu, maka dapat dilakukan tindak lanjut yang sesuai dengan perkembangan itu sendiri. Bentuk tindak lanjut itu antara lain menentukan jenis bantuan, dukungan, perbaikan yang harus diberikan kepada individu atau kelompok, agar proses belajarnya terarah kepada penyelesaian masalah. Penilaian formatif

dilakukan selama proses belajar berlangsung, secara khusus dilakukan pada waktu kegiatan percobaan. Penilaian formatif dapat dilakukan oleh guru, teman kelompok dan diri siswa (http:/www. Samford.edu/pbl).

Dokumen terkait