• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

Kompetensi Dasar

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).

Indikator

5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya.

23 Materi

Macam-macam gaya

Azmiyawati (2008:82-93) menyatakan beberapa macam gaya berdasarkan sumbernya antara lain:

a. Gaya Gravitasi

Gaya gravitasi adalah kekuatan atau tarikan yang dimiliki oleh benda yang memiliki massa. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gravitasi yaitu:

1) Gaya gravitasi dapat menimbulkan energi gerak.

2) Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tegantung pada jarak benda dari pusat. Semakin jauh jarak benda dari bumi, gaya gravitasi yang mempengaruhinya semakin kecil.

3) Benda yang lebih luas permukaannya akan lebih lambat jatuh ke bawah.

4) Arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek. Gaya gesek bersifat menahan gerak benda sehingga gerak jatuhnya benda lebih lambat. Arah gaya gesek berlawanan dengan gaya yang ditahannya.

b. Gaya Gesek

Gaya gesek adalah gaya yang dihasilkan oleh permukaan kasar untuk melawan gaya yang menggerakkan suatu benda. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesek yaitu:

1) Pada permukaan licin, gaya gesekan yang terjadi juga kecil. Akibatnya, benda itu semakin mudah bergerak pada permukaan tersebut.

2) Memperhalus permukaan benda yang bergesekan dapat memperkecil gaya gesek.

3) Benda yang lebih halus akan menimbulkan gaya gesek yang lebih kecil.

4) Semakin kecil luas permukaan benda yang bersentuhan, gaya geseknya semakin kecil.

24 c. Gaya Magnet

Gaya magnet adalah gaya yang disebabkan oleh magnet. Magnet adalah sejenis logam yang dapat menarik atau menempel pada logam besi atau baja. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya magnet yaitu:

1) Magnet hanya menarik benda-benda tertentu, yaitu benda yang terbuat dari logam.

2) Apabila magnet didekatkan pada benda yang terbuat dari logam, akan timbul gaya gerak sehingga benda tersebut tertarik menuju magnet atau tertolak menjauhi magnet.

3) Apabila antara benda logam dengan magnet terdapat penghalang, pengaruh gaya magnet dipengaruhi oleh ketebalan penghalang, jarak antara benda logam dengan magnet, dan jenis benda penghalang.

Standar Kompetensi

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

Kompetensi Dasar

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

Indikator

5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana.

5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

5.2.4 Menjelaskan perbedaan golongan pengungkit. 5.2.5 Menjelaskan fungsi bidang miring.

Materi

Jenis-jenis pesawat sederhana dan kegunaannya

Pesawat adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Pesawat dapat memperkecil gaya yang kamu keluarkan.

25 Pesawat ada yang rumit dan ada yang sederhana. Pesawat rumit tersusun atas pesawat-pesawat sederhana. Pesawat sederhana adalah alat-alat bantu sederhana yang membantu meringankan pekerjaan manusia.

Pada prinsipnya, pesawat sederhana terbagi menjadi empat macam, yaitu pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Fungsi pesawat sederhana adalah untuk mengubah energi, mengubah arah gaya, memindahkan energi, menghemat energi, menghemat waktu, serta memudahkan pekerjaan manusia (Hermana, 2009:122-126).

a. Tuas atau Pengungkit

Tuas disebut juga pengungkit. Pada pengungkit terdapat kuasa, beban, dan titik tumpu. Kuasa adalah gaya yang bekerja pada pengungkit. Beban adalah berat benda. Titik tumpu adalah tempat beban bertumpu.

1) Pengungkit Golongan Pertama

Prinsip kerja pengungkit golongan pertama dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I Sumber: Azmiyawati (2008:99)

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa pada pengungkit golongan I, letak titik tumpu berada di antara beban dan kuasa. Contoh pengungkit jenis pertama adalah jungkat-jungkit, pompa air tangan, gunting, linggis pencabut paku, pemotong kuku, dan tang.

2) Pengungkit Golongan Kedua

Prinsip kerja pengungkit golongan kedua dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini.

26 Gambar 2.2 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan II

Sumber: Azmiyawati (2008:99)

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa pada pengungkit golongan II, kedudukan beban berada di antara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh pengungkit jenis kedua adalah alat pembuka tutup botol, gerobak dorong, pemecah biji-bijian, pemotong kertas, dan pembuka kaleng.

3) Pengungkit Golongan Ketiga

Prinsip kerja pengungkit golongan ketiga dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III Sumber: Azmiyawati (2008:100)

Gambar 2.3 menunjukkan bahwa pada pengungkit golongan III, letak titik kuasa berada di antara titik tumpu dan titik beban. Contoh pengungkit jenis ketiga antara lain sekop, pinset, sapu, gagang pancing, pemukul bola, dan stapler.

b. Katrol

Katrol adalah roda yang berputar pada porosnya. Pada tepi roda dikaitkan tali. Katrol digunakan untuk mengangkat atau menarik benda. Ada tiga macam katrol yang biasa digunakan, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.

27 1) Katrol Tetap

Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya ketika digunakan untuk memindahkan benda. Katrol ditambatkan pada tempat tertentu dan posisi katrol tidak berubah. Tali atau rantai dililitkan pada lingkaran berlekuk. Pada ujung tali ditarik kuasa ke bawah. Penggunaan katrol tetap dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini.

Gambar 2.4 Contoh penggunaan katrol tetap (a) katrol pada tiang bendera, (b) katrol pada sumur timba

Sumber: Sulistyanto (2008:117)

Gambar 2.4 menunjukkan bahwa contoh katrol tetap adalah kerekan pada tiang bendera dan sumur timba atau katrol pengangkat barang.

2) Katrol Bebas

Katrol bebas adalah katrol yang berubah posisinya ketika digunakan untuk memindahkan benda. Bentuk katrol bebas dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 Katrol Bebas Sumber: Sulistyanto (2008:118)

28 Gambar 2.5 menunjukkan bahwa pada katrol bebas, beban digantungkan di tengah-tengah katrol. Salah satu ujung talinya terikat, sedangkan pada ujung tali lainnya dapat ditarik ke atas. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.

3) Katrol Majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Bentuk katrol majemuk dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut ini.

Gambar 2.6 Katrol Majemuk Sumber: Sulistyanto (2008:118)

Gambar 2.6 menunjukkan bahwa kedua katrol dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.

c. Bidang Miring

Bidang miring digunakan untuk memudahkan memindahkan benda. Dengan bantuan bidang miring gaya yang dikeluarkan untuk mendorong benda menjadi lebih kecil daripada diangkat, walaupun lintasan yang ditempuh menjadi lebih panjang.

29 Prinsip kerja bidang miring juga dapat ditemukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, sekrup, paku ulir, baut, dan mata gergaji.

d. Roda Berporos

Roda berporos adalah roda berbentuk silinder yang dihubungkan dengan sebuah poros. Roda dan poros berputar bersama-sama. Contoh penggunaan roda berporos terdapat pada roda sepeda, roda gerobak, setir mobil, setir kapal, dan gerinda.

Standar Kompetensi

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

Kompetensi Dasar

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Indikator

6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya.

6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin. Materi

Sifat-sifat cahaya

Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan dapat dibiaskan (Azmiyawati 2008:110-116).

a. Cahaya merambat lurus

Jika posisi matahari berada di sebelah timur atau di sebelah barat, sering tampak seberkas cahaya matahari menerobos celah-celah dedaunan. Berkas cahaya matahari akan tampak terlihat merambat lurus. Begitu pula jika melihat permainan sinar laser, akan tampak sinar lurus.

30 b. Cahaya dapat menembus benda bening

Benda yang disimpan di dalam kotak kaca dapat dilihat dengan jelas. Akan tetapi, benda yang disimpan di dalam kotak kayu atau besi tidak dapat dilihat. Alasannya bahan kaca dapat dilalui cahaya, sedangkan bahan kayu atau besi tidak dapat dilalui cahaya. Ini menunjukkan bahwa cahaya dapat menembus benda bening. c. Cahaya dapat dipantulkan

Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Arah sinar pantul pada pemantulan baur dan pemantulan teratur dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini.

Gambar 2.7 Pemantulan cahaya (a) pemantulan baur (difusi), (b) pemantula teratur

Sumber: Azmiyawati (2008:112)

Gambar 2.7 menunjukkan bahwa pada pemantulan baur, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sedangkan, pemantulan teratur sinar pantul memiliki arah yang teratur.

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.

31 1) Cermin Datar

Permukaan bidang pantul pada cermin datar dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut ini.

Gambar 2.8 Cermin Datar Sumber: Azmiyawati (2008:112)

Gambar 2.8 menunjukkan bahwa cermin datar merupakan cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa digunakan untuk bercermin.

Bayangan pada cermin datar mempunyai sifat-sifat berikut.

a) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.

b) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.

c) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya tangan kirimu akan menjadi tangan kanan bayanganmu.

d) Bayangan tegak seperti bendanya.

e) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.

2) Cermin Cembung

Permukaan bidang pantul pada cermin cembung dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut ini.

32 Gambar 2.9 Cermin Cembung

Sumber: Azmiyawati (2008:113)

Gambar 2.9 menunjukkan bahwa cermin cembung merupakan cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.

3) Cermin Cekung

Permukaan bidang pantul pada cermin cekung dan kegunaan cermin cekung dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut ini.

Gambar 2.10 (a) Cermin cekung, (b) contoh cermin cekung yang digunakan pada reflektor lampu senter

Sumber: Azmiyawati (2008:114)

Gambar 2.10 menunjukkan bahwa cermin cekung merupakan cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam.

33 Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor atau pemantulan cahaya pada lampu mobil dan lampu senter.

Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.

a) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya).

b) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.

d. Cahaya dapat dibiaskan

Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. Standar Kompetensi

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.

Kompetensi Dasar

6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

Indikator

6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya.

Materi

Pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana

Sulistyanto (2008:139-141) menyatakan beberapa pemanfaat sifat-sifat cahaya yang dapat dibuat suatu karya atau model menggunakan peralatan yang sederhana antara lain:

34 a. Periskop

1) Kegunaan atau fungsi

Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat pada kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut. Periskop dapat digunakan untuk melihat benda yang berada di atas batas pandang.

2) Alat dan bahan

a) 2 Kotak pasta gigi e) Pensil

b) Lem f) Penggaris

c) Selotip g) 2 Cermin datar d) Cutter ukuran 3 cm × 3 cm 3) Rancangan alat

Dengan menggunakan peralatan yang sederhana dapat dibuat sebuah periskop. Bahan yang digunakan yaitu 2 buah kotak pasta gigi sebagai tabungnya. Di dalam kotak tersebut akan disimpan dua buah cermin datar.

Periskop yang akan dibuat berbentuk balok seperti huruf S. Bentuk periskop ini akan disesuaikan dengan kreativitas masing-masing siswa. Siswa boleh membuat bentuk yang lain asalkan periskop dapat digunakan.

4) Cara Membuat

a) Buatlah persegi pada bagian depan atas kotak dengan ukuran 3 cm × 3 cm.

b) Lubangi bagian persegi tersebut dengan menggunakan cutter.

c) Letakkan cermin pada bagian atas tersebut dengan posisi miring dan bagian depan cermin menghadap ke bawah dan rekatkan dengan selotip.

d) Buatlah persegi pada bagian bawah belakang kotak dengan ukuran 3 cm × 3 cm.

e) Lubangi bagian persegi tersebut dengan menggunakan cutter.

35 f) Letakkan cermin pada bagian bawah tersebut dengan posisi miring dan bagian depan cermin menghadap ke atas dan rekatkan dengan selotip.

g) Potong kotak pasta gigi lainnya menjadi tiga bagian yang sama panjang dengan alas dan tutup yang terbuka.

h) Tutup kedua lubang yang ada pada bagian depan dan belakang periskop dengan potongan kotak yang telah disiapkan. Rekatkan dengan menggunakan lem atau selotip. b. Kaca pembesar sederhana

1) Kegunaan atau fungsi

Kaca pembesar atau lebih dikenal dengan lup merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda atau tulisan yang berukuran kecil. Alat ini biasanya digunakan oleh tukang arloji/jam untuk memperbaiki arloji/ jam tersebut.

2) Alat dan Bahan yang diperlukan

a) Bola lampu yang tidak terpakai d) Karet Balon

b) Air jernih e) Tang

c) Obeng f) Karet gelang

3) Rancangan alat

Kaca pembesar sederhana ini terbuat dari bola lampu yang tidak terpakai. Jika ke dalam bola tersebut dimasukkan air maka dapat digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar terlihat lebih jelas.

4) Cara mambuat

a) Lubangi bagian belakang bola lampu dengan menggunakan obeng dan tang.

b) Bersihkan bagian dalamnya hingga bersih.

c) Masukkan air bening ke dalam bola lampu, tutup bagian belakangnya dengan menggunakan karet bekas balon mainan dan ikatlah karet tersebut dengan menggunakan karet gelang.

36 Standar Kompetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber.

Kompetensi Dasar

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Indikator

7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan.

7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Materi

Jenis-jenis batuan

Azmiyawati (2008:125-128) menyatakan bahwa berdasarkan proses terbentuknya, terdapat tiga jenis batuan yang menyusun lapisan kerak bumi. Tiga jenis batuan tersebut yaitu batuan beku (batuan magma atau vulkanik), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf).

a. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Magma merupakan benda cair yang sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava. Berbagai macam batuan beku dapat diamati dalam tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Jenis batuan beku, ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya

No Nama Batuan Ciri-ciri dan Manfaat

Proses Terbentuknya 1 Batu Oksidan Disebut juga batu

kaca. Berwarna hitam atau cokelat tua, permukaannya halus, dan mengilap.

Digunakan untuk alat pemotong dan mata tombak.

Berasal dari magma yang membeku dengan cepat di permukaan bumi.

2 Batu granit Tersusun atas butiran yang kasar. Ada yang

Berasal dari magma yang membeku di

37 No Nama Batuan Ciri-ciri dan

Manfaat

Proses Terbentuknya berwarna putih dan

ada yang berwarna keabu-abuan.

Dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini berlangsung secara perlahan. Jadi, batu ini termasuk batuan beku dalam. 3 Batu basal Disebut juga batu

lava. Berwarna hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran yang sangat kecil. Dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

Berasal dari magma yang membeku di bawah lapisan kerak bumi, tercampur dengan gas sehingga beronggarongga kecil.

4 Batu andesit Berwarna putih keabu abuan dan butirannya kecil seperti pada batu basal. Dimanfaatkan untuk membuat arca dan bangunan candi.

Berasal dari magma yang membeku sangat cepat di bawah kerak bumi. 5 Batu apung Berwarna cokelat

bercampur abu-abu muda dan

beronggarongga. Digunakan untuk mengampelas kayu dan sebagai bahan penggosok.

Berasal dari magma yang membeku di permukaan bumi.

Sumber: Azmiyawati (2008:126)

Pada tabel 2.1 menunjukkan bahwa terdapat lima jenis batuan beku yaitu batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan batu apung. Masing-masing jenis batuan beku tersebut memiliki ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya yang berbeda-beda antara batu yang satu dengan yang lainnya.

b. Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.

38 Berbagai macam contoh batuan endapan disajikan dalam tabel 2.2 sebagai berikut.

Tabel 2.2 Jenis batuan endapan, ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya

No Nama Batuan Ciri-ciri dan Manfaat

Proses Terbentuknya

1 Batu

konglomerat

Terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya tumpul. Batuan ini banyak digunakan sebagai

bahan bangunan.

Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan beku.

2 Batu breksi Terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya tajam. Batuan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan beku.

3 Batu pasir Terdiri atas butiran-butiran pasir, berwarna abu-abu, merah,

kuning, atau putih. Batuan ini

banyak dimanfaatkan sebagai

bahan bangunan.

Berasal dari endapan hasil

pelapukan batuan beku yang

butirannya kecil-kecil.

4 Batu serpih Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagai bahan

bangunan.

Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat.

5 Batu kapur Terdiri dari butiran-butiran kapur halus, berwarna putih agak keabu-abuan, sebagai bahan campuran pembuat semen.

Beraral dari endapan hasil pelapukan tulang dan cangkang hewan hewan laut. Sumber: Azmiyawati (2008:127)

39 Pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa terdapat lima jenis batuan endapan yaitu batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur. Masing-masing jenis batuan endapan tersebut memiliki ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya yang berbeda-beda antara batu yang satu dengan yang lainnya.

c. Batu Malihan (Metamorf)

Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Jika mendapat panas terus-menerus, batuan ini akan berubah menjadi batuan malihan. Contoh batuan malihan dapat dilihat dari tabel 2.3 sebagai berikut.

Tabel 2.3 Jenis batuan malihan, ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya

No Nama Batuan Ciri-ciri dan Manfaat Proses Terbentuknya 1 Batu genes (gneiss) Berwarna putih keabu-abuan dan keras. Batu genes dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan seperti asbak, jambangan bunga, dan patung.

Berasal dari batuan pluto granit yang mengalami

metamorfosis karena panas dan tekanan.

2 Batu marmer Berwarna putih dan ada yang hitam, keras, dan permukaannya halus. Marmer biasa digunakan untuk membuat meja, papan nama, batu nisan, dan pelapis dinding bangunan atau lantai.

Berasal dari batuan kapur yang

mengalami metamorfosis karena panas dan tekanan.

3 Batu sabak Berwarna abu-abu tua, mudah terbelah tipis-tipis, dan

permukaannya kasar. Sebelum ada kertas,

Berasal dari batuan serpih yang

mengalami metamorfosis.

40 No Nama Batuan Ciri-ciri dan

Manfaat

Proses Terbentuknya batu sabak

dimanfaatkan sebagai papan untuk menulis. Sumber: Azmiyawati (2008:127)

Pada tabel 2.3 menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis batuan malihan yaitu batu genes, batu marmer, dan batu sabak. Masing-masing jenis batuan malihan tersebut memiliki ciri-ciri, manfaat, dan proses terbentuknya yang berbeda-beda antara batu yang satu dengan yang lainnya.

Proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan

Tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan. Ada tiga jenis pelapukan, yaitu pelapukan mekanik atau pelapukan fisika, pelapukan kimia, dan pelapukan biologi (Hermana, 2009:163-165).

a. Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu, angin, dan air. Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam menyebabkan batuan mudah melapuk. Udara pada siang hari sangat panas, pada malam hari sangat dingin. Kejadian semacam ini biasanya terjadi di daerah gurun pasir.

Pelapukan fisika juga dapat disebabkan oleh angin dan air. Deburan ombak laut di pantai dapat menghancurkan batuan. Proses hancurnya batuan di tepi pantai akibat hantaman ombak laut disebut abrasi. Sedangkan batuan yang melapuk karena terpaan angin dan gesekan air disebut erosi.

b. Pelapukan Kimia

Pelapukan batuan juga dapat terjadi karena proses kimia. Air dapat melarutkan berbagai zat termasuk batuan. Ada batuan yang mengandung besi, sehingga batuan tersebut akan cepat berkarat dan mudah melapuk. Unsur besi mudah bereaksi dengan oksigen dan air.

Air hujan kadang-kadang juga mengandung zat asam. Air hujan yang bercampur dengan gas-gas sisa buangan industri atau

41 pabrik dapat mengakibatkan hujam asam. Hujan asam ini

Dokumen terkait