• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

4. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning )

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi Nurulhayati (dalam Rusman, 2010: 203), dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam satu kelompok dan saling bekerja sama serta memiliki tanggung jawab belajar unuk dirinya sendiri dan dengan sesama.

Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok tetentuuntuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2010: 212), prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah sebagai berikut :

Menurut (Slavin, 2008: 4) pembelajaran kooperatif adalah sebagai salah satu metode pengajaran dimana siswa bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran. Siswa diharapkan dapat saling membantu, berdiskusi dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup perbedaan dalam pemahaman masing-masing. Keberhasilan mereka sebagai kelompok tergantung pada kemampuan mereka untuk memastikan bahwa semua orang sudah memegang ide kuncinya.

a. Saling Ketergantungan Positif.

Dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), guru menciptakan suasana yang mendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah.

b. Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka akan memaksa peserta didik saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog itu tidak hanya dilakukan

dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena peserta didik merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.

c. Tanggung Jawab Perseorangan

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok.

d. Keterampilan Menjalin Hubungan Antar Pribadi dalam Komunikasi

Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (Interpersonal Relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Peserta didik yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru dan peserta didik. Dalam pembelajaran konvensional dikenal pula belajar kelompok. e.Evaluasi Proses Kelompok

Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka, supaya selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

Tabel 2.1 Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1

Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.

Tahap 2

menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok Belajar

Guru menginformasikan pengelompokan siswa.

Tahap 4

membimbing kelompok belajar

Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa untuk materi pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar.

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Tahap 6

Memberikan Penghargaan

Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.

(Rusman,2010: 211)

(Sugiyanto , 2010 : 43 – 44 ) Keuntungan kelompok belajar kooperatif adalah sebagai berikut.

i. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

ii. Memungkinkan para peserta didik saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. iii. Memudahkan peserta didik melakukan penyesuaian sosial.

iv. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

vi. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. vii. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipratikkan. viii. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

ix. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif.

x. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

xi. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

Ada beberapa tipe pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif. Menurut (Slavin, 2008: 11

a)

), tipe-tipe pembelajaran tersebut diantaranya adalah :

Student Teams-Achievement Divisions(STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain. Kelompok mempunyai tanggung jawab untuk

memastikan setiap anggotanya telah menguasai materi pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis/tes secara individual. Skor kuis akan dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya. b) Teams Games-Tournament (TGT)

c)

Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok kecil sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan. Siswa memainkan game bersama dengan anggota timnya. Tim dengan kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.

Jigsaw II

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II adalah pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama seperti STAD dan TGT. Tiap anggota kelompok ditugaskan secara acak untuk menjadi “ahli” dalam aspek tertentu. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas, lalu kembali pada timnya untuk mengajarkan topik tersebut pada anggota timnya. Kemudian diberikan kuis atau penilaian lainnya untuk semua topik.

d) Team Accelerated Instruction (TAI)

e)

Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan gabungan dari belajar kooperatif dan belajar individual. Dalam kelompok belajar ini siswa saling berdiskusi, berargumen dan dapat memahami suatu pelajaran. Pada saat guru memberikan soal latihan, masing-masing anggota kelompok mengerjakannya secara individual, lalu mengecek hasil pekerjaannya dengan anggota lainnya di dalam kelompok. Jawaban yang benar akan diberitahukan oleh guru melalui kunci jawaban yang tersedia. Jika soal dalam satu tahap telah terselesaikan, maka ketahap selanjutnya, tetapi jika siswa mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam penyelesaiannya maka ia harus menyelesaikan soal lainya di tahap yang sama.

Numbered Heads Together (NHT)

f)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah pembelajaran kooperatif dimana siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam kelompok dan setiap siswa diberi nomor. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

Learning Together (Belajar Bersama)

Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together adalah pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

(Rusman,2010:208), ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

i. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materinya.

ii. Kelompok dibentuk dan siswa memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

iii. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.

iv. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Dokumen terkait