• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

5. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik

untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran

secara berkelompok. Tetapi pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar

belajar kelompok biasa atau kerja kelompok karena dalam

pembelajaran kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang

bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara

terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif di antara

anggota kelompok (Sugandi, 2002: 14).

Menurut pendapat Lie bahwa model pembelajaran kooperatif

tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok (Lie A, 2008: 29).

Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan

asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model dengan cooperative learning

benar-benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan

lebih efektif.

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian

sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur

keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggota kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat

diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana

kebersamaan di antara anggota kelompok (dalam buku Solihatin, Etin,

dan Rahardjo, 2007: 4).

Dalam buku Slavin (2005: 2) pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Siswa dalam satu

kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 5

orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model

pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting

kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman

anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan

memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman

sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia

menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi, pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja

b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam

kelompok secara kooperatif.

2) Sikap kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari ras, suku,

budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar

dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, dan jenis

kelamin yang berbeda pula.

4) Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman.

5) Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok.

6) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok.

7) Belajar dalam kelompok kecil.

8) Siswa aktif bertukar pikiran atau saling mengemukakan pendapat.

9) Keputusan tergantung pada kelompok siswa, di mana seluruh

anggota kelompok terlibat aktif.

10)Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada

c. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut:

1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua

anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan

tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dievaluasi.

5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses

belajarnya.

6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta untuk

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani

dalam kelompok kooperatif.

d. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Agus Suprijono dalam bukunya yang berjudul

Cooperative Learning, dalam menerapkan pembelajaran kooperatif

terdapat beberapa unsur dasar yang harus diperhatikan (Agus

Suprijono, 2009: 58). Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran

1) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka

sehidup sepenanggungan bersama.

2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya.

3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompok

memiliki tujuan yang sama.

4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di

antara anggota kelompoknya.

5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang

juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

mengenai materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

e. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok

tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan

individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan

dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana

keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), tujuan pertama

pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hasil akademik dengan

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa

yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa yang kurang

mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Tujuan kedua

adalah pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat

menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar

belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama,

kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari

pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan

sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain berbagi

tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing

teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja

dalam kelompok dan sebagainya.

f. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Kelompok Belajar Biasa

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok belajar

biasa. Pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan kebersamaan

untuk mencapai kesuksesan belajar dan kesuksesan salah seorang

siswa dipacu oleh kesuksesan kelompoknya., sedangkan dalam

kesuksesan salah seorang siswa tidak berpengaruh pada kesuksesan

siswa lainnya. Perbedaan tersebut seperti yang dikemukakan oleh

Johnson dan Johnson (dalam Kadir, 2000: 19) sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Kelompok Biasa Pembelajaran Kooperatif Kelompok Belajar Biasa

Kepemimpinan bersama Satu pemimpin

Saling ketergantungan positif Tidak ada saling ketergantungan

Keanggotaan yang heterogen Keanggotaan yang homogen

Tanggung jawab terhadap hasil belajar

sendiri dan semua anggota kelompok

Tanggung jawab terhadap hasil

belajar sendiri

Menekankan pada tugas dan hubungan

kooperatif

Hanya menekankan pada tugas

Ditunjang oleh guru Diarahkan oleh guru

Satu hasil kelompok Beberapa hasil individu

Evaluasi kelompok Evaluasi individual

g. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif

Menurut Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(Ditnaga), pada dasarnya kegiatan pembelajaran kooperatif dipilahkan

menjadi empat langkah, yaitu orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan

lanjut oleh para guru dengan berpegang pada setiap langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Orientasi

Sebagaimana halnya dalam setiap pembelajaran, kegiatan

awal diawali dengan orientasi untuk memahami dan menyepakati

bersama tentang apa yang akan dipelajari serta bagaimana strategi

pembelajarannya. Guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu,

langkah-langkah, serta hasil akhir yang diharapkan akan dikuasai

oleh siswa, serta sistem penilaiannya.

2) Kerja kelompok

Pada tahap siswa melakukan kerja kelompok sebagai inti

kegiatan pembelajaran. Kerja kelompok dapat dalam bentuk

kegiatan memecahkan masalah, atau memahami dan menerapkan

suatu konsep yang dipelajari. Kerja kelompok dapat dilakukan

dengan berdiskusi, melakukan eksplorasi, observasi, percobaan,

browsing lewat internet, dan sebagainya. Waktu untuk belajar

kelompok disesuaikan degan luas dan dalamnya materi yang harus

dikerjakan. Kegiatan yang memerlukan waktu lama dapat

dilakukan di luar jam pelajaran, sedangkan kegiatan yang hanya

memerlukan sedikit waktu dapat dilakukan pada jam pelajaran.

Agar kegiatan kelompok terarah, perlu diberikan panduan singkat

sebagai pedoman kegiatan. Sebaiknya panduan ini disiapkan oleh

kelompok, dan tanggung jawab dari masing-masing anggota

kelompok, serta hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai.

Siswa secara bersama-sama berdiskusi dan melakukan

analisis terhadap permasalahan yang diberikan. Setelah itu, siswa

juga melakukan eksplorasi. Hasil eksplorasi dibahas dalam

kelompok unuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru berperan

sebagai fasilitator dan dinamisator bagi masing-masing kelompok,

dengan cara melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar

siswa, mengarahkan keterampilan kerja sama dan memberikan

bantuan pada saat diperlukan.

3) Tes/ Kuis

Pada akhir kegiatan kelompok diharapkan semua siswa

telah mampu memahami topik/ masalah yang sudah dikaji

bersama. Kemudian masing-masing siswa menjawab tes/ kuis

untuk mengetahui pemahaman mereka terhadap konsep/ topik/

masalah yang dikaji. Penilaian individu ini mencakup penguasaan

ranah kognitif, afektif, dan keterampilan.

4) Penghargaan kelompok

Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan

kepada kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor dalam

tes individu. Kenaikan skor dihitung dari selisih antara skor dasar

dengan skor tes individual. Menghitung skor yang diperoleh

diperoleh setiap anggota di dalam kelompok tersebut kemudian

dihitung nilai rata-ratanya. Selanjutnya, berdasarkan skor rata-rata

tersebut dapat ditentukan penghargaan masing-masing kelompok.

Sintaks atau langkah-langkah dalam model pembelajaran

kooperatif terdiri atas 6 (enam) fase, yaitu :

Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Kooperatif Fase Perilaku Guru

Fase 1: Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan peserta didik

siap belajar

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada

peserta didik

Fase 3: Organize students into

learning teams

Mengorganisir peserta didik ke

dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang tata cara

pembentukkan tim belajar dan

membantu kelompok melakukan

transisi yang efisien

Fase 4: Assit team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

pembelajaran atau kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan prestasi

individu maupun kelompok

Anggota kelompok pada periode tertentu dapat diputar. Hal ini

dimaksudkan untuk meningkatkan dinamika kelompok di antara

anggota kelompok-kelompok tersebut. Di akhir pertemuan, guru

memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah dibahas pada

pertemuan itu sehingga terdapat kesamaan pemahaman pada semua

siswa.

h. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

Sebagaimana model pembelajaran yang lain, model

pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut:

1) Meningkatkan minat belajar dan kemampuan akademis siswa.

2) Meningkatkan daya ingat siswa.

3) Meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman belajar yang

4) Membantu siswa dalam mengembangkan kecakapan dan

berkomunikasi secara lisan.

5) Meningkatkan hubungan positif dalam berkompetisi.

Adapun kekurangan dari pembelajaran kooperatif yaitu:

1) Memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan suatu

diskusi.

2) Dominasi siswa yang pandai.

3) Bagi siswa yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing

dan tidak terbiasa.

Dokumen terkait