• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

E. Pembelajaran Kooperatif

3. Pembelajaran Kooperatif Model STAD

a. Pengertian STAD

Menurut Rahayu (2003:13) bahwa “STAD adalah salah satu

teknik pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah

model yang bagus untuk memulai bagi seorang guru yang baru untuk

Menurut Salvin dalam Model pembelajaran kooperatif ( Nur

Asma. 2006:133) teknik STAD adalah siswa ditempatkan dalam

kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang

merupalan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda,

sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi

tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras

dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.

Menurut Rahayu (2003:13) bahwa “STAD adalah salah satu

teklnik pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah

model yang bagus untuk memulai bagi seorang guru yang baru untuk

mendekatkan pendekatan kooperatif”.

Menurut Isjoni (2007:35) metode STAD adalah Pelajar-pelajar

ditugaskan untuk bekerja dalam satu kelompok kecil yang terdiri dari

empat orang yang mempunyai latar belakang dan tahap pencapaian

yang berbeda.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan metode STAD

adalah salah satu metode kooperatif sederhana yang dibentuk

kelompok-kelompok kecil terdiri dari empat anak yang heterogen.

b. Penerapan Teknik STAD dalam Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran menggunakan teknik STAD menurut

Asma Nur (2006:133) ada 6 tahap yaitu ; a) persiapan pembelajaran,

kegiatan kelompok f) penentuan skor peningkatan individual.

Tahap-tahap belajar kooperatif dalam teknik STAD sebagai berikut:

1). Tahap 1 : Persiapan Pembelajaran

a). Materi

Materi dirancang sedemikan rupa untuk pembelajaran secara

berkelompok dan membuat LKS.

b). Menempatkan siswa dalam kelompok

Membuat kelompok yang terdiri dari 5-6 anak yang heterogen

(kemampuan dan jenis kelamin).

c). Menentukan skor dasar

Memberikan tes pengetahuan awal, skor tes tersebut dipakai

sebagai skor dasar.Skor dasar merupakan rata-rata pada

kuis/tes sebelumnya.

2). Tahap 2: Penyajian Materi

Penyajian materi dimulai dari guru menyampaikan tujuan

pelajaran, memberikan motivasi dan menjelaskan materi. Penyajian

materi dapat menggunakan model ceramah, tanya jawab, dan

diskusi.

3). Tahap 3: Belajar Kelompok

Dalam setiap kegiatan belajar kelompok diberkan lembar

LKS. Guru menjelaskan tahapan dalam metode STAD ini. Siswa

diberi motivasi dengan tujuan setiap anggota termotivasi untuk

menunjukkan tanggung jawab terhadap kelompoknya (Nur

Asma,.2006:52) adalah:

a) Meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah

mempelajari materi.

b) Tidak seorangpun menghentikan belajar sampai semua anggota

mengguasai materi.

c) Meminta bantuan kepada setiap anggota kelompoknya untuk

menyelesaiukan masalah sebelum menanyakan kepada guru.

d) Setiap anggota kelompok berbicara secara sopan satu sama lain,

saling menghormati dan menghargai.

4) Tahap 4: Pemeriksaan Terhadap Hasil Kegiatan Kelompok

Dalam memeriksa hasil kelompok, setiap kelompok

diwakili salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil

kelompok di depan kelas. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian

agar terjadi interaksi antar kelompok.Pada kegiataan ini juga guru

memeriksa hasil kelompok dan kelompok mengoreksi sendiri jika

ada yang salah dibetulkan.

5) Tahap 5: Siswa Mengerjakan Soal-Soal Tes Secara Individual

Pada tahap ini siswa mengerjakan sendiri sesuai dengan

kemampuannya, setelah apa yang mereka peroleh selama

6) Tahap 6: Pemeriksaan Hasil Tes

Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, dan membuat

daftar skor untuk melihat peningkatan rata-rata skor setiap individu

untuk disumbangkan bagi kinerja pencapaian kelompok.

c. Lima komponen utama dalam teknik STAD menurut Slavin (1995)

(dalam Hesti Setianingsih http://digilibuness.ac.id) yaitu : 1) Penyajian kelas (Class Presentation)

Guru menyajikan materi di depan kelas secara klasikal yang

difokuskan pada konsep materi yang akan dibahas saja.

Masing-masing siswa harus benar-benar memperhatikan penjelasan guru

karena dapat membantu para siswa dalam mengerjakan kuis

berikutnya.

2) Pembentukan kelompok belajar

Siswa disusun dalam kelompok yang anggotanya heterogen

(baik akademiknya maupun jenis kelaminnya).Caranya dengan

melihat siswa berdasarkan nilai rapor atau nilai yang diperoleh

sebelum pembelajaran kooperatif teknik STAD.

3) Pemberian tes atau kuis (Quizzes)

Setelah belajar kelompok selesai, diadakan tes atau kuis

dengan tujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan

belajar siswa terhadap materi yang dipelajari.

Dalam hal ini siswa sama sekali tidak dibenarkan untuk

memotivasi agar siswa berusaha dan bertanggungjawab secara

individual.Siswa dituntut untuk mendapatkan nilai yang bagus

sebagai hasil setelah belajar kelompok.

4) Pemberian skor peningkatan individu

Skor didapat dari hasil tes, selanjutnya dibandingkan dengan

rata-rata skor dasar. Kemudian ditambah skor peningkatan semua

anggota dalam satu tim. Nilai rata-rata kelompok diperoleh dengan

membagi jumlah skor peningkatan dibagi jumlah anggota tim. Hal

ini dilakukan untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yaitu

berupa nilai yang dapat dicapai bila mereka bekerja sama dan

memperlihatkan hasil yang terbaik dibandingkan sebelumnya.

Berdasarkan skor peningkatan individu hasil tes dihitung

poin perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun

oleh Slavin (1995) :

a) Lebih dari sepuluh point di bawah skor dasar mendapat 5 poin

Skor hasil tes individu yang diperoleh dibawah skor dasar

lebih dari sepuluh mendapat 5 poin

b) 10 poin di bawah sampai satu poin di bawah skor dasar

mendapat 10 poin.

Skor hasil tes individu yang diperoleh di bawah 10 sampai

1 poin dari skor dasar mendapat 10 poin.

c) Sama dengan skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar

Skor hasil tes individu yang diperoleh sama dengan skor

dasar sampai 10 point di atas skor dasar mendapat 20 poin

d) Lebih dari 10 point skor dasar mendapat 30 poin.

Skor hasil tes individu yang diperoleh lebih dari 10 poin

dari skor dasar mendapat 30 poin

e) Pekerjaan sempurna mendapat 30 poin

Skor hasil tes individu mendapat nilai 100, maka mendapat

30 poin.

Keterangan :

NR = Nilai Rata-rata

R = Jumlah skor pertambahan

SM = Jumlah anggota kelompok

5) Penghargaan kelompok

Penghargaan didasarkan nilai rata-rata tim dimana dapat

memotivasi para siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Berdasarkan poin perkembangaan yang diperoleh terdapat

tiga tingkatan penghargan yang diberikan yaitu:

a) Kelompok yang memperoleh nilai rata-rata 15 sampai 19,

sebagai kelompok baik.

b) Kelompok yang memperoleh nilai rata-rata 20 sampai 24,

sebagai kelompok hebat. N R=

c) Kelompok yang memperoleh nilai 25 sampai 30, sebagai

kelompok super.

Berdasarkan pendapat Hesti Setianingsih dan Nur Asma

tentang tahap pembelajaran STAD, penulis menggabungkan tahap

pembelajaran STAD dari Nur Asman dan Hesti Setianingsih yaitu:

a) Tahap 1 : Persiapan Pembelajaran

Materi dirancang sedemikan rupa untuk pembelajaran

secara berkelompok dan membuat LKS

Menempatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari

empat anak yang homogen (kemampuan, jenis kelamin, dan

etnis).

Memberikan tes pengetahuan awal, skor tes tersebuat

dipakai sebagai skor dasar.Skor dasar merupakan rata-rata

kuis/tes sebelumnya.

b) Tahap 2: Penyajian Materi

Penyajian materi dimulai dari guru menjelaskan tujuan

pelajaran, memberikan motivasi, menjelaskan materi dan lain

sebagainya. Penyajian metri dapat menggunakan model

ceramah, tanya jawab, diskusi dan lain sebagainya.

c) Tahap 3: Kegiatan Belajar Kelompok

Dalam setiap kegiatan belajar kelompok diberkan LKS,

lembar jawaban. Guru menjelaskan tahapan dalam metode

tujuan setiap anggota termotivasi untuk diskusi. Hal hal yang

perlu dilakukan pembelajar untuk menunjukkan tanggung jawab

terhadap kelompoknya (Nur Asama.2006:52) adalah

(1) Meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah

mempelajari materi.

(2) Tidak seorangpun menghentikan belajar sampai semua

anggota mengguasai materi.

(3) Meminta bantuan kepada setiap anggota kelompoknya

untuk menyelesaiukan masalah sebelum menanyakan

kepada guru.

(4) Setiap anggota kelompok berbicara secara sopan satu sama

lain, saling menghormati dan menghargai.

d) Tahap 4: Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok

Dalam memeriksa hasil kelompok, setiap kelompok

diwakili salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil

kelompok di depan kelas. Kegiatan ini dilakukan secara

bergantian agar terjadi interaksi antar kelompok.Pada kegiataan

ini juga guru memeriksa hasil kelompok dan kelompok

mengoreksi sendiri jika ada yang salah dibetulkan.

Pada tahap ini siswa mengerjakan sendiri sesuai dengan

kemampuannya, setelah apa yang mereka peroleh selama

berkelompok.

f) Tahap 6: Pemeriksaan Hasil Tes

Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, dan membuat

daftar skor untuk melihat peningkatan rata-rata skor setiap

individu untuk disumbangkan bagi kinerja pencapaian

kelompok.

g) Tahap 7: Penghargaan Kelompok

Berdasarkan skor peningkatan individual hasil kuis

dihitung poin perkembangan dengan menggunakan pedoman

yang disusun oleh Slavin (1995) yaitu:

(1) Lebih dari sepuluh poin di bawah skor dasar mendapat 5

poin

Skor hasil tes individu yang diperoleh dibawah skor

dasar lebih dari sepuluh mendapat 5 poin

(2) 10 poin di bawah sampai satu poin di bawah skor dasar

mendapat 10 poin.

Skor hasil tes individu yang diperoleh di bawah 10

sampai 1 poin dari skor dasar mendapat 10 poin.

(3) Sama dengan skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar

Skor hasil tes individu yang diperoleh sama dengan

skor dasar sampai 10 point di atas skor dasar mendapat 20

poin

(4) Lebih dari 10 point skor dasar mendapat 30 poin

Skor hasil tes individu yang diperoleh lebih dari 20

point dari skor dasar mendapat 30 poin

(5) Pekerjaan sempurna mendapat 30 poin.

Skor hasil tes individu mendapat nilai 100, maka

mendapat 30 poin.

Rumus :

Keterangan:

N = Nilai jadi

R = Jumlah total perkembangan anggota

SM = Jumlah anggota kelompok yang ada

Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat

tiga tingkatan penghargan yang diberikan yaitu:

(1) Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15 sampai 19,

sebagai kelompok baik.

(2) Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 20 sampai 24,

sebagai kelompok hebat. N =

(3) Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25 sampai 30,

sebagai kelompok super.

d. Keunggulan dan Kelemahan STAD

1) Keunggulan

Setelah mengkaji lebih jauh ternyata metode kooperatif tipe

STAD ini memiliki beberapa kekuatan atau keunggulan,

diantaranya adalah:

a) Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkn guru

untuk memonitor siswa dalam belajar bersama.

b) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan

dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang tinggi.

c) Melatih siswa belajar berdebat dan mendengarkan pendapat

orang lain

d) Melatih peserta didik untuk bekerjasama dalam anggota

kelompok yang berbeda satu sama lain, salah satu contohnya

adalah perbedaan kemampuan dalam memahami materi.

e) Dapat melatih peserta didik untuk menjadi tutor teman sebaya

sehingga dapat membantu pendidik dalam mengatasi para

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

f) Dapat melatih peserta didik untuk menjadi tutor teman sebaya

sehingga dapat membantu pendidik dalam mengatasi para

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/skripsi/acchives/HASHacea/7c4/ 72ac/dir/doc.pdf.)

2) Kelemahan

Ada beberapa kelemahan yang ada pada metode kooperatif

tipe STAD yaitu:

a) Tidak mudah dalam mengkondisikan situasi dimana para

peserta didik dapat aktif dan bekerjasama dalam kelompok

terutama untuk peserta didik di kelas rendah pada sekolah

dasar.

b) Bahwa dapat dimungkinkan jumlah peserta didik yang

memiliki kemampuan memahami materi dengan cepat sangat

sedikit sehingga pelaksanaan tutorial yang ada dalam langkah

pembelajaran mengalami kesulitan.

c) Membutuhkan banyak waktu dalam kegiatan

pembelajarannya.

d) Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir

tidak dapat berlatih belajar mandiri.

Pembagiandapat ditingkatkan dengan tipe STAD merupakan

teknik pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dalam

pembelajaran STAD banyak keunggulanya salah satunya tidak hanya

meningkatkan aspek kognitif tetapi aspek afektif dan psikomotorik

Dokumen terkait