BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam tipe, salah satunya
adalah tipe Numbered Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe NHT
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur – struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola – pola interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Tipe ini melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Numbered Head Together sebagai tipe dari model pembelajaran kooperatif pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif Kepala
Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (Anita Lie 2010: 59).
Pada pembelajaran ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka. Adapun ciri khas dari Numbered Head Together adalah guru hanya menunjuk
seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
commit to user
23 Selain itu model pembelajaran Numbered Head Together memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide–ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Tahapan dalam pembelajaran Numbered Head Together antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab (Ibrahim, 2000: 28).
Tahap 1: Penomoran.
Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.
Tahap 2: Mengajukan pertanyaan.
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan.
Tahap 3: Berpikir bersama.
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
Tahap 4: Menjawab.
Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Langkah – langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sesuai kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Keenam langkah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
Tabel 2.1 Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT
Guru merancang model pembelajaran ini disesuaikan dengan kemampuan siswa dan kebutuhan siswa agar berkembang optimal. Dengan demikian proses pembelajaran berlangsung efektif. Sehingga setelah selesai pembelajaran diharapkan ada perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa berkaitan dengan pengetahuan matematika.
No. Langkah – langkah Keterangan
1. Persiapan Guru mempersiapkan RPP dan soal – soal
2. Pembentukan kelompok dan
Penomoran
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dengan jenis kelamin dan kemampuan yang berbeda. Setelah itu memberikan nomor pada setiap siswa berdasarkan banyaknya siswa.
3. Diskusi masalah Guru memberi soal pada siswa dalam
kelompok, kemudian siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan soal dan meyakinkan anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban soal tersebut.
4. Memanggil nomor anggota atau
pemberian jawaban
Guru memanggil beberapa nomor untuk menyelesaikan setiap soal dan para siswa memberikan jawaban di depan kelas .
5. Memberikan kesimpulan Guru memberikan kesimpulan atau jawaban
akhir dari semua soal yang ada.
6. Memberi penghargaan Guru memberi penghargaan berupa kata –
kata pujian pada siswa dalam kelompok yang menjawab benar.
commit to user
25 Dari uraian di atas, langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.
2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberikan tugas untuk dikerjakan.
3) Siswa mendiskusikan hasil kerjanya dengan teman satu kelompok.
4) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan
setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
5) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
6) Siswa dari kelompok lain yang berbeda pendapat mengemukakan pendapatnya.
7) Guru dan siswa mengadakan evaluasi.
8) Memberikan tugas rumah.
9) Menutup pelajaran.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
dikembangkan oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins. Ide dasar STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompok agar saling membantu untuk menguasai materi yang diberikan. Newman and Thompson (dalam Armstrong)
mengemukakan bahwa:” STAD was the most successful cooperative learning technique
commit to user
kooperatif yang sukses untuk meningkatkan prestasi akademik, ...). Artinya STAD baik digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.
Slavin (1995:71-73) menguraikan STAD menjadi lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar dalam kelompok, kuis, skor perkembangan individual, dan pengakuan atau penghargaan kelompok. Komponen-komponen tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam tahap-tahap pembelajaran model STAD sebagai berikut (Jacobs, 1996:94).
Tahap 1. Guru mempresentasikan materi pembelajaran melalui demonstrasi, buku teks, dan lain-lain. Pada presentasi kelas ini siswa harus menyadari bahwa mereka harus memberikan perhatian penuh pada presentasi materi oleh guru, karena dengan fokus pada presentasi tersebut akan membantu mereka dalam mengerjakan tugas kelompok.
Tahap 2. Kelompok heterogen yang terdiri dari 4 atau 5 orang mempelajari bersama- sama materi yang telah dipresentasikan oleh guru melalui lembar kerja siswa, buku teks atau sumber lainnya. Tujuan utama kelompok adalah untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok belajar, atau lebih khusus, untuk mempersiapkan setiap anggota kelompok menghadapi kuis individual dengan baik
Tahap 3. Siswa menjawab kuis secara individual. Pada tahap ini siswa tidak diperbolehkan untuk membantu siswa yang lain dalam menjawab kuis. Jadi, setiap orang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk menjawab kuis.
commit to user
27 Tahap 4. Setiap skor siswa pada kuis dan rata-rata mereka pada kuis sebelumnya digunakan untuk menghitung berapa banyak poin yang diberikan seorang anggota kelompok kepada kelompoknya. Poin sumbangan tersebut oleh Slavin disebut sebagai poin perkembangan individual. Kemudian, setiap poin perkembangan individual anggota kelompok dirata-ratakan untuk menentukan skor kelompok. Berdasarkan skor ini setiap kelompok diberi penghargaan berupa sertifikat Good Team, Great Team dan Super Team.
Tabel 2.2 Poin Perkembangan Individual (Slavin, 1995:80)
Skor Kuis Siswa Poin untuk Kelompok
Lebih dari 10 poin dibawah rata-rata sebelumnya *) 10 poin hingga 1 poin dibawah rata-rata sebelumnya Rata-rata sebelumnya sampai 10 poin di atas rata-rata sebelumnya
Lebih dari 10 poin diatas rata-rata sebelumnya
Pekerjaaan sempurna (tidak berdasarkan rata-rata sebelumnya) 5 10 20 30 30
*)Rata-rata sebelumnya merujuk pada skor rata-rata pada kuis-kuis sebelumnya.
Tabel Penghargaan Kelompok
Rata-rata Poin Perkembangan Penghargaan
0 < x ≤ 10 10 < x ≤ 20 20 < x ≤ 30 Good Team Great Team Super Team
commit to user