• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam Bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Patta Bundu (2006:9) mengungkapkan bahwa natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan, sehingga IPA atau sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Usman Samatowa (2010:3) juga mengungkapkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis dengan didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Dari segi istilah, Ilmu Pengetahuan Alam berarti “Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat, IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya. (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1991: 2).

17

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu tentang alam yang dapat dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu. IPA merupakan ilmu yang dekat dengan kehidupan manusia dan dapat dipelajari menurut gejala-gejalanya. IPA mempelajari alam semesta dengan segala isinya yang dapat diterima secara rasional dan objektif.

2. Komponen-komponen IPA

Abruscato (Patta Bundu, 2006:9) mengungkapkan bahwa.

Science is the name we give to group of processes through which we can systematically gather information about the natural world. Science is also the knowledge gathered through the use of such processes. Finally, science is characterized by those values and attitudes possessed by people who use scientific processes to gather knowledge.

Pendapat Abruscato memberikan pengertian bahwa, (a) IPA merupakan proses mengumpulkan informasi tentang alam sekitar, (b) IPA juga merupakan pengetahuan yang dihimpun melalui proses kegiatan tertentu, dan (c) IPA dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap-sikap yang dimiliki oleh seseorang yang menggunakan proses IPA untuk menghimpun pengetahuan.

Patta Bundu (2006: 11) menyimpulkan bahwa IPA secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu: (1) proses ilmiah, misalnya mengamati, mengklasifikasi, mempredisksi, merancang dan melaksanakan eksperimen, (2) produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum, dan teori, dan (3) sikap ilmiah, misalnya rasa ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur.

18

a. IPA sebagai Proses

Pengkajian IPA dari segi proses disebut juga keterampilan proses IPA (science process skills). Proses IPA adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Dengan keterampilan proses siswa dapat mempelajari IPA sesuai dengan apa yang para ahli IPA lakukan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis, dan melakukan eksperimen.

Menurut Rezba et. al. (1995) dalam Patta Bundu (2006: 12) keterampilan dasar proses IPA (basic science process skills) untuk SD meliputi keterampilan mengamati (observing), mengelompokkan (classifying), mengukur (measuring), mengkomunikasikan (communicating), meramalkan (predicting), dan menyimpulkan (inferring). Hasil belajar IPA melalui proses IPA menghasilkan kesan yang lama, tidak mudah dilupa, dan akan dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

b. IPA sebagai Produk

IPA merupakan suatu sistem yang dikembangkan oleh manusia untuk mengetahui diri dan lingkungannya. IPA sebagai produk keilmuan akan mencakup konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia, dan juga untuk keperluan praktis manusia.

Iskandar (Patta Bundu, 2006:11-12) mengemukakan bahwa IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-

19

hukum, dan teori-teori IPA. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing produk IPA tersebut.

1) Fakta; Fakta merupakan kebenaran-kebenaran terhadap objek kajian dan sudah dibuktikan secara objektif dan teruji.

2) Konsep; Konsep merupakan hubungan antara fakta-fakta yang saling berkorespondensi.

3) Prinsip; Prinsip merupakan generalisasi tentang hubungan konsep-konsep. 4) Hukum; Hukum merupakan prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannya

secara luas, tetapi memiliki daya uji yang kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama.

5) Teori; Teori merupakan kerangka hubungan yang lebih luas antara fakta, konsep, prinsip, dan hukum, berupa gambaran yang dibuat para ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam.

c. IPA sebagai Sikap Ilmiah

Sikap IPA adalah sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya objektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti, dan sebagainya. Dawson (T. Sarkim, 2009: 134) mengelompokkan sikap ke dalam dua kelompok besar yaitu seperangkat sikap yang apabila diikuti akan membantu proses pemecahan masalah dan seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap IPA sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa mendatang. Sikap yang termasuk pada kelompok pertama, meliputi (1) kesadaran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan, (2) kemauan untuk

20

mempertimbangkan interpretasi atau pandangan lain, (3) kemauan untuk melakukan eksperimen atau percobaan dengan hati-hati, dan (4) menyadari keterbatasan dalam penemuan keilmuan.

Selanjutnya, sikap yang termasuk pada kelompok dua, meliputi (1) rasa ingin tahu terhadap dunia fisik dan biologis serta cara kerjanya, (2) pengakuan bahwa IPA dapat membantu pemecahan masalah individu dan global, (3) memiliki rasa antusiasme untuk menguasai pengetahuan dengan metode ilmiah, (4) pengakuan pentingnya pemahaman keilmuan, (5) pengakuan bahwa IPA merupakan aktivitas manusia, dan (6) pemahaman hubungan antara IPA dengan bentuk aktivitas manusia yang lain. Sikap-sikap tersebut sangat jelas berhubungan dengan IPA dan potensial untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA.

Pendapat tersebut sejalan dengan definisi tiga komponen dalam IPA yang dikemukakan oleh Carin dan Sund (1985: 2) yaitu:

1. Proses (metode), merupakan langkah mengidentifikasi masalah. Contohnya: membuat hipoteses, merencanakan percobaan, mengevaluasi data, mengukur, dan sebagainya.

2. Produk, merupakan fakta, prinsip, hukum, teori. Contohnya: logam bila dipanaskan akan memuai.

3. Sikap ilmiah, merupakan keyakikan, nilai-nilai, dan pendapat. Contohnya: menangguhkan penilaian sebelum mendapatkan data yang mendukung dan sesuai dengan permasalahan. Selalu berusaha untuk menjadi objektif.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komponen- komponen IPA meliputi proses IPA, produk IPA, dan sikap IPA. Ketiga komponen

21

tersebut saling terkait satu sama lainnya. Setiap komponen saling mendukung satu sama lain. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan salah satu produk IPA yang diharapkan dapat mendukung proses dalam IPA dan meningkatkan sikap IPA.

Dokumen terkait