• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Teoritik

6. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran (Prastowo, 2013: 117). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual

menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan (Depdiknas, 2009: 6).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta dalam Depdiknas, 2009).

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari model pembelajaran terpadu yang dikenal dengan model jaring laba-laba (webbed). Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa Depdiknas, (2006: 5).

Pembelajaran tematik sebagai suatu model pembelajaran dengan fokus pada bahan ajaran. Bahan ajaran disusun secara terpadu dan dirumuskan dalam bentuk tema-tema pembelajaran. Tema yang dimaksud adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi inti pembicaraan (Sukmadinata dalam Trianto, 2011). Pembelajaran tematik pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran dengan memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam suatu tema. Dengan demikian, pelaksanaan dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran yang disajikan dalam satu pertemuan. Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat dikatakan

sebagai suatu pendekatan belajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Bermakna karena dalam pembelajaran tematik siswa akan dapat memahami konsep yang dipelajari melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya (Sukandi dalam Trianto, 2011).

Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas, model pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema. Tema tersebut digunakan untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada peserta didik di sekolah dasar kelas rendah. Pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran.

Depdiknas (2009: 8) menyebutkan ada tiga landasan diterapkannya pembelajaran tematik. Landasan tersebut antara lain landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Penjelasan mengenai ketiga landasan tersebut ada pada tabel 2.5.

Tabel 2.5

Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan Filosofis Landasan Psikologis Landasan Yuridis

a. Progresivisme, aliran ini memandang bahwa proses pembelajaran lebih ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang

alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa. b. Konstruktivisme, kunci utama dalam pembelajaran adalah pengalaman langsung a. Psikologi perkembangan, psikologi ini diperlukan untuk menentukan isi dari materi pembelajaran yang disajikan agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan siswa. b. Psikologi belajar, diperlukan untuk mengetahui bagaimana a. UU No. 23 Tahun 2002 pasal 9 tentang perlindungan anak yang menyebutkan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan bakat dan minatnya agar pribadi

dan tingkat

kecerdasannya

berkembang dengan baik.

Landasan Filosofis Landasan Psikologis Landasan Yuridis

siswa.

c. Humanisme, melihat

siswa dari

keunikan/kekhasannya, potensi, dan motivasi yang dimilikinya.

suatu materi disajikan dan bagaimana siswa mempelajarinya. b. UU No. 20 Tahun 2003 bab V pasal 1-b tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat

minat dan

kemampuannya.

Tabel 2.5 menunjukkan bahwa pembelajaran tematik memiliki tiga landasan, yaitu landasan filosofis berisi tentang teori-teori para ahli yang sesuai dengan pembelajaran tematik. Landasan psikologis berisi tentang teori psikologi yang sesuai dengan pembelajaran tematik. Landasan yuridis berisi Undang-Undang yang mendasari lahirnya pembelajaran tematik.

b. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Keuntungan pembelajaran tematik di antaranya: a) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, b) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama, c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, d) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, e) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas (Depdiknas, 2009).

Keuntungan pembelajaran tematik menurut ( Panduan KTSP, 2007: 253) sebagai berikut : a) memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu, b)

siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama, c) pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan, d) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, e) lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, f) siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain, g) guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan materi.

Puskur (Majid, 2014: 93) mengidentifikasi beberapa aspek keterbatasan pembelajaran tematik yaitu : a) guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, b) pembelajaran tematik akan sulit diterapkan apabila tidak menekankan pada kemampuan analitis, kemampuan asosiatif, kemampuan eksploratif dan elaboratif, c) pembelajaran tematik memerlukan sarana prasarana yang cukup banyak untuk menunjang pengembangan wawasan, d) kurikulum berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik, e) penilaian dilakukan secara menyeluruh

Dokumen terkait