• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II LANDASAN TEORI

D. Pembelajaran Terpadu Tipe Nested

a. Pengertian dan karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Forgaty (dalam Trianto 2010:45) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) adalah pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill). Kurniawan (2014:66) mengatakan dalam organisasi kurikulum model tersarang (nested) ini, yaitu integrasi multi target

37

kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada pada satu mata pelajaran tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested secara khusus meletakkan pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada pada satu mata pelajaran tertentu.

Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh diberikan oleh Forgaty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).

Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu

a. Holistik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka. b. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari

38

materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.

c. Otentik

Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menja di lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

d. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

39

Forgarty (dalam Trianto 2010:46) memaparkan sub-sub keterampilan yang dapat dipadukan melalui model nested diperlihatkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Unsur-unsur Keterampilan Berpikir, Sosial, dan Memgorganisir

Keterampilan Berpikir

Keterampilan Sosial Keterampilan Mengorganisir Prediksi Penarikan kesimulan Hipotesis Membendingkan/ mengkontraskan Mengklasifikasi Menggeneralisasi Memprioritaskan Mengevaluasi Mendengar terfokus Mengklarifikasi Mengungkap kembali Mendorong Menerima ide Menolak/menafikkan Mencari konsensus Meringkas Jaringan Diagram venn Bagan arus Lingkaran sebab-akibat Bagan setuju/ tidak setuju Kisi-kisi/matriks Peta konsep Tulang ikan

40

b. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested

Trianto (2009:51) mengatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

1) Tahap Perencanaan

a Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.

Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang diberikan Fogarty (dalam Trianto 2010:45) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.

b Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

41

Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.

c Menentukan sub keterampilan yang dipadukan

Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1) keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.

d Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)

Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indikator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan degree.

e Menentukan langkah-langkah pembelajaran

Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

42 2) Tahap Pelaksanaan

Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :

a Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi pembicaan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri.

b Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.

c Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.

3) Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:7) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.

a Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya

43

b Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

c. Contoh bagan peta konsep tipe Nested

Gambar 2.1 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Fisika

Peta konsep (organizing skill) Prediksi (thinking skill)

Perambatan cahaya (content)

44

Gambar 2.2 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Biologi

Gambar 2.3 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Matematika

Chart (organizing skill) Analysis (thinking skill)

DNA (content)

Peta konsep (organizing skill) Prediksi (thinking skill)

Statistic (content)

45

d. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested

Tabel 2.3 Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Kekuatan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam satu mata pelajaran. Apabila tanpa perencanaan yang matang dalam memadukan beberapa keterampilan, prioritas pelajaran akan menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukan beberapa tugas sekaligus. Dengan menjaring dan

mengkumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar

46 siswa, pembelajaran semakin diperkaya dan berkembang

Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, kterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi.

Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan

penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan

kurikulum secara luas. Tipe nested ini tidak memerlukan

47 untuk bekerja dengan guru lain.

Dokumen terkait