• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU PADA KURIKULUM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU PADA KURIKULUM SKRIPSI"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU PADA KURIKULUM

2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Juliana Krisna Murti Dewi NIM: 141134186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

BUNDA MARIA

Yang selalu memberi saya kekuatan, memberkati, dan melindungi serta memberi keajaiban penulis disetiap waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Keluarga terkasih

Bapak Antonius Sarjunadi, Ibu Christina Sri Wahyuni dan adik saya Maria Ayu Hapsari yang selalu memberi doa dan dukungan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Tim support tersayang

Valli Andi Pratama, Agnestya Marmer, Andwi Agustin, Hersa Novia, Ondo, Cething, Sumbu, Lincak, Senthir, Lumpang, Soblok, Graji dan seluruh keluarga

besar Mapasadha yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teman PGSD angkatan 2014

Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang sudah berdinamika selama perkuliahan berlangsung.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

(5)

v MOTTO

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Mei 2018

Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Juliana Krisna Murti Dewi

Nomor Mahasiswa : 141134186

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Nested untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum Tahun 2013

berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai Peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 Mei 2018 Yang menyatakan,

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE NESTED UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGACU

KURIKULUM 2013 Juliana Krisna Murti Dewi Universitas Sanata Dharma

2018

Latar belakang dari penelitian ini berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan perlunya contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran terpadu yang memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lengkap beserta lampirannya dan mengacu Kurikulum 2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe nested ini menggunakan prosedur pengembangan Borg and Gall yang dikombinasikan dengan prosedur pengembangan Dick and Carey. Hasil dari modifikasi kedua prosedur pengembangan tersebut digunakan peneliti sebagai landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini terdari dari 7 tahapan: yaitu: (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) penelitian dan pengumpulan informasi, (3) pengembangan produk awal, (4) evaluasi formatif, (5) revisi desain, (6) evaluasi sumatif, (7) revisi produk, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa kelas IV SD Sekolah Dasar mengacu Kurikulum 2013. Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Deresan, SD Negri Condongcatur dan SD Negri Dayuharjo. Kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran terpadu terpadu tipe nested oleh dua pakar pembelajaran terapdu dan dua guru kelas IV Sekolah Dasar.

Berdasarkan validasi dua orang pakar pembelajaran terpadu Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,44 (sangat baik) dan 4,38 (sangat baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,43 (sangat baik) dan 3,98 (baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,43 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Skor perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar yang mengacu Kurikulum 2013 memiliki kualitas “sangat baik”.

Kata Kunci: Pembelajaran terpadu tipe nested, perangkat pembelajaran, Kurikulum 2013.

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOL USING NESTED TYPE FOR THE FOURTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL

REFERRING TO CURRICULUM 2013 Juliana Krisna Murti Dewi

Sanata Dharma University 2018

The background of this research is based on needs analysis showing the necessity for giving examples of nested integrated learning tools for the fourth grade students of Elementary School reffering to the Curriculum 2013. This research aims to produce a product in the form of integrated learning tools that contain a complete Lesson Plan (RPP) and its attachments referring to the Curriculum 2013 system.

This research uses research and development method to discuss the data. The development of the integrated learning tools itself uses Borg and Gall’s development procedures which is combined with Dick and Carey’s. The result from the modification of both development procedures is intended as the primary substruction in the research. There contains seven stages of development procedures used in the research: (1) potential and problems, (2) data collection, (3) designing the product, (4) formulative evaluation, (5) revising the design, (6) sumative evaluation, (7) revising the product, which has produced the final design product in the form of integrated learning tools in nested type earmarked for the 4th grade Elementary School’s students referring to Curriculum 2013. Interview guidelines, questionnaire sheets, and giving an attatchment in the form of documented photos are chosen to complete the research’s instruments. The interview is used in order to analyse the requirement of the 4th grade teachers of Deresan, Condongcatur, and Dayuharjo which all regarded as State Elementary Schools. The distribution of the questionnaire sheets has done in order to make a quality validation of the nested-type integreted learning tools done by two integrated learning experts and two 4th grade elementary school teachers, while the documentation is used as the complementary of the interview and questionnaire data collection.

As the conclusion of the validity from the two integrated learning experts of Curriculum 2013 this research produces score of 4,44 ( regarded as excellent) and 4,38 (regarded as good). The learning tools get acquirement score average of 4,43 which is categorized as “excellent”. The score of the nested-type of integreted learning tools for the 4th grade Elementary School students which is referring to Curriculum 2013 is regarded as “excellent” in quality.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan penyertaan-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran terpadu Tipe Nested Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dalam pembuatan dan penyelesaiannya, mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, motivasi, kecerian, semangat, dan dukungan yang baik secara langsung maupun tidak langsung selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

(11)

xi

4. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dra. Maslichah Asy‟ari, M.Pd. selaku validator paakar pembelajaran terpadu

yang telah memberikan bantuan dala penelitian ini dengan melakukan validasi produk.

6. Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd. selaku validator paakar pembelajaran terpadu yang telah memberikan bantuan dala penelitian ini dengan melakukan validasi produk.

7. Paino, S.Pd SD guru kelas IV A SD Negeri Deresan Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai uji coba produk.

8. Yusrina Nahdiya selaku guru kelas IV B SD Negeri Deresan Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam melakukan uji coba produk dan memberi nilai uji coba produk.

9. Indah Lestari, S.Pd.SD selaku Kepala sekolah SD Negeri Deresan Yogayakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

10. Kedua orang tua saya Bapak Antonius Sarjunadi dan Ibu Christina Sri Wahyui dan adik saya Maria Ayu Hapsari yang selalu mendukung saya dan menyemangati saya dengan cinta kasih dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Valli Andi Pratama yang selalu menjadi back up dan selalu memberi support

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Saudara terkasih saya Agnestya Marmer, Andwi Agustin, Hersa Novia, Ondo, Cething, Sumbu, Lincak, Senthir, Lumpang, Soblok, Graji dan seluruh

(12)

xii

keluarga besar Mapasadha yang telah membawa kecerian, semangat, motivasi, dan kasih selama penulis menyusun skripsi ini.

13. Teman-teman mahasiswa payung pembelajaran terpadu dan seluruh kelas E angkatan 2014 yang memberikan bantuan dan dukungan.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungan selama ini.

Yogyakarta, 21 Mei 2018 Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk ... 9

Bab II LANDASAN TEORI ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

B. Perangkat Pembelajaran ... 13

C. Pembelajaran Terpadu ... 21

D. Pembelajaran Terpadu Tipe Nested ... 36

E. Penelitian yang Relevan ... 47

F. Kerangka Pikir ... 51

(14)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN... 55

A. Jenis Penelitian ... 55

B. Prosedur Pengembangan ... 67

C. Setting Penelitian ... 72

D. Instrumen Penelitian... 72

E. Teknik Pengumpulan Data ... 73

F. Teknik Analisis Data ... 74

G. Jadwal Peneltian ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 81

A. Analisis Kebutuhan ... 81

1) Hasil wawancara dan analisis kebutuhan. ... 82

2.) Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 85

B. Deskripsi Produk awal ... 85

C. Validasi ahli dan Revisi Produk ... 88

1. Data Validasi Pakar Pembelajaran terpadu ... 88

2. Revisi Produk ... 89

D. Uji Coba Terbatas ... 90

1. Data uji coba terbatas ... 90

2. Revisi Produk ... 92

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 93

1. Kajian Produk Akhir ... 93

2. Pembahasan ... 96 BAB V PENUTUP ... 98 A. Kesimpulan ... 98 B. Keterbatasan penelitian ... 99 C. Saran ... 99 Daftar Referensi ... 100

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Pembelajaran Terpadu ... 31

Tabel 2.2 Unsur-unsur Keterampilan Berpikir, Sosial, dan Memgorganisir ... 39

Tabel 2.3 Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested ... 45

Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima ... 76

Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima ... 78

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan penelitian ... 80

Tabel 4.1 Saran Pakar Pembelajaran Terpadu dan Revisi ... 90

Tabel 4.2 Saran Guru Kelas IV SD dan Revisi ... 92

Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu dan Guru Kelas IV SD ... 96

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Fisika ... 43

Gambar 2.2 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Biologi ... 44

Gambar 2.3 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Matematika ... 44

Gambar 2.4 Bagan Penelitin yang Relevan... 50

Gambar 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Menuruut Borg and Gall ... 57

Gambar 3.2 Desain Pembelajaran Menurut Dick and Carey ... 61

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mengatakan bahwa kata pendidikan berasal dari kata “didik” dengan mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata "pedagogi" yakni "paid" yang berarti anak dan "agogos" yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 mengatakan bahwa pendidikan memiliki arti melalui pembelajaran yang dilakukan secara terencana dan memiliki usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa, supaya peserta didik memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, serta ahklak mulia. Mulyasa (2013:4) mengatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik. Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki arti yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membimbing serta membekali peserta didik agar memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keretampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, serta akhlak mulia yang sesuai dengan lingkungan kehipupan dan kebutuhan peserta didik.

(18)

2

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menereus dilakukan. Pemerintah juga telah melakukan upaya penyempurnaan sistem pendidikan, antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pada tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang telah dilakukan penataan kembali dalam peraturan pemerintah No 32 Tahun 2013.

Sejumlah pakar kurikulum berpendapat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum. Baik dan buruknya pendidikan ditentukan oleh kurikulum. Kurikulum memegang peran penting bagi keberhasilan sebuah pendidikan bagi peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh Mulyasa (2014:8) kurikulum merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang mentukan ke mana peserta didik akan dibawa dan diarahkan, juga berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar, yang akan membekali peserta didik dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, serta nilai-nilai yang diperlukan dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas di masa yang akan datang. Alberty (dalam Mulyasa 2014:5) mengemukakan bahwa kurikulum adalah all of the activities that provided for students by the school. Artinya bahwa kurikulum adalah segala kegiatan/aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran di sekolah. Taba (dalam Mulyasa 2014:5) mengemukakan A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known about lhe learning process and the development of the individual of the individual has bearing on the shaping of curriculum. Artinya bahwa kurikulum berkaitan dengan dimensi rencana, kurikulum adalah suatu

(19)

3

rencana yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Dari ketiga tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu rencana yang mengarahkan aktivitas peserta didik dalam mencapai tujuan tertentu .

Pada tahun pelajaran 2013 Pemerintah telah memberlakuakan Kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas, yang mulai diiplementasikan pada kelas I dan IV SD,VII SMP, X SMA, dan X SMK. Bloom ( dalam Widyastono 2014: 119) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang) Salah satu ciri kurikulum 2013 adalah bersifat terpadu. Majid (2014: 85) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Majid (2014: 92-93) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki kelebihan, pertama pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. Kedua, kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Ketiga, seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. Keempat, pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial peserta didik. Kelima, pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan atau lingkungan real peserta didik. Keenam, jika pembelajaran terpadu dirancang bersana dapat meningkatkan kerjasama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik atau guru dengan narasumber sehingga

(20)

4

belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.

Terdapat beberapa tipe pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Forgaty. Forgaty (2009: 12) mengatakan bahwa ada 10 medel pembelajran terpadu yaitu fragmented (tipe pisah), connected (tipe hubungan), nested (tipe sarang), sequenced (tipe urutan), shared (tipe gabungan bagian), webbed (tipe jaring laba-laba), threaded (tipe untaian), integrated (tipe keterpaduan), immersed (tipe tipe celup), networked (tipe pjaringan).

Salah satu model pembelajaran terpadu adalah nested. Forgaty (dalam Trianto 2010:45) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) adalah pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi Keterampilan-keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).

Dengan peneliti melakukan wawancara pada tanggal 17 April 2017 dengan guru kelas IV SD Negri Deresan, guru kelas IV SD Negri Condongcatur dan guru SD Negri Dayuharjo, peneliti mengetahui bahwa guru belum paham mengenai pembelajaran terpadu yang diterapkan pada Kurikulum 2013, sejah ini pemahaman guru bahwa Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran terpadu

(21)

5

dengan pendekatan saintifik (5M) dan saling mengaitkan antar mata pelajaran, guru belum mengetahui dan menguasai secara keseluruhan tipe-tipe pembelajaran terpadu yang dapat digunakan dalam Kurikulum 2013, pengetahuan guru hanya terbatas pada tipe webbed dan integrated, guru masih mengalami beberapa kesulitan dalam merencanakan pembelajaran terpadu meskipun sudah beberapa kali mengikuti pelatihan, dan guru belum mengetahui dan menguasai pembelajaran terpadu tipe nested. Ketika peneliti bertanya tentang bagaimana menemukan dan berbagi konsep, guru mengatakan bahwa pembelajaran cenderung terpaku pada buku pegangan guru dan langkah-langkah pembelajaran disesuaikan dengan apa yang termuat dalam buku guru. Hal tersebut mengakibatkan guru tidak mengembangkan kegiatan pembelajaran di kelas. Guru juga lebih menekankan aspek kognitif daripada sikap dan keterampilan dalam pembelajaran, sehingga guru kurang memperhatikan minat dan bakat siswa.

Berdasarkan fakta lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara, peneliti terdorong untuk melakukan upaya pengembangan perangkat pembelajaran terpadu model nested dengan melakukan penelitian (research) dan pengembangan (development). Dengan mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe nested, guru akan mendapatkan contoh rencana pelaksanaan pembelajaran pembelajaran terpadu tipe nested dan wawasan guru tentang pembelajaran terpadu akan lebih luas. Trianto (2009:53) mengatakan bahwa model pembelajaran terpadu nested ini, guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam suatu pembelajaran didalam satu mata pelajaran. Dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam

(22)

6

pengalaman belajar siswa, pembelajaran semakin diperkaya dan berkembang. Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi. Tipe nested juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat, tipe ini tidak memelukan penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini, satu guru dapat memadukan kurikulum secara meluas.

Dalam pengembangan perangkat pembelajaran terpadu, peneliti berpacu pada penelitian dan pengembangan yang terdapat pada buku Borg and Gall dan Dick and Carey. Penelitian yang di kembangkan berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Model Nested Mengacu Pada Kurikulum Sekolah Dasar tahun 2013”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe nested untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kualitas pembelajan terpadu tipe nested untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar

(23)

7 D. Manfaat Penelitian

a) Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan menyusun pengembangan perangkat pembelajaran terpadu model nested mengacu kurikulum 2013.

b) Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan inspirasi bagi guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu model nested mengacu kurikulum 2013 serta berguna untuk menambah wawasan tentang pembelajaran terpadu

c) Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberi contoh perangkat pembelajaran terpadu model nested yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.

d) Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu model nested mengacu kurikulum 2013.

E. Batasan Istilah

1. Pembelajaran Terpadu

Pebelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran.

(24)

8

2. Pembelajaran Terpadu Tipe Nested

Pembelajaran terpadu tipe nested atau biasa disebut dengan Tipe tersarang merupakan pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin di latihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar yang meliputi Keterampilan-keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).

3. Perangkat pembelajaran adalah

Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar dapat berupa: buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil belajar (THB), serta media pembelajaran. Penelitian ini hanya dibatasi pada pengembangan RPP.

4. RPP adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

(25)

9

5. Kurikulum 2013 adalah suatu perangkat mata pelajaran dari pemerintah untuk menyempurnakan lagi kurikulum yang ada di Indonesia dan hasil dari penyempurnaan kurikulum 2006.

F. Spesifikasi Produk

Spesifik produk yang akan dihasilkan sebagai berikut,

1. Buku perangkat pembelajaran terpadu tipe nested ditujukan untuk sekolah dasar kelas IV. Sampul buku bewarna merah jambu dan dicetak menggunakan kertas ivory 230.

2. Judul dan gambar sampul dipilih mewakili isi buku 3. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman. 4. Isi buku dicetak menggunakan kertas A4 80g/

5. Buku rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe nested tertuang dalam 29 halaman yang berisi a) halaman judul, b) kata pengantar, c) daftar isi, d) Pembelajaran terpadu tipe nested (pengertian, langkah pengembangan pembelajaran terpadu tipe nested, contoh bagan dan peta konsep tipe nested, serta kekuatan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe nested, e) jaringan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran terpadu tipe nested, f) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terpadu tipe nested, dan g) daftar referensi.

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan karakteristik Kurikulum 2013.

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikebangkan berdasarkan karakteristik tipe nested.

(26)

10

8. Alokasi waktu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu 3x35 menit.

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersifat praktis dan fungsional.

(27)

11 Bab II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Kurikulum 2013

Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah/madrasah yang sudah dimulai di sejumlah sekolah dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, secara terbatas, merupakan salah satu bentuk inovasi pendidikan yang dilakukan pemerintah. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).

Kemendikbud (dalam Widyastono 2014:131) memaparkan karakteristik 2013 sebagai berikut

1. Mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara seimbang.

2. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar secara seimbang.

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta mmenerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

(28)

12

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan bebagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7. Kompetensi dasar dikembangakan didasarakan pasa prisip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan.

Prastowo (2015:67) menyatakan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2. Sekolah merupakan bagaian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat ke sebagai sumber belajar. Mengembangkan sikap. pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya ke dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

(29)

13

3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangakan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

4. Kometensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang diperinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. 5. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi

dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

6. Kompetensi dasar dikembangkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan.

B. Perangkat Pembelajaran

Ibrahim ( dalam Trianto, 2010: 96) mengatakan bahwa perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar dapat berupa: buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil belajar (THB), serta media pembelajaran. Majid (2014:96) mengatakan dalam proses pembelajaran diperlukan beberapa persiapan meliputi kegiatan pemetaan Kompetensi Dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan Pelaksanaan Perangkat Pembelajaran (RPP).

(30)

14

a. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD)

Majid (2014:97) mengatakan bahwa kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pemetaan dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KD) dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator kemudian mengembangkan indikator tersebut dan menentukan tujuan pembelajarannya. Dilanjutkan dengan menentukan tema pengikat keterpaduan. Kompetensi Dasar dari berbagai tema diidentifikasi sesuai dengan kecocokan tema yang ditetapkan.

b. Menetapkan Jaringan Tema KD/ Indikator

Majid (2014: 105) mengatakan bahwa setelah melakukan pemetaan dapat dibuat jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu, dan mengembangkan indikator pencapaiannya untuk setiap kompetensi dasar yang terpilih. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran.

(31)

15 c. Silabus

Majid (2014:108-109) mengatakan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kometensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Prinsip pengembangan silabus: Pertama, Ilmiah artinya keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Kedua, relevan yang artinya cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual. Ketiga adalah sistematis artinya bahwa komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam pencapaian kompetensi. Keempat konsisten, artinya ada hubungan yag konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian. Kelima adalah memadai, cakupan indikator, materi, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kometensi dasar. Keenam, aktual dan konsisten, cakuan indikator, materi, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperlihatkan perkembangan

(32)

16

ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Ketujuh, fleksibel artinya keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Kedelapan, menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

Kurniawan (2014:112) menjelaskan bahwa silabus adalah satu produk nyata yang dapat diamati sebagai hasil dari aktivitas pengembangan kurikulum. Olivia (dalam Kurniawan 2014: 113) menjelaskan bahwa silabus meruakan susunan topik bahasan dari satu mata pelajaran.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan sebuah acuan untuk menyusun kerangka pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kometensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Prastowo (2015: 37) mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu cara yang memuaskan yang disertai langkah-langkah antisipastif sebagai upaya penjabaran kurikulum (yang di berlakukan) sekolah ke dalam kegiatan

(33)

17

pembelajaran dikelas melalui proses berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada, guna menghasilkan dokumen tertulis, silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), yang dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Kurniawan (2014:123) mengatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

Jadi, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang disertai langkah-langkah antisipastif sebagai upaya penjabaran kurikulum (yang di berlakukan) sekolah ke dalam kegiatan pembelajaran dikelas melalui proses berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu. RPP berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses belajar mengajar, baik untuk satu kali pertemuan maupun beberapa kali pertemuan.

(34)

18

RPP sangat penting bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang sistematis. Sebagai pedoman pembelajaran, RPP menghindari terjadinya proses pembelajaran yang acak. Untuk mencapai peningkatan SDM melalui pembelajaran akan lebih optimal apabila melalui pembelajaran yang sistematis. Dengan pembelajaran yang sistematis maka kualitas proses dan hasil pembelajaran akan lebih baik.

Komponen-komponen RPP terpadu terdiri dari: a. Identitas (kelas, tema, alokasi waktu).

b. Kompetensi dasar (dari mata-mata pelajaran yang akan dipadukan sesuai tema).

c. Indikator hasil belajar (jabaran kemamuan khusus dari KD mata pelajaran yang dipadukan).

d. Prosedur pembelajaran (menjelaskan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal pembelajaran/ pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup). e. Metode, sumber, dan media (yang digunakan dalam

prmbrlajaran)

f. Penilaian (teknik, soal dan sistem skoring)

Majid (2014: 126-131) mengatakan bahwa komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut:

(35)

19

Identitas meliputi: Sekolah, Kelas/Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Alokasi Waktu

2. Mencantumkan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran memuat penguasaan kompetensi yang bersifat operasional yang ditargetkan/dicapai dalam RPP. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk pernyataan yang operasional.

Tujuan pembelajaran mengandung unsur audience (A) yaitu peserta didik yang menjadi subjek tujuan pembelajaran tersebut, behaviour (B) yaitu kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan audience saat pembelajaran, condition (C) yaitu situasi pada saat tujuan tersebut diselesaikan, dan degree (D) yaitu standar yang harus dicapai oleh audience sehingga dapat dinyatakan telah mencapi tujuan.

3. Mencantumkan materi pembelajaran

4. Mencantumkan model/metode pembelajaran

5. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan pada pembelajaran berupa kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup 6. Mencantumkan media/alat/bahan/sumber belajar

(36)

20 7. Mencantumkan penilain

Majid (2014: 125-126) mengatakan bahwa prinsip pengembangan RPP terdiri dari 6 bagian yaitu:

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.

RPP disususn dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik aktif.

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. 3. Mengengbangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, dan pengayaan, dan remedial.

(37)

21

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitkan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

6. Menerapkan teknologi informasi dan kamunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

C. Pembelajaran Terpadu

a. Hakikat Pembelajaran Terpadu

Udin Syaefudin (2006:4) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya.

Kurniawan (2014: 59) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan materinya meliputi atau saling mengaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu.

(38)

22

Majid (2014: 85) mengatakan bahwa pebelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Bermakna dalam artian pada pembelajaran terpadu peserta didik akan dapat memahami konsep konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar-pelajaran.

Berdasarkan teori-teori di atas, pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan materinya dengan sengaja saling mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran yang nantinya akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.

(39)

23

b. Landasan Pembelajaran Terpadu

Majid (2014: 123-125) mengatakan bahwa dalam pembelajaran tematik terdapat 3 landasan yaitu filosofis, psikologis dan yuridis.

1. Landasan filosofis

Landasan filosofis pembelajaran terpadu berdasarkan konstruktivisme, progresivisme, dan humanisme. Secara filosofis anak didik mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan secara signifikan dalam kehidupannya walaupun bersifat evolusionis, karena lingkungan hidup anak didik merupakan suatu dunia yang terus berproses secara evolusionis. Pengetahuan anak didik adalah kumpulan kesan kesan dan informasi dari pengalaman belajar yang siap digunakan. Kesan-kesan itu diterima oleh indra, tetapi antara indra yang bersifat jasmani merupakan satu kesatuan dengan ruhani. Oleh karena itu jasmani dan ruhani perlu mendapatkan kebebasan dalam menerima kesan kesan dari lingkungan. Dengan demikian pendidikan yang diperlukan bagi anak didik adalah pendidikan yang menyeluruh dan menyentuh aspek jasmani dan rohani.

(40)

24 2. Landasan psikologis

Secara teoritik maupun praktik pembelajaran terpadu berlandaskan pada psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran terpadu yang diberikan kepada anak didik agar tingkat keluasan dan kedalamnnya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran terpadu tersebut disampaikan kepada anak didik dan bagaimana pula anak didik harus mempelajarinya.

3. Landasan yuridis

Dalam implementasi pembelajaran tematik diperlukan payung hukum sebagai landasan yuridisnya. Payung hukum yuridis adalah sebagai legalitas penyelenggaraan pembelajaran tematik, dalam arti bahwa pembelajaran tematik dianggap sah apabila telah mendapatkan legalitas formal.

Landasan yuridis tersebut adalah

a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, Pasal 31 menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak

(41)

25

b. Undang-undang no 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 9 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sdan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya

c. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab V Pasal 1-b menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya

c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Majid (2014: 89-90) mengatakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran terpadu memiliki karekteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Berpusat pada siswa yang berarti lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik memberikan pengalaman kepada siswa secara nyata (konkret) yang menjadi dasar untuk memahami hal yang lebih abstrak.

(42)

26

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dan berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, dengan demikian siswa mampu memahami konsep konsep tersebut secara utuh. Hal ini membatu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes, guru dapat mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Kurniawan (2014: 92) mengatakan bahwa hasil studi penulis atas jumlah literatur, diperoleh informasi bahwa pembelajaran terpadu tematik memiliki karakteristik sebgai berikut:

1. Berpusat pada anak

Dalam proses pembelajaran, anak menjadi pertimbangan utama dalam proses pembelajaran.

(43)

27

2. Memberi pengalaman langsung

Dalam pembelajaran tematik, sejauh mungkin diupayakan meberikan pengalaman langsung atras materi belajar.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas

Terjadi fusi atau integrasi sejumlah mata pelajaran yang di bahas, sesuai dengan kebutuhan dan tema.

4. Penyajian berbagai konsep mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran. Karenanya adanya tema dan pembahasan memerlukan penjelasan dari berbagai sudut pandang, maka dengan sendirinya akan terjadi penyajian konsep yang bersamaan dari beberapa mata pelajaran.

5. Fleksibel

Fleksibel ini merujuk pengertian: a) tidak mengikuti pola bahasan yang ada pada struktur mata pelajaran, b) penggunaan tema yang bervariasi, c) dalam pemilihan dan penggunaan media dan metode pembelajaran.

6. Hasil belajar dapat berkembang sesuai minta dan kebutuhan anak.

Karena pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung, pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai

(44)

28

mata pelajaran, fleksibel, bermain sambil belajar yang menyenangkan, serta berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.

d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu

Majid (2014: 92-93) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.

2. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.

4. Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial peserta didik.

5. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan atau lingkungan real peserta didik.

6. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersana dapat meningkatkan kerjasama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik atau guru dengan narasumber sehingga belajar

(45)

29

lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

Selain itu pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting yakini sebagai berikut:

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik.

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama. 6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dantanggap terhadap

gagasan orang lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuia dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan anak didik.

e. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu

Berdasarkan pola pengintegrasian tema, Forgaty (dalam Trianto (2009: 41-45) mengemukakan bahwa terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu, yaitu: (1) the fragmented model

(46)

30

(model tergambarkan), (2) the connected model (model terhubung) (3) the nested model (model tersarang), (4) the squanced model (model terurut), (5) the shared model (model terbagi), (6) the webbed model (model terjaring), (7) the threaded model (model tertali), (9) the immersed model (model terbenam), (10) the networked model (model jaringan).

Kesepuluh model pembelajaran tersebut, dapat diklasifikasi menjadi tiga

1. Integrasi dalam satu disiplin ilmu/ Mata Pelajaran (within single disciplines)

Integrasi dalam satu disiplin ilmu atau satu mata pelajaran ini terdiri dari tiga model yaitu fragmented, connected, dan nested.

2. Integrasi lintas disiplin (across several disciplines)

Integrasi lintas disiplin ini terdiri dari lima model yaitu sequanced, shared, threaded, webbed, dan integrated.

3. Integrasi inter dan antar (internal) siswa (within and across leaner)

Integrasi dalam kategori ini disefinisikan sebagai integrasi yang terjadi secara manual di dalam siswa. Suatu proses integrasi yang bukan hasil rekayasa eksternal, akan tetapi karena proaktif siswa berdasarkan orientasi yang ingin

(47)

31

dicapainya. Pada kategori ini ada dua model yaitu immersed dan networked

Tabel 2.1 Model Pembelajaran Terpadu

Name Model Deskripsi Kelebihan Kelemahan Terpisah (Fragmented) Berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan saing terpisah. Adanya kejelasan dan andangan ang terpisah dalam suatu mata pelajaran. Keterhubungan menjadi tidak jelas, lebih sedikit transfer pembelajaran. Keterkaitan/ Keterhubungan (Connected) Topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain

Konsep-konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan (review), rekonsep-tualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam Disiplin-disiplin tidak berkaitan, konten tetap terfokus pada satu disiplin ilmu.

(48)

32 suatu disiplin Berbentuk sarang/ kumpulan (Nested) Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir dan konten (contents skill) dicapai di salah satu mata pelajaran (subject area) Memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran Pelajar dapat menjadi bingung dan kehilangan arah mengenai konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pelajaran Dalam satu rangkaian (Sequence) Persamaan-persamaan yang ada diajarkan secara bersamaan meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda Menfasilitasi transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran. Membutuhkan kolaborasi yang terus menerus dan kelenturan yang tinggi karrena guru-guru memiliki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang)

(49)

33

kurikula Terbagi

(Shared)

Perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap (attitudes) yang sama Terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah berkolaborasi Membutuhkan waktu, kelenturam, komitmen, dan kompromi Berbentuk jaring laba-laba (webbed) Pengajaran tematis, menggunakab suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata Dapat memotivasi murid-murid, membantu murid murid untuk meihat keterhubungan antara gagasan. Tema yang digunakan harus dipilih baik baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan konten

(50)

34 pelajaran. Dalam satu alur (Threaded) Keterampilan-keterampilan sosial, berfikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belaar „direntangkan‟ melalui beberapa disiplin Murid-murid mempelajari cara mereka belajar, memfasilitasi transfer pembelajaran selanjutnya Disiplin-disiplin ilmu yang bersakutan tetap terpisah satu sama lain Terpadu (Integrated) Dalam berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari Mendorong murid-murid untuk melihat keterkaitan dan kesaling terhubungan di antara disiplin-disiplin ilmu, Membutuhkan tim antar-departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama.

(51)

35 keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut. Immersed Pelajar memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang area yang disukai (area of interest) Keterpaduan berlangsung di dalam pelajar itu sendiri Dapat mempersempit fokus pelajar tersebut. Membentuk jejaring Pelajar melakukan Bersifat proaktif, Dapat memecah perhatian

(52)

36 (Netwoked) proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan smber daya. pelajar tersimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep terbaru pelajar, upaya-upaya menjadi tidak efektif.

D. Pembelajaran Terpadu Tipe Nested

a. Pengertian dan karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Forgaty (dalam Trianto 2010:45) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) adalah pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu secara khusus meletakkan pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill). Kurniawan (2014:66) mengatakan dalam organisasi kurikulum model tersarang (nested) ini, yaitu integrasi multi target

(53)

37

kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada pada satu mata pelajaran tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu tipe nested secara khusus meletakkan pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada pada satu mata pelajaran tertentu.

Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh diberikan oleh Forgaty (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).

Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu

a. Holistik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka. b. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari

(54)

38

materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam kehidupannya.

c. Otentik

Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menja di lebih otentik. Misalnya, hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

d. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

(55)

39

Forgarty (dalam Trianto 2010:46) memaparkan sub-sub keterampilan yang dapat dipadukan melalui model nested diperlihatkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Unsur-unsur Keterampilan Berpikir, Sosial, dan Memgorganisir

Keterampilan Berpikir

Keterampilan Sosial Keterampilan Mengorganisir Prediksi Penarikan kesimulan Hipotesis Membendingkan/ mengkontraskan Mengklasifikasi Menggeneralisasi Memprioritaskan Mengevaluasi Mendengar terfokus Mengklarifikasi Mengungkap kembali Mendorong Menerima ide Menolak/menafikkan Mencari konsensus Meringkas Jaringan Diagram venn Bagan arus Lingkaran sebab-akibat Bagan setuju/ tidak setuju Kisi-kisi/matriks Peta konsep Tulang ikan

(56)

40

b. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested

Trianto (2009:51) mengatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

1) Tahap Perencanaan

a Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.

Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang diberikan Fogarty (dalam Trianto 2010:45) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.

b Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

(57)

41

Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.

c Menentukan sub keterampilan yang dipadukan

Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1) keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.

d Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)

Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indikator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan degree.

e Menentukan langkah-langkah pembelajaran

Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

(58)

42 2) Tahap Pelaksanaan

Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :

a Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi pembicaan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri.

b Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.

c Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.

3) Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:7) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.

a Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya

(59)

43

b Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

c. Contoh bagan peta konsep tipe Nested

Gambar 2.1 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Fisika

Peta konsep (organizing skill) Prediksi (thinking skill)

Perambatan cahaya (content)

(60)

44

Gambar 2.2 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Biologi

Gambar 2.3 Contoh Model Nested Mata Pelajaran Matematika

Chart (organizing skill) Analysis (thinking skill)

DNA (content)

Peta konsep (organizing skill) Prediksi (thinking skill)

Statistic (content)

(61)

45

d. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested

Tabel 2.3 Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Kekuatan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested Guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam satu mata pelajaran. Apabila tanpa perencanaan yang matang dalam memadukan beberapa keterampilan, prioritas pelajaran akan menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukan beberapa tugas sekaligus. Dengan menjaring dan

mengkumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar

(62)

46 siswa, pembelajaran semakin diperkaya dan berkembang

Dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, kterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi.

Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan

penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan

kurikulum secara luas. Tipe nested ini tidak memerlukan

(63)

47 untuk bekerja dengan guru lain.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013 merupakan hal baru, sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut tiga penelitian relevan yang sesuai dengan pengembangan perangkat pembelajaran:

Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian pengembangan pendidikan karakter oleh Yohana Prisca Apriyanti (2013). Dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”. Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa buku teks pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Tujuan dari peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal. Selain itu, untuk mendeskripsikan hasil validitas kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Jenis penelitian yang dilakukan adalah R&D (Research

(64)

48

and development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara kepada guru kelas IV SD, hasil wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk. Subjek pada penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD semester genap SD Pakem, tahun ajaran 2011/2012. Hasil validitas kualitas produk bahan ajar digunakan untuk merevisi produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada pelajaran Baahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Hasil uji coba produk yang dilakukan peneliti tentang materi yang telah diuat dapat disimpulkan bahwa desain final bahan sudah memenuhi kriteria karena telah memenuhi tahapan validitas dan uji coba lapangan serta terbatas dengan kualifikasi sangat baik digunakan sebagai bahan ajar.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Hesti Wulandari (2006) tentang “Pengembangan Bahan Ajar yang terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV”. Produk bahan ajar divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasan Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan guru Bahasa Indonesia SD. Setelah uji coba terhadap pakar, produk diuji coba lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari Yogyakarta. Produk bahan ajar memiliki kualitas “sangat baik” berdasarkan hasil validasi para pakar dan hasil uji coba lapangan. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap produk bahan ajar diperoleh skor 4,17 dengankategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 3.91

Gambar

Tabel 2.1 Model Pembelajaran Terpadu
Tabel 2.2 Unsur-unsur Keterampilan Berpikir, Sosial, dan  Memgorganisir
Gambar 2.1 Contoh Model Nested Mata Pelajaran  Fisika
Gambar 2.2 Contoh Model Nested Mata  Pelajaran Biologi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan limpahan kasih, rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Mengacu

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengembangan Aktivitas Pembelajaran Berorientasi

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya, dapat menyusun skripsi yang berjudul ” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan laporan skripsi yang berjudul

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena karena berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat