BAB II TINJAUAN TEORETIS
A. Bahan Ajar Big Book Berbasis Tutor Sebaya
3. Pembelajaran Tutor Sebaya
Istilah tutoring, semula digunakan sebagai pelatihan kognitif antara pakar dengan pemuda, selanjutnya dapat pula terjadi antara orang dewasa (pendidik) dengan anak-anak (peserta didik), atau antara anak (peserta didik) yang lebih pandai dengan anak (peserta didik) yang kurang pandai, sehingga tutoring individual
25USAID Prioritas, Buku Sumber untuk Dosen LPTK: Pembelajaran Literasi Kelas Awal di LPTK (Jakarta: USAID, 2014), h. 46.
mereka yang kurang pandai dalam suatu mata pelajaran.26 Tutoring antara peserta didik yang lebih pandai dengan peserta didik yang kurang pandai, selanjutnya disebut tutor sebaya.
Dilihat dari fase perkembangan dan pertumbuhan, anak pada masa awal banyak berinteraksi dengan teman sebaya sebagai aktivitas yang banyak menyita waktunya sampai pada masa pertengahan dan akhir anak-anak. Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak usia sekolah ini terjadi dalam grup atau kelompok yang lebih menekankan pada pentingnya aktivitas bersama-sama.27
Kondisi ini, dapat dimanfaatkan oleh guru yang mengajar pada anak usia sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah untuk menerapkan pembelajaran yang berbasis tutor sebaya atau tutor teman sebaya, sebagaimana yang telah berlangsung di MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa.
Tutor sebaya berarti peserta didik yang lebih pintar atau lebih memahami pokok bahasan pada mata pelajaran, dan dapat pula peserta didik yang diberikan tugas sebelumnya untuk mencari dan menemukan informasi sebagai bahan belajar pada mata pelajaran tertentu untuk mengajar peserta didik lainnya di kelas, sehingga tutor sebaya memudahkan peserta didik belajar, berpartisipasi aktif, dan dapat memecahkan masalah bersama-sama dalam rangka pencapaian pemerataan pemahaman terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.28
26John W. Santrock, Educational Psychology, h. 393.
27Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA (Cet VII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2017) h. 224.
28Yopi Nisa Febianti, “Peer Teaching (Tutor Sebaya) sebagai Metode Pembelajaran untuk Melatih Siswa Mengajar”. https://media.neliti.com/media/publications/271644-peer-teaching-tutor-sebaya-sebagai-metod-56495ed0.pdf. Diakses 15 Agustus 2021.
tertentu, tetapi disyaratkan bagi mereka yang pintar karena telah memahami materi pelajaran atau mendapat tugas sebelumnya dari guru untuk mencari informasi terkait materi pelajaran tertentu.
Santrock mendeskrpsikan temuan para peneliti, bahwa tutoring memberi manfaat, baik bagi tutor maupun yang diajari, bahkan tutoring teman sering kali membantu prestasi peserta didik, sebab mengajarkan sesuatu kepada orang lain merupakan cara terbaik untuk belajar.29
Islam meletakkan dasar yang kuat tentang pentingnya pembelajaran sebagai suatu proses yang mengintegrasikan berbagai komponen, sesuai dengan firman Allah swt. dalam QS al-Baqarah/2: 129.
Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.30
Shihab menafsirkan ayat di atas, bahwa permohonan Nabi Ibrahim dituturkan dengan sangat serasi, dimulai dengan permohonan kehadiran rasul yang menyampaikan tuntunan Allah (Alquran), rasul itu mengajarkan makna dan pesan-pesannya (hikmah), serta pengetahuan yang menghasilkan kesucian jiwa dengan pengamalan sesuai tuntunan Allah swt.31
29John W. Santrock, Educational Psychology, h. 395.
30Kementerian Urusan Agama Islam Wakaf, Da’wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 33.
31M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Volume 1 (Cet. X; Jakarta: Lentera Hati, 2008), h. 328.
sebagai bahan ajar untuk memperoleh pengetahuan yang mensucikan jiwa karena diamalkan menurut tuntunan Allah swt., selain berasal dari kalangan mereka sendiri, juga memiliki keistimewaan tertentu, sesuai dengan firman Allah swt. dalam QS Ali
„Imran/3: 164. (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.32
Lafadz anfusihim (
ْم ِه ِس فْن ُ َ
ا
) ditafsirkan Shihab dalam arti luas, yaitu nabi yang diutus itu adalah: (a) dari lingkungan mereka sehingga dikenal sifat-sifatnya yang terpuji, (b) dari ras mereka sehingga berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan (c) dari manusia dengan keistimewaan tertentu.33Sehubungan dengan pembelajaran tutor sebaya, peserta didik sebagai tutor, sebaiknya dipilih dari peserta didik di kelasnya sendiri yang memiliki sifat terpuji dan keistimewaan tertentu sehingga mampu menjelaskan materi pelajaran yang mudah dimengerti oleh peserta didik lain yang diajarnya.
Pembelajaran tutor sebaya (peer tutoring) berlangsung dalam suatu proses melalui langkah-langkah, yaitu: (a) memilih tutor dengan syarat tertentu, terutama menguasai materi, (b) mengelompokkan peserta didik dengan tingkat kecerdasan
32Kementerian Urusan Agama Islam Wakaf, Da’wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 104.
33M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Volume 2 (Cet. XI; Jakarta: Lentera Hati, 2008), h. 269.
yang diajarkan, (d) mengisi lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung, dan (e) melaksanakan evaluasi belajar secara individu.34
Langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya tersebut, dipadukan dengan langkah-langkah pembelajaran berstandar yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran, sebagaimana yang diatur dalam kurikulum 2013, sehingga pembelajaran tutor sebaya didahului dengan kegiatan merancang pembelajaran sebelum diterapkan melalui tiga langkah penting tersebut.
Melalui satu langkah sebelum pelaksanaan pembelajaran, dan tiga langkah selama proses pembelajaran, tutor sebaya diharapkan fungsional meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik. Kelly dan Hansen merinci enam fungsi positif dari teman sebaya, yaitu: (a) mengontrol impuls-impuls agresif, (b) memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih independen, (c) meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang lebih matang, (d) mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin, (e) memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai, serta (f) meningkatkan harga diri.35
Fungsi teman sebaya dalam mengontrol impuls-impuls agresif, bahwa impuls sebagai dorongan atau keinginan dalam diri untuk melakukan suatu perbuatan, dapat memengaruhi perilaku individu, sehingga ketidakmampuan kontrol impuls
34Angela Merici Fina Indriani dan Siti Mutmainnah, ‚Metode Pembelajaran Tutor Sebaya sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. https://media.neliti.com/media/publications/
91084-ID-none.pdf. Diakses 15 Agustus 2021.
35J. A. Kelly dan D. J. Hansen, ‚Social Intractions and Adjusment‛ in V. B. Hasselt dan M.
Hersen (ed.), Handbook of Adolescent Psychology (New York, Pergamon Press, 1987), dikutip dalam Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. h. 230-231.
dapat terkontrol dengan memfungsikan teman sebaya secara positif melalui pembelajaran berbasis teman sebaya.
Dorongan atau keinginan peserta didik yang timbul dari dalam diri peserta didik usia sekolah dasar untuk menghabiskan banyak waktu berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya mereka, merupakan impuls agresif yang dapat terkontrol apabila mereka dilibatkan dalam banyak kegiatan pembelajaran yang berbasis teman sebaya.
Begitu pula, bahwa peserta didik dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang lebih matang apabila mereka diberi ruang yang cukup untuk beragam aktivitas belajar yang berbasis teman sebaya, sehingga pencapaian hasil pembelajaran sangat terkait dengan penggunaan bahan ajar seperti Big Book melalui pembelajaran tutor sebaya.