PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BIG BOOK BERBASIS TUTOR SEBAYA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF
PESERTA DIDIK DI KELAS V MI MADANI ALAUDDIN KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh:
NURKHAIRAH SAPRIN NIM: 20800117008
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
ii Mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Nurkhairah Saprin
NIM : 20800117008
Tempat/Tgl. Lahir : Ujung Pandang, 24 November 1998 Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Alamat : Perum. Paccinongang Harapan Blok PA 17 No. 13 Gowa.
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Big Book Berbasis Tutor Sebaya Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik Di Kelas V Mi Madani Alauddin Kabupaten Gowa
menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Samata - Gowa, 27 Agustus 2021
Penyusun,
Nurkhairah Saprin
NIM: 20800117008
iii
iv
ِِمْسِب
ِ
ِِالل
ِمْْحَّرلا ِ
ِِميِحَّرلا ِِنِ
ْل ِْاِ
ِْمِ د
ِِِّلِِ ِ
ِْر
ِِّب
ِْعل ِِْا
ْ ِ لا
ِِْو ِْي
َِّصلا
ِ ةِِْو ِْل
َِّسلا
ِ مِ ِْل
ِْعِْل
ِْ مِى
َِّمِ د
ِْصَِّل ِ
ِ اللِى
ِِْعِ
ْلِْيِِه
ِِْو
ِْسَِّل
ِْمِ
ِ
Alhadulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat, dan inayah-Nya, sehingga penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat dan taslim terkirim kepada Nabi Muhammad saw, keluarga dan seluruh sahabat-sahabatnya, serta tabi’in dan orang yang senantiasa mengikuti jejak risalahnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Big Book Berbasis Tutor Sebaya Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik Di Kelas V Mi Madani Alauddin Kabupaten Gowa” ini, dapat diselesaikan atas bantuan, baik moral maupun material dari berbagai pihak, terutama kedua orang tua (ayahanda Dr. Saprin, M.Pd.I. dan ibunda Andi Kurniati, S.S., S.Pd.I., M.Pd.I.), serta saudara-saudari (Muhammad Wafiq Saprin, S.Pd. Rafiqah Nur Saprin, S.Pd. dan Sidrah Ukhra Saprin). Sebagai tanda syukur dan balas budi kepada mereka, penulis ucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Ucapan terima kasih, penulis juga haturkan kepada semua pihak yang berjasa dalam penyusunan Skripsi ini, khususnya kepada:
1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. Rektor; Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag.
Wakil Rektor Bidang Akademik; Dr. Wahyuddin, M.Hum. Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan; Prof. Dr.
Darussalam, M.Ag. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan; Dr. H.
Kamaluddin Abunawas, M.Ag. Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga yang telah memimpin Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menuju kemajuan sebagai kampus peradaban.
v
M.Pd.I. Wakil Dekan Bidang Akademik; Dr. M. Rusdi T., M.Ag. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan; Dr. H.
Muhammad Ilyas Ismail, M.Pd., M.A. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan yang telah memimpin Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar sebagai lembaga yang berintegritas.
3. Dr. Usman, M.Pd. Ketua Jurusan/Program Studi; dan Dr. Rosdiana, M.Pd.I.
Sekretaris Jurusan/Program Studi sekaligus Pembimbing II yang mengelola Jurusan/Program Studi PGMI dan membimbing penyusunan skripsi ini.
4. Dr. H. Muh. Rapi, M.Pd. Pembimbing I yang telah membimbing penyusunan Skripsi ini.
5. Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. Penguji II yang telah berkontribusi untuk penyempurnaan Skripsi ini.
6. Segenap Guru Besar dan Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan mahasiswa sebagai sivitas akademika yang berbudaya ilmiah.
7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar atas segala arahan dan bantuannya yang sangat bermakna dalam serangkaian kegiatan akademik dan administrasi mahasiswa untuk penyelesaian studi.
8. Kepala Lembaga Bahasa, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, dan Kepala Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta segenap karyawan atas pelayanannya selama menempuh studi.
vi
Kabupaten Gowa dan segenap pendidik dan tenaga kependidikan yang telah memfasilitasi penulis selama meneliti di lembaga pendidikan tersebut.
10. Semua teman dan sahabat semasa perkuliahan dan pihak-pihak yang namanya tidak sempat disebutkan satu persatu. Semoga Allah swt.
memberikan pahala yang berlipat ganda kepada mereka dan senantiasa mendapat kesehatan, rizki yang berlipat ganda, serta rahmat dan hidayah dari Allah Swt.
Akhirnya, kepada Allah swt. penulis mempersembahkan puji dan syukur yang tidak terhingga, dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan segenap pembacanya.
Samata - Gowa, 27 Agustus 2021.
Penulis,
Nurkhairah Saprin NIM: 20800117008
vii
JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ... x
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Hipotesis ... 7
D. Definisi Operasional Variabel ... 7
E. Kajian Penelitian Terdahulu ... 8
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 15
A. Bahan Ajar Big Book Berbasis Tutor Sebaya ... 15
1. Bahan Ajar Big Book... 15
2. Langkah-langkah Pembuatan Bahan Ajar Big Book ... 22
3. Pembelajaran Tutor Sebaya ... 25
B. Kemampuan Kognitif ... 30
C. Kerangka Pikir ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 35
B. Pendekatan Penelitian ... 36
C. Populasi dan Sampel ... 37
D. Metode Pengumpulan Data ... 38
E. Instrumen Penelitian ... 39
F. Validasi dan Reliabilitasi Instrumen ... 41
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Hasil Penelitian ... 46
1. Deskripsi Hasil Penelitian tentang Penggunaan Big Book Berbasis Tutor Sebaya di Madrasah Ibtidaiyah Madani Alauddin Kabupaten Gowa ... 46
2. Deskripsi Hasil Penelitian tentang Kemampuan Kognitif Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah Madani Alauddin Kabupaten Gowa ... 50
3. Uji Pengaruh Penggunaan Big Book Berbasis Tutor Sebaya terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik di MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa ... 52
viii
2. Deskripsi Data Empiris ... 58
BAB V PENUTUP ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Implikasi Penelitian ... 61
KEPUSTAKAAN ... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 67
1. Kisi-kisi Instrumen ... 67
2. Instrumen Penelitian ... 69
3. Validasi Instrumen Penelitian ... 74
4. Data Mentah ... 82
5. Keterangan Riset ... 85
6. Dokumentasi... 86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 91
ix
Tabel 3.1 Kategorisasi Hasil Penelitian ... 44 Tabel 4.1 Data Penggunaan Big Book sebelum Kegiatan Pembelajaran
Tutor Sebaya... 46 Tabel 4.2 Data Penggunaan Big Book pada Kegiatan Awal
Pembelajaran Tutor Sebaya ... 47 Tabel 4.3 Data Penggunaan Big Book pada Kegiatan Inti
Pembelajaran Tutor Sebaya ... 48 Tabel 4.4 Data Penggunaan Big Book pada Kegiatan Akhir
Pembelajaran Tutor Sebaya ... 48 Tabel 4.5 Akumulasi Data Respons Peserta Didik tentang Penggunaan
Big Book Berbasis Tutor Sebaya pada Kegiatan
Pembelajaran ... 49 Tabel 4.6 Akumulasi Data Kemampuan Kognitif Peserta Didik ... 51 Tabel 4.7 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 52
x
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
alif Tidak dilambangkan tidak dilambangkanب ba b be
ت ta t te
ث s\a s\ es (dengan titik di atas)
ج Jim j je
ح h}a h} ha (dengan titik di bawah)
خ kha kh ka dan ha
د dal d de
ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)
ر ra r er
ز zai z zet
س sin s es
ش syin sy es dan ye
ص s}ad s} es (dengan titik di bawah)
ض d}ad d} de (dengan titik di bawah)
ط t}a t} te (dengan titik di bawah)
ظ z}a z} zet (dengan titik di bawah)
ع ‘ain ‘ apostrof terbalik
غ gain g ge
ف fa f ef
ق qaf q qi
ك kaf k ka
ل lam l el
م mim m em
ن nun n en
و wau w we
ـه ha h ha
ء hamzah ’ apostrof
ى ya yang ye
xi 2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:
T N Huruf Lain Nama
َ ا
Fath}ah a aَ ا
Kasrah i Iَ ا
d}ammah u UntukVokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Contoh:
َ فـْيـ ك
: kaifaَ لْوـ ح
: h}aula3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat dan Huruf Nama Huruf dan
Tanda Nama
َ َ...
َاَ
َ...َ|
َ
ى
fath}ah dan alifatau ya>’
a> a dan garis di atas
ىــــ ـ
kasrah dan ya>’ i> i dan garis diatas
وــ ـ
d}ammah danwau u> u dan garis di
atas
Nama Huruf Latin Nama
Tanda
fath}ah dan ya>’ ai a dan i
َْى ـ
fath}ah dan wau au a dan u
َْو ـ
xii
ىـ م ر
: rama>َ لـْيـ ق
: qi>laَ تْو ـمـ ي
: yamu>tu4. Ta>’ marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].
Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’
marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
ةـ ضْو ر
َ َُ َ
َ لا فْط لأا
: raud}ah al-at}fa>lةـ نـْي دـ مـْل ا
َ َُ َ ة لــ ضا ـفـْل ا
َ ُ َ
: al-madi>nah al-fa>d}ilahةــ مـْكـ حْـل ا
َ ُ َ
: al-h}ikmah5. Syaddah (Tasydi>d)
Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d ( ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan ـّـ huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Contoh:
َ انـ ـّب ر
: rabbana>َ انــْي ـّجـ ن
: najjaina>َّقـ حـْـل ا
َ ُ َ
: al-h}aqqَ مـ ـّع ـن
: nu‚imaَ و دـ ع
: ‘aduwwunJika huruf
ى
ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah(
ّىـِــــ
), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.Contoh:
َ ىـ لـ ع
: ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)َ ىـ ـب رـ ع
: ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)xiii
lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis men- datar (-).
Contoh:
َ سـْمـَّشل ا
: al-syamsu (bukan asy-syamsu)ةـ ـل زـْـلَّزل ا
َ ُ َ
: al-zalzalah (az-zalzalah)ة فـ سْلـ فـْـل ا
َ ُ َ
: al-falsafahَ د لاـ ــبـْـل ا
: al-bila>du7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
َ نْو رـ مْأ ـت
: ta’muru>naَ عْوـَّنــل ا
: al-nau‘َ ءْيـ ش
: syai’unَ تْرـ م أ
: umirtu8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata- kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransli- terasi secara utuh. Contoh:
Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n
Al-Sunnah qabl al-tadwi>n
xiv
berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
َ نْـي د
َ
َ الله
di>nulla>hَ لل بِ
billa>hAdapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:
َْمـ ه
َْ فَ َ
َ ة مـْــح ر
َ
َ الله
hum fi> rah}matilla>h10. Huruf Kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-).
Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan. Contoh:
Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l
Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n
Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si>
Abu>> Nas}r al-Fara>bi>
Al-Gaza>li>
Al-Munqiz\ min al-D}ala>l
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu>
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:
xv B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>
saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alaihi al-sala>m
H = Hijrah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja) w. = Wafat tahun
QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imra>n/3: 4 HR = Hadis Riwayat
MI = Madrasah Ibtidaiyah
HVS = Hout Vrij Schrift (Bahasa Belanda) DKK = dan kawan-kawan
Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibnu)
Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)
xvi ABSTRAK Nama : Nurkhairah Saprin
NIM : 20800117008
Judul : Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Big Book Berbasis Tutor Sebaya Terhadap Kemampuan Kognitif Peserta Didik Di Kelas V Mi Madani Alauddin Kabupaten Gowa
Penelitian untuk menjawab rumusan masalah, yaitu: 1) bagaimana penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa?, 2) bagaimana kemampuan kognitif peserta didik di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, dan 3) apakah penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif peserta didik di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa?
Penelitian jenis ex post facto, menggunakan instrumen angket dan tes untuk mengumpul data pada populasi yang disampel dengan teknik sampel jenuh pada penelitian populasi yang berjumlah 41 orang peserta didik untuk memperoleh data interval yang diolah dan dianalisis dengan teknik statistik, baik statistik deskriptif maupun statistik inferensial pada data yang berdistribusi normal yang valid dan reliabel.
Hasil penelitian dideskripsikan, yaitu: 1) bahan ajar Big Book telah digunakan oleh guru dengan persentase rerata sebesar 92% yang berkategori sangat baik dalam pembelajaran tutor sebaya di Kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, 2) kemampuan kognitif peserta didik juga berada pada persentase rerata sebesar 92% yang berkategori sangat tinggi dengan predikat amat baik di Kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, dan 3) penggunaan bahan ajar Big Book melalui pembelajaran tutor sebaya berkorelasi positif sebesar 0,590, dan berkontribusi sebesar 34,81%, tetapi tidak berpengaruh positif (1 < 1,034562) terhadap kemampuan kognitif peserta didik di Kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa.
Implikasi penelitian, yaitu: 1) bahan ajar Big Book dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik di Kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, sebab hasilnya berkorelasi positif dan berkontribusi, 2) meskipun Bahan ajar Big Book dapat digunakan meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik, tetapi hanya dapat digunakan dalam pembelajaran lain, dan tidak dapat digunakan dalam pembelajaran tutor sebaya di Kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, sebab hasilnya tidak berpengaruh, dan 3) peningkatan kemampuan kognitif peserta didik tidak cukup dengan hanya menggunakan bahan ajar Big Book, tetapi perlu menggunakan beragam bentuk bahan ajar melalui pembelajaran yang bervariasi di MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, sebab penggunaan bahan ajar Big Book melalui pembelajaran tutor sebaya bukanlah faktor tunggal yang memengaruhi kemampuan kognitif peserta didik sebagai hasil belajar.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahan ajar yang juga disebut materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, bahkan bahan ajar pada pembelajaran tertentu merupakan inti dari kegiatan pembelajaran, sebab pembelajaran dalam konteks tertentu merupakan proses pemindahan informasi (pengetahuan) yang dikemas dalam bentuk bahan ajar dari guru kepada peserta didik melalui media pembelajaran tertentu.
Bahan ajar atau materi pelajaran (learning materials) dapat dikemas dalam berbagai bentuk, antara lain bahan ajar terprogram berbentuk cetak (printed material) yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk bingkai belajar sehingga bahan ajar yang biasanya berbentuk buku pelajaran itu, berisi tentang bingkai- bingkai belajar.1 Bahan ajar terprogram yang tercetak berbentuk buku berisi bingkai- bingkai belajar inilah yang disebut bahan ajar big book yang disajikan melalui pembelajaran tertentu, antara lain pembelajaran tutor sebaya.
Selain itu, bahan ajar big book diajarkan melalui penggunaan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi, baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya yang dapat dimanipulasi agar dapat dilihat, didengar dan dibaca, sehingga media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima agar dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa guna terjadinya proses belajar.2 Media dalam konteks
1Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Edisi Pertama (Cet. I;
Jakarta: Kencana, 2008), h. 153-154.
2Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya (Cet. I; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 7.
ini berguna mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga media diperlukan oleh guru untuk memahamkan peserta didik agar mudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil cetak dan komputer.3 Salah satu contoh media hasil teknologi cetak, yaitu big book yang memiliki kelebihan mempermudah peserta didik mengembangkan kemampuan kognitif melalui kegiatan membaca karena berukuran besar.
Salah satu media pembelajaran dari pengalaman menurut Asnawir adalah pengalaman dari lambang kata. Pengalaman semacam ini diperoleh dari buku dan bahan bacaan, sehingga media dipandang penting dalam pembelajaran mengenal sebuah kata atau kalimat dalam bacaan, dan diperlukan media yang sesuai, seperti media big book yang merupakan buku berukuran besar untuk mempermudah peserta didik mengenal kata atau kalimat.4
Media cetak sangat mudah didapatkan di mana dan kapan saja, termasuk media big book (buku berukuran besar) juga dapat dibuat sendiri dan dengan kreativitas sendiri dengan penggunaan biaya yang relatif murah dan terjangkau untuk dikemas sebagai bahan ajar untuk diajarkan oleh guru melalui pembelajaran tutor sebaya.
Penggunaan big book dalam pembelajaran tutor sebaya memiliki dua fungsi, selain berfungsi sebagai bahan ajar cetak berukuran besar berisi materi yang mudah
3Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. III; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h. 31
4Asnawir, dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 22.
dipelajari oleh peserta didik, big book juga berfungsi sebagai media yang mudah dirancang dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran, termasuk pembelajaran tutor sebaya. Melalui pembelajaran tutor sebaya, sesama peserta didik dapat menjadi tutor bagi temannya sendiri dalam bentuk tutoring teman sebaya, di mana seorang peserta didik mengajar peserta didik yang lain.
Terdapat dua jenis tutor sebaya, yaitu tutor lintas usia dan tutor teman seusia. Tutor lintas usia menurut Santrock, biasanya akan lebih baik ketimbang tutor teman seusia, karena teman yang lebih tua biasanya lebih pandai ketimbang teman seusia, dan diajari oleh teman sekelas biasanya akan membuat peserta didik yang diajari merasa malu dan menyebabkan perbandingan sosial yang negatif.5
Pembelajaran tutor sebaya membutuhkan komunikasi yang baik, dan penggunaan waktu yang efektif untuk suatu bahan ajar tertentu, seperti big book agar memperoleh hasil yang optimal. Salah satu hasil belajar yang diharapkan diperoleh peserta didik melalui penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya adalah kemampuan kognitif.
Islam meletakkan dasar tentang pengetahuan sebagai suatu kemampuan yang patut dimiliki setiap mukmin, termasuk peserta didik yang beriman agar memperoleh petunjuk dengan terhindar dari kesesatan, sesuai firman Allah swt.
dalam QS al-Anfa>l/8: 29.
5John W. Santrock, Educational Psychology, terj. Tri Wibowo, Psikologi Pendidikan (Cet.
VII; Jakarta: Kencana, 2017), h. 395.
Terjemahnya:
Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqa>n (petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, atau pertolongan), dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu, dan Allah mempunyai karunia yang besar.6
Menurut Shihab, kata furqa>n pada ayat di atas mengandung makna sesuatu yang berfungsi sebagai pemisah yang sangat sempurna, sehingga dapat dipahami sebagai cahaya yang bersumber dari kalbu yang lahir akibat ketakwaan kepada Allah, dan dari padanya seseorang mendapatkan bimbingan dalam kegelapan, sehingga dapat memilih dan menempuh yang baik dan benar.7
Peserta didik yang memperoleh bimbingan dari guru dalam pembelajaran turor sebaya dengan menggunakan bahan ajar big book akan memperoleh cahaya hati berupa kemampuan kognitif secara baik dan benar atas dasar iman dan takwa kepada Allah.
Kognitif (cipta) sebagai ranah psikologis peserta didik yang berkedudukan di otak menurut perspektif psikologi kognitif, merupakan sumber sekaligus pengendali ranah kejiwaan lainnya, baik ranah afektif (rasa) maupun ranah psikomotor (karsa), sebab otak sebagai markas fungsi kognitif, bukan hanya menjadi penggerak aktivitas akal untuk berpikir, tetapi juga sebagai menara pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan.8 Pengembangan ranah kognitif merupakan dasar yang penting dalam pengembangan ranah afektif, dan ranah psikomotor dalam pembelajaran pada satu satuan pendidikan.
6Kementerian Urusan Agama Islam Wakaf, Da’wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Al- Qur’an dan Terjemahannya (Madinah Munawwarah: Mujamma’ al-Malik Fahd li Thiba>’at al-Mush- haf al-Syarif, 1424 H), h. 265.
7M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Volume 5 (Cet. IX; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 429.
8Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Cet. XV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 82.
Salah satu kesulitan pokok yang dialami para guru pada semua jenjang pendidikan menurut Syah adalah menghayati makna yang dalam mengenai hubungan perkembangan kognitif khususnya dengan proses pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.9 Pembelajaran yang diharapkan adalah mampu mengembangkan kemampuan kognitif peserta didik, sehingga guru dituntut untuk mampu menghayati makna hubungan perkembangan kognitif dengan proses pembelajaran secara mendalam.
Pembelajaran pada dasarnya adalah membantu peserta didik mengalami pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan, sedangkan peserta didik memiliki perbedaan individual sebagai variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun aspek psikis yang secara nyata memang berbeda dalam kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran (kognitif), meskipun berada dalam tingkat perkembangan (kelas) yang sama.10 Atas dasar itu, maka pembelajaran tutor sebaya sangat tepat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif peserta didik yang bervariasi, terutama pada jenjang pendidikan dasar.
Sesuai dengan karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung, maka guru menurut Desmita hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan peserta didik berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.11
9Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 120.
10Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Cet. V; Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 6-7.
11Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Cet. VII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 35.
Penggunaan big book dalam pembelajaran tutor sebaya sangat sesuai dengan karakteristik peserta didik di MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa yang mengandung unsur permainan, terjadinya pergerakan peserta didik dalam belajar kelompok, dan peserta didik berkesempatan terlibat langsung dalam pembelajaran, sebagaimana yang dideskripsikan dalam tinjauan teoretis.
Andi Kurniati mendeskripsikan, bahwa guru kelas di MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa sebagai sekolah laboratorium (laboratory school) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin yang telah dilatih merancang big book oleh USAID Prioritas sebagai mitra, telah menggunakan big book untuk materi tertentu dalam pembelajaran tutor sebaya sehingga peserta didik di kelas V khususnya, telah mampu membaca dengan baik, meskipun tampak perbedaan kemampuan kognitif terutama pada level tinggi yang memang bervariasi untuk setiap peserta didik.12
Diperoleh gambaran, bahwa terdapat variasi kemampuan kognitif peserta didik setelah mengikuti pembelajaran tutor sebaya yang menggunakan big book, sehingga penggunaan big book berbasis tutor sebaya di MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa perlu diungkap pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif peserta didik melalui penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah pokok, yaitu bagaimana pengaruh penggunaan bahan ajar Big Book berbasis tutor sebaya terhadap kemampuan kognitif peserta didik di Kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa?, kemudian dirinci atas beberapa rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
12Andi Kurniati (48 Tahun), Guru Kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, Wawancara, Gowa, 8 Juli 2020.
1. Bagaimana penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana kemampuan kognitif peserta didik di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa?
3. Apakah penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif peserta didik di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa?
C. Hipotesis
Penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya diduga berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif peserta didik di kelas V MI Madani Alauddin Paopao yang didasarkan pada perkembangan kognitif usia sekolah dasar yang berada pada tahap operasional konkret yang sudah mampu menggolong-golongkan objek konkret yang nyata sehingga menyenangi pembelajaran yang mengandung unsur permainan, bergerak dalam belajar kelompok, dan berkesempatan terlibat langsung dalam pembelajaran sebagaimana yang terjadi dalam pembelajaran tutor sebaya yang menggunakan big book.
D. Definisi Operasional Variabel
Penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya adalah melibatkan peserta didik yang pandai untuk mengajarkan materi pelajaran yang disusun dalam bentuk buku berukuran besar yang berisi bingkai-bingkai pelajaran ekosistem sesuai tema pelajaran di kelas V MI yang berlangsung melalui lima kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan sebelum pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir pembelajaran yang diukur dari jawaban responden atas angket yang dikonstruksi secara tertutup.
Kemampuan kognitif sebagai gambaran penguasaan atas materi pelajaran yang mencakup pengetahuan, dan pemahaman sebagai tingkat kemampuan berpikir rendah, penerapan sebagai tingkat kemampuan berpikir menengah, serta analisis, evaluasi, dan kreativitas sebagai tingkat kemampuan berpikir tinggi yang diukur dari tes hasil belajar.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelusuran berbagai sumber ilmiah, termasuk hasil-hasil riset terdahulu, ditemukan beberapa di antaranya yang memiliki relevansi dengan masalah pokok yang dikaji, baik tentang penggunaan big book melalui tutor sebaya maupun tentang kemampuan kognitif untuk dideskripsikan kontribusinya pada penelitian ini.
Penelitian yang berjudul “Perbandingan Media Mini Book dan Big Book terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Al-Abrar Kota Makassar” berkesimpulan, antara lain bahwa hasil belajar matematika di kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Al-Abrar Kota Makassar meningkat sebesar 11,95 dari 66,12 menjadi 78,07 setelah penggunaan media big book.13
Penelitian di atas relevan dengan penggunaan big book yang dikaji dalam penelitian ini, sehingga meskipun berbeda dalam konteks variabel, lokasi, waktu, dan jenis penelitian, tetapi berkontribusi sebagai sumber ilmiah untuk mengonstruksi instrumen penelitian.
Selanjutnya, penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Media Tiga Dimensi sebagai Sarana Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang di Kelas V SDN Tawangsari I Sidoarjo” berkesimpulan, antara lain bahwa penggunaan media
13Siti Nurhafsa Jalil, dkk., “Perbandingan Media Mini Book dan Big Book terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI di Madrasah Ibtidaiyah Al-Abrar Kota Makassar”. Auladuna:
Jurnal Pendidikan Dasar Islam 5 no. 1 (2018), h. 70.
tiga dimensi dalam pembelajaran bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN Tawangsari I Sidoarjo yang ditandai dengan persentase ketuntasan sebesar 94,3% pada siklus II.14
Jenis penelitian tindakan kelas dengan materi bangun ruang di atas, jelas berbeda dengan jenis penelitian ex post facto dengan materi ekosistem ini, tetapi berkontribusi untuk mengkaji kemampuan kognitif peserta didik sebagai salah satu domain hasil belajar yang diukur dengan menggunakan instrumen tes.
Selain itu, penelitian yang berjudul “Penerapan Media Big Book untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Kelas 1 subtema Benda Hidup dan Tak Hidup di Sekitar Kita di SDN Madyopuro 3 Malang” dengan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan aktivitas membaca peserta didik yang lancar pada siklus II sesuai langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan media big book.15
Membaca merupakan aktivitas belajar untuk menguasai materi pelajaran sebagai kemampuan kognitif yang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang menggunakan big book, sehingga hasil penelitian di atas berkontribusi sebagai sumber ilmiah untuk mengkaji variabel penggunaan big book, dan kemampuan kognitif peserta didik dalam konteks yang berbeda dengan penelitian ini dari aspek langkah-langkah pembelajaran yang dikhususkan pada pembelajaran tutor sebaya.
Ditemukan pula narasi yang relevan, berjudul “Gerakan Literasi di Sekolah Dasar melalui Tutor Sebaya”, bahwa program gerakan literasi melalui tutor
14Elfira Dyan Novian Dini, dkk., “Pemanfaatan Media Tiga Dimensi sebagai Sarana Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang di Kelas V SDN Tawangsari I Sidoarjo”.
Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam 6 no. 2 (2019), h. 202.
15Puji Rahayu, “Penerapan Media Big Book untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Kelas 1 subtema Benda Hidup dan Tak Hidup di Sekitar Kita di SDN Madyopuro 3 Malang”. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=81309. Diakses 20 Januari 2021.
sebaya secara langsung menyasar peserta didik untuk mengikuti kegiatan pelatihan membaca dan menulis, sehingga tumbuh kepakaran dalam memahami bacaan dan menulis karangan untuk dipilih sebagai tim pustakawan cilik yang akan disebarkan kepada peserta didik lainnya melalui tutor sebaya, sebab interaksi antar teman lebih cepat diterima oleh anak dari pada interaksi yang hanya dengan guru.16
Pustakawan cilik yang berkemampuan memahami bacaan dan menulis karangan setelah mengikuti kegiatan pelatihan membaca dan menulis pada program gerakan literasi melalui tutor sebaya, dapat membantu guru dalam mengajarkan materi tertentu, sehingga peserta didik yang pandai dapat difungsikan sebagai tutor sebaya dalam mengajarkan materi ekosistem sebagaimana yang berlangsung di MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa, sehingga penelitian tersebut di atas relevan untuk mengkaji pembelajaran tutor sebaya dalam penelitian ini.
Penelitian yang berjudul ”Desain Pembelajaran: Potret Profesionalitas Dosen” berkesimpulan, antara lain bahwa desain pembelajaran merupakan suatu rangkaian proses dari keseluruhan proses pembelajaran, meliputi penetapan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah dan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga materi pembelajaran, baik dalam bentuk buku ajar, dan modul maupun hand out, dapat dikembangkan untuk memancing minat dan gairah belajar peserta didik.17 Suatu penelitian mengkaji pembelajaran sebagai suatu
16Kemil Wachidah dan Tri Linggo Wati, ““Gerakan Literasi di Sekolah Dasar melalui Tutor Sebaya”. https://docplayer.info/147368891-Gerakan-literasi-di-sekolah-dasar-melalui-tutor- sebaya.html. Diakses 20 Januari 2021.
17Askar Ahmad, ”Desain Pembelajaran: Potret Profesionalitas Dosen”. Lentera Pendidikan 10 no. 2 (2007), h. 149.
proses yang bersifat menyeluruh sehingga berkontribusi untuk mengkaji penyajian materi pembelajaran yang disalurkan melalui media pembelajaran yang relevan.
Devita Retno yang mengkaji “Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik menurut Bloom: Perkembangan dan Peranan”, mendeskripsikan manfaat mempelajari aspek kognitif, afektif, psikomotorik, bahwa menggunakan ketiga domain ini sebagai dasar untuk memberikan pengajaran atau pendidikan kepada anak, hasilnya tidak saja akan membuat anak mengerti tentang konsep pelajaran secara menyeluruh, namun juga akan mengembangkan kemampuan emosional serta motorik anak pada saat yang bersamaan, sekaligus membantu para pengajar dan pendidik untuk mengenali tahap kemampuan masing–masing anak untuk menciptakan instruksi yang mengarah kepada kemampuan berpikir kritis, sebab pembelajaran tanpa mengenal konsep dasar atau kemampuan berpikir kritis akan sulit untuk diterapkan dan pada akhirnya hanya akan membiasakan seorang anak untuk mengenali teori tanpa mengerti dasar–dasar dari pengetahuan yang dimilikinya, dan pada akhirnya akan membuatnya sulit untuk menerapkan pengetahuannya tersebut dalam berbagai situasi.18
Kemampuan kognitif merupakan satu kesatuan yang integral dengan kemampuan afektif dan psikomotor, sebab penerapan suatu konsep didahului dengan pengetahuan dan pemahaman konsep yang disertai dengan penerimaan konsep, sehingga kemampuan kognitif yang dikaji pada penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya.
Penelusuran berbagai sumber ilmiah tersebut di atas, menunjukkan adanya konstribusi dan relevansi dengan masalah pokok yang dikaji pada penelitian ini,
18Devita Retno, “Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik menurut Blook: Perkembangan dan Peranan”. https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik. Diakses 7 Juli 2020.
tetapi berbeda pada konteks metode dan objek penelitian, sehingga penelitian belum pernah diteliti secara spesifik oleh peneliti lain sebelumnya.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian
Penelitian dalam pandangan Sugiyono, merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh data untuk suatu tujuan dan kegunaan tertentu.19 Salah satu tujuan penelitian adalah pembuktian dalam arti masalah penelitian sampai hasil atau temuan penelitian bersifat menguji atau membuktikan hasil penelitian relevan yang dilakukan di tempat lain atau dalam waktu berbeda.20
Sehubungan dengan itu, maka penelitian ini bertujuan secara umum untuk membuktikan atau menguji model flowchart yang dikembangkan oleh Gagne dan Reiser untuk tujuan pemilihan media menurut modus belajar mandiri, dan belajar siaran.21 Model pengembangan media tersebut digunakan melalui pembelajaran teman sebaya untuk menguji pengaruhnya terhadap kemampuan psikomotor peserta didik. Secara khusus, tujuan penelitian adalah menjawab rumusan masalah deskriptif dan asosiatif sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa.
b. Mendeskripsikan kemampuan kognitif peserta didik di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa.
19Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Cet. XVIII; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 3.
20Sudaryono, Metodologi Penelitian. Edisi Pertama (Cet. I; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), h. 60.
21Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya (Cet. XI; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 87.
c. Menguji pengaruh penggunaan bahan ajar big book berbasis tutor sebaya terhadap kemampuan kognitif peserta didik di kelas V MI Madani Alauddin Kabupaten Gowa.
2. Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian menjelaskan manfaat yang diharapkan diperoleh melalui penelitian, terdiri atas kegunaan ilmiah yang berkaitan dengan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu keislaman pada khususnya; dan kegunaan praktis yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat, bangsa, Negara, dan agama.22 Selain itu, kegunaan penelitian menurut Sugiyono adalah memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.23 Kegunaan penelitian, baik secara ilmiah maupun secara praktis, dideskripsikan berikut.
a. Kegunaan Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan pada umumnya, dan ilmu pendidikan Islam pada khusus, sekaligus menambah khazanah perbendaharaan ilmu pengetahuan dalam rangka memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah pembelajaran.
b. Kegunaan Praktis
Diharapkan pula dari hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak terkait, khususnya kepada pendidik, peserta didik, pengawas pendidikan, dan peneliti lain yang relevan. Bagi pendidik, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui penggunaan media yang
22Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah:
Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian. Edisi Revisi (Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2013), h. 18.
23Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D (Cet. XIX;
Bandung: Alfabeta, 2011), h. 3.
bervariasi, sedang peserta didik memperoleh informasi tentang belajar yang efektif melalui pembelajaran teman sebaya.
Hasil penelitian bermanfaat bagi pengawas pendidikan untuk memberikan bimbingan, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial melalui supervisi pendidikan kepada pendidik khususnya, sedang peneliti lain dapat memperoleh bahan guna mengembangkan penelitian yang relevan.
15
TINJAUAN TEORETIS
A. Bahan Ajar Big Book Berbasis Tutor Sebaya 1. Bahan Ajar Big Book
Berdasar pada teori belajar kognitivistik, bahwa belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks,1 terjadi melalui pembelajaran sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai komponen yang terintegrasi, antara lain kompetensi sebagai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi sebagai bahan ajar, metode, media dan sumber, evaluasi, peserta didik, guru sebagai pendidik, dan lingkungan pembelajaran lainnya.2
Bahan ajar merupakan salah satu komponen pembelajaran yang penting, bahkan keberhasilan pembelajaran pada pembelajaran tertentu ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai bahan ajar yang menjadi isi kurikulum mata pelajaran tersebut.
Bahan ajar atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum setiap mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada satuan pendidikan tertentu.3
Setiap mata pelajaran berisi bahan ajar yang disalurkan melalui media pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dalam suatu
1Kementerian Agama RI, “Modul Teori Pembeajaran”, https://ppg.siagapendis.
com/dosen/reff/diskusi/comment/128/439/instruksi, Diakses 9 Juni 2021.
2Dadang Sukirman, Pembeajaran Mikroteaching (Cet. II; Jakarta: Kementerian Agama RI., 2012), h. 1.
3Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembeajaran. Edisi Pertama (Cet. I;
Jakarta: Kencana, 2008), h. 141.
harus dikuasai oleh peserta didik. Sehubungan dengan itu, maka bahan ajar yang akan diajarkan untuk mencapai kompetensi yang dijabarkan dalam bentuk indikator- indikator, perlu diorganisasikan oleh guru dalam perencanaan pembelajaran.
Jenis bahan ajar terdiri atas pengetahuan yang berisi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur; keterampilan, dan sikap atau nilai.4 Dilihat dari kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik, bahan ajar dibedakan atas kognitif, afektif, dan psikomotor. Secara spesifik, bahan ajar keterampilan menunjuk pada tindakan- tindakan fisik dan nonfisik yang dilakukan individu dengan cara kompeten untuk mencapai tujuan tertentu.5
Bahan ajar atau materi pelajaran pada umumnya merupakan gabungan jenis materi yang berbentuk pengetahuan yang berisi fakta dan informasi yang terperinci;
keterampilan yang berisi langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu; serta sikap yang berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan.6
Bahan ajar sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik belajar dengan baik yang dapat berwujud bahan ajar cetak (printed material), bahan ajar dengar (audio matter), bahan ajar lihat-dengar (audio-visual), dan bahan ajar interaktif (interactive teaching matter).7 Ragam bagan ajar tersebut, dapat dikemas untuk kegiatan pembelajaran tertentu.
4Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam (Makassar:
PSG LPTK Rayon 212 UIN Alauddin Makassar, 2013), h. 64.
5Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembeajaran, h. 142.
6Hamzah B. Uno, Model Pembeajaran: Menciptakan Proses Belajar-Mengajar yang Kreatif dan Efektif (Cet. IX; Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 5.
7Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam, h. 66.
bahan ajar modul, dan bahan ajar kompilasi yang dapat dikemas untuk pembelajaran mandiri. Khusus bahan ajar terprogram, dapat dikemas dalam bentuk tercetak (printed materials), dan dapat pula dikemas dalam bentuk noncetak, seperti video dan komputer (computer based instructional).8 Penelitian yang mengkaji penggunaan bahan ajar, dikhususkan pada bahan ajar berbentuk cetak untuk pembelajaran mandiri secara terprogram.
Bahan ajar cetak yang baik adalah menampilkan daftar isi, pengadaannya relatif murah, mudah dipindahkan, memudahkan individu berkreativitas, dapat dibaca di mana saja, memotivasi pembaca, dinikmati karena bernilai besar, dan mengatur tempo secara mandiri.9 Berbagai keunggulan bahan ajar cetak tersebut sehingga dapat digunakan dalam berbagai bentuk kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran terprogram.
Salah satu bentuk bahan ajar cetak untuk pembelajaran terprogram adalah big book yang biasanya berbentuk buku pelajaran yang berisi bingkai-bingkai belajar dengan jumlah yang disesuaikan keluasan materi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Setiap bingkai belajar berisi bahan ajar yang sangat spesifik untuk dipelajari peserta didik disertai tes yang harus dikerjakan peserta didik sebagai kontrol atas bahan ajar yang telah dipelajari pada bingkai belajar tersebut.10
Bahan ajar yang baik adalah mudah dipelajari melalui beragam aktivitas belajar peserta didik yang mengandung pengetahuan, sehingga bahan ajar big book
8Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembeajaran, h. 153-156.
9Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam, h. 66.
10Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembeajaran, h. 154.
menuntut kemampuan kognitif peserta didik.
Teori gestalt memandang, bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tersebut.11 Atas dasar itu, maka bahan ajar perlu disusun dalam bentuk bagian-bagian kecil agar bermakna secara keseluruhan bagi peserta didik, dan bahan ajar yang sesuai dengan teori gestalt tersebut adalah bahan ajar big book.
Teori belajar kognitif menekankan, bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang kecil- kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna, sehingga belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya yang terjadi antara lain melalui pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.12 Pembelajaran akan bermakna bila materi sebagai bahan ajar diajarkan secara utuh, dan terintegrasi dengan komponen pembelajaran lainnya.
Teori konstruktivis kognitif menekankan pada pengkonstruksian makna oleh peserta didik, sedangkan teori konstruktivis sosial menekankan bahwa makna itu dinegosiasikan secara sosial dalam arti bukan hanya diberikan oleh pembaca, tetapi
11Hamzah B. Uno, Model Pembeajaran: Menciptakan Proses Belajar-Mengajar yang Kreatif dan Efektif, h. 5.
12Kementerian Agama RI, “Modul Teori Pembeajaran”, https://ppg.siagapendis.
com/dosen/reff/diskusi/comment/128/439/instruksi, Diakses 9 Juni 2021.
membaca itu sendiri.13
Pengkonstruksian makna melalui kegiatan membaca dalam konteks ini, dipengaruhi oleh faktor yang memengaruhi pengkonstruksian makna dalam kegiatan membaca, yaitu konteks yang dibaca berupa materi sebagai bahan ajar, dan tujuan dari kegiatan membaca.
Konteks yang dibaca berkaitan dengan isi bacaan berupa pengetahuan.
Menurut pandangan kognitif, pengetahuan yang terbentuk dalam struktur kognitif anak sangat berpengaruh terhadap model pembelajaran, antara lain model pembelajaran kontekstual yang memandang bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh peserta didik.14
Baik teori gestalt maupun teori konstruktivis kognitif dan konstruktivis sosial memandang penting mengembangkan kemampuan keterampilan membaca yang bermakna bagi peserta didik dengan menggunakan buku yang sesuai dengan tahap perkembangan dan tujuan membaca. Big book merupakan bahan bacaan yang sesuai tahap perkembangan peserta didik setingkat sekolah dasar.
Kata big book dibagi menjadi dua bagian big dan book. Kata big menurut kamus bahasa Inggris, berarti besar,15 dan kata book berarti buku.16 Jadi big book dapat diartikan sebagai buku berukuran besar yang berisi bahan ajar, baik tulisan maupun gambar.
13John W. Santrock, Educational Psychology, terj. Tri Wibowo, Psikologi Pendidikan, h.
472.
14Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2008), h. 248.
15John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, t.th), h. 64.
16John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, h. 74.
baik teks maupun gambarnya, sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dengan peserta didik. Selain itu, big book mempunyai karakteristik seperti penuh dengan warna-warni, gambar yang menarik, mempunyai kata yang dapat diulang-ulang, mempunyai plot yang mudah ditebak, dan memiliki pola teks yang berirama untuk dapat dinyanyikan sehingga dapat mempermudah pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran.
Strickland dan Morrow dalam Fajriani mengartikan big book sebagai buku berukuran besar yang dikategorikan dalam buku anak-anak yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan serta menulis. Big book berisi cerita singkat dengan tulisan besar diberi gambar yang warna-warni dengan ukuran yang mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh peserta didik di kelas. Bahan ajar big book menghadirkan gambar ilustrasi cerita sehingga peserta didik dapat memahami isi cerita yang abstrak.17
Big book sebagai bahan ajar berukuran besar, dikategorikan sebagai buku yang dikhususkan bagi peserta didik setingkat sekolah dasar, berisi cerita singkat dengan tulisan besar yang berwarna-warni untuk mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.
Penggunakan teks big book biasanya digunakan dalam pembelajaran membaca khususnya dalam aktivitas permodelan membaca, membaca terbimbing, dan membaca bersama. Big book dibuat dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan peserta didik, sehingga penggunaan big book terbukti mampu
17Rahayu Nur Fajriani, ‚Peningkatan Ketrampilan Membaca Permulaan Melalui Media Big Book Siswa Kelas I‛ Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1 no. 7 (2018), h. 59.
dan kemampuan peserta didik dalam membaca.18
Selain itu, bahan ajar big book merupakan buku cerita yang berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan peserta didik.19 Jelaslah, bahwa bahan ajar big book dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca peserta didik. Kegiatan membaca, merupakan salah satu anjuran Allah dalam QS al-‘Alaq/96: 1-5.
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.20
Shihab mengibaratkan makna ayat di atas, bahwa bacalah wahyu-wahyu Ilahi yang sebentar lagi akan banyak engkau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu agar engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan.
Realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak juga harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain.21
18Irma Rahmawati, Pengembangan Media Bog Book Berbasis Keterampilan Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar (Semarang: Seminar Nasional PGSD, 2017), h. 22.
19Usaid Prioritas, Program Literasi yang Efektif: Buku Sumber untuk Dosen LPTK (Jakarta: Usaid Prioritas, 2014) h. 10.
20Kementerian Urusan Agama Islam Wakaf, Da’wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Al- Qur’an dan Terjemahannya (Madinah Munawwarah: Mujamma’ al-Malik Fahd li Thiba>’at al-Mush- haf al-Syarif, 1424 H), h. 1079.
21M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba>h: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Volume 15 (Cet. IX; Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 392.
membaca bersuara maupun membaca diam pada objek bacaan yang tertulis atau objek yang tidak tertulis berupa alam dan masyarakat agar memperoleh bekal pengetahuan untuk diaplikasikan dalam kehidupan masa kini dan masa datang. Atas dasar itu, maka salah satu objek bacaan adalah teks tertulis yang dikemas dalam bentuk bahan ajar.
Bahan ajar adalah materi atau isi yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran, atau media yang dapat mengantarkan peserta didik pada pencapaian tujuan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan standar isi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.22
Berdasar pada pandangan di atas, maka Big Book dapat dikategorikan sebagai bahan ajar saat digunakan sebagai sumber bacaan, dan dapat pula dikategorikan sebagai media saat digunakan sebagai penyalur pesan dari guru sebagai pemberi pesan kepada peserta didik sebagai penerima pesan, dan penelitian ini dikhususkan pada Big Book sebagai bahan ajar.
2. Langkah-langkah Pembuatan Bahan Ajar Big Book
Bahan merupakan komponen pembelajaran penting yang keberadaannya menentukan kelangsungan proses interaksi antara unsur manusia dalam suatu pembelajaran, sehingga penggunaannya sangat memengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Sebelum digunakan, bahan ajar ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (a) kesesuaian dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi, (b) keserasian dengan
22Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi (Cet. I; Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2013), h. 297.
berikutnya, (d) kompleksitas bahan yang disusun dari sederhana menuju yang kompleks, dari mudah menuju yang sulit, dan dari yang konkrit menuju yang abstrak, dan (e) sifat bahan dari segi pengetahuan faktual dan konseptual.23
Sehubungan dengan itu, maka sebelum digunakan, bahan ajar big book perlu disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal tersebut di atas, terutama indikator pencapaian pembelajaran, sebab setiap kegiatan yang menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran, senantiasa diarahkan pada pencapaian indikator capaian pembelajaran yang telah direncanakan.
Agar bahan ajar Big Book memenuhi kriteria tersebut, maka perlu disususn melalui langkah-langkah tertentu. Sumarno dalam Nurmansyah menguraikan langkah- langkah pembuatan Big Book, yaitu:
a. Buku gambar/kertas manila. Siapkan buku gambar atau kertas manila yang di bagi menjadi empat bagian berwarna putih dan kertas A4 atau HVS empat lembar.
b. Gambar. Gambar benda, orang, tumbuhan dan sebagainya sesuai dengan tema atau tujuan pembelajaran, digambar dengan menggunakan kertas A4, agar berukuran besar, gambarlah sesuai ukuran kertas A4 sesuai panjang dan lebarnya kertas, atau langsung di buku gambar secara memanjang.
c. Warnai gambar/print gambar full warna. Warnai gambar yang telah digambar di kertas A4/HVS dan gambar dari HVS 1 kertas satu gambar tempel di kertas manila yang dibagi empat bagian sehingga gambar yang ditempel ada empat atau gambar langsung di buku gambar dengan cara portrait (memangjang) kalau mau lebih praktis print empat lembar gambar full warna.
23Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, h. 304.
menggunakan spidol besar, bisa dengan print tulisan dengan berukuran besar.
e. Tempel dan jilid. Gambar yang diwarnai di kertas HVS atau A4 tempel di kertas manila yang dibagi empat sehingga gambar yang ditempel ada empat halaman atau gambar yang diprint dapat langsung ditempel di kertas manila. Satukan kertas manila yang digunting empat bagian tadi yang telah berisi gambar atau yang telah ditempelkan gambarnya sehingga menjadi empat halaman.
f. Sampul. Buat sampul dengan cara semua gambar yang telah digambar disatukan dalam kertas A4/HVS dengan cara gambar dengan ukuran kecil dan tempel di bagian depan atau gambar langsung di bagian yang paling depan. Bisa juga tidak menggambar tapi langsung menulis tema atau judul dari pembahasan yang berkaitan dengan gambar.24
Diperoleh gambaran dari penjelasan di atas, bahwa langkah-langkah pembuatan bahan ajar Big Book, yaitu menyiapkan buku gambar/kertas manila, menggambar objek, mewarnai gambar, menulis isi gambar, menempel dan menjilid, serta membuat sampul. Melalui langkah-langkah tersebut, akan tersusun bahan ajar Big Book untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Sejalan dengan itu, dilihat dari Big Book sebagai media, pembuatan Big Book dapat dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain: (a) menyiapkan kertas berukuran A3 sebanyak 8-10 halaman, spidol warna, lem, dan kertas HVS, (b) menentukan topik cerita, (c) mengembangkan topik cerita menjadi cerita utuh sesuai dengan jenjang kelas, (d) menuliskan kalimat singkat di atas kertas HVS dengan cara
24Alim Sumarno, ‚Pengaruh Media Big Book terhadap Kemampuan Membaca Peserta Didik Kelas I SD Negeri Mannuruki Kota Makassar‛, Skripsi (Makassar: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2016), h. 15-16.