• Tidak ada hasil yang ditemukan

َ رلا َ

B. Kemandirian Entrepreneur Santri

5. Pembentukan Karakter Kemandirian Enterpreneur Santri

yang ingin dicapai adalah membentuk kemandirian peserta didik.

b. Kebijakan Pendidikan Nasional tahun 2010 memfokuskan pada internalisasi pendidikan budaya dan karakter bangsa. Kemandirian merupakan salah satu nilai internalisasi karakter yang diharapkan dari delapan belas nilai pendidikan karakter.

c. Pondok pesantren tradisional sebagai lembaga pendidikan yang memiliki karakteristik khas menunjukkan kondisi yang tetap eksis mengenai aktivitas pola kehidupan santri yang mandiri.104

Pondok pesantren di pandang sebagai sebuah lembaga yang mampu menerapkan kemandirian entrepreneur (berwirausaha) pada santrinya yang kelak menjadi bekal untuk hidup ditengah masyarakat baik dalam situasi kehidupan pondok pesantren maupun alumni. Di samping ketiga asumsi diatas, mengenai pembentukan kemandirian entrepreneur kepada santri adalah, sebagai berikut105:

a. Karakter Dasar

Istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber daribentukan-bentukan yang di terima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.

Pendidikan karakter adalah sebuah peluang bagi penyempurnaan dari manusia.

Dengan demikian, karakter entrepreneur dapat kita tumbuhkan sejak kecil karena karakter entrepreneur bukan bawaan sejak lahir.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar bagaimana kesulitannya para pencari kerja dan para pengusaha yang bangkrut. Jadi karyawan dan entrepreneur semuanya terdapat masalah. Hal ini terjadi

104 Uci Sanusi, “Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren: Studi Mengenai Realitas Kemandirian Santri di Pondok Pesantren al-Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tasik Malaya”, Jurnal Pendidikan Agama Islam–Ta‟lim,Vol.10, Nomor 2 (2012), h.127.

105 Riza Zahriyal Falah, Membangun Karakter Kemandirian Wirausaha Santri Melalui Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, Tarbawi, Jurnal Pendidikan Islam, Vol 15, No 02 (Juli-Desember, 2018)., h. 116

mungkin karena karakter entrepreneur mereka tidak ditumbuhkan sejak kecil sehingga mudah goyah dan tidak tahan terhadap hambatan. Menurut pemikiran penulis, ada 3 (tiga) karakter dasar dalam diri manusia yang harus kita tumbuhkan sejak kecil untuk menjadi seorang entrepreneur sejati. 3 (tiga) karakter dasar tersebut adalah :

1. Kejujuran 2. Kedisplinan 3. Bekerja Keras

3 (tiga) karakter dasar inilah yang nantinya merupakan kunci dasar bagaimana sebuah negara akan menuju kemandirian dan kemajuan.

b. Pembentukan Dasar Myelin

Pembentukan Myelin dalam jangka panjang dapat dimulai pada saat manusia masih dalam masa kanak-kanak. Dalam keluarga, sekolah dan lingkungan harus dikembangkan dasar-dasar kejujuran, kedisplinan dan semangat bekerja keras.

Oleh karena itu pembentukan Myelin dan penanaman pemikiran akan apa yang seharusnya dikerjakan pada saat ini merupakan hasil dari pendidikan atau latihan masa lampau dan merupakan peletakan dasar karakter entrepreneur.

c. Menumbuhkan Karakter Entrepreneur

Menumbuhkan karakter entrepreneur untuk generasi muda sangat perlu. Pembentukan karakter entrepreneur dalam masyarakat melalui pembentukan Myelin yang benar dan memiliki intangibles asset dalam perusahaan di era ini sangat diperlukan dalam membentuk kemandirian bangsa di era global ini.

Dalam perusahaan pada masa sekarang, intangibless merupakan aset yang sangat penting. Intangible asset tidak di dapat dalam waktu sesaat. Unsur-unsur dalam intangibles asset adalah kepercayaan, disiplin, kualitas, kerja keras, kejujuran, dan knowledge management.

Ada beberapa karakteristik yang melekat pada diri entrepreneur menurut Frederick et al, yaitu106:

1. Komitmen total, determinasi dan keuletan hati.

Entrepreneur adalah mereka yang memiliki komitmen total dan determinasi untuk maju sehingga dapat mengatasi berbagai hambatan.

2. Dorongan kuat untuk berprestasi

Entrepreneur adalah orang yang berani memulai sendiri, tidak terlalu bergantung pada orang lain, yang digerakkan oleh keinginan kuat untuk berkompetisi, melalui standar yang ada dan mencapai sasaran.

3. Berorientasi pada kesempatan dan tujuan

Entrepreneur yang sukses adalah mereka yang fokus pada peluang yang ada.

4. Insiatif dan tanggung jawab

Entrepreneur adalah pribadi yang independen, bergantung pada dirinya sendiri dan secara aktif mengambil inisiatif. Mereka suka mengambil inisiatif untuk memecahkan masalah.

5. Pengambilan keputusan yang persisten

Entrepreneur adalah mereka yang tidak mudah terintimidasi oleh situasi yang sulit.

6. Mencari umpan balik

Umpan balik adalah sentral dari pembelajaran seorang entrepreneur.

7. Toleransi terhadap kegagalan

Entrepreneur yang efektif adalah mereka yang cukup realistis dalam menghadapi kesulitan. Mereka tidak menjadi kecewa, terpukul atau depresi ketika mengalami kegagalan. Sebaliknya, mereka terus mencari kesempatan karena mereka menyadari bahwa banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kegagalan daripada keberhasilan.

106 Serian Wijatno, Op Cit., h.22

8. Kreatif dan inovatif

Entrepreneur yang sukses adalah mereka yang kreatif dan inovatif.

Kreatifitas dapat dipelajari dan dilatih serta merupakan kunci sukses dalam struktur ekonomi masa kini.

9. Visi

Visi dikembangkan sepanjang waktu yang menentukan eksistensi bisnis mereka dimasa depan.

10. Percaya diri dan optimis

Entrepreneur selalu percaya diri dan optimis bahwa mereka dapat mengatasi berbagai kesulitan yang menghadang.

11. Membangun tim

Entrepreneur yang sukses membutuhkan tim yang handal yang dapat menangani pertumbuhan dan perkembangan usaha.

d. Peran Psikologi dalam Pembentukan Karakter Entrepreneur

Sebenarnya Psikologi mempunyai peran yang sangat dominan dalam kemajuan dan kemandirian bangsa. Mengupayakan suatu karakter entrepreneur menjadi suatu budaya merupakan tugas dari Psikologi karena kita yang selama ini belajar memahami perilaku manusia, termasuk didalamnya adalah karakter dalam diri seseorang dan memfasilitasi problem solving.

Peran yang dapat diambil dalam sudut pandang Psikologi : 1. Dunia pendidikan

Memberikan latihan dan model kepada siswa baik tingkat kanak-kanak maupun mahasiswa untuk bersikap dan berperilaku jujur, disiplin dan bekerja keras.

2. Dunia entrepreneur

Memberikan motivasi kepada generasi muda untuk berwirausaha dengan memberikan bimbingan-bimbingan dalam tahapan berinsulasi, memberikan motivasi untuk bangkit dari keterpurukan dan sebagainya.

3. Di lingkungan

Memberikan masukan kepada pemerintah dan masyarakat untuk

menjadikan 3 karakter yaitu kejujuran, kedisiplinan dan bekerja keras dalam pembentukan karakter entrepreneur untuk menjadi budaya bangsa.107

Dalam mewujudkan kemandirian tidak hanya terbentuk dari pribadi seseorang melainkan juga dari faktor lingkungan tertentu untuk menjadi mandiri. Jika dikaitkan dengan pondok pesantren, lingkungan sosial pesantren, peran Kiyai mengenai konsep hidup, dan sarana yang dimiliki oleh pondok pesantren sangat memicu dalam terbentuknya perilaku yang mandiri. Hal ini semakin menunjukkan asumsi bahwa pondok pesantren konsisten dalam mempertahankan beberapa pendidikan yang berbasis kemandirian terutama fokus dalam bidang entrepreneur.

6. Manajemen Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Karakter