BAB II LANDASAN TEORITIS
C. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu
empowerment. Istilah empowerment sendiri dari kata dasar power yang
Awalam em berasal dari bahasa latin dan yunani, yang berarti di dalamnya, karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan dari diri manusia itu sendiri atau suatu sumber kreatifitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya pendaya gunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.44
Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horison pilihan bagi masyarakat, dalam upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-pilihan.45 Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan kondisi semua orang yang lemah dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Pemberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa dalam masyarakay dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. dengan kata lain memberdayakan adalah memampuhkan dan memandirikan masyarakat.46 Amrullah Ahmad menyatakan bahwa pemberdayaan adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah umat dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Pemberdayaan merupakan modal empiris pengembangan prolaku individu dan kolektif dalam dimensi karya terbaik, baik sisi ekonomi, sosial dan kultural dengan titik tekan pada
44
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: Centre of Enterpreneurship Development, 2005, h. 53
45
Nanih Machendrawaty, Op. Cit., h. 42
46
pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian istilah pemberdayaan adalah suatu sistem pembangunan berorientasi pada peningkatan sumber daya manusia dengan mengedepankan azas partisipasi musyawarah keadilan dan berkesinambungan.47
Pemberdayaan adalah mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Pemberdayaan bisa diartikan juga proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan taraf hidup. Pemberdayaan juga disebut sebagai pengembangan.48
Pemberdayaan sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan taraf hidup ketingkat yang lebih baik lagi. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa diri untuk menggunakan daya yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik lagi.49 Secara sederhana pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai jalinan hubungan dua pengertian dari pemberdayaan dan masyarakat. Pemberdayaan diartikan mengembangkan dari keadaan tidak berdaya menjadi berdaya menuju kearah yang lebih baik. Sedangkan masyarakat adalah sekumpulan individu secara bersama. Maka pemberdayaan
47
Nanih Machendrawaty, Loc. Cit.,
48
Isbandi Rukminto, Loc. Cit., h. 32-33
49
Dian, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991), h. 15
masyarakat adalah upaya mengembangkan keadaan atau situasi dari tidak berdaya menjadi berdaya kearah yang lebih baik, kepada sekumpulan individu yang hidup secara bersama.50
Tujuan pemberdayaan masyarakat itu sendiri pada dasarnya adalah sebagai berikut:
a. Membantu mengembangkan manusia yang otentik dan integral dari masyarakat yang lemah, rentan, miskin, marjinal, dan kaum kecil.
b. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosio ekonomi sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam pemgembangan masyarakat.51
Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap utama, yaitu:
a. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak memberdayakan.
b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan bertindak pemberdayaan masyarakat.
c. Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek. d. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna.
e. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya.52 Sedangkan pengertian ekonomi secara etimologis, ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia yang berasal dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Sehingga ilmu ekonomi dapat
50
Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 80
51
Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama, 2005), h. 115
52
diartikan sebagai ilmu yang mengatur rumah tangga. Sedangkan dari segi terminologis, menurut Gerardo P. Sicot dan H. W Arndt, ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang berkenan dengan prilaku manusia dalam memenuhi segala kebutuhannya dengan sumber daya yang terbatas, baik untuk sekarang maupun akan datang yang mempengaruhi barang distribusi imbalan yang timbul dari produksi tersebut.53
Dan secara kategoris, yang disebut dengan ekonomi rakyat adalah usaha dan kegiatan ekonomi yang dikembangkan oleh mereka yang berasal dari lapisan masyarakat bawah. Biasanya mereka adalah kelompok pengusaha kecil dan lemah karena berbagai macam keterbatasan, antara lain karena modal, ketrampilan, teknologi, manajemen dan sumber daya. ekonomi rakyat memiliki ciri-ciri, antara lain:
a. Usaha yang dikembangkan bersifat tradisional. b. Skalanya kecil
c. Kegiatan ekonominya hanya sekedar untuk mempertahankan hidup.54 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat diperlukan adanya percepatan proses perubahan struktur yang meliputi:
a. Perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern. b. Perubahan dari ekonomi lemah ke ekonomi tangguh. c. Perubahan dari ekonomi subsistem ke ekonomi pasar. d. Perubahan dari ketergantungan kepada kemandirian.
53
Taqyuddin An-Nabhani, Membayar Sistem Ekonomi Alternatif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1990), cet. 1, h. 47
54
Nurhayati Djamas dan M. Nur A Latif, Pengembangan Sumber Daya Manusia bagi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, (Jakarta: Depag RI, 1997), h. 34
2. Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi
Pentingnya pemberdayaan ekonomi merujuk pada bagaimana masyarakat bisa menolong dirinya sendiri sehingga mandiri sekaligus dapat menolong orang lain. Karena itu pada tahap awal program pemberdayaan masalah sumber daya manusia merupakan sesuatu yang harus diperbaiki terlebih dahulu.
Sumber daya manusia merupakan masalah yang substansial dalam pengembangan ekonomi rakyat. Betapa pun kayanya sumber daya alam suatu negara, tanpa SDM yang cakap dan mumpuni untuk mengelolanya, maka kekayaan alamnya tidak akan ada artinya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, meskipun sumber daya alam suatu negara tidak menguntungkan, kalau SDM negara berkualitas dan hebat, maka mereka dapat membangun negaranya menjadi pilar kekuatan ekonomi dunia.
Permasalahan SDM kita selama ini setidaknya berangkat dari rendahnya tingkat pendidikan, lemahnya keahlian dan manajemen serta kurangnya penguasaan teknologi. Hal ini semakin terlihat bila dikaitkan dengan usaha kecil, menengah dan koperasi. Biasanya, para usahawan kecil dan menengah tumbuh dan berkembang secara alami. Banyak diantara mereka yang tidak menempuh jenjang perguruan tinggi, bahkan sebagian mereka ada yang hanya mengenyam pendidikan dasar. Namun mereka mampu menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri. Mereka menjalankan bisnis dan usaha
lebih banyak belajar dari pengalaman dan lebih mempergunakan naluri bisnis.55
Strategi yang perlu dikembangkan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat adalah menempatkan potensi diri yang selama ini tidak termanfaatkan, pemerataan atas aset-aset produktif, demokrasi ekonomi dan partisipasi dari masyarakat dalam berbagai kegiatan ekonomi tanpa adanya diskriminasi pada golongan tertentu.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya memampuhkan individu atau kelompok untuk mandiri dari sifat-sifat ketergantungan. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang anggotanya memiliki kepercayaan pada diri sendiri, sehingga setiap individu masyarakat mempunyai kemampuan sendiri untuk hidup sejahtera. Hal ini berkaitan erat dengan upaya pencerdasan bangsa dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan dan teknologi agar masyarakat tidak tergantung dengan ekonomi atau kekuatan asing. Tingkat pendidikan adalah faktor utama dalam menciptakan kemandirian masyarakat.
Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan yang tinggi. Keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.
Karakteristik pemberdayaan masyarakat merupakan suatu gerakan yang diarahkan pada dua komponen yaitu penggerak dan masyarakat yang
55
M. Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Nuansa Madani, 2001), h. 125
digerakan. Perpaduan dua komponen tersebut akan menghasilkan kemampuan, kemandirian, kinerja dan karya kepada penggerak maupun masyarakat yang digerakan sehingga berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan kelembagaannya. Pemberdayaan masyarakat berorientasi untuk membangunmasyarakat yang mandiri sehingga pembangunan masyarakat bercirikan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.
Keberhasilan pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat diukur dengan beberapa indikator yakni berkurangnya jumlah penduduk miskin, dan meningkatnya distribusi pendapatan.56