BAB IV SEKTOR INTERNAL
GRAND DESIGN KADERISASI 1. Mukaddimah
B. Pembinaan 1. Definisi dan Tujuan
Rekrutmen kader adalah proses menarik seseorang menjadi kader untuk kemudian dibina melalui mekanisme pembinaan yang ada di Gamais ITB.
2. Metode
a) Membuka pendaftaran (open recruitment)
Metode ini merupakan metode formal dengan sasaran yang masif. Gamais ITB membuka pendaftaran untuk mengikuti proses pembinaan (menjadi kader) Gamais ITB maupun untuk menjadi pengurus Gamais ITB. b) Interpersonal
Metode ini merupakan metode informal dan dilakukan secara personal (fardhiyah). Pada metode ini, orang yang menjadi objek rekrutmen menawarkan diri untuk mengikuti proses pembinaan Gamais ITB baik dengan inisiatif pribadi maupun dengan da'wah fardhiyah dari kader Gamais ITB
3. Waktu, Pelaksana, dan Segmentasi Objek
Waktu Pelaksana Segmentasi Objek Metode
Awal semester I
OHU LDP Seluruh mahasiswa baru Membuka pendaftaran
Pasca OHU LDP dan LDW Mahasiswa baru per fakultas/sekolah Membuka pendaftaran Awal semester II* LDW Mahasiswa semester II per
fakultas/sekolah
Membuka pendaftaran
Awal semester III* LDPS Mahasiswa semester III per prodi Membuka pendaftaran Awal semester IV* LDPS Mahasiswa semester IV per prodi Membuka pendaftaran Pertengahan setiap* semester Semua Tidak dibatasi Interpersonal
*) Kader yang baru mendaftarkan diri setelah semester I akan dikenakan matrikulasi. Penjelasan mengenai matrikulasi terdapat pada bagian “Pembinaan”
B. Pembinaan 1. Definisi dan Tujuan
Pembinaan adalah aktivitas yang bertujuan untuk membangun kepribadian orang yang dibentuk sehingga memenuhi standar yang ditetapkan. Proses membentuk kader ini menuntut perangkat-perangkat yang lebih khusus dibadingkan dengan perangkat-perangkat untuk membina massa ammah. Yang menjadi orientasi tidak lagi kuantitas, melainkan kualitas
2. Levelisasi Kader
Level Definisi Waktu Pembinaan
Mula Anggota Gamais ITB yang mengikuti proses pembinaan kader mula. Semester I Muda Kader Gamais ITB yang telah selesai mengikuti proses pembinaan kader mula. Semester II dan III
Madya Kader Gamais ITB yang telah selesai mengikuti proses pembinaan kader muda. Semester III dan IV Purna Kader Gamais ITB yang telah selesai mengikuti proses pembinaan kader madya. Semester V dan VI 3. Pelaksana dan Peserta
a. Proses pembinaan kader menjadi tanggung jawab departemen MSDA LDP/LDW/LDPS tempat kader peserta pembiaan menjadi pengurus.
b. Kader peserta pembinaan dibina oleh kader yang levelnya lebih tinggi dengan departemen MSDA merupakan pengelolanya
4. Muwashafat dan Kurikulum (dijelaskan pada poin 6 dan 7 GDK)
Muwashafat merupakan karakter capaian yang harus dimiliki oleh kader dan merupakan sasaran dari proses pembinaan. Kurikulum merupakan muatan pembinaan yang diberikan untuk mencapai muwashafat yang ditetapkan
5. Perangkat Pembinaan 5.1 Perangkat Umum
Usrah pengurus Mentoring kader mula Ta'lim
Baca/bedah buku Taujih
Buletin Penugasan
Seminar, dialog, diskusi Pelatihan Nonton film Rihlah Mabit Halaqoh Qur'an dll. 5.2 Matrikulasi
5.2.1 Definisi dan Tujuan
Matrikulasi adalah program pembinaan kader yang bertujuan mempersiapkan kader baru untuk dapat mengikuti program pembinaan kader yang sesuai dengan angkatan perkuliahannya seperti yang tertera pada tabel “Levelisasi Kader”. Matrikulasi juga merupakan program persamaan yang berfungsi menggantikan proses pembinaan yang tidak diikuti sebelumnya oleh kader.
5.2.2 Muatan
Muatan matrikulasi mengacu kepada muwashafat dan kurikulum pembinaan kader Gamais ITB dan diarahkan untuk memenuhi seluruh muwashafat primer kader Gamais ITB sesuai jenjang kader peserta matrikulasi.
5.2.3 Pelaksana
Matrikulasi dilaksanakan oleh LDP/LDW/LDPS tempat kader peserta matrikulasi akan menjadi pengurus.
a. Kader yang baru terekrut setelah semester I perkuliahan berakhir. b. Kader yang tidak lulus program pembinaan sebelumnya.
c. Kader yang lulus dari program pembinaan sebelumnya namun dinilai perlu mengikuti program matrikulasi berdasarkan pertimbangan pelaksana pembinaan
5.2.5 Waktu Pelaksanaan
Matrikulasi dilaksanakan setiap awal semester perkuliahan. 5.3 Daurah Kader Terpusat (DKT)
5.3.1 Definisi dan Tujuan
Daurah Kader Terpusat (DKT) adalah sarana intensif untuk membekali peserta dengan metode dan pengalaman penting untuk memperkuat pengetahuan dan sisi-sisi kualitas tertentu yang sifatnya khusus dan medalam yang sulit disampaikan melalui usrah atau ta’lim-ta’lim umum.
5.3.2 Muatan
Muatan DKT mengacu kepada muwashafat dan kurikulum pembinaan kader Gamais ITB dan diarahkan untuk memenuhi seluruh muwashafat primer kader Gamais ITB sesuai jenjang kader peserta DKT.
5.3.3 Pelaksana
DKT dilaksanakan oleh LDP secara terpusat. 5.3.4 Waktu Pelaksanaan
Daurah Kader Terpusat (DKT) I dan II dilaksanakan pada waktu libur perkuliahan peralihan semester ganjil ke genap. Daurah Kader Terpusat (DKT) III dilaksanakan pada waktu libur perkuliahan peralihan semester genap ke ganjil
5.3.5 Peserta
Tingkat Peserta DKT I Kader Mula DKT II Kader Muda DKT III Kader Madya 5.4 Pelantikan
5.4.1 Definisi
Pelantikan merupakan proses seremonial kenaikan jenjang kader. 5.4.2 Pelaksana
Pelantikan dilaksanakan oleh Kepala Gamais ITB. 5.4.3 Waktu Pelaksanaan
Pelantikan dilaksanakan setiap akhir masa pembinaan suatu jenjang kaderisasi. 5.4.4 Peserta
Kader yang dinilai lulus dari program pembinaan suatu jenjang kaderisasi 6. Evaluasi dan Seleksi
6.1 Definisi
Yang dimaksud dengan evaluasi dan seleksi dalam hal ini adalah mengevaluasi pencapaian muwashofat kaderisasi serta menyeleksi kenaikan jenjang kader peserta kederisasi.
Untuk mengetahui tingkat kapabilitas seseorang, diperlukan proses evaluasi dan penyeleksian yang serius, jujur, objektif, jauh dari terlalu memudahkan dan terlalu menyulitkan serta memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
Proses evaluasi dan seleksi ini merupakan bagian dari pembinaan, baik bagi objek kaderisasi maupun bagi subjek kaderisasi. Karenanya, proses ini hendaklah dilaksanakan secara jama’i melalui mekanisme syura agar tinggi tingkat akurasinya
6.2 Tujuan
a. Terevaluasinya hasil pencapaian muwashofat kader hingga batas waktu yang memungkinkan ia naik ke jenjang kaderisasi berikutnya.
b. Terwujudnya ketetapan kenaikan jenjang kaderisasi peserta kaderisasi. 6.3 Metode
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses mengevaluasi dan menyeleksi peserta kaderisasi adalah:
a. Dilakukan oleh naqib usrah secara subjektif terhadap capaian muwashofat dan kepribadian peserta. b. Dilakukan dengan membentuk tim khusus untuk mengevaluasi dan menyeleksi.
c. Dilakukan oleh peserta itu sendiri melalui evaluasi mandiri 6.4 Parameter Kenaikan Level
Kenaikan level kader ditetapkan dengan mempertimbangkan: a. Semua Muwashoffat Primer.
b. Kehadiran acara kaderisasi dan DKT. c. Keaktifan dalam tadhrib amal 6.5 Pelaksana
Evaluasi dan seleksi dilakukan oleh departemen MSDA LDP‐LDW‐LDPS. C. Tadhrib Amal
1. Definisi dan Tujuan
Tadhrib amal merupakan proses pemberdayaan potensi kader dengan memberikan pembebanan berupa tugas atau amanah tertentu. Tadhrib amal merupakan bagian yang integral dari proses pembinaan.
2. Wilayah Tadhrib Amal 1. Angkatan (informal)
a) Ketua angkatan/struktur angkatan b) Rohis Kelas
c) Proyek angkatan 2. Kepengurusan Gamais
Level Kepengurusan Level Kader yang berhak
Magang Muda
Staf Muda, Madya
BPH Madya, Purna
Pengurus Inti Purna 3. Kepanitiaan a) Staf b) BPH c) Steering Commitee (SC) 4. Mentor/Naqib 5. Pemateri 6. Organisasi lain
a) Unit Kegiatan Mahasiswa b) Himpunan
c) Kabinet dan Kongres KM 7. Asisten lab dan dosen 8. Pemetaan Tadhrib Amal
Semester LDP LDW LDPS
1 - Ketua Angkatan Muslim ITB
- Proyek angkatan
- Ketua Angkatan Muslim Fakultas/Sekolah - Rohis kelas - Proyek angkatan BELUM ADA 2 - Staf kepanitiaan - Proyek angkatan - Magang - Magang - Rohis kelas - Staf kepanitiaan - Proyek angkatan BELUM ADA 3 - Staf kepanitiaan - Proyek angkatan - Mentor (naqib) - Magang - Staf kepanitiaan - Magang
- Ketua Angkatan Muslim Prodi - Magang 4 - Staf - BPH kepanitiaan - Mentor (naqib) - Staf - BPH kepanitiaan - Mentor (naqib) - Staf - BPH kepanitiaan - Mentor (naqib) 5 - Staf - BPH kepanitiaan - Mentor (naqib) - Staf - BPH kepanitiaan - Mentor (naqib) - Staf - BPH kepanitiaan - Mentor (naqib) 6 - BPH - SC kepanitiaan - Mentor (naqib) - Pemateri - BPH - SC kepanitiaan - Mentor (naqib) - Pemateri - BPH - SC kepanitiaan - Mentor (naqib) - Pemateri 7 - BPH - SC kepanitiaan - Mentor (naqib) - Pemateri - BPH - SC kepanitiaan - Mentor (naqib) - Pemateri - BPH - SC kepanitiaan - Mentor (naqib) - Pemateri
9. Mekanisme penempatan (staffing)
Penempatan kader dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perencanaan SDM: a) Menetapkan kuota
b) Mengadakan open recruitment
D. Sistem Kontrol