BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL
4.4 Pemeriksaan batere/accu, air radiator, minyak pelumas engine,
4.4.1 Pemeriksaan level air accu/ batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar, jumlah pelumas/ gemuk
a. Level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk)
1) Level air accu.
Accu pada umumnya mempunyai tanda batas ketinggian air accu pada tiap selnya yaitu : batas level atas dan batas level bawah. Level air accu tidak boleh keluar dari batas-batas tersebut.
2) Level air radiator
Level air radiator pada umumnya dilihat dari level air tangki cadangan/ ekspansi(expansion vessel). Pada tangki ekspansi ada tanda batas level air atas dan batas level air bawah atau gelas penduga (sight glass).
Level air radiator pada tangki harus berada diantara kedua batas tersebut atau ditengah gelas penduga (sight glass).
3) Level minyak pelumas engine.
Kondisi level minyak pelumas engine umumnya dilihat dari level minyak pelumas engine yang berada didalam carter atau engine pan.
Level minyak dalam carter dapat dilihat pada dipstick engine termaksud yang dibatasi dengan 2 garis dalam dipstick. Permukaan atau level minyak pelumas harus berada diantara batas atas dan batas bawah.
4) Level minyak hidrolik
Level minyak hidrolik dalam tangki hidrolik bisa terlihat melalui kaca bulat yang berada pada tangki hidrolik (gelas penduga).
Level minyak hidrolik seharusnya berada pada garis yang berada dilubang kaca (gelas penduga) tersebut.
5) Level bahan bakar
Level bahan bakar dapat dilihat pula pada gelas penduga tangki bahan bakar. Level harus berada ditengah tanda garis pada gelas
penduga tangki bahan bakar.
Pada tipe-tipe mesin penggelar aspal lain yang relatif lebih baru, monitoring level-level tersebut diatas, berada pada panel monitor, berupa meter-meter baik analog maupun digital.Kecuali level air accu khusus, biasanya berada pada accunya sendiri dengan notasi khusus (warna).
b. Pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk)
Pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) dilakukan dengan memperhatikan tanda batas level masing-masing :
• Posisikan mesin penggelar aspal ditempat yang rata (level).
• Amati level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk).
• Khusus untuk level minyak pelumas engine dan sebagian dari tipe mesin penggelar aspal, level minyak diperiksa dengan pembacaan level pada dipstick yang disediakan.
• Beberapa tipe mesin yang lain, level bisa diperiksa melalui monitor yang berada di panel monitor.
• Semua level harus berada pada posisi sesuai ketentuannya.
c. Pendeteksian adanya kelainan pada level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk)
Pendeteksian adanya kelainan pada level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk) dilakukan sebagai berikut :
• Melakukan pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk).
• Mencatat dengan cermat level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk).
• Membandingkannya dengan posisi level standar sesuai dengan ketentuan.
• Menentukan kondisi level terkait dengan kelainan yang terjadi.
d. Penanganan tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan
Bila ternyata dari hasil pemeriksaan diketahui adanya kelainan, maka harus dilakukan tindak lanjut.
• Melakukan pemeriksaan level air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk).
• Melakukan pendeteksian air accu, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik, bahan bakar dan pelumas (gemuk).
• Menentukan kelainan yang terjadi.
• Melakukan tindak lanjut atas kelainan yang ditemukan.
4.4.2 Penambahan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas
a. Kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun jumlah pelumas
Bila hasil pemeriksaan menunjukan level dibawah ketentuan, maka kondisi seperti itu disebut : mengalami kekurangan.
• Air batere dinyatakan kurang apabila hasil pemeriksaan level air batere menunjukan posisi dibawah batas minimum.
• Air radiator dinyatakan kurang, bila level air di tangki persediaan berada dibawah minimum.
• Minyak pelumas engine dinyatakan kurang bila pemeriksaan minyak pelumas engine menunjukan dibawah garis batas minimum pada dipstick.
• Minyak hidrolik dinyatakan kurang apabila garis minyak berada dibawah garis yang ditentukan.
• Jumlah pelumas dinyatakan sebagai kurang, bila pelumas didalam tangki pelumas sudah tinggal sedikit.
• Jumlah bahan bakar dalam tangki bahan bakar dinyatakan kurang dan harus ditambah, bila level bahan bakar dalam tangki bahan bakar dibawah garis batas.
b. Penyiapan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas.
Bila terdapat kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas dan perlu ditambah, maka perlu disiapkan bahan bakar tersebut dengan baik.
Prosedur penyiapan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas :
• Tentukan jumlah kekurangan yang perlu dipenuhi.
• Ajukan permohonan bahan bakar sesuai dengan jenis dan jumlah bahan untuk penambahan.
• Bawa atau siapkan semua bahan yang telah dibersihkan ditempat yang ditentukan untuk dilakukan penambahan-penambahannya.
c. Penambahan kekurangan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas.
Prosedur penambahan air batere, air radiator, minyak pelumas engine, minyak hidrolik ataupun pelumas :
• Memeriksa dengan teliti jumlah kekurangan tiap bahan yang harus dipenuhi.
• Mengecek jenis dan bahan sudah disiapkan.
• Memastikan bahwa tiap bahan yang mengalami kekurangan dapat dipenuhi.
• Memasukan semua bahan ke tempat masing-masing dengan teknik yang benar.
• Mencatat dalam formulir laporan pekerjaan semua bahan yang digunakan untuk penambahan.
4.4.3 Pemeriksaan kondisi minyak pelumas engine a. Pemeriksaan kondisi minyak pelumas engine
Pengertian kondisi minyak engine dalam hal ini adalah fisik minyak, apakah masih bagus dalam arti bersih dari kotoran atau tidak terkontaminasi.
Minyak pelumas engine dapat terkontaminasi oleh beberapa benda asing seperti air, pasir, geram (serpihan metal) dan sebagainya.
Kondisi minyak yang masih bagus adalah bila bersih dari kontaminasi apapun, warna belum banyak berubah.
b. Pemeriksaan secara visual kondisi minyak pelumas engine dari kontaminasi
Untuk memeriksa secara visual minyak pelumas engine, perlu diambil sampel atau contoh minyak. Sampel diambil dari minyak pelumas dalam carter dengan menggunakan dipstick.
Prosedur pemeriksaan :
• Cabut dipstick dari tempatnya.
• Bersihkan ujung dipstick dari minyak carter dengan kain lap (majun) yang bersih.
• Dengan dipstick yang sudah bersih dan kering, ambil contoh minyak dalam carter yaitu : memasukan kembali dipstick kedalam carter, kemudian cabut kembali.
• Minyak yang terbawa diujung dipstick diperiksa secara visual yaitu dengan mengamati dan merasakan dengan jari-jari.
• Masukan kembali dipstick ketempatnya dengan benar.
c. Penentuan kondisi minyak pelumas engine yang terkontaminasi.
Menentukan kondisi minyak pelumas engine dapat dilakukan sebagai berikut :
• Melakukan pemeriksaan visual minyak pelumas engine sebagaimana diuraikan diatas.
• Menentukan kondisi minyak pelumas berdasarkan hasil pemeriksaan:
Bila minyak bersih dari kontaminasi dan warna tidak/ belum berubah serta kekentalannya masih wajar, tidak jauh berbeda dari ketika minyak diisikan, maka kondisi minyak dapat dinyatakan masih baik, tidak ada kelainan.
Bila warna minyak berubah menjadi putih berarti ada kelainan.
Dalam hal ini adalah tercampur dengan air.
Bila ketika minyak dirasakan dengan jari tangan terasa ada partikel lain, berarti ada kelainan.
Kontaminasi bisa karena ada geram yaitu serpihan metal, pasir/butiran batu kecil dan sebagainya.
d. Tindak lanjut sesuai hasil pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan bila menunjukan adanya kelainan, maka harus segera ditindak lanjuti. Bila hasil pemeriksaan menunjukan baik atau tidak ada kelainan, cukup dilaporkan melalui laporan harian, pada kolom yang disediakan.
Tindak lanjut hasil pemeriksaan :
• Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan terkait dengan jenis kelainan.
• Melaporkan kepada atasan tentang hasil pemeriksaan.
• Atasan mengatur pelaksanaan tindak lanjut.
4.4.4 Penggemukan (greasing)
a. Penggemukan (greasing) mesin penggelar aspal yang menjadi tugasnya
Tugas penggemukan bagi operator mesin penggelar aspal terbatas pada komponen yang menjadi tugasnya terkait dengan pemeliharaan mesin penggelar aspal yaitu penggemukan komponen mesin penggelar aspal yang harus dilaksanakan tiap hari atau tiap 8 jam atau 10 jam.
b. Penjelasan akibat penggemukan yang tidak dilaksanakan
Sasaran penggemukan adalah komponen yang bagian-bagiannya bergerak saling bergesekan, misalnya as roda, push roller.
Penggemukan berfungsi untuk memberikan lapisan tipis (film) gemuk, sehingga bagian yang bergerak dan bergesekan tidak mengalami kontak langsung. Apabila penggemukan tidak dilakukan, maka bagian komponen yang bergerak dan bergesekan akan mengalami kontak langsung, akibatnya kedua permukaan yang bergesekan menjadi panas dan terbakar.
c. Penggemukan (greasing) pada titik-titik tertentu maupun melalui penggemukan terpusat secara prosedur
Penggemukan dapat dilakukan secara individual, yaitu masing-masing komponen atau secara bersamaan (terpusat).
Untuk penggemukan individual, operator harus tahu atau dapat menemukan letak nippel untuk memasukan gemuk.
Sedangkan penggemukan terpusat, operator melakukan penggemukan dengan pompa yang akan meneruskan (melalui pipa-pipa) kekomponen yang harus diberikan gemuk.
4.4.5 Pemeriksaan kekencangan dan kondisi tali kipas a. Penjelasan kekencangan tali kipas
Tali kipas berfungsi untuk memutar kipas yang mendinginkan engine atau kelengkapan engine.
Mengingat fungsinya tersebut, maka tali kipas harus cukup kencang agar tidak terjadi selip. Sebaliknya tali kipas yang setelannya terlalu kencang, juga perlu dihindari karena hanya akan memusatkan saja.
b. Penentuan tali kipas yang kendor dan perlu disetel
Untuk menentukan tali kipas yang kendor dapat mengikuti langkah sebagai berikut :
1) Engine dalam keadaan mati.
2) Melakukan pengecekan lendutan tali kipas.
• Tekan tali kipas dibagian tengah bentangnya dengan ibu jari dan cukup kuat (F).
• Perhatikan lendutan (defleksi) yang terjadi.
• Tentukan berapa besar lendutan tali kipas.
3) Bandingkan dengan lendutan standar atau lendutan yang disebutkan dalam buku petunjuk pemeliharaan.
4) Bila besarnya lendutan kurang lebih sama, maka kekencangan tali kipas cukup memaksa.
5) Bila lendutan yang terjadi jauh lebih besar berarti perlu disetel kembali.
6) Bila lendutan atau defleksi yang terjadi jauh lebih kecil, maka berarti perlu disetel.
Besarnya defleksi tidak selalu sama, tergantung dari tipe mesin.
Ikuti petunjuk dalam Buku Panduan Pemeliharaan mesin penggelar aspal yang bersangkutan.
Gambar 4.5:
Kekencangan Tali Kipas
c. Kondisi tali kipas yang masih normal
Tali kipas engine umumnya dibuat dari bahan karet dan campuran benang sebagai bahan tambahan. Karena pemakaian, maka kondisi tali kipas berangsur akan menurun, yaitu mulai terjadi kerusakan yang makin lama makin berat sejalan dengan lama pemakaian.
Jenis kerusakan yaitu bagian dalam tali kipas benang dan karetnya mulai retak-retak atau pecah, bahkan benang penguatnya rusak.
Kondisi tali kipas masih normal, bila belum terlihat adanya kerusakan, baik dibagian samping ataupun dibagian dalamnya, tidak terlihat adanya benang penguat yang putus atau kendor.
d. Pemeriksaan kondisi tali kipas
Pemeriksaan kondisi tali kipas dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1) Engine dalam keadaan mati atau tidak hidup.
2) Perhatikan kedua sisi tali kipas untuk kemungkinan ada benang penguat yang putus atau keluar dari karet.
3) Raba dengan jari bagian tali kipas untuk kemungkinan ada bagian yang rusak.
4) Bila meragukan tali kipas bisa dilepas untuk memastikannya.
e. Penentuan kondisi tali kipas yang sudah harus diganti.
Untuk menentukan kondisi tali kipas dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1) Melakukan pemeriksaan kondisi tali kipas, bagaimana diuraikan dalam butir d.
2) Memperhatikan hasil pemeriksaan.
3) Tali kipas yang telah terdapat putus-putus dibagian dalam seharusnya diganti.
4) Tali kipas yang masih utuh tetapi mulai memanjang, belum perlu diganti tetapi harus disetel ulang kekencangannya.
4.4.6 Penanganan kelainan yang ditemukan pada tali kipas.
a. Kelainan-kelainan terkait dengan pelaksanaan pemeliharaan
Tali kipas mempunyai kelainan kondisi tali kipas, bila hasil pemeriksaan visual tali kipas menunjukan adanya kerusakan, baik menyangkut karetnya ataupun kumpulan benang-benang penguatnya.
b. Pemeriksaan terkait dengan pemeliharaan harian
Pemeriksaan tali kipas terkait dengan pemeliharaan harian dilaksanakan tiap hari atau 10 jam operasi.
c. Jenis kelainan tali kipas
Beberapa jenis kelainan pada tali kipas :
• Tali kipas memanjang cukup banyak, sehingga penyetelan telah habis.
• Bagian samping tali kipas sudah banyak benang penguat yang keluar dari sistem.
• Bagian bawah terlihat putus-putus.
• Tali kipas putus.
d. Langkah penanganan terhadap kelainan yang terjadi
Hasil pemeriksaan kondisi tali kipas harus diikuti dengan penggantian tali kipasnya. Kelainan apa saja yang menyebabkan fungsi tali kipas menjadi hilang, maka tali kipas harus diganti.
4.5 Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan Engine