BAB IV PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL
4.5 Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan Engine
Pengaturan dalam hal ini adalah melakukan penyetelan-penyetelan tempat duduk setelah pemeriksaan tempat duduk dilakukan dengan teliti, sehingga operator dapat duduk dengan nyaman dalam melakukan tugasnya dan bekerja dengan enak karena semua alat kendali sesuai dengan postur tubuhnya.
a. Pengaturan posisi tempat duduk operator mesin penggelar aspal.
posisi tempat duduk, harus sesuai dengan kebutuhan operator dalam melaksanakan tugas pengoperasian, dalam arti operator dapat duduk bekerja dengan nyaman, mudah menjangkau alat kendali selama melakukan tugas operasinya, melakukan pengamatan atau pemantauan peralatan kerja dengan baik selama melakukan tugas pengoperasian.
b. Pemeriksaan tempat duduk sebelum menghidupkan engine.
Tempat duduk perlu diperiksa dengan teliti sebelum operator bekerja.
Pemeriksaan meliputi bagian-bagian yang rawan rusak, seperti jok, railing/ pegangan dan baut-baut pengikatnya.
c. Penyetelan tempat duduk sesuai kebutuhan.
Tempat duduk perlu disetel sesuai dengan ketentuan, sehingga operator dapat duduk diatas kursi operator dengan nyaman dan mudah menjangkau alat-alat kendali dan mudah mengamati panel monitor.
Yang harus disetel adalah :
• Maju/mundur jok (tempat duduk) untuk mendapatkan posisi paling enak terkait dengan jangkauannya dengan alat kendali.
• Naik/turun tempat duduk untuk mendapatkan posisi yang enak terkait dengan jangkauan kaki pada pedal.
• Penyetelan tempat duduk, tergantung dari konstruksinya. Ikuti petunjuk pabrik melalui buku panduan dari pabrik yang bersangkutan.
4.5.2 Pemeriksaan kabin
a. Persyaratan kondisi kabin sesuai K3
Demi keselamatan operator yang berada dalam kabin, ketika mengoperasikan alat berat, maka kabin harus memenuhi persyaratan.
Persyaratan termaksud adalah :
1) Harus cukup kuat, tahan bila alat berat yang bersangkutan terguling, operator dapat aman, selamat dari kecelakaan.
Kabin jenis ini disebut : Roll Over Protecting Structure (ROPS).
2) Harus cukup aman, tahan terhadap reruntuhan terutama benda-benda keras, seperti batu atau material lainnya, sehingga operator yang sedang mengoperasikan alat berat didalam kabin yang bersangkutan cukup aman dan selamat dari kecelakaan.
Kabin jenis ini disebut : Falling Obect Protecting Structure (FOPS).
Untuk mesin penggelar aspal, mengingat tempat kerja yang cukup aman, maka tidak diharuskan menggunakan kabin dari kedua jenis tersebut diatas.
b. Pemeriksaan kabin dengan benar
Tidak semua mesin penggelar aspal menggunakan kabin.
Kabin itu sendiri terdiri dari atap beserta tiang-tiang penyangganya, kaca depan (wind screen).
Kabin perlu diperiksa baut-baut atau pin-pin pengunci untuk kemungkinan ada yang kendor/ lepas atau kemungkinan ada bagian-bagian dari kabin yang rusak.
Berikut ini contoh kabin dari salah satu jenis mesin penggelar aspal.
1. Operator’s console 2. Driver’s seat with rails 4. Atap (roof)
5. Pengaman kecerobohan (vandalism protection) 6. Manual pengoperasian
dan kotak P3K (Operating instruction / firstaid box compartment)
Gambar 4.6 : Kabin 1) Prosedur
a) Setiap terdeteksi adanya kelainan dalam pemeriksaan kabin harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan.
b) Tidak melakukan tindakan perbaikan terhadap kerusakan yang diturunkan terhadap komponen maupun bagian komponen.
c) Melakukan kerjasama dengan mekanik atau yang ditugaskan untuk melakukan perbaikan.
2) Tindak lanjut bila terdeteksi ada kelainan pada kabin.
a) Lakukan tindakan dapat terhadap adanya kelainan pada kabin.
• Bila ditemukan kelainan yang cukup ringan (misalnya ada baut pengikat yang kendor).
Kencangkan baut pengikat dengan kunci yang sesuai.
Dengan menghentikan kegiatan yang kecil tapi berakibat yang besar.
• Bila ditemukan kelainan yang cukup berat.
Jangan lakukan perbaikan dengan tidak memiliki ilmu ataupun tools yang memadai.
Laporkan secepatnya kepada atasan atau mekanik yang bertugas.
b) Catat kelainan yang ditemukan dan laporkan tindakan yang dilakukan.
c) Lakukan kerjasama dengan petugas atau mekanik yang bertugas.
c. Pembersihan kabin sesuai persyaratan.
Setiap hari, dalam langkah melakukan pemeliharaan harian, kabin harus dibersihkan.
Bersihkan komponen kabin mulai dari tiang-tiang penyangga, kaca depan (wind screen) dan sebagainya.
Untuk membersihkan gunakan kain yang lembut (majun kaos) atau sejenisnya dengan bahan pembersih ataupun tanpa bahan pembersih.
d. Pengambilan langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan.
Bila dalam pemeriksaan ditemukan ada kelainan, maka harus dilakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur sebagai berikut :
1) Prosedur tindak lanjut
a) Setiap terdeteksi adanya kelainan dalam pemeriksaan kabin harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan.
b) Jangan melakukan tindakan perbaikan yang bukan menjadi tugas operator.
c) Melakukan kerjasama dengan petugas perbaikan (mekanik) yang ditugaskan untuk mengatasi kelainan.
2) Tindak lanjut bila terdeteksi ada kelainan pada kabin
a) Lakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap kelainan yang terjadi pada komponen/ bagian dari kabin.
b) Catat kelainan yang ditemukan pada komponen atau bagian kabin dan laporkan kondisi kelainan yang ditemukan lebih rinci.
c) Laporkan hasil pemeriksaan dan temuan yang didapat serta tindakan sementara dilakukan.
d) Sementara itu komponen rusak jangan digunakan.
e) Lakukan kerjasama dalam pelaksanaan perbaikan dengan petugas yang melakukan perbaikan.
4.5.3 Pemeriksaan instrument panel dan alat kendali
a. Pemeriksaan kondisi fisik yang normal instrument panel dan alat kendali.
Instrument panel adalah panel dimana instrument mesin penggelar aspal diposisikan atau dipasang.
Berikut ini adalah contoh suatu instrument panel mesin penggelar aspal:
1. Oil filter indicator lamp.
2. Oil pressure indicator lamp.
3. Tachometer
4. Temperatur indicator lamp.
5. Change indicator lamp.
6. Engine stop button.
7. Standar switch.
8. Glow plug indicator.
9. Conveyor switch.
10. Automatic control switch.
11. Work lamp switch.
12. Head light Gambar 4.7 : Instrumen Panel
Disamping instrument panel mesin penggelar aspal, juga memiliki kontrol panel dimana alat
Berikut ini diber
b. Pemeriksaan
Kondisi fisik instrument maupun alat kendali tidak selamanya baik, bisa saja suatu saat kondisi tersebut kurang atau tidak baik.
Kondisi fisik dapat dinyatakan normal, apabila instrument yang ada dipanel maupun alat
atau semuanya berkondisi baik.
Sebagai contoh :
• Instrument kurang baik.
- Kaca
- Baut pengikat - Dan sebagainya.
• Alat kendali (control) kurang/ tidak baik.
- Ikatan steering mono lever
- Karet injakan pedal kopeling tipis atau habis.
- Dan sebagainya.
c. Penentuan adanya instrumen ataupun alat kendali yang kelainan.
Untuk menentukan adanya kelainan pada instrument ataupun alat kendali, perlu dilakukan langkah
Gambar
Disamping instrument panel mesin penggelar aspal, juga memiliki panel dimana alat-alat kendali (control) dipasang.
Berikut ini diberikan suatu contoh control panel :
(1) Control lever (2) Instrumen panel (3) Accelor lever (4) Main switch
(11) Steering mono lever (12) Travel main switch (13) Conveyor switch (RH) (14) Conveyor switch (LH) (15) Horn switch
Pemeriksaan kondisi fisik instrument panel
Kondisi fisik instrument maupun alat kendali tidak selamanya baik, bisa saja suatu saat kondisi tersebut kurang atau tidak baik.
Kondisi fisik dapat dinyatakan normal, apabila instrument yang ada dipanel maupun alat kendali yang berada di panel, tidak ada
atau semuanya berkondisi baik.
Sebagai contoh :
Instrument kurang baik.
Kaca tachometer pecah.
Baut pengikat starter switch kendor.
Dan sebagainya.
Alat kendali (control) kurang/ tidak baik.
Ikatan steering mono lever (joy stick) kendor.
Karet injakan pedal kopeling tipis atau habis.
Dan sebagainya.
Penentuan adanya instrumen ataupun alat kendali yang kelainan.
Untuk menentukan adanya kelainan pada instrument ataupun alat kendali, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Gambar 4.7.a : Control panel
Gambar 4.7.b : Control panel
Disamping instrument panel mesin penggelar aspal, juga memiliki dipasang. High low control Main clutch lever Shift lever
(9) Gate control handle (10) Switch box
Steering mono lever Travel main switch Conveyor switch (RH) Conveyor switch (LH).
Horn switch.
Kondisi fisik instrument maupun alat kendali tidak selamanya baik, bisa saja suatu saat kondisi tersebut kurang atau tidak baik.
Kondisi fisik dapat dinyatakan normal, apabila instrument yang ada endali yang berada di panel, tidak ada kelainan
Penentuan adanya instrumen ataupun alat kendali yang mengalami
Untuk menentukan adanya kelainan pada instrument ataupun alat sebagai berikut :
1) Siapkan mesin penggelar aspal untuk dapat dilakukan pemeriksaan terhadap instrument ataupun alat kendali.
2) Lakukan pemeriksaan visual dengan teliti terhadap instrument maupun alat kendali secara individual (satu demi satu).
3) Catat semua hasil pemeriksaan dengan jelas.
4) Tentukan kelainan yang terjadi pada panel instrument atau instrument panel control sesuai hasil pemeriksaan.
5) Masukan hasil pemeriksaan kedalam format pemeriksaan.
d. Pengambilan langkah yang tepat bila ditemukan adanya kelainan instrumen ataupun alat kendali.
Langkah lanjut dari adanya kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Periksa dan pelajari dengan seksama hasil pemeriksaan instrument maupun alat kendali.
2) Tentukan dan catat jenis kerusakan baik pada instrument maupun pada alat kendali sesuai dengan hasil pemeriksaan.
3) Catat dan laporkan semua jenis kelainan yang telah ditentukan.
4.6 Pembuatan Bahan Laporan Pemeliharaan Harian