• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

2. Pemeriksaan jaringan hati secara histopatolog

Pemeriksaan preparat histopatologi hepar dilakukan dengan pembesaran 100x. Perubahan histopatologi yang diamati berupa infiltrasi sel radang, kongesti, hemoragi, nekrosis,dan regenerasi sel.Hasil pengamatan preparat jaringan hati tikus

Spraque Dawley pada kelompok perlakuan yaitu kontrol normal, kelompok perlakuan pada tikus dengan pemberian ekstrak pegagan dan kunyit kemudian diberikan parasetamol (preventif) dengan ekstrak pegagan 18,75mg/200g BB tikus, ekstrak kunyit 336mg/200g BB tikus, kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit

y = 53,133ln(x) + 140,46 R² = 0,7791 y = 51,041ln(x) + 141,63 R² = 0,7397 0,00 100,00 200,00 300,00 N I II III IV gs h -P x (mU /mg p ro te in ) prev kur

18,75mg/200g BB tikus:112mg/200g BB tikus: 18,75mg/200g BB tikus:224mg/200g BB tikus: 18,75mg/200g BB tikus:336mg/200g BB tikus; pegagan: kunyit dengan dosis 6,25mg/200g BB tikus:336mg/200g BB tikus; 12,50mg/200g BB tikus: 336mg/200g BB tikus; serta kombinasi pegagan:kunyit 18,75mg/200g BB tikus:336mg/200g BB tikus. Padaperlakuan terhadap tikus yang diinduksi parasetamol kemudian diberikan ekstrak (kuratif)dengan ekstrak pegagan 18,75mg/200g BB tikus; ekstrak kunyit 336mg/200g BB tikus, kombinasi ekstrak pegagan dan kunyit 18,75mg/200g BB tikus:112mg/200g BB tikus; 18,75mg/200g BB tikus:224mg/200g BB tikus; 18,75mg/200g BB tikus:336mg/200g BB tikus; pegagan:kunyit dengan dosis6,25mg/200g BB tikus:336mg/200g BB tikus; 12,50mg/200g BB tikus:336mg/200g BB tikus; dan dosis kombinasi18,75mg/200g BB tikus: 336mg/200g BB tikus selama 14 hari menunjukkan adanya perubahan hepatosit berupa: proliferasi dari sel polimorfonuklear, vakuolisasi, nekrosis, kongesti, dan regenerasi sel (Gambar 19).

Keterangan: HE. X200,Jaringan hati normal dijumpai Keterangan :HE. x200.dijumpai :sel polymorpho- (1) vena centralis, (2) sel epitel dan (3) sinusoid nuklear

.

Keterangan: 1.sinusoidkongesti Keterangan :jaringan nekrosis 2.Vakuolisasi sel epitel hati

2 1 1 2 3 N 1 2 N e

Keterangan : HE. X200 regenerasi sel hati Denganwarna basopilik.

Gambar 19 : Gambaran histopatologi hati tikus.Perubahan dan derajat perubahan pada perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit dengan cara preventif dan kuratif. (HE- 100x)

Pada kelompok tikus normal (Gambar 12), tidak ditemukan adanya kelainan patologis pada (1) Vena centralis, (2) sel epitel hati, dan (3) sinusoid.

Tabel 12: Skoring perubahan histologi hati tikus dengan perlakuan ekstrak pegagan dankunyit pada preventif dan kuratif

No Perlakuan Grup preventif Grup kuratif

a b c d e a b c d e 1 Pegagan 18,75mg/200g BB tikus 1 3 2 1 1 1 3 2 1 1 2 Kunyit 336 mg/200g BB tikus 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 Pegagan:Kunyit 18,75mg/200g BB:112mg/200g BB 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 4 Pegagan:Kunyit 18,75mg/200g BB:224mg/200g BB 2 3 2 1 1 1 1 2 1 0 5 Pegagan:Kunyit 6,25 mg/200g BB tikus: 336 mg/200g BB tikus 1 3 2 2 1 2 1 1 1 2 6 Pegagan:Kunyit 12,50mg/200g BB:336mg/200g BB: 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 7 Pegagan:Kunyit 18,75 mg/200g BB: 336 mg/200g BB 1 3 2 1 1 2 1 1 1 3

Keterangan :a.Proliferasi sel polimorfonuklear, b.Vakuolisasi, c.Nekrosis intralobuler sel-sel hepatik, d.Kongesti intravaskuler, e.Regenerasi sel-sel hepatik

Pada hasil pengamatan jaringan hati (histopatologi) ditemukan beberapa perubahan pada sel hewan coba sebagai berikut. Pada perlakuan dengan tujuan preventif,pada gambaran histopatologi tikus yang memperoleh pegagan dosis 18,75 mg/200g BB tikus ditemukan adanya perubahan pada jaringan hati tikus berupa vakuolisasi, jaringan yang mengalami nekrosis, dan adanya regenerasi sel. Pada hati tikus perlakuandengan tujuan kuratif, kondisi perubahan jaringan dijumpai hampir sama, yakni ditemukan adanya regenerasi sel hati tikus pada kelompok yang memperoleh ekstrak tunggal pegagan 18,75 mg/200g BB tikus maupun kunyit dosis 336 mg/200g BB tikus. Data yang diperoleh menunjukkanbahwa kedua ekstrak pada dosis tertinggi yaitu 18,75 mg/200g BB tikus dan 336 mg/200g BB tikus mampu memperbaiki jaringan melalui regenerasi sel. Sedangkan untuk kombinasi pegagan:kunyit dengan dosis 18,75 mg/200g BB tikus:112mg/200g BB tikus; 18,75 mg/200g BB tikus: 224mg/200g BB tikus; 18,75 mg/200g BB tikus:336 mg/200g BB tikus, perubahan jaringan lebih sedikit pada kuratif. Namun pada perlakuan kombinasi ekstrak pegagagan:kunyit dengan dosis 6,25mg/200g BB tikus:336 mg/200g BB tikus; 12,50 mg/200g BB tikus:336 mg/200g BB tikus dan 18,75mg/200g BB tikus:336 mg/200g BB tikus, menunjukkan adanya perubahan jaringan berupa regenerasi sel hati pada preventifdan kuratif. Terjadinya vakuolisasi sel yang diakibatkan adanya gangguan keseimbangan cairan yang berupa pembengkakan maupun degenerasi selluler. Dalam penelitian ini meskipun terbentuk vakuolisasi, tetapi pada umumnya sel masih tetap utuh sehingga tidak mengganggu fungsi hati. Pada perlakuan dengan tujuan preventif terlihat jaringan nekrotik lebih banyak dibandingkan pada perlakuan untuk tujuan kuratif.

Hasil uji statistik pada perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit untuk tujuan sebagai preventif atau kuratif, hanya dilakukan pengukuran 1 kali perlakuan, maka data yang diperoleh pada perlakuan ekstrak pegagan dan kunyit tidak signifikan (p=0,974). Oleh karena itu pemeriksaan histopatologi jaringan tikus hanya mewakilkan bahwa ekstrak pegagan dan kunyit berpotensi memperbaiki jaringan hati dengan cara regenerasi sel baru dari jaringan yang rusak terutama pada kelompok perlakuan pegagan : kunyit dosis tinggi yaitu 336mg/200g BB tikus:18,75 mg/200g BB tikus.

SIMPULAN

Pada penelian ini menunjukkan bahwa ekstrak pegagan, ekstrak kunyit, dan kombinasi kedua ekstrak memiliki kemampuan atau potensi sebagai mencegah atau melindungi (preventif) dengan menurunkan kadar AST dan ALT serta meningkatkan aktivitas enzim glutation peroksidase (GSH-Px). Pada gambaran histopatologi juga menunjukkan adanya perubahan sel berupa regenerasi sel baik pada perlakuan dengan tujuan preventif maupun kuratif.

DAFTAR PUSTAKA

Alshawsh MA, Abdulla MA, Ismail S, Amin ZA. 2011. Hepatoprotective Effects of Orthosiphon stamineus Extract on Thioacetamide-Induced Liver Cirrhosis in Rats. Evid Based Complement Alternat Med, 2011:1–6.

Antony B, Merina B, Iyes V S, Judy N, Lennert K, Joyal S.2008. Apilet cross over study to

evaluate human oralbioavibility of BCM -95 (biocurcumaxTM);a novel bioenhanched

preparation of curcumin. Indian J.Pharm Sci. 70(4)445-449.

Bessems JG, Vermeulen NP. 2001.Paracetamol (acetaminophen)-induced toxicity: molecularandbiochemical mechanisms, analogues and protective

approaches. Crit Rev Toxicol; 31: 55-138.

Besung, Kerta nengah I.2009.Pegagan (Centella asiatica) Sebagai Alternative

Pencegahan Infeksi Pada Tenak, Jurnal Penelitian vol.2 no.1 26 Agustus 2009. Bali. Universitas Udayana.

Daniel, Wayne W.1989, Statistika Nonparametrik Terapan, Gramedia, Jakarta.

Davis M,Williams R. Hepatic disorders .1991.In:Davies DM, editor.Textbook of adverse drug reactions, 4th edition Vol.1

Erdiana, AN. 2009. Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) Terhadap Kadar ALT Mencit (Mus musculus) Yang Diinduksi Paracetamol. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Flohe L, Gunzler WA. 1984. Assays of glutathione peroxidase In: Packer L, ed, Methods in Enzymology. Orlando, Florida, USA: Academic Press;105:114- 121.

Gulcin I, Oktay M, Kirecci E and Kufrevioglu, O,I. 2003. Screening of antioxidant and antimicrobial activities of anise (Pimpinella anisum L.) seed extracts. Food Chemistry 83: 371-382.

[ISFI], Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia 2006, ISO Indonesia, Vol 41

Jawi I M, dkk, (2007), Efek antioksidan ekstrak umbi ubi jalar ungu (Ipomoiea batatas L) terhadap hati setelah aktivitas fisik maksimal dengan melihat kadar AST dan ALT darah pada mencit, Dexa Media

Kaplowitz N, DeLeve LD. 2003 : Drug induced liver disease. New York: Marcel Dekker

Kadir FA, Othman F, Abdulla MA, Hussan F, Hassandarvish P.2011. Effect of Tinospora crispa on thioacetamide-induced liver cirrhosis in rats. Indian J Pharmacol 43(1):64. Kamble MP, Dumbre RK, Rangasi VD.2008.Hepatoprotective activity studies of herbal

formulation. Int J Green Pharmacy,http://www.greenpharmacy.info (24 Januari 2010).

Kim KJ, Yu HH, Cha JD, Seo SJ, Choi NY, You YO. 2005. Antibacterial activity of

Curcuma longa L. against methicillin‐resistant Staphylococcus aureus. Phytother

Res,19(7):599–604.

Kohli K, Ali J, Ansari M, Raheman Z. 2005. Curcumin: a natural antiinflammatory agent. Indian J Pharmacol, 37(3):141–147.

Kunnumakkara AB, Guha S, Krishnan S, Diagaradjane P, Gelovani J, Aggarwal BB.2007. Curcumin Potentiates Antitumor Activity of Gemcitabine in an Orthotopic Model of

Pancreatic Cancer through Suppression of Proliferation, Angiogenesis, and

Inhibition of Nuclear Factor- κB–Regulated Gene Products. Cancer Res, 67(8):3853.

Kuntz E, Kuntz HD. 2006. Hepatology: priniples and practice. Berlin: SpringerVerlag Heidelberg;

Maizura M, Aminah A, Wan Aida W.2011. Total phenolic content and .antioxidant activity of kesum (Polygonum minus), ginger (Zingiber officinale) and turmeric (Curcuma longa) extract. Int Food Res J,18:526–531

Miriyala S, Panchatcharam M, Rengarajulu P.2007. Cardioprotective effects of curcumin. In: The molecular targets and therapeutic uses of curcumin in health and disease, 595:359–377

Mitruka M. 1987. Clinical Biochemical and Hematological Reference Values in Normal Experimental Animals and Normal Humans. Second Edition. Masson Publishing. USA.

Ming ZJ et al. 2004. Effect of glucosides of Centella asiatica on antagonizing liver fibrosis induced by Dimethylnitrosamamine in rats. Zhongguo Zhong Xi Yi Jie He Za Zhi . Vol.24,pp.731-34 [Chinese]

Ozdemirler G, Aykaç G, Uysal M, Oz H.1994. Liver lipid peroxidation and

glutathione-related defence enzyme systems in mice treated with paracetamol.J Appl Toxicol; 14: 297-299 -15

Panchatcharam M, Miriyala S, Gayathri VS, Suguna L.2006. Curcumin improves wound healing by modulating collagen and decreasing reactive oxygen species. Mol Cell Biochem, 290(1):87–96.

Pratt DS, Kaplan, Marshall S. 2008. Evaluatio n o f Liver Funct ion. In: Fauci,

Anthony S et al ed. Harrison’s Principles of Internal Medicine, vol.2. Ed.17. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc., 1923-1926.

Selfitri , Anggrahaeni Dewi. 2008. Efek Elisitasi dan Transformasi Genetik Tehadap Produksi Asiatikosida Pada Kalus Pegagan (Centella asiaica (L)Urban). Abstrak Skripsi, Bnadung,ITB.

Sengupta M, Sharma GD, Chakraborty B.2011. Hepatoprotective and immunomodulatory properties of Aqueous extract of Curcuma longa in carbon tetra chloride intoxicated Smith JB, Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan PenggunaanHewan

Percobaan di Daerah Tropis. Tikus Laboratorium (Rattus norvegicus): 37-57. Penerbit Universitas Indonesia

Subathra et al. 2005. Emerging role of Centella asiatica in improving age-related neurological antioxidant status. Experimental Gerontology 40, 707-715.

Suyatna FD, Gan S, Siswoyo K,Asikin N, Rosmiati H, Pringgo Utomo. 1992. The Effects of the Curcuma Againts Paracetamol-induced Liver Damage in Rats. Medical Journal of University of Indonesia 1992;1(1):20. Teknologi Universitas Negeri Malang.

Zimmermen and Maddrey. 1993. Toxic ang drug induced Hepatitis in Schiff, Disease of the liver 7 edition, Lippincot Company, Phyladelphia.