• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIDANA KORUPSI

E. Upaya Paksa yang dapat Dilakukan Penyidik dalam Tindak Pidana Korupsi

10. Pemeriksaan Surat

Pasal 41 KUHAP menyatakan dalam hal tertangkap tangan penyidik berwenang menyita paket atau surat atau benda yang pengangkutannya atau pengirimannya dilakukan oleh kantor pos dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan, sepanjang paket, surat atau benda tersebut diperuntukkan bagi tersangka atau yang berasal daripadanya dan untuk itu kepada tersangka dan atau kepada pejabat kantor pos dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan yang bersangkutan, harus diberikan surat tanda penerimaan.

165

Pasal 130 ayat (2) KUHAP

166

M. Yahya Harahap (buku II), op.cit, hlm. 273.

167

Pasal 47 KUHAP lebih lanjut menyatakan bahwa penyidik berhak membuka, memeriksa dan menyita surat lain yang dikirim melalui kantor pos dan. telekemunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan jika benda tersebut dicurigai dengan alasan yang kuat mempunyai hubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa, dengan izin khusus yang diberikan untuk itu dari ketua pengadilan negeri. Surat lain yng dimaksud dalam Pasal 47 KUHAP ini adalah surat yang tidak langsung mempunyai hubungan dengan tindak pidana

yang diperiksa akan tetapi dicurigai dengan alasan yang kuat.168

Menurut M.Yahya Harahap, yang dimaksud dengan surat pada Pasal 47 KUHAP adalah surat yang mempunyai hubungan dengan tindak pidana atau perkara yang sedang diperiksa, akan tetapi hubungannya tidak langsung, namun

diharapkan memberi petunjuk terhadap pemeriksaan perkara.169

Pemeriksaan surat dapat dilakukan pada semua tingkat pemeriksaan masing-masing instansi mulai dari penyidikan, penuntutan, dan persidangan pengadilan. Pemeriksaan surat bukan hanya monopoli instansi penyidik, seperti halnya penggeledahan dan penyitaan. Akan tetapi melakukan tindakan pemeriksaan atau penyidikan atas surat, masih menjadi wewenang tunggal penyidik. Seoerti menyita dan menggeledah surat, tindakan penyitaan dan

penggeledahan surat tersebut hanya terdapat pada wewenang penyidik.170

Surat yang sudah diperiksa dan dibuka ternyata surat itu ada hubungannya dengan perkara , surat tersebut dilampirkan pada berkas perkara. Akan tetapi bila diperiksa ternyata surat itu tidak ada hubungannya dengan perkara tersebut, surat

168

Penjelasan Pasal 47 KUHAP

169

M.Yahya Harahap (buku II), op.cit, hlm. 311.

itu ditutup rapi dan segera diserahkan kembali ke kantor pos dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau pengangkut lain setelah dibubuhi cap yangbertuliskan telah dibuka oleh penyidik dengan dibubuhi tanggal, tanda tangan, serta identitas penyidik. Penyidik dan para pejabat pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib merahasiakan dengan

sungguh-sungguh atas kekuatan sumpah jabatan isi surat yang dikembalikan.171

Transaksi menggunakan elektronik memang sudah lazim terjadi sekarang. Bukti elektronik pun sudah mulai diakui dalam perundang-undangan Indonesia. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU No. 20 Tahun 2001), UU Pemberantasan Pencucian Uang (UU No. 15 Tahun 2002), dan UU Pemberantasan Terorisme (UU No. 15 Tahun 2003) sudah menyebutkan informasi elektronik atau bukti elektronik. Informasi yang bersifat elektronik

dijadikan sebagai alat bukti. 172

Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 menyebutkan bahwa Informasi Elektronik

173

dan/atau Dokumen Elektronik174

171

Pasal 48 ayat (1), (2), (3) KUHAP.

dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. Informasi

172

buti. Diakses pada tanggal 20 Januari 2012. 173

Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Pasal 1 butir 1 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

174

Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Pasal 1 butir 4 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik. 175

Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memberikan tambahan-tambahan kewenangan penyidik dalam tindak pidana korupsi yaitu kewenangan yang dapat dilakukan oleh KPK yaitu tercantum dalam Pasal 12 berupa :

a. Melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan;

b. Memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk melarang seseorang

bepergian ke luar negeri;

c. Meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang

keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang diperiksa;

d. Memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk

memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain yang terkait;

e. Memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk

memberhentikan sementara tersangka dari jabatannya;

f. Meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada

instansi yang terkait;

175

g. Menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan perjanjian lainnya atau pencabutan sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang dilakukan atau dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang diduga berdasarkan bukti awal yang cukup ada hubungannya dengan tindak pidana korupsi yang sedang diperiksa;

h. Meminta bantuan interpol indonesia atau instansi penegak hukum negara lain

untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti di luar negeri;

i. Meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan

penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara tindak pidana korupsi yang sedang ditangani.

F. Upaya Praperadilan sebagai Sarana Kontrol dan Melindungi Hak