• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Konsep Kebijakan

Konsep kebijakan atau dalam bahasa inggris sering kita dengar dengan istilah policy. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran.

Dye (dalam Young dan Quinn,2002: 5) memberikan definisi “kebijakan publik” merupakan pilihan apapun oleh pemerintah,baik untuk melaksanakan sesuatu maupun untuk tidak melaksanakan sesuatu. Pengertian ini menyamakan kebijakan pemerintah dengan tindakan-tindakan pemerintah, dan memandang setiap pilihan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah sudah tentu memiliki tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Para ahli yang mewakili kutub yang memandang kebijakan publik dalam tiga aspek, yakni perumusan kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Bagi kedua orang ahli ini sesuatu yang disebut kebijakan publik pasti mencakup ketiga aspek bahwa kebijakan publik adalah serentetan intruksi/perintah dari para pembuat kebijakan yang ditujukan kepada para pelaksana kebijakan yang menjelaskan tujuan-tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam kebijakan terdiri dari komponen-komponen:

1. Goal atau tujuan yang diinginkan

2. Plans atau proposal, pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan 3. Programs, yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan

4. Decision, atau keputusan, yaitu tindakan-tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.

5. Efek, yaitu akibat-akibat dari program (baik disengaja atau tidak, primer atau sekunder)

Berdasarkan uraian dan definisi diatas, maka dapat ditemukan beberapa unsur yang terkandung dalam kebijakan publik sebaggai berikut:

1. Kebijakan selalu mempunyai tujuan attau berorientasi pada tujuan tertentu, 2. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemmerintah, 3. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan

bukan apa yang dimaksud akan dilakukan,

4. Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah mengenai sesuatu masalah terntetu),

5. Kebijakan publik (positif) selalu berdasarkan pada peraturan perundangan tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif).

Proses kebijakan publik adalah serangkaian “aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis”. Aktivitas politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan, dan divisualisasikan sebagai rangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur

menurut urutan waktu yang meliputi: penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan.

Implementasi kebijakan(implementation)terkait dengan siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan,apa yang mereka kerjakan dan apa dampak dari isi kebijakan.

Pada tahapan implementasi berkenaan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan pada proses untuk melaksanakan kebijakan telah dibuat agar tujuan dapat tercapai. Pada tahun ini di perlukan dukungan sumber daya dan penyusunan organisasi pelaksana kebijakan. Dalam proses implementasi kebijakan sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi suatu kebijakan dengan baik.

Kebijakan publik dapat dipahami sebagai akomodasi kepentingan masyarakat dalam kebijakan serta adanya partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik. Pengusungan nilai-nilai demokrasi seperti keadilan dan pemerataan seringkali berbenturan dengan nilai-nilai birokrasi seperti keadilan dan pemerataan seringkali berbenturan dengan nilai-nilai birokrasi seperti nilai efektifitas dengan pertanggungjawaban kepada lembaga. Partisipasi dan akomodasi kepentingan publik juga seringkali terbentur dengan nilai-nilai prosedural hirarkis birokratis formal yang menyebabkan proses kebijakan seakan-akan berada dalam ruang terbuka seakan-akan tetapi syarat dengan muatan birokrasi yang memunculkan nilai demokratis.

a. Kebijakan secara umum dapat di bedakan dalam tiga tingkatan: kebijakan umum,yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk pelaksanaan baik

yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan.

b. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu undang-undang.

c. Kebijakan teknis, kebijakan operasional yang berada di bawah kebijakan pelaksanaan.

E. Pengertian Pengembangan Organisasi

Organisasi berasal dari kata to organization dalam bahasa Inggris yang berarti mengatur atau menyusun bagian-bagian yang terpisah-pisah sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan. Dalam kegiatan sehari-hari organisasi dapat diartikan sebagai wadah atau tempat dimana kegiatan administrasi dilakukan.

Arti organisasi yang diungkapkan oleh Sondang P. Siagian menyatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan dimana terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan sekelompok orang yang disebut bawahan.

Pengertian tujuan organisasi adalah harus disebarluaskan supaya diketahui oleh semua pihak baik pihak dalam maupun pihak luar organisasi, gunanya sebagai pedoman segala tindakan dalam organisasi. Sangat disadari bahwa persoalan-persoalan organisasi semakin kompleks, demikian juga persoalan

manusia yang berada di dalam organisasi semakin rumit pula, sehingga merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap pemimpin dewasa ini.

Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apapun bentuknya.

Oleh karena persoalan manusia senantiasa berkembang dan ruwet, maka persoalan organisasi (khususnya perilaku oeganisasi) semakin hari semakin berkembang.

Pada hakikatnya pusat perhatian organisasi adalah pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi berdasarkan perilaku yang didukung paling sedikit dua komponen yaitu individu yang berperilaku dalam organisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut. Manusia dan organisasi sudah menyatu, dan bila dua komponen perilaku organisasi berinteraksi maka akan menimbulkan perilaku organisasi yang merupakan titik perhatian dari ilmu perilaku organisasi.

Melaksanakan suatu organisasi dengan baik maka seorang pemerintah selaku Pemimpin harus memberikan semangat kepada aparat-aparatnya baik itu masalah administrasi yang akan dikerjakan dalam organisasi tersebut.

Keberhasilan suatu organisasi terutama dalam pemerintahan Desa berada pada seorang Kepala Desanya sendiri bagaimana mengayomi masyarakatnya dalam mengembangkan organisasi pemerintahan.

Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai suatu himpunan interaksi manusia yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang terikat dalam suatu ketentuan yang telah disetujui. Apabila dilihat dari sudut administrasi dan manajemen maka dari setiap organisasi selalu ada seorang atau beberapa orang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan sejumlah orang yang bekerjasama itu dengan segala aktivitas dan fasilitasnya.

Meningkatkan dan mengembangkan organisasi pemerintahan Desa maka seorang Kepala Desa harus bertindak yang positif dalam organisasinya agar organisasi yang ada tidak vakum tapi sebaliknya berjalan sesuai apa yang kita harapkan dan mencapai tujuan bersama. Kebijakan pemberlakuan otonomi membuat setiap daerah memiliki kewenangan yang cukup besar dalam mengambil keputusan yang dianggap sesuai. Terlebih dengan pemelihan kepala desa (pilkades) secara langsung yang diselenggarakan sejak tahun 2005, membuat kepala desa yang terpilih mendapat legitimasi lebih kuat dari rakyat untuk membangun wilayahnya.

Tentunya kepala desa hasil pilkades ini membuahkan harapan yang cukup besar bagi masyarakatnya, yaitu peningkatan pembangunan dan kesejahteraan yang akan makin meningkat. Tetapi harapan tersebut ternyata tidak mudah untuk diwujudkan. Kekuatan visi & kompetisi kepala desa terpilih menjadi salah satu penentu, di samping faktor-faktor lain. Tantangan terberat bagi kepala desa terpilih adalah melaksanakan visi, misi, dan janji-janji semasa kampanye, yang hampir semuanya pasti baik.

Masyarakat berharap kesejahteraannya makin meningkat dan lapangan kerja makin terbuka. Lingkungan perlu diperhatikan agar tetap terjaga kelestariannya. Jangan sampai terlalu bersemangat, akhirnya secara jangka panjang terjadi pengrusakan lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan dan model investasi yang dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan tersebut.

F. Kerangka Pikir

Untuk lebih mempermudah uraian tersebut diatas maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar: 1 Bagan Kerangka Pikir

PEMERINTAH DESA

PERAN PEMERINTAH DESA:

Sistem Kebijakan

PEMBERDAYAAN PETANI JAGUNG:

1. Penyuluhan

2. Pembangunan Irigasi 3. Pemberian Bantuan Bibit 4. Aspek Pemasaran

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PETANI JAGUNG

G. Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pemerintahan sehingga tidak terjadi kekeliruan terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini, maka penulis akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan fokus penelitian terhadap penulisan karya ilmiah ini. Fokus penelitian merupakan penjelasan dari kerangka konsep.

Dalam penelitian karya ilmiah ini, penulis menggunakan pendekatan tujuan (goal approach) dalam mengukur keberhasilan pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat (petani jagung) di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto. Pendekatan proses itu sendiri bertujuan untuk melihat sejauh mana efektifitas pelaksanaan program pemberdayaan terhadap masyarakat petani jagung. Berikut fokus penelitian :

a. Pemerintah Desa

Pemerintah desa merupakan pembuat berbagai kebijakan-kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat petani jagung di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto

b. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat khususnya petani jagung di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto yang kurang memiliki sumber daya dalam hal pembangunan, dapat di dorong meningkatkan kemandiriannya dalam mengembangkan perikehidupannya.

c. Peran Pemerintah Desa

Peran pemerintah desa adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di desa terkait pengembangan dan mendorong kemandirian masyarakat petani jagung melalui pemberdayaan petani jagung di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

H. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Peran Pemerintah Desa adalah segala tindakan pemerintah yang dilakukan dalam proses pemberdayaan masyarakat petani jagung dalam penyediaan sarana dan prasarana desa.

2. Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat petani jagung dalam hal melakukan penyuluhan ke petani jagung, memberikan bantuan bibit , pendampingan aspek pemasaran dan pembangunan irigasi.

3. Sistem Kebijakan adalah suatu program-program untuk pemberdayaan masyarakat petani jagung.

4. Pemerintah Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

5. Penyuluhan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa bersama dinas pertanian dalam memberikan pengetahuan teknis cara bertani jagung dengan baik.

6. Pembangunan Irigasi adalah suatu pembangunan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat petani jagung untuk menunjang kegiatan operasional dalam bertani jagung.

7. Pemberian Bantuan Bibit adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah desa agar masyarakat petani jagung mudah mendapatkan bibit jagung yang berkualitas.

8. Aspek Pemasaran adalah dimana pemerintah dapat melakukan pendampingan kepada masyarakat petani jagung dalam memasarkan hasil produksi jagung ke pembeli tertentu sehingga petani jagung mendapatkan nilai jual yang sesuai dengan kerja kerasnya.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu pealaksanaan penelitian yang dibutuhkan adalah kurang lebih dua bulan. Lokasi penelitian dilaksanakan Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jenponto.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan makna data-data empirik yang berkaitan dengan peranan pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.

C. Sumber Data

1. Data primer, data primer adalah data yang menyangkut keterlibatan peranan pemerintah dan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung yang penulis dapatkan dari informan.

2. Data Sekunder, data sekunder merupakan data yang diambil atau bersumber dari dokumen laporan, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, tulisan serta hasil dari penelitian yang dilakukan.

D. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini dilakukan dengan purposif sampling yaitu teknik penarikan informan dengan tujuan tertentu. Informan yang dipilih merupakan orang yang dianggap mampu memberikan data atau informasi tentang apa yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu kepala desa, sekretaris desa,

kepala dusun, dan tokoh masyarakat. Adapun informan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang, yaitu:

1. Pemerintah Desa Palajau (1 orang)

2. Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto (1 orang) 3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (1 orang) 4. Petani Jagung di desa Palajau (4 orang)

5. Pemilik Lahan (3 orang) E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, yaitu peneliti akan melakukan pengamatan langsung berkaitan dengan peranan pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.

2. Wawancara, yaitu peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam terhadap pemerintah desa dan masyarakat petani jagung terkait peran pemerintah desa di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.

3. Studi Dokumentasi yakni peneliti akan melakukan kajian terhadap bahan-bahan tertulis yang menjadi dokumen dan yang tersimpan dalam sistem kearsipan pada pemerintah desa di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan interprestasi data yang telah dikumpulkan baik melalui pengamatan, wawancara, studi pustaka dan arsip yang kemudian dilakukan trigulasi sumber yaitu data dari hasil

wawancara maupun hasil observasi dilakukan pengecekan kepada orang-orang tertentu yang memahami secara mendalam permasalahan peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat petani jagung di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.

G. Keabsahan data

Triangulasi bermakna silang yaitu mengadakan pencecekan akan kebenaran data yang dikumpulkan dari berbagai sumber data, dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data yang lain, serta pengecekan pada waktu yang berbeda.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada sumber lain keabsahan data yang telah diperoleh sebelumnya

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari suatu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tetentu, diuji keakuratan dan ketidak akuratannya

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu berkenang dengan waktu pengambilan data.

Jadwal penelitian ini mencakup:

a. Persiapan : mengurus perisinan, menyusun instrument penelitian selama 1 (satu) minggu.

b. Pelaksanaan : pengumpulan data, pengolaan data, penarikan kesimpulan sebanyak 4 (empat).

c. Penyelesaian : penulisan laporan penelitian, diskusi perbaikan pengadaan skripsi selama 2 (dua) minggu.

H. Jadwal Penelitian

Adapun pelaksanaan penelitian yang di rencanakan ada tiga tahap, yaitu:

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mengurus surat izin dari dekan fakultas, penyusunan instrument peneliti selama 1 (satu) minggu sebagai bukti untuk melakukan penelitian di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data , mengelola data, menganalisis data yang diperoleh kemudian melakukan uji hipotesis dan penarikan kesimpulan selama dua bulan.

3. Penyelesaian

Pada tahap ini peneliti menulis laporan penelitian, diskusi perbaikan, penggandaan laporan (skripsi) selama 2 (dua) minggu.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ATAU KARAKTERISTIK OBYEK PENELITIAN 1. Letak Geografis Dan Keadaan Alam.

Desa Palajau adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto dimana Desa Palajau termasuk dalam wilayahnya.

Secara geografis Desa Palajau mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulo-Bulo b. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Camba-camba c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Arungkeke d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kalumpangloe

Luas wilayah Desa Palajau adalah 4,25 km2 atau 425 Ha yang terdapat beberapa dusun:

a. Dusun Palajau b. Dusun Bontoloe c. Dusun Bontopaleng d. Dusun Pandang-pandang e. Dusun Sambone-bone

Pusat pemerintahan berada di dusun Palajau, yang jaraknya dari ibu Kota Kabupaten 7 km arah Barat.

Untuk mencapai daerah ini cukup menggunakan alat transportasi darat yaitu mobil atau kendaraan bermotor yang dapat ditempuh dalam waktu dua jam

sampai tiga jam dari Kota Makassar dan kurang lebih 16 menit dari Pemerintahan Kabupaten Jeneponto.

Seperti halnya di Desa-Desa lain di Kabupaten Jeneponto, Desa Palajau termasuk di dalam dataran rendah berada pada ketinggian kurang lebih dari 3 meter diatas permukaan air laut.

Gambar 1 Peta wilayah Desa Palajau

Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Palajau,_Arungkeke,_Jeneponto 2. Keadaan Penduduk

a. Sejarah Singkat Desa Palajau

Menurut keterangan seorang tokoh masyarakat Palajau, bahwa kata Palajau berasal dari kata Paja dan Lau. Paja berarti Pantat, sedangkan Lau berarti bonding atau tempat air yang terbuat dari buah tanaman bila. Palajau adalah bagian dari kerajaan Arungkeke, dalam sejarah Turatea disebutkan bahwa awalnya kerajaan Arungkeke bukanlah bagian dari kerajaan Binamu, melainkan

bagian dari kerajaan Gowa. Kemudian karena terjadi perkawinan antara keturunan raja-raja dari kerajaan Binamu dengan keturunan raja dari kerajaan Arungkeke.

Akhirnya Arungkeke ikut kepada kerajaan Binamu.

Sebelum berdiri sendiri sebagai suatu Desa, Pemerintahan di Palajau berbentuk jannang (setingkat dengan dusun). Jannang adalah bagian dari Bori Bulo-bulo. Setelah Undang-undang No 8 Tahun 1979 Tantang Pemerintahan Desa, istilah Bori dirubah namanya menjadi Desa dan jannang dirubah menjadi lingkungan.

b. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Palajau berdasarkan sensus pada tahun 2014 sebanyak 3608 jiwa yang terdiri dari 1799 laki-laki dan 1809 orang perempuan.

Untuk jelasnya penyebaran penduduk di setiap dusun di desa Palajau menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Dimasing-Masing Dusun Wilayah Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Sumber: Data Potensi Desa Palajau 2014

c. Penduduk Berdasarkan Umur

Umur seseorang merupakan faktor yang menentukan kedewasaan dan kemampuan fisik seseorang. Golongan umur umumnya digunakan untuk mengelompokkan tingkat produktifitas masyarakat berdasarkan undang-undang ketenaga kerjaan diketahui bahwa pengelompokan tingkat produktifitas 0-15 tahun dikategorikan sebagai kelompok umum belum produktif, 16-60 tahun dikategorikan kelompok umur produktif dan diatas 60 tahun termasuk kategori kelompok umur kurang produktif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengelompokan penduduk menurut kategori umur di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

No Umur

Sumber : Data Potensi Desa Palajau 2014

Berdasarkan tabel diatas, dapat dikatakan bahwa usia terbanyak adalah kelompok usia 25-60 tahun, yaitu 21,75%. Sedangkan umur paling sedikit adalah

umur 16-18 tahun 5,42%. Hal ini menunjukkan bahwa usia tua yang lebih banyak di banding usia muda.

d. Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk Desa Palajau pada tahun 2014 sekitar 955 jiwa per km2, sedangkan tahun 2013 sekitar 936 jiwa per km2. Dilihat dari beberapa desa yang terdapat di Kecamatan Arungkeke, Desa Palajau memiliki kepadatan penduduk ke dua yaitu 955 jiwa per km2, sedangkan kepadatan pendunduk tertinggi Desa Arungkeke 1,397 jiwa per km2, dan kepadatan penduduk paling rendah adalah Desa Borong lamu sekitar 238 jiwa per km2.

e. Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan tahun 2013 di Desa Palajau tercatat 1 poskesdes, dan 5 posyandu. Untuk tenaga medis tercatat 3 orang paramedic, sedangkan Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

No Jamkesmas Sangat

Sumber: Data Potensi Desa Palajau 2014

3. Kondisi Pendidikan

Penduduk Desa Palajau dilihat dari tingkat pendidikan bila dibandingkan pada masa-masa lalu, saat sekarang sudah mengalami kemajuan yang berarti penduduk yang mengetahui baca tulis sudah tinggi. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan dengan dukungan sarana pendidikan yang sudah memadai dengan adanya sebuah Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Lebih jelasnya di tabel berikut ini:

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Desa Palajau Tahun 2014

No Jenjang Pendidikan Laki-laki Perempuan Jiwa

1 Tamat SD/Sederajat 477 441 918

2 Tamat SMP/Sederajat 230 253 483

3 Tamat SMA/Sederajat 261 225 486

4 Tamat Perguruan Tinggi 50 44 94

Jumlah 1018 963 1981

Sumber: Data Potensi Desa Palajau Tahun 2014

Dari tabel diatas terlihat bahwa Sekolah Dasar yang paling tinggi sebesar 39 persen menyusul sekolah menegah atas 26 persen kemudian disusul sekolah menengah pertama 25 persen, sedangkan yang lanjut ke perguruan tinggi yang paling rendah yaitu hanya 94 orang, jadi hanya 9 persen saja.

g. Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Desa Palajau dapat dikatakan sudah memadai, dilihat dari kondisi jalan telah di aspal untuk memudahkan masyarakat dalam berkendara lancar. Untuk lebih jelasnya sarana dimiliki Desa Palajau dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Sarana Dan Prasarana Desa Palajau Tahun 2014

No Jenis sarana dan prasarana Jumlah/buah

1 Pendidikan: Sumber: Data Potensi Desa Palajau 2014

Dilihat dari tabel diatas bahwa sarana sosial yang ada di Desa Palajau dapat disimpulkan bahwa kesejahtaraan desa Palajau baik. Sarana pendidikan sekolah dasar 2 buah, sekolah menengah pertama 1 buah, dan sekolah menengah atas 1 buah. Dengan dilihat dari tabel diatas desa Palajau dapat dikatakan sudah sejahtera dari sarana pendidikan, sedangkan dari dari saran tempat ibadah dan alat transportasi, dan komunikasi terbilang sejahtera.

4. Pemerintahan Desa

Pemerintahan desa meliputi Kepala Desa sebagai lembaga eksekutif dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra kerja dalam pembangunan desa. Kepala Desa bertugas sebagai pemimpin pembangunan desa pelindung

masyarakat dan berperang sebagai jaksa dan hakim di tingkat desa. Dalam menjalankan tugas pemerintahan dan pembangunan desa. Kepala Desa Palajau dibantu oleh seorang Sekretaris Desa dan tiga Kepala Urusan serta tiga Kepala Dusun.

5. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa atau di singkat BPD merupakan mitra kerja Pemerintah Desa Palajau dalam menjalankan roda pemerintahan. Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan Sembilan anggota.

6. Lembaga/Organisasi Desa

Lembaga atau organisasi desa yang terbentuk di Desa Palajau diharapkan dapat menunjang kegiatan pemerintah dan pembangunan. Organisasi LPD, BPD, dan PKK masiing terdapat 1 unit. Sedangkan organisasi keagamaan seperti remaja mesjid sekitar 6 kelompok dan pondok pengajian sekitar 6 kelompok.

7. Pembagian Lahan

Pembagian Lahan Desa Palajau terdiri dari lahan persawahan, tegalan,

Pembagian Lahan Desa Palajau terdiri dari lahan persawahan, tegalan,

Dokumen terkait