PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
C. Perencanaan pengoprasian handtruck sebagai alat bantu kerja
9. Pemilihan desain pegangan ( handle ) dalam perancangan handtruck
Pemilihan desain pegangan (handle) dalam perancangan handtruck berfungsi
untuk mengemudikan handtruck pada saat melakukan aktivitas keluar masuk
gang antar kios, memberikan kekuatan pada saat aktivitas loading maupun
unloading, kekuatan mendorong (pada saat lokasi terjal atau permukaan jalan naik) dan memberikan kenyamanan pada pekerja saat mengemudikan
handtruck (kaedah ergonomi) dengan mempetimbangkan pengukuran dimensi
anthropometri dan tempat peletakan ketinggian pegangan (handle). Adapun
ukuran ketinggi masing – masing pegangan (handle) sebagai berikut :
Ukuran ketinggian, posisi peletakan pegangan (handle) dari permukaan
jalan dan model desain pertama Tinggi pegangan = tbb P95
=143 cm (pengolahan data anthropometri,2010) dengan catatan bahwa ukuran tersebut dapat diuraikan menjadi tbb = tinggi bahu berdiri
P95 = nilai persentil ke- 95
Model desain pertama = model handle terpisah, batang pipa handle berdiri
tegak searah sumbu y
Ukuran ketinggian, posisi peletakan pegangan (handle) dari permukaan
jalan dan model desain kedua Tinggi pegangan = tsb
P95=130 cm (pengolahan data anthropometri,2010)
tbb = tinggi siku berdiri P95 = nilai persentil ke- 95
Model desain kedua = model handle menyatu, batang pipa handle lurus merata searah sumbu x.
Pemilihan model desain pegangan (handle) maupun ukuran ketinggian,
posisi peletakan pegangan dari permukan jalan dapat dilihat pada Gambar 4.48 dibawah ini. 143 cm 13 0 cm Desain handle pertama Desain handle kedua 10 0 cm
Diameter pipa luar handle = 3,5 cm 43 cm
Gambar 4.48 Model desain dan ukuran ketinggian pegangan
(handle) dari permukaan jalan
Sumber :Toko garuda assesoris motor, 2010
Berdasarkan fungsi diri penggunaan dari masing – masing pegangan
(handle), hal - hal yang harus dipertimbangkan. Hal - hal yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan desain pegangan (handle) pada
perancangan handtruck adalah sikap kerja, beban kerja, posisi tangan, tenaga yang dikeluarkan. Penjelasan ini akan dijadikan pertimbangan
dalam pemilihan desain untuk memberikan kekuatan pada saat aktivitas
loading maupun unloading, mengemudikan handtruck pada saat melakukan aktivitas keluar masuk gang antar kios, kekuatan mendorong (pada saat lokasi terjal atau permukaan jalan naik), meliputi:
b) Model desain kedua (handle menyatu)
Tahap evaluasi dan penentuan alternatif penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja melakukan aktivitas loading maupun
unloading, dapat dilihat pada Tabel 4.28 berikut.
Tabel 4.28 Evaluasi dan penentuan alternatif penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja melakukanaktivitas loading maupun
unloading
No Pertimbangan
Alternatif penggunaan desain pegangan
(handle) pada saat pekerja melakukanaktivitas
loading maupun unloading.
Model desain pertama (handle terpisah)
Model desain kedua
(handle menyatu) 1 Sikap kerja + + 2 Beban kerja + - 3 Posisi tangan + - 4 Tenaga yang dikeluarkan + - Jumlah + 4 1 Jumlah - 0 3 Nilai total 4 -2 Alternatif terpilih
Sumber : Mekanika teknik dan Nurmianto, 2004
Dari tahap evaluasi dan penentuan alternatif penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja melakukanaktivitas loading maupun unloading.
Model desain pertama (handle terpisah) setelah dilakukan uji coba
1. Penilaian pertama dilihat dari sikap kerja.
Sikap kerja yang dilakukan pekerja buruh angkut pada saat menggunakan
handle dasain pertama, posisi badan tegak lurus, pergelangan tangan lengan atas menjangkau handle setinggi bahu berdiri (dengan ketinggian 143 cm dari permukaan jalan) penilaian sikap kerja dikatakan baik (+). (Pengolahan data antropometri, 2010)
2. Penilaian kedua dilihat dari beban kerja
Beban kerja yang yang diterima oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan handle dasain pertama sebesar 24,81 kg. Penilaian beban
kerja tergolong ringan (+). (Pengolahan data kekuatan dan beban kerja , 2010) 3. Penilaian ketiga dilihat dari posisi tangan
Posisi tangan pada saat pekerja buruh angkut menggunakan desain handle
pertama yaitu dengan posisi menggenggam pipa batang handle searah
sumbu y (tegak lurus). Posisi tersebut dapat memberikan kekuatan maupun kenyamanan (ergonomi). Penilaian posisi tangan dikatakan memenuhi
kaedah ergonomi dan tumpuan kekuatan yang optimal (+) (Nurmianto, 2010)
4. Penilaian ketiga dilihat dari tenaga yang dikeluarkan
Tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan desain handle pertama berhubungan dengan gaya yang
dikeluarkan untuk menurunkan peti maupun memasukkan peti kedalam
landasan bagian bawah handtruck. Gaya untuk mengungkit yang
dikeluarkan oleh pekerja buruh angkut pada saat menggunakan desain
handle pertama sebesar 243,13 N. Semakin besar.gaya untu mengungkit, maka makin optimal untuk mengungkit tumpukkan peti dengan berat 110 kg dan tenaga yang dikeluarkan pekerja lebih kecil (+).
Model desain kedua (handle menyatu) setelah dilakukan uji coba
1. Penilaian pertama dilihat dari sikap kerja.
Sikap kerja yang dilakukan pekerja buruh angkut pada saat menggunakan
handle dasain kedua, posisi badan tegak lurus, pergelangan tangan, lengan atas menjangkau handle setinggi siku berdiri (dengan ketinggian 130 cm dari permukaan jalan). Penilaian sikap kerja dikatakan baik (+). (pengolahan data antropometri, 2010)
2. Penilaian kedua dilihat dari beban kerja
Beban kerja yang yang diterima oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan handle kedua pertama sebesar 27,5 kg. Penilaian beban
kerja tergolong lebih berat dari pada desain handle pertama menaggung beban sebesar 24,81 kg (-).(pengolahan data kekuatan dan beban kerja , 2010)
3. Penilaian ketiga dilihat dari posisi tangan
Posisi tangan pada saat pekerja buruh angkut menggunakan desain handle
kedua yaitu dengan posisi mencengkram pipa batang handle searah sumbu
x (lurus merata searah sumbu x). Posisi tersebut tidak sesuai dengan fungsi dari pemilihan desain handle pertama. Untuk aktivitas loading maupun
unloading dibutuhkan kekuatan, maka desain handle kedua tidak mampu
memberikan kekuatan maupun kenyamanan (ergonomi) (-). (Nurmianto,
2010)
4. Penilaian ketiga dilihat dari tenaga yang dikeluarkan
Tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan desain handle kedua berhubungan dengan gaya yang
dikeluarkan untuk menurunkan peti dari handtruck maupun memasukkan
peti kedalam handtruck. Gaya dorong yang dikeluarkan oleh pekerja buruh
angkut pada saat menggunakan desain handle kedua sebesar 269,5N (-) lebih kecil dibandingkan gaya dorong yang dihasilkan oleh pemilihan
desain handle pertama sebesar 496,2 N, karena gaya dorong pada
pemilihan desain handle kedua lebih kecil untuk mengungkit tumpukkan
peti dengan berat 110 kg, maka tenaga yang dikeluarkan pekerja lebih besar dan kurang optimal (-).
Sehingga pemilihan desain handle yang paling ideal dan optimal, bila ditinjau dari sikap kerja, beban kerja, posisi tangan, tenaga yang
dikeluarkan untuk melakukan aktivitas loading maupun unloading adalah
desain perancangan handle pertama (handle terpisah).
Pemilihan penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja melakukan
aktivitas loading maupun unloading dapat dilihat dalam Gambar 4.49.
Gambar 4.49 Desain perancangan handle pertama (handle) terpisah
untuk aktivitas loading maupun unloading) Sumber : Pengolahan data, 2010
Tahap evaluasi dan penentuan alternatif penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja melakukan aktivitas keluar masuk gang antar kios dan lokasi terjal atau permukaan jalan naik dapat dilihat pada Tabel 4.29 berikut.
Tabel 4.29 Evaluasi dan penentuan alternatif penggunaan desain pegangan pada saat pekerja melakukanaktivitas keluar masuk gang antar
kios dan lokasi terjal atau permukaan jalan naik
No Pertimbangan
Alternatif penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja melakukanaktivitas saat pekerja melakukanaktivitas keluar masuk gang
antar dan lokasi terjal atau permukaan jalan naik
Model desain pertama (handle terpisah)
Model desain kedua
(handle menyatu) 1 Sikap kerja + + 2 Beban kerja - + 3 Posisi tangan - + 4 Tenaga yang dikeluarkan - + Jumlah + 1 4 Jumlah - -3 0 Nilai total -2 4 Alternatif terpilih
Sumber : Pengolahan data, 2010
Dari tahap evaluasi dan penentuan alternatif penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja melakukan aktivitas keluar masuk gang antar kios dan lokasi terjal atau permukaan jalan naik.
Model desain pertama (handle terpisah) setelah dilakukan uji coba
1. Penilaian pertama dilihat dari sikap kerja.
Sikap kerja yang dilakukan pekerja buruh angkut pada saat menggunakan
handle dasain pertama, posisi badan tegak lurus, pergelangan tangan lengan atas menjangkau handle setinggi bahu berdiri (dengan ketinggian 143 cm dari permukaan jalan) penilaian sikap kerja dikatakan baik (+). (Pengolahan data antropometri, 2010).
2. Penilaian kedua dilihat dari beban kerja
Beban kerja yang yang diterima oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan handle dasain pertama sebesar 24,81 kg. Penilaian beban
tinggi dikarenakan tumpukan peti yang berada diatas landasan handtruck
bisa jatuh kesamping. (Pengolahan data kekuatan dan beban kerja , 2010) 3. Penilaian ketiga dilihat dari posisi tangan
Posisi tangan pada saat pekerja buruh angkut menggunakan desain handle
pertama yaitu dengan posisi menggenggam pipa batang handle searah
sumbu y (tegak lurus). Posisi tersebut memiliki resiko tinggi saat
mendorong ataupun mengemudikan handtruck, sehingga mengakibatkan
pergelangan tangan pekerja buruh angkut mengalami keram, pegal
kenyamanan (ergonomi) dan tidak mampu memberikan kekuatan untuk
mendorong. Penilaian posisi tangan dikatakan tidak memenuhi kaedah ergonomi dan tumpuan kekuatan yang tidak optimal (-) (Nurmianto, 2010) 4. Penilaian ketiga dilihat dari tenaga yang dikeluarkan
Tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan desain handle pertama berhubungan dengan gaya yang
dikeluarkan untuk mendorong atau mengemudikan handtruck saat pekerja
melakukan aktivitas keluar masuk gang antar kios dan lokasi terjal atau permukaan jalan naik. Gaya dorong yang dikeluarkan oleh pekerja buruh angkut pada saat menggunakan desain handle pertama sebesar 496,2 N. Dalam hal ini gaya dorong yang optimal hanya dibutuhkan untuk aktivitas
loading maupun unloading pada saat mengungkit tumpukkan peti dengan berat 110 kg (-) (Pengolahan data kekuatan dan beban kerja , 2010).
Model desain kedua (handle menyatu) setelah dilakukan uji coba
1. Penilaian pertama dilihat dari sikap kerja.
Sikap kerja yang dilakukan pekerja buruh angkut pada saat menggunakan
handle dasain kedua, posisi badan tegak lurus, pergelangan tangan, lengan atas menjangkau handle setinggi siku berdiri (dengan ketinggian 130 cm dari permukaan jalan). Penilaian sikap kerja dikatakan baik (+). (Pengolahan data antropometri, 2010)
2. Penilaian kedua dilihat dari beban kerja
Beban kerja yang yang diterima oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan handle kedua sebesar 27,5 kg. Penilaian beban kerja
sebesar 24,81 kg. Tapi dengan beban kerja yang berat tersebut dapat menahan sekaligus memposisikan tumpukan peti yang berada dilandasan bawah tetap dalam keadaan stabil (tidak rubuh kebagaian samping). (Pengolahan data kekuatan dan beban kerja , 2010)
3. Penilaian ketiga dilihat dari posisi tangan
Posisi tangan pada saat pekerja buruh angkut menggunakan desain handle
kedua yaitu dengan posisi memegang pipa batang handle searah sumbu x
(lurus merata searah sumbu x). Posisi tersebut sesuai dengan fungsi dari
pemilihan desain handle kedua. Untuk melakukan aktivitas keluar masuk
gang antar kios dan lokasi terjal (permukaan jalan naik), maka dibutuhkan
desain handle kedua yang mampu memberikan kekuatan, stabilitas
maupun kenyamanan (ergonomi) (-). (Nurmianto, 2010)
4. Penilaian ketiga dilihat dari tenaga yang dikeluarkan
Tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja buruh angkut pada saat
menggunakan desain handle kedua berhubungan dengan gaya yang
dikeluarkan untuk melakukan aktivitas keluar masuk gang antar kios dan
lokasi terjal (permukaan jalan naik). Gaya dorong yang dikeluarkan oleh
pekerja buruh angkut pada saat menggunakan desain handle kedua sebesar
490 N lebih kecil dibandingkan gaya dorong yang dihasilkan oleh pemilihan desain handle pertama sebesar 496,2 N Dalam hal ini gaya
dorong yang optimal hanya dibutuhkan untuk aktivitas loading maupun
unloading pada saat mengungkit tumpukkan peti dengan berat 110 kg (-).
Sedangkan fungsi dari pemilihan handel kedua hanya untuk kesetabilan ,
kenyamanan dalam mengemudikan handtruck dan dikhususkan untuk
aktivitas keluar masuk gang antar kios dan lokasi terjal (permukaan jalan naik). (Pengolahan data kekuatan dan beban kerja , 2010).
Sehingga pemilihan desain handle yang paling ideal dan optimal, bila ditinjau dari sikap kerja, beban kerja, posisi tangan, tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas keluar masuk gang antar kios dan lokasi terjal (permukaan jalan naik) adalah desain perancangan handle
Pemilihan penggunaan desain pegangan (handle) pada saat pekerja
melakukan aktivitas pengangkutan sesuai kondisi permukaan jalan
menanjak dan aktivitas pengangkutan untuk keluar masuk gang antar kios dapat dilihat dalam Gambar 4.50 dan Gambar 4.51.
Gambar 4.50 Desain perancangan handle kedua (handle menyatu)
untuk aktivitas lokasi terjal atau permukaan jalan naik
Sumber : Pengolahan data, 2010
Gambar 4.51 Desain perancangan handle kedua (handle menyatu)
untuk aktivitas aktivitas keluar masuk gang antar kios
Sumber : Pengolahan data, 2010 4.3.5Penentuan Bahan Material
Penentuan bahan material pada perancangan alat bantu kerja yang berupa
handtruck bertujuan untuk menetapkan komponen yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Sebeluim menentukan bahan material yang ada dipasaran, terlebih dahulu dilakukan perhitungan uji kekuatan rangka menurut
material yang dijadikan komponen utama rangka penopang kekuatan maupun komponen lainnya. Penentuan bahan material yang terdapat dipasaran, meliputi: