• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

B. Perhitungan besarnya pengeluaran energi (e nergy cost ) menurut Kamalakannan et al ,

4.2.4 Perhitungan Anhtropometr

Variabel data anhtropometri yang akan digunakan untuk pertimbangan merancang handtruck sebagai alat bantu kerja adalah tinggi bahu berdiri (tbb), tinggi siku berdiri (tsb), lebar bahu (lb), diameter lingkar genggam (dlg), dan lebar jari ke-2,3,4,5.

Adapun hasil pengukuran data anthropometri pekerja buruh angkut di Pasar Gede dapat dilihat dalam Lampian 8.

Contoh perhitungan manual dilakukan dengan cara menghitung rata-rata (x)

dan standar deviasi (x) dari masing-masing variabel data anthropometri pekerja

buruh angkut. Contoh perhitungan manual rata-rata dan standar deviasi untuk tinggi bahu berdiri :

x = 24 137 .... 140 139 136    = 139,88 x = 1 24 ) 88 , 139 137 ( ... ) 88 , 139 140 ( ) 88 , 139 139 ( ) 88 , 139 136 ( 2 2 2 2          = 1,73

Rekap hasil perhitungan antropometri pekerja buruh angkut dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20 Nilai rata-rata dan standar deviasi

No. Dimensi manusia xx

1. Tinggi bahu berdiri 139,88 1,73 2. Tinggi siku berdiri 120,13 6,15

3. Lebar bahu 40,13 1,51

4. Diameter lingkar genggam 3,29 0,41 5. Lebar jari ke-2,3,4,5 6,96 1,04

Sumber :Pengolahan data, 2009 4.2.5Perhitungan Persentil

Dari data anthropometri pekerja buruh angkut di Pasar Gede dapat dihitung persentilnya. Persentil yang digunakan pada perancangan alat bantu kerja ini yaitu persentil 5, 50 dan 95. Penentuan persentil ini ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini dapat mengakomodasi data persentil 5, 50 dan 95, sehingga populasi dapat terlayani (Nurmianto, 2004). Berikut ini merupakan contoh perhitungan manual persentil untuk data anthropometri tinggi bahu berdiri (tbb).

 P5 = x1,645x  = 139,88 − (1,645 × 1,73) = 137,03 cm  P50 =  x = 139,88 cm  P95 = x1,645x  = 139,88 + (1,645 × 3,34) = 142,72 cm

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh hasil perhitungan persentil bagi masing-masing data anthropometri yang disajikan pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21 Rekapitulasi hasil perhitungan persentil data antropometri

No Dimensi Tubuh

Ukuran Dimensi Tubuh (dalam cm)

x

xP5 xP50 xP95

1. Tinggi bahu berdiri 1,73 137,03 139,88 142,72 2. Tinggi siku berdiri 6,15 110,01 120,13 130,25 3. Lebar bahu 1,51 37,64 40,13 42,61 4. Diameter lingkar genggam 0,41 2,61 3,29 3,97 5. Lebar jari ke-2,3,4,5 1,04 5,24 6,96 8,67

Sumber : Pengolahan data, 2009

Pada Tabel 4.21. disajikan nilai persentil 5, 50 dan 95 bagi masing-masing

data anthropometri dengan menggunakan variabel perhitungan mean (x) dan

standar deviasi (x).Untuk perhitungan persentil dimensi antropometri yang lain

dapat dilihat pada Lampiran 9. Nilai persentil tersebut kemudian digunakan pada

penentuan ukuran handtruck yang akan dirancang.

4.3 Tahap Perancangan

4.3.1 Penyusunan Konsep Perancangan

Penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan mengacu pada data studi pendahuluan yang diperoleh. Data studi pendahuluan ini menunjukkan fakta yang tejadi di tempat penelitian dan memberikan informasi tentang apa yang diinginkan pekerja. Penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan cara menjabarkan keluhan dan keinginan pekerja menjadi kebutuhan perancangan yang dilanjutkan dengan pengembangan ide perancangan sesuai dengan kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. Penjabaran konsep perancangan tersebut akan dibagi kedalam beberapa tahapan, diantaranya:

1. Penjabaran Kebutuhan Perancangan (Need)

Informasi yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara menunjukkan bahwa pekerja belum menemukan kenyamanan dalam melakukan aktivitas pekerjaan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.22. Faktor ketidaknyamanan ini dipertegas dari hasil kuisioner yang menunjukkan adanya keluhan rasa sakit, nyeri, pegal, kram, atau kesemutan pada beberapa bagian tubuh pekerja seperti ditunjukkan pada grafik Gambar 4.1. Hubungan antara timbulnya keluhan dengan penyebabnya dapat dijelaskan melalui Tabel 4.22.

Tabel 4.22 Ringkasan keluhan dan pernyataan keinginan pekerja

No Keluhan Pekerja Faktor Penyebab

1 Kelelahan pada bagian tubuh tertentu secara cepat

Pekerja buruh angkut masih

menggunakan pengangkutan secara manual (mengangkut beban pada bagian punggung pekerja) 2 Kesulitan ketika melakukan aktivitas

pengangkutan beban sebesar 55 kg

Beban yang diangkut oleh pekerja terlalu berat, kapasitas sebesar 55 kg. 3 Kesulitan pada waktu akses keluar

masuk kios

Jarak antara gang pada kios satu dengan yang lainnya terlalu sempit. Sumber : Pengumpulan data, 2009

Di lain pihak, pekerja juga menyatakan keinginanya seperti ditunjukkan pada Tabel 4.23, hasil keinginan dan keluhan pekerja tersebut kemudian dijabarkan menjadi kebutuhan perancangan yang harus dipenuhi. Penjabaran kebutuhan dibuat untuk memperjelas batasan-batasan masalah dalam pembuatan konsep perancangan dan mempermudah tahapan penyelesaian yang harus dilakukan sehingga alat yang akan dirancang sesuai dengan tujuan. Penjabaran kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23 Penjabaran kebutuhan perancangan

Keinginan

Pekerja Penjabaran Kebutuhan

Perlunya alat bantu kerja berupa handtruck yang berfungsi untuk memperbaiki postur kerja dan mengurangi beban (kapasitas alat dapat mengangkut beban berkapasitas 110 kg.

Mengurangi keluhan, kelelahan bagian tubuh dan memperbaiki postur kerja

Mampu mengurangi beban kerja

2. Pembangkitan Gagasan Dalam Perancangan (Idea)

Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan dengan jelas, maka dapat dikembangkan suatu ide pemecahan masalah. Gagasan atau ide yang dikembangkan haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang telah dibuat sebelumnya. Permasalahan utama yang terjadi pada aktivitas pengangkutan peti adalah tidak menggunakan alat bantu kerja yang memadai sehingga menyebabkan pekerja harus bekerja dengan postur kerja yang tidak tepat menurut ilmu kesehatan. Sebagai contoh postur tubuh pekerja pada saat memanggul beban yang berupa peti terutama posisi punggung membungkuk dikarenakan beban yang berkapasitas 55 kg di letakkan pada bagian punggung pekerja, akibatnya punggung menjadi tumpuan untuk menyangga beban terebut, dan posisi betis dan lutut menekuk pada saat berjalan. Postur kerja yang dilakukan oleh pekerja seperti disebutkan di atas jika dilakukan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang sangatlah mungkin untuk menimbulkan rasa sakit, nyeri, pegal, kram, atau kesemutan pada beberapa bagian tubuh.

Berdasarkan penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh dan untuk meminimalkan timbulnya sikap paksa dengan merancang sebuah alat bantu kerja berupa

handtruck yang berfungsi sebagai alat untuk memperbaiki postur kerja dan mengurangi beban yang diangkut.

Menurut Nigel Cross, 1994 metode rasional dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yang kemudian di perjelas kedalam sub tahapan, yang terdiri dari

clarifying objectives, establishing functions, dan performance specification untuk menggambarkan konsep perancangan yang akan dilakukan. Beberapa tahapan tersebut adalah :

a. Clarifying Objectives

Clarifying Objectives bertujuan untuk menjelaskan tujuan dan subtujuan dari perancangan, serta hubungan diantara keduanya. Untuk lebih jelasnya penjabaran tujuan dan subtujuan dari perancangan dapat dilihat pada pada Gambar 4.8.

Alat Bantu Kerja Pada Aktivitas Pengangkutan

Peti Buah

Kemudahan dalam memposisikan postur kerja

Kemudahan pengangkutan beban kerja

Kemudahan akses keluar masuk kios pada saat aktivitas

pengangkutan

Nyaman

Efisiensi fisiologi kerja

(energy expenfiture

dan energy cost)

Kekuatan Mudah

Mengurangi keluhan, kelelahan bagian tubuh dan memperbaiki postur

kerja

Mengurangi beban kerja

Memberikan tenaga (gaya dorong) pada saat aktivitas

loading, unloading dan

keadaan permukaan jalan menanjak

Memberikan kemudahan mobilitas pekerja pada saat

akses keluar masuk gang antarkios Penjabaran Kebutuhan Aman Mampu mengangkut beban kerja berkapasitas 110 kg

Gambar 4.8Clarifying objectives perancangan

Sumber : Pengumpulan data, 2009

b. Establishing Functions

Establishing functions bertujuan untuk menentukan fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan batasan sistem dari perancangan yang akan dilakukan. Langkah pertama yang dilakukan adalah menunjukkan fungsi perancangan secara umum dalam perubahan input menjadi output yang diinginkan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9.

Alat Bantu Kerja Pada Aktivitas Pengangkutan

Peti Buah Aktivitas kerja pada saat

pengangkutan peti buah

Kenyamanan dan memberikan kekuatan tenaga (gaya dorong)

Input Fungsi Output

Gambar 4.9Establising function perancangan

Sumber: Pengumpulan data, 2009

Langkah selanjutnya adalah memecah fungsi umum menjadi sub fungsi dasar yang lebih spesifik, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Pengukuran perancangan

handtruck disesuaikan

dengan dimensi anthropomeri

Alat bantu kerja Kenyamanan

- Pengaturanukuran perancangan handtruck disesuaikan dimensi anthropometri

- Pengaturanukuranperancangan disesuaikan anthropometri guna memperoleh ukuran perancangan secara ergonomis

- Memberikan kenyamanan pada saat aktivitas pengangkutan peti buah

Input Fungsi Output

Pengukuran handle

mempertimbangkan dimensi anthropometri

Alat bantu kerja Kenyamanan

- Pengaturanukuran perancangan handle disesuaikan dimensi anthropometri

- Penambahan busa / karet handgrip pada bagian handle

- Memeberikan kenyamanan pada saat menggunakan handtruck - Mengurangi gaya gesek antara permukaan handle dengan telapak tangan pekerja

Input Fungsi Output

Alat bantu fasilitas kerja

Fungsi Output

Landasan penopang peti dan rangka

penyusun

input

Aman

Komponen landasan dan rangka

hand truck berbahan baja

Mampu mengangkut beban 110kg

Pengaturan peletakan dan desain pada bagian handle

Alat bantu kerja Kekuatan

- Pengaturanpeletakan dan desain bagian handle mempertimbangkan medan / permukaan jalan

- Pemilihan rancangan desain handle berfungsi untuk memberikan kekuatan pada saat aktivitas loading, unloading dan memberi kekuatan saat mendorong

handtruck pada permukaan jalan menanjak

- Mengurangi beban kerja terutama pengukuran denyut jantung dan energy expenditure

Input Fungsi Output

Pemberian shock absober

pada bagian rangka penopang belakang

Alat bantu kerja Kekuatan

- Pemberian shock absober sepeda motor MIO bagian penopang rangka belakang

- Memberikan kekuatan pada bagaian penopang rangka belakang

handtruck

- Meredam getan dan memberikan kekuatan pada permukaan jalan yang tidak rata

Akses mobilitas keluar masuk gang antar kios

Alat bantu kerja Kemudahan

- Perancangan handtruck dengan menambahakan komponen roda berjumlah 3 roda

- Roda bagian depan berjumlah 2 roda - Roda bagian belakang berjumlah 1 roda - Ukuran lebar landasan peti disesuaikan dengan jarak gang antar kios

- Akses mobilitas keluar masuk gang antar kios yang dapat dijangkau dan memberikan kemudahan dalam operasional pada saat aktivitas pengangkutan peti buah

Input Fungsi Output

Gambar 4.10 Sub-fungsi dasar perancangan

Sumber : Pengumpulan data, 2009

c. Performance Specification

Performance specification bertujuan untuk membuat spesifikasi yang akurat

dari kebutuhan perancangan. Tabel 4.24. menunjukkan penilaian performance

specification (spesifikasi kemampuan) dari perancangan yang dilakukan.

Tabel 4.24Performance specification perancangan handtruck

No Tujuan Kriteria Performance Specification

1 Nyaman

- Sesuai ukuran anthropometri tubuh pekerja buruh angkut di Pasar Gede

- Kemudahan memposisikan posisi tubuh pada saat menoperasikan handtruck

Tinggi bahu berdiri (tbb), Tinggi siku berdiri (tsb) Lebar bahu (lb)

Diameter lingkar genggam (dlg) Lebar jari ke-2,3,4,5

-Penyebaran distribusi tekanan pada tiap bagian tubuh merata -Mengurangi gaya gesek

antara permukaan handle

dengan telapak tangan pekerja

- Pengaturan ukuran perancangan

pegangan (handle) disesuaiakan dengan anthropometri dan perhitungan

mekanika teknik

- Bagian pegangan (handle) dilengkapi dengan busa atau karet handgrip

2 Aman

Mampu menahan dan mengankut beban (peti buah) dengan kapasitas 110 kg

- Penggunaan material berbahan plat alumunium yang kuat dan tidak licin dalam perancangan handtruck bagian landasan penopang bawah

- Penggunaan material berbahan pipa baja berongga alloy A36 rol panaspada bagian rangka landasan penopang bawah

Lanjutan Tabel 4.24Performance specification perancangan handtruck

No Tujuan Kriteria Performance Specification

3 Kekuatan

-Pemilihan rancangan peletakan dan desain pada

handle yang berfungsi untuk memberikan kekuatan -Mengurangi beban kerja

- Pemilihan desain dan posisi peletakan

handle, berfungsi memberikan kekuatan pada saat aktivitas loading, unloading

dan kekuatan dorong

- Perancangan alat bantu kerja berupa

handtruck dengan menambahkan shock absorber pada bagian penopang rangka belakang

4 Efisien

Kemudahan akses keluar masuk kios pada saat aktivitas pengangkutan

- Perancangan handtruck menggunakan komponen roda berjumlah 3 buah roda, dengan rincian sebagai berikut : - Roda bagian depan berjumlah 2 roda

(tidak bergerak / statis)

- Roda bagian belakang berjumlah 1 roda (dapat bergerak / dinamis)

- Ukuran lebar landasan peti disesuaikan dengan jarak gang antar kios

Sumber: Pengumpulan data, 2009

4.3.2Penentuan Dimensi Rancangan

Setelah dilakukan perhitungan persentil, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan dimensi perancangan alat bantu kerja berupa handtruck yang akan

dirancang. Perhitungan dimensi dilakukan untuk mempertimbangkan ukuran awal rancangan yang akan dibuat. Perhitungan dimensi ini mengacu pada hasil perhitungan persentil yang telah dilakukan sebelumnya. Perhitungan dimensi yang dilakukan meliputi :

a. Perhitungan ketinggian pegangan (handle) desain pertama perancangan

handtruck pada saat memuat peti

Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan ukuran tinggi

pegangan (handle) desain pertama dari permukaan jalan pada saat memuat

peti(pada posisi berdiri dengan keadaan setimbang)adalah tinggi bahu berdiri

(tbb). Persentil ke-95 digunakan agar mengakomodasi orang yang memiliki

kelebihan rata – rata tinggi bahu normal. Di samping itu, untuk pekerja yang

berbadan kurang tidak akan terganggu kenyamanannya.

Perhitungan ketinggian pegangan desain pertama dari permukaan jalan, saat memuat sebagai berikut, sebagai berikut:

dengan catatan :

tbb = tinggi bahu berdiri P95 = persentil 95

Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh hasil rancangan tinggi

pegangan desain pertama perancangan handtruck dari permukaan jalan saat

memuat peti sebesar = 142,72 cm 143 cm

Gambar dimensi anthropometri tinggi bahu berdiri dapat dilihat dalam Gambar 4.11 dibawah ini.

Tinggi bahu berdiri

142 cm

Handel ke 1

peti

Gambar 4.11 Dimensi anthropometri tinggi bahu berdiri

Sumber : Pengolahan data, 2010

b. Tinggi tinggi pegangan (handle) desain kedua perancangan handtruck dari permukaan jalan pada posisi mengangkut peti (posisi batang miring)

Data dimensi yang digunakan sebagai acuan dalam merancang tinggi

pegangan (handle) desain kedua perancangan handtruck posisi mengangkut

peti (posisi batang miring) menggunakan pengukuran mekanika teknik. diketahui :

W1 = berat peti = 110 kg

W2 = berat rangka handtruck = 5 kg g = grafitasi = 9,8 m/s2

b.p = batas berat pengangkatan yang diijinkan = 50 kg W.Total = (W1+W2) x g

= 115 kg x 9,8 m/s2

diitanya : tinggi pegangan handtruck desain kedua... (

t

miring) ? jawab : Fdorong = b.p x g = 50 kg x 9,8 m/s2 = 490 N Momen dititik z : 0 

Mz W.Total . y – F . x = 0 1127 N . 0,3 m – 490 N . x = 0 x = N m N 490 3 , 0 . 1127 x = 0,69 m = 69 cm

dari hasil perhitungan diatas, maka Fdorong terletak pada titik ketinggian 69 cm.

Karena handtruck tersebut sedang berjalan (dalam posisi handtruck miring), maka ukuran tinggi pegangan (handle) perancangan handtruck batas bawah pada desain kedua, dapat dihitung sebagai berikut :

sin 450 = 0,707 bawah batas handle Tinggi. . = 0 45 sin x = 707 , 0 69cm = 97,59cm  100 cm atas batas handle

Tinggi. .

= tinggi bahu berdiri data anthropometri (P95) = 130 cm

Gambar dimensi anthropometri tinggi siku berdiri dapat dilihat dalam Gambar 4.12 dibawah ini.

Tinggi siku berdiri

130 cm 100 cm

Handel ke 2

Gambar 4.12 Dimensi anthropometri tinggi siku berdiri

Sumber : Pengolahan data, 2010

Presentil-95 berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi pekerja pada saat

mengangkut peti dan memberikan rasa nyaman saat mendorong handtruck jadi

ketinggian pegangan (handle) pada perancangan handtruck pada saat posisi

handtruck berjalan desain kedua = 100 cm s/d 130 cm (dalam posisi handtruck

posisi miring)

Gambar perancangan ketinggian pegangan (handle) handtruck desain kedua

dapat dilihat dalam Gambar 4.9 dibawah ini.

y 30 cm 45° F = 50 kg x 9,8 m/s = 490N X W.total = 115 kg x 9,8 m/s = 1127 N z t han dl e b atas b aw ah t h an dl e batas atas

Gambar 4.13 Perancangan ketinggian pegangan

(handle) handtruck desain ke dua

Sumber : Pengolahan data, 2010

c. Lebar antar pegangan (handle) desain pertama

Data anthropometri yang digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang lebar antar pagangan (handle) desain pertama pada perancangan handtruck

adalah lebar bahu dengan presentil ke-95. Presentil-95 digunakan dengan

tujuan supaya pekerja lebih leluasa dalam mengoperasikan handtruck..

Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar pekerja dengan lebar bahu yang

lebih besar dapat memegang pegangan (handle) pada handtruck dengan

leluasa, nyaman. dan memberikan keleluasaan dalam mengoperasikan

handtruck.Perhitungan lebar antar pegangan (handle), sebagai berikut: dengan catatan :

lb = lebar bahu P95 = persentil 95

Lebar antar pegangan (handle) desain pertama dan ketiga = lb (P95) = 42,61 43 cm Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh lebar antar pegangan

(handle) desain pertama dan ketiga dari hasil rancangan sebesar 42,61 cm  43 cm.

Gambar dimensi anthropometri lebar bahu dapat dilihat dalam Gambar 4.14 dibawah ini.

Gambar 4.14 Dimensi anthropometri lebar bahu handle pertama

Sumber : Pengolahan data, 2010

d. Lebar antar pegangan (handle) desain kedua

Data anthropometri yang digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang

lebar antar pagangan (handle) desain kedua pada perancangan handtruck

adalah lebar bahu dengan nilai presentil ke-50. Penggunaan persentil 50 dimaksudkan agar pekerja yang memiliki lebar bahu lebih besar maupun yang

lebih kecil dapat menjangkau lebar pegangan (handle) pada handtruck dengan

nyaman dan memberikan keleluasaan dalam mengoperasikan handtruck.

Perhitungan lebar antar pegangan (handle), sebagai berikut: dengan catatan :

lb = lebar bahu P50 = persentil 50

Lebar antar pegangan (handle) desain kedua = lb (P50) = 40,13 40 cm

Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh lebar antar pegangan

(handle) desain pertama dan ketiga dari hasil rancangan sebesar 40,13 cm  40 cm.

Gambar dimensi anthropometri lebar bahu dapat dilihat dalam Gambar 4.15 dibawah ini.

Gambar 4.15 Dimensi anthropometri lebar bahu handle kedua

Sumber : Pengolahan data, 2010

e. Diameter pegangan (handle)

Data anthropometri yang digunakan sebagai acuan dalam merancang diameter pada pegangan (handle) handtruck adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan Persentil ke-95. Nilai P95 digunakan untuk mengakomodasi pekerja yang memiliki ukuran diameter lingkar genggam besar (P95) sedangkan pekerja yang memiliki ukuran genggaman telapak tangan kecil (P5) tetap

nyaman menggunakannya. Perhitungan diameter pegangan (handle) pada

handtruck sebagai berikut : dengan catatan :

dlg =diameter lingkar genggam P95 = persentil 95.

Diameter pegangan (handle)pada handtruck = dlg (P95) = 3,97 cm  4 cm

Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh ukuran diameter

handle hasil rancangan sebesar 3,97 cm  4 cm.

Gambar dimensi anthropometri diameter lingkar genggam dapat dilihat dalam Gambar 4.16 dibawah ini.

Gambar 4.16 Dimensi anthropometri diameter lingkar genggam

Sumber : Pengolahan data, 2010

f. Perhitungan panjang genggaman pegangan handtruck

Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang genggaman pegangan handtruck adalah lebar jari ke-2,3,4,5 (lj) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar pekerja yang memiliki lebar

telapak tangan lebih besar dapat menggenggam pegangan handtruck dengan

nyaman.

Perhitungan panjang genggaman pegangan handtruck, sebagai berikut:

Panjang genggaman pegangan handtruck = lj (P95)

= 8,67 cm dengan;

lj = lebar jari ke-2,3,4,5 P95 = persentil 95

Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh panjang genggaman

Gambar dimensi anthropometri lebar jari ke-2,3,4,5 dapat dilihat dalam Gambar 4.17 dibawah ini.

Gambar 4.17 Dimensi anthropometri lebar jari ke- 2,3,4,5

Sumber : Pengolahan data, 2010

g. Menentukan panjang landasan bawah handtruck

Panjang landasan bawah dibuat setidaknya sebesar dua pertiga dari ukuran panjang maksimal dimensi peti yang dimuatkan, agar tumpukan beban

tersebut tidak rubuh ke depan ketika handtruck digerakkan (Panero dan

Zelnik). Berikut ini diberikan perhitungannya: diketahui:

Ukuran dimensi panjang, lebar dan tinggi peti yaitu 60 cm x 40 cm x 40 cm panjang maksimal dimensi peti yang dimuatkan = 60cm

(Sumber : pengukuran dan pencatatan data, 2009). p ≥

3 2

panjang maksimal beban yang dimuatkan dimana:

p = panjang landasan bawah pada hand truck

allowance = 5 cm, sehingga didapatkan nilai p sebagai berikut :

p ≥

3 2

60 cm

p ≥ 40 cm + allowance

Karena nilai p ≥ 40 cm , jadi ukuran dimensi panjang landasan bawah

handtruck = 45 cm

h. Menentukan lebar landasan bawah handtruck

Setelah didapat ukuran dimensi panjang handtruck, maka langkah selanjutnya

adalah menentukan lebar landasan bawah pada handtruck,data yang digunakan

diketahui :

ukuran dimensi lebar peti = 43 cm

(Sumber : pengukuran dan pencatatan data, 2009).

Berdasarkan alasan tersebut maka diperoleh ukuran rangka landasan bawah

handtruck yaitu 45 cm x 43 cm. Keputusan tersebut diperkuat dengan alasan- alasan sebagai berikut:

1) Ukuran tersebut dapat mempermudah peletakan peti yang dimuatkan di

atas handtruck.

2) Ukuran tersebut disesuaikan deengan tumpukan beban peti agar tidak

rubuh ke depan ketika handtruck digerakkan

3) Ukuran tersebut dapat mempermudah gerakan handtruck ketika melewati

gang antar kios karena ukurannya disetting sesuai ukuran dan disesuaikan

dengan kondisi lapangan

i. Menentukan panjang lengan ayun (swing arm)

Pemberian lengan ayun (swing arm) dalam perancangan handtruck berfungsi

sebagai penghubung antara as roda depan dengan roda belakang dan berfungsi

sebagai tempat dudukan shock breaker.

diketahui :

F1 = merupakan gaya yang terjadi pada sumbu x

F2 = merupakan gaya yang terjadi pada sumbu y

F3 roda merupakan gaya yang terjadi pada roda ke 3 (roda belakang) = 359,33N

Ukuran tinggi peti = 0,4 m (terjadi pada sumbu y) Ukuran panjang peti = 0,3 m (terjadi pada sumbu x)

dengan demikian, perhitungan panjang lengan ayun sebagai berikut :

M0= 0

F2 x panjang peti + Froda ke-3 x Pjg. lengan ayun = F1 x tinggi peti

F2 x 0,3 m + Froda ke-3 x Pjg. lengan ayun = F1 x 0,4 m

759,99 Nx 0,3m + Froda ke-3 x Pjg. lengan ayun = 1519,98 N x 0,4 m

Pjg. lengan ayun = 33 , 359 ) 3 , 0 4 , 0 ( 98 , 1519 x  Pjg. lengan ayun = 33 , 359 998 , 151

Pjg. lengan ayun =0,423 m Pjg. lengan ayun = 42,3 cm

Jadi ukuran dimensi dari panjang lengan ayun (swing arm) perancangan

handruck sebesar 42,3 cm  42 cm

Hasil rekapitulasi perhitungan dimensi pada perancangan handtruck secara

keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25 Rekapitulasi hasil perhitungan dimensi perancangan handtruck

No. Bagian Dimensi

Anthropometri

Ukuran

1. Tinggi pegangan (handle) rancangan

desain pertama P95 143 cm

2.

Tinggi pegangan (handle) rancangan

desain kedua (t handle batas bawah) - 100 cm Tinggi pegangan (handle) rancangan

desain kedua (t handle batas atas) P95 130 cm 4. Lebar antar pegangan (handle)

desain pertama P95 43 cm

5. Lebar antar pegangan (handle) desain

kedua P50 40 cm

6. Diameter pegangan (handle) P95 4 cm

7. Panjang genggaman pegangan (

handle) handtruck P95 9 cm

8. Panjang landasan bawah - 45 cm

9. Lebar landasan bawah - 43 cm

10. Panjang lengan ayun (swingarm) - 42 cm

Sumber : Pengukuran dan pengolahan data, 2009 4.3.3Pembuatan Rancangan

Rancangan handtruck dibuat berdasarkan dimensi yang telah ditentukan dan

penentuan komponen yang telah dilakukan. Berikut merupakan tahapan pembuatan papan sandar hasil rancangan :

Dokumen terkait