LANDASAN TEORI
C. Kerangka Pikir Pengembangan
6. Pemilihan Program E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Praktik Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini telah
memungkinkan implementasi pembelajaran praktik online dapat dilakukan dengan mudah dan berbiaya rendah. Melalui kajian teoritik telah dapat ditunjukkan bahwa teknologi jaringan internet dan web dapat berperan secara strategis sebagai basis inovasi dalam bidang pendidikan termasuk teknologi pembelajaran. Berbagai penelitian yang telah dikaji juga menunjukkan bahwa
160
implementasi pembelajaran praktik online menggunakan simulator di berbagai perguruan tinggi banyak dilakukan dengan menggunakan arsitektur jaringan
client-server berbasis teknologi internet dan web. Pesatnya perkembangan
perangkat lunak LMS sebagai pendukung E-Learning khususnya jenis open
source yang dapat diperoleh secara gratis, telah memberi peluang yang semakin
besar bagi implementasi pembelajaran praktik online menggunakan simulator berbiaya murah. Saat ini telah banyak institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi yang memanfaatkan perangkat lunak LMS open source tersebut, seperti
Moodle, sebagai platform pengembangan lingkungan E-Learning. Beberapa
penelitian yang telah dikaji juga telah menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran praktik online banyak dilakukan dengan mengintegrasikannya dengan LMS yang telah ada. Berdasar pada kenyataan-kenyataan tersebut, pembelajaran praktik yang dikembangkan melalui penelitian ini akan menggunakan media E-Learning yang dibangun dengan program LMS Moodle. 7. Pemilihan Blended Learning Sebagai Strategi Pembelajaran Praktik
Dalam kajian pustaka juga telah ditunjukkan bahwa untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran yang dimediasi komputer, pembelajaran online lewat
E-Learning perlu dipadukan dengan aktivitas tatap muka dalam suatu pembelajaran
blended. Karena pembelajaran praktik dalam model ini diselenggarakan di
perguruan tinggi, maka dari sisi levelnya, pembelajaran blended yang dipilih adalah dari jenis level program. Sedangkan dari sisi kategorinya, produk ini akan menggunakan jenis transforming blended, mengingat melalui penelitian ini akan dikembangkan model pembelajaran praktik yang melakukan pengubahan secara radikal pada aspek-aspek pedagogisnya seperti metode pembelajaran diubah dari
161
cook recipe ke inkuiri terbimbing, alat dan bahan praktik diubah dari real ke
simulatif, dan pendekatan dari kolaborasi biasa ke kolaborasi online.
Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan di atas, secara visual model
yang menggambarkan tata hubungan antar komponen dalam pembelajaran praktik pada penelitian ini dapat disajikan seperti pada gambar berikut ini. Penggambaran model ini diturunkan dari model pembelajaran online yang telah dikembangkan oleh Anderson (2008: 61) dengan melakukan modifikasi untuk pembelajaran praktik online. K OLA BOR ASI O NLI NE TATA P M UKA MAHASISWA DOSEN MEDIA KOMUNIKASI SINKRON/ ASINKRON MAH ASIS W A-MAH ASIS WA M AH ASIS W A-D O SEN T A T A P M U K A MATERI TA TA P M U KA BIM BIN G AN P R AK TEK D AN E V ALU AS I ON LINE MATERI ALAT DAN BAHAN (SIMULATOR) M AH ASIS W A-SIM U LA TO R PR AK TE K SIM U LA TIF
KOLABORASI PRAKTEK ONLINE
MATERI INTERAKSI SATU ARAH INTERAKSI DUA ARAH KETERANGAN: AKTIVITAS PEMBELAJARAN DO SEN -SIM U LA TO R
PEMBUATAN, PENGAWASAN DAN PEMBAHARUAN MATERI
MODIFIKASI DARI MODEL YANG ADA
AKTIVITAS INKUIRI
Gambar 12.
Model Hipotetik Pembelajaran Online Praktik Teknik Digital Dengan Pendekatan Kolaborasi di Perguruan Tinggi
Model ini merupakan modifikasi dari model Anderson (2008). Modifikasi yang dilakukan meliputi: (1) pengembangan struktur model yang semula hanya
online saja, pada model ini struktur terdiri atas online dan tatap muka (blended
learning); dan (2) penambahan komponen model yakni alat dan bahan praktik
162
Bagian yang membedakan model pembelajaran praktik yang dikembangkan dengan model pembelajaran praktik yang telah ada, ditandai dengan arsir. Pada model yang telah ada, pembelajaran praktik yang diselenggarakan belum melaksanakan pendekatan kolaborasi praktik secara
online. Pada model yang telah ada, mahasiswa melaksanakan praktik
menggunakan simulator secara sendiri-sendiri, kerja kolaborasi yang dilakukan hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan di luar kegiatan praktik. Melalui penelitian ini akan dikembangkan model pembelajaran praktik yanng melibatkan mahasiswa maupun dosen dalam aktivitas kolaborasi praktik secara online. Model ini memberi kesempatan kepada mahasiswa dan dosen untuk dapat mengakses alat dan bahan praktik dalam bentuk simulator secara bersama-sama dalam sebuah lingkungan kolaborasi online. Secara ilustratif, kerangka berpikir dilakukannya pengembangan model pembelajaran praktik ini dengan memodifikasi terhadap model yang telah ada ditunjukkan melalui tabel berikut ini.
Tabel 20.
Kerangka Berpikir Pengembangan Produk
Pembelajaran Praktik yang Telah Diselenggarkan
Pembelajaran Praktik Online yang Diharapkan
Pembelajaran Praktik yang Dikembangkan Menggunakan laboratorium real
memiliki kelemahan: a. biaya mahal b. tidak fleksibel
c. tidak menumbuhkan motivasi Menggunakan laboratorium virtual/simulator, pembelajaran praktik menjadi: a. murah b. fleksibel c. efektif d. memotivasi mahasiswa e. belum menciptakan lingkungan
kolaborasi praktik online f. fasilitas kolaborasi praktik online
yang ada tidak fleksibel dan sulit implementasinya Memiliki karakteristik: a. berbiaya murah b. fleksibel c. efektif d. mampu memotivasi mahasiswa e. menciptakan lingkungan praktik kolaboratif yang memadai sehingga mahasiswa dapat melakukan praktik bersama-sama dalam kelompok secara online menggunakan simulator
Memengembangkan model yang telah ada dengan melakukan modifikasi pada bagian kelengkapan kolaborasi online yang semula terbatas pada kegiatan di luar praktik menjadi kolaborasi praktik online. Modifikasi juga dilakukan terhadap fasilitas kolaborasi
online yang semula bersifat
spesifik hanya untuk simulator tertentu saja dan sulit
diimplementasikan menjadi fasilitas kolaborasi online yang fleksibel dapat digunakan untuk berbagai simulator serta menggunakan tools program aplikasi sehingga mudah diimplementasikan
163 D. Pertanyaan Penelitian
Sesuai rumusan masalah dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat disusun pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai arahan untuk menjalankan studi ini agar sesuai dengan konteks masalah yang ingin diselesaikan. Pertanyaan-pertanyaan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Seperti apakah model pembelajaran online dengan strategi blended learning untuk praktik teknik digital di perguruan tinggi yang fleksibel dan dengan biaya rendah?
2. Bagaimanakah hasil validasi oleh ahli bidang studi teknik digital terhadap model pembelajaran praktik online dengan strategi blended learning yang dikembangkan?
3. Bagaimanakah hasil validasi oleh ahli pembelajaran e-learning terhadap model pembelajaran praktik online dengan strategi blended learning yang dikembangkan?
4. Bagaimanakah hasil validasi oleh ahli perancangan desain instruksional terhadap model pembelajaran praktik online dengan strategi blended learning yang dikembangkan?
5. Bagaimanakah hasil validasi oleh ahli multimedia pembelajaran terhadap model pembelajaran praktik online dengan strategi blended learning yang dikembangkan?
164
6. Perangkat pembelajaran apa yang dapat dikembangkan untuk mendukung terselenggaranya pembelajaran praktik online teknik digital dengan strategi
blended learning yang fleksibel dan dengan biaya rendah?
7. Bagaimanakah hasil validasi oleh ahli bidang studi, ahli pembelajaran
e-learning, ahli perancangan desain instruksional, dan ahli multimedia
pembelajaran terhadap perangkat pembelajaran pembelajaran praktik online teknik digital dengan strategi blended learning yang dikembangkan?
8. Apa respons subjek ujicoba terbatas terhadap model pembelajaran praktik
online dengan strategi blended learning yang dikembangkan dari aspek
instruksional dan penampilan produk?
9. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara pre-test dan post-test dalam praktik teknik digital menggunakan model pembelajaran praktik online dengan strategi blended learning yang dikembangkan?
165 BAB III