BAB III AKIBAT HUKUM BAGI PEKERJA/BURUH DALAM
A. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Menolak Mutasi Dalam Beberapa
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ada beberapa jenis-jenis pemutusan hubungan kerja, diantaranya adalah:
a. Pemutusan hubungan kerja karena pekerja/buruh meninggal dunia berdasarkan ketentuan Pasal 61 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
b. Pemutusan hubungan kerja atas kemauan pekerja/buruh berdasarkan ketentuan Pasal 169 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; dan c. Pemutusan hubungan kerja oleh pengusaha dengan berbagai alasan, diantaranya adalah:
1. Pekerja/buruh sedang menjalani proses pidana berdasarkan ketentuan Pasal 160 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam peraturan perusahaan/perjanjian kerja atau perjanjian kerja bersama berdasarkan ketentuan Pasal 161 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dalam hal terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan berdasarkan ketentuan Pasal 163 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup berdasarkan ketentuan Pasal 164 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
5. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja karena perusahaan pailit berdasarkan ketentuan Pasal 165 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; dan
6. Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena memasuki usia pensiun berdasarkan ketentuan Pasal 167 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. Pemutusan hubungan karena Putusan Pengadilan berdasarkan ketentuan Pasal 56 huruf c Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pengusaha tentunya harus berdasarkan Undang-Undang yang berlaku karena Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sendiri telah mengatur mengenai pemutusan hubungan kerja yang secara jelas akan mempengaruhi keadilan hukum, baik bagi pengusaha maupun pekerja/buruh yang berakibat kepada tidak jelasnya nasib pekerja/buruh.
Namun, pemutusan hubungan kerja karena menolak mutasi sampai saat ini belum diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sehingga mutasi yang merupakan hak pengusaha dalam pengaturannya masih berdasarkan pada peraturan perusahaan/perjanjian kerja dan perjanjian kerja bersama yang telah disepakati bersama dan dapat dikatakan bahwa menolak mutasi adalah menolak perintah kerja yang berakibat orang yang menolak mutasi tersebut dianggap mengundurkan diri. Dalam melaksanakan mutasi harus dipertimbangkan faktor-faktor yang dianggap objektif dan rasional, yaitu:114
1. Mutasi disebabkan kebijakan dan peraturan pemerintah;
2. Mutasi atas dasar prinsip “the right man on the right place”;
3. Mutasi sebagai dasar untuk meningkatkan profesionalitas kerja;
114Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, (Jakarta: Rinneka Cipta, 2009), Hal. 56.
4. Mutasi sebagai media kompetisi yang maksimal;
5. Mutasi sebagai langkah untuk promosi;
6. Mutasi untuk mengurangi “labour turn over”; dan 7. Mutasi harus terkoordinasi.
Beberapa perusahaan yang telah mengatur tentang mutasi dalam peraturan perusahaan/perjanjian kerja dan perjanjian kerja bersama, yaitu:
1. PT. Srikandi Inti Lestari mengatur tentang mutasi pada Pasal 6 Peraturan Perusahaan PT. Srikandi Inti Lestari, yaitu:
“Perusahaan berhak untuk memutasikan atau memindahkan pekerja ke perusahaan mendapatkan pekerjaan/borongan dari pemberi kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mutasi tidak boleh mengurangi upah pekerja dan fasilitas lainnya yang pernah diberikan kepada pekerja. Dalam hal mutasi, pengusaha akan selalu mempertimbangkan keahlian, kemampuan dan jenjang karir pekerja yang bersangkutan di kemudian hari. Pekerja yang menerima perintah untuk mutasi wajib menyerahkan tugas-tugasnya kepada penggantinya atau atasannya langsung dan langsung melaksanakan tugas yang baru. Pekerja yang menolak mutasi tersebut dianggap melanggar disiplin kerja yang dapat dikenakan Surat Peringatan. Apabila sudah mendapat Surat Peringatan, pekerja yang bersangkutan tidak mengindahkannya/tidak memenuhinya, pekerja dapat dikenakan tindakan yang lebih tegas ataupun Pemutusan Hubungan Kerja dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial”.115
2. PT. Sumber Rezeki Bersama mengatur tentang promosi, mutasi, demosi dan lowongan jabatan pada Pasal 11 Peraturan Perusahaan PT. Sumber Rezeki Bersama, yaitu:
“Perusahaan akan sungguh-sungguh meningkatkan kedudukan pekerja, posisi dan jabatan pekerja sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kebijaksanaan perusahaan dengan didasarkan pada kemampuan pekerja. Hak untuk melakukan kenaikan pangkat, pengisian pekerjaan dan jabatan lowong serta mutasi, baik secara perseorangan ataupun kelompok pekerja merupakan kewenangan sepenuhnya dari perusahaan melalui
115Pasal 6 Peraturan Perusahaan PT. Srikandi Inti Lestari.
Keputusan Direksi dengan mempertimbangkan prestasi kerja, kebutuhan dan kebijaksanaan perusahaan. Pertimbangan dan prioritas utama akan diberikan kepada pekerja untuk mengisi lowongan-lowongan yang tersedia. Apabila tidak ada, maka perusahaan dapat menerima tenaga dari luar sesuai dengan kebutuhan. Perusahaan berhak memindahkan ataupun memutasikan pekerja ke bagian lain menurut kepentingan usahanya. Setiap pemindahan ataupun pemutasian akan selalu memperhatikan kemampuan dan kecakapan dengan sungguh-sungguh dan transparan agar tidak menghambat operasional dan kepentingan perusahaan. Perusahaan dapat memberitahukan kepada pekerja yang bersangkutan 7 (tujuh) hari kerja sebelum atau paling lambat pada tanggal efektif mutasi. Khusus untuk pekerja yang cidera atau cacat karena kecelakaan kerja atau sakit yang mengakibatkan cacat, maka untuk pemindahannya akan dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan pekerja tersebut, namun kewenangan memutuskan untuk proses pemindahan tersebut sepenuhnya hak perusahaan. Dalam kondisi tertentu, perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan efisiensi jumlah pekerja, efisiensi kerja lembur dan jam kerja, lock out ataupun penutupan, pemutusan hubungan kerja sepihak dan tindakan-tindakan lainnya untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah yang berlaku”.116
3. PT. ABC Beton Indonesia mengatur tentang mutasi pada Pasal 4 Peraturan Perusahaan PT. ABC Beton Indonesia, yaitu:
“Perusahaan berhak untuk memutasikan pekerja atau memindahkan pekerja ke tempat kerja lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan tanpa mengurangi upah pekerja dan masa kerja. Pemindahan pekerja dapat dilakukan atas dasar promosi, keahlian/kemampuan pekerja dalam pengembangan karir, kebutuhan/kepentingan operasional perusahaan, dan tindakan indisipliner. Pekerja yang menerima perintah mutasi harus menyerahkan tugas-tugasnya kepada penggantinya atau atasan langsung serta melaporkan diri kepada atasannya yang baru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pekerja yang menolak mutasi tersebut dianggap melanggar disiplin kerja yang dapat dikenakan Surat Peringatan. Apabila setelah mendapat Surat Peringatan, pekerja tidak mematuhinya akan dikenakan tindakan yang lebih tegas”.117
116Pasal 11 Peraturan Perusahaan PT. Sumber Rezeki Bersama.
117Pasal 4 Peraturan Perusahaan PT. ABC Beton Indonesia.
4. PT. Waruna Shipyard Indonesia mengatur tentang pemindahan/mutasi internal perusahaan pada Pasal 9 Peraturan Perusahaan PT. Waruna Shipyard Indonesia, yaitu:
“Pemindahan/mutasi pekerja merupakan wewenang pimpinan perusahaan dalam mengelola usahanya sesuai dengan kebutuhan. Pekerja dapat dimutasikan, baik sementara maupun tetap ke bagian lain atau jabatan lain dengan ketentuan mutasi tersebut tidak bermaksud untuk mengurangi upahnya demi kepentingan jalannya usaha.
Penolakan terhadap mutasi yang layak dan wajar oleh pekerja dapat dikenakan tindakan dengan sanksi peringatan atau tindakan tegas dan apabila dipandang perlu dapat dikenakan pemutusan hubungan kerja”.118
Pasal 10 Peraturan Perusahaan PT. Waruna Shipyard Indonesia juga mengatur tentang mutasi antar perusahaan, yaitu:
“Perusahaan berwenang untuk mengalihtugaskan pekerja dari dan ke perusahaan lain yang masih tergabung dalam perusahaan pada jabatan-jabatan tertentu demi pemanfaatan pekerja serta tercapainya tujuan operasional perusahaan secara efisien dan menyeluruh yang didasarkan atas kesepakatan dengan pekerja yang bersangkutan dengan tidak mengurangi hak-hak pekerja yang bersangkutan. Proses mutasi merupakan hasil persetujuan bilateral perusahaan-perusahaan yang bersangkutan dan didasarkan atas kesepakatan dengan pekerja yang bersangkutan. Setelah adanya keputusan untuk mutasi, maka dilakukan proses administrasi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Penugasan pekerja yang bersangkutan pada perusahaan yang ditunjuk. Dengan pengalihan tugas dari perusahaan ke perusahaan yang ditunjuk tidak akan memutuskan status hubungan kerja yang bersangkutan dan lamanya masa kerja dengan perusahaan sesuai perjanjian kerja dan/atau surat keputusan perusahaan lainnya akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan berlanjut dengan masa kerja dengan perusahaan yang ditunjuk. Penolakan terhadap mutasi yang layak dan wajar oleh pekerja dapat dikenakan
118Pasal 9 Peraturan Perusahaan PT. Waruna Shipyard Indonesia.
tindakan dengan sanksi peringatan atau tindakan tegas dan apabila dipandang perlu dapat dikenakan pemutusan hubungan kerja”.119
5. PT. Sinar Inti Berkah Sejahtera mengatur tentang promosi pada Pasal 8 Peraturan Perusahaan PT. Sinar Inti Berkah Sejahtera, yaitu:
“Perusahaan akan memberikan kesempatan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat dan/atau jabatan yang lebih tinggi berdasarkan kepada kebutuhan perusahaan, kompetensi karyawan, penilaian kinerja dan syarat administrasi. Ketentuan tentang promosi diatur dalam ketentuan tersendiri sesuai dengan kebijakan perusahaan”.120
Pasal 9 Peraturan Perusahaan PT. Sinar Inti Berkah Sejahtera juga mengatur tentang demosi, yaitu:
“Perusahaan dapat mengambil tindakan berupa pencabutan atau penurunan pangkat dan/atau jabatan dari karyawan yang melakukan perbuatan yang melanggar peraturan tata tertib kerja, aturan kedisiplinan, etika dan sopan santun, tidak memenuhi standar kerja, atau tidak berprestasi. Bagi karyawan yang dikenakan demosi, tunjangan/fasilitas akan disesuaikan dengan pangkat dan/atau jabatan barunya”.121
6. PT. Sumber Perkasa Plastik mengatur tentang promosi pada Pasal 6 Peraturan Perusahaan PT. Sumber Perkasa Plastik, yaitu:
“Perusahaan berhak untuk memutuskan atau memindahkan pekerja ke tempat lain di bawah naungan perusahaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mutasi tidak boleh mengurangi upah pekerja dan fasilitas lainnya yang pernah diberikan kepada pekerja.
Dalam hal mutasi, pengusaha akan selalu mempertimbangkan keahlian, kemampuan dan jenjang karir pekerja yang bersangkutan di kemudian hari, persyaratan kerja di tempat baru dimusyawarahkan bersama antara pengusaha dengan pekerja yang dimutasi. Pekerja yang menerima perintah untuk mutasi harus menyerahkan tugas-tugasnya kepada penggantinya atau atasannya langsung untuk melaksanakan tugas yang
119Pasal 10 Peraturan Perusahaan PT. Waruna Shipyard Indonesia.
120Pasal 8 Peraturan Perusahaan PT. Sinar Inti Berkah Sejahtera.
121Pasal 9 Peraturan Perusahaan PT. Sinar Inti Berkah Sejahtera.
baru. Pekerja yang menolak mutasi tersebut dianggap melanggar disiplin kerja yang dapat dikenakan Surat Peringatan. Apabila sudah mendapat Surat Peringatan, pekerja yang bersangkutan tidak mengindahkannya/tidak memenuhinya, pekerja dapat dikenakan tindakan yang lebih tegas ataupun Pemutusan Hubungan Kerja dengan memperhatikan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku”.122
7. Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco Keuskupan Agung Medan mengatur tentang mutasi dan rotasi pegawai pada Pasal 41 Peraturan Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco Keuskupan Agung Medan, yaitu:
“Mutasi dan rotasi pegawai meliputi pembinaan dan sanksi pelanggaran. Yayasan berwenang memindahkan seorang pegawai ke unit lain, bagian lain, bidang pekerjaan lain yang berbeda atau ke kota lain. Tujuan pemindahan antara lain untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang optimal, memperlancar pelaksanaan tugas, memperluas pengalaman kerja, dan pelaksanaan pembinaan. Alasan pemindahan antara lain karena permintaan sendiri, promosi jabatan, kepentingan pembinaan dan peningkatan karir pegawai, kepentingan dinas dan pengembangan organisasi yayasan dan sebagai sanksi terhadap pelanggaran. Pegawai yang tidak melaksanakan keputusan mutasi dan rotasi setelah diberi Surat Peringatan II (Kedua) dianggap sebagai tindakan mengundurkan diri secara sukarela”.123
8. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk mengatur tentang mutasi pekerja pada Pasal 10 Perjanjian Kerja Bersama PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk, yaitu:
“Berdasarkan kebutuhan operasional perusahaan dan/atau dalam rangka pengembangan karir pekerja, perusahaan dapat melakukan mutasi pekerja dengan tetap mempertimbangkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya yang dimutasikan sesuai peraturan yang ditetapkan perusahaan. Mutasi karena kebutuhan operasional harus memperhatikan pelatihan/bimbingan dari perusahaan kepada pekerja yang dimutasikan dan memberikan fasilitas penugasan sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh perusahaan. Mutasi juga dapat dilakukan atas permintaan pekerja untuk mengisi posisi yang tersedia di perusahaan. Mutasi yang dilakukan atas keinginan pekerja dapat mengubah homebase pekerja yang bersangkutan. Bagi pekerja yang dimutasi
122Pasal 6 Peraturan Perusahaan PT. Sumber Perkasa Plastik.
123Pasal 41 Peraturan Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco Keuskupan Agung Medan.
berdasarkan kebutuhan operasional atau permintaan sendiri dapat dilakukan penyesuaian upah dan/atau fasilitas sesuai ketentuan yang diatur oleh perusahaan.
Pemberitahuan perubahan jabatan/mutasi disampaikan kepada pekerja yang bersangkutan secara tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga) hari untuk mutasi dalam kota dan 14 (empat belas) hari untuk mutasi luar kota/luar pulau. Pekerja yang sudah menduduki jabatan yang sama selama 2 (dua) tahun berturut-turut dengan prestasi kerja dan kompetensi yang baik dapat mengajukan mutasi dengan mengikuti aturan yang berlaku dengan mempertimbangkan kebutuhan unit asal dan tujuan”.124
9. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk mengatur tentang rotasi, mutasi, promosi dan demosi pekerja pada Pasal 16 Perjanjian Kerja Bersama PT. Bank CIMB Niaga, Tbk, yaitu:
“Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pengembangan karir bagi pekerja, perusahaan mempunyai hak dan wewenang untuk melakukan perpindahan internal pekerja, baik secara rotasi, mutasi, promosi dengan memperhatikan evaluasi terhadap kompetensi pekerja dan kemampuan/kepentingan/kebutuhan perusahaan yang diterapkan secara wajar dan berdasarkan penilaian yang objektif. Dalam hal pekerja dimutasikan atas perintah perusahaan bukan atas kemauan pekerja sendiri ke tempat kerja di luar homebase-nya, maka perusahaan memberikan tunjangan sesuai ketentuan yang berlaku. Pekerja yang dialihkan atau dipindahtugaskan wajib segera melaksanakan serah terima pekerjaan yang baik kepada penggantinya atau pejabat lain yang ditunjuk dan segera memulai tugas di tempat yang baru sesuai keputusan perusahaan. Promosi pekerja dilakukan berdasarkan penilaian kinerja pekerja secara objektif, antara lain pencapaian kinerja, kecakapan masa lalu dan potensi, pengetahuan dalam bidang pekerjaan, bobot pekerjaan, catatan prestasi dan sanksi dalam pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan perusahaan. Pekerja berhak mengikuti Internal Job Posting sesuai kompetensinya. Pelaksanaan dan penerapannya lebih rinci diatur dalam peraturan internal. Dalam mengisi suatu jabatan yang lowong, perusahaan memberikan kesempatan pertama kepada pekerja sendiri (promotion from within) yang mempunyai kompetensi tertentu dari suatu jabatan yang lowong tanpa diskriminasi. Perusahaan akan memberitahukan secara tertulis setiap perpindahan pekerja yang mengubah jabatan, kantor/unit kerja atau pengupahan. Perusahaan dapat memindahkan pekerja apabila kesehatannya ternyata tidak memungkinkan untuk menjalankan tugasnya saat ini sesuai dengan surat keterangan medis yang dikeluarkan oleh dokter yang berwenang. Perusahaan dapat melakukan tindakan demosi (penurunan pangkat, jabatan, dan/atau upah) apabila pekerja melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian Kerja
124Pasal 10 Perjanjian Kerja Bersama PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
Bersama dan ketentuan ketenagakerjaan, baik internal maupun eksternal. Pekerja yang didemosi akan mendapatkan maksimal nilai D berdasarkan prestasi kerja tahun berjalan dan dimasukkan dalam pembinaan”.125
10. PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) mengatur tentang mutasi pada Pasal 17 Perjanjian Kerja Bersama PT. Perkebunan Nusantara II (Persero), yaitu:
“Karyawan dapat dimutasi atau dipindahkan dari 1 (satu) unit kerja ke unit kerja lainnya atau dari 1 (satu) jabatan ke jabatan lainnya sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan perusahaan serta dalam rangka pembinaan dan penyegaran pekerja (tour of duty). Pelaksanaan mutasi atau pemindahan dengan tidak mengubah jabatan/strata di Bagian/Distrik/SBU/Kebun/Unit dapat dilakukan perusahaan dengan menerbitkan Surat Keputusan Kepala Bagian/Manager Distrik/Manager SBU/Manager Kebun/Kepala Unit. Pelaksanaan mutasi atau pemindahan dengan perubahan jabatan/strata di Bagian/Distrik/SBU/Kebun/Unit atau antar Bagian/Distrik/SBU/Kebun/Unit dapat dilakukan perusahaan dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi. Karyawan yang menjadi fungsionaris serikat pekerja pada jabatan unsur Ketua, unsur Sekretaris, unsur Bendahara dapat dimutasikan oleh Direksi setelah dibicarakan terlebih dahulu dengan serikat pekerja. Khusus karyawan yang dimutasi dari wilayah kerja daerah Provinsi Sumatera Utara ke kebun wilayah Papua menjalani tugas paling lama 3 (tiga) tahun dan pelaksanaan mutasinya disesuaikan dengan tahun ajaran sekolah. Karyawan yang dimutasikan antar unit secara kolektif minimal 10 (sepuluh) orang dibicarakan terlebih dahulu dengan serikat pekerja”.126
Pada dasarnya, mutasi secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:127 1. Mutasi yang dilakukan dengan alasan subjektif, yaitu mutasi yang dilakukan dengan
tidak berdasarkan pada Undang-Undang, Peraturan Perusahaan/Perjanjian Kerja, dan Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku.
2. Mutasi yang dilakukan dengan alasan objektif, yaitu mutasi yang dilakukan dengan berdasarkan pada Undang-Undang, Peraturan Perusahaan/Perjanjian Kerja, dan
125Pasal 16 Perjanjian Kerja Bersama PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.
126Pasal 17 Perjanjian Kerja Bersama PT. Perkebunan Nusantara II (Persero).
127Sella Haryanto & Andari Yurikoasi, Perlindungan Hukum Terhadap Hak Pekerja Yang Diputus Hubungan Kerjanya Karena Pekerja Menolak Mutasi Pada PT. Sanggraha Dhika, (Jakarta: Jurnal Hukum Adigama, Tanpa Tahun), Hal. 20.
Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku. Biasanya mutasi objektif murni dilakukan untuk kepentingan perusahaan.
Dampak negatif dari pelaksanaan mutasi adalah tidak mempertimbangkan asas keadilan karena hanya didasarkan pada suka atau tidak suka atau faktor kedekatan dengan pengusaha sehingga tidak selalu mutasi membawa ketenangan atau kebahagiaan secara psikologis bagi setiap pekerja/buruh dan menjadi kendala hukum bagi pengusaha.
Kendala hukum yang dialami oleh pengusaha dalam pelaksanaan mutasi muncul dari pekerja/buruh itu sendiri. Kendala yang ada dalam pelaksanaan mutasi pekerja/buruh sesuai dengan pendapat Hasibuan yang mengatakan bahwa berada pada tempat yang baru bagi pekerja/buruh yang dimutasi memberikan rasa sungkan pada rekan kerja atau pada pengusaha karena kurangnya pemahaman tentang mutasi sehingga pekerja/buruh yang dimutasi mempunyai persepsi bahwa mutasi adalah hukuman sehingga pekerja/buruh tersebut merasa sungkan berada pada tempat kerja yang baru.128
128Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Hal. 102.
B. Keabsahan Pemutusan Hubungan Kerja yang Dilakukan Pengusaha kepada