• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan Benturan Kepentingan Handling Conlicts of Interest

Dalam dokumen Annual Report BNI Syariah 2010 (Halaman 103-106)

Sebagai langkah preventif dalam penanganan benturan kepentingan BNI Syariah telah mempunyai aturan mengenai hal tersebut dalam Kode etik Insan BNI Syariah, yaitu pada butir 5 dan 6, sebagai berikut:

Butir 5:

Menghindari benturan kepentingan, dengan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan transaksi, kontrak maupun investasi dengan mitra kerja, nasabah atau rekanan yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan BNI Syariah baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk memberi keuntungan bagi insan BNI Syariah dan atau merugikan kepentingan BNI Syariah dan atau dapat mempengaruhi pengambilan keputusan terkait dengan jabatannya.

b. Memberikan kontrak atau pekerjaan atau informasi yang terkait dengan kontrak kepada pihak lain tanpa melalui prosedur yang berlaku di BNI Syariah.

c. Mengambil keuntungan dengan menggunakan aset BNI Syariah, jabatan dan informasi yang seharusnya merupakan keuntungan BNI Syariah.

d. Bertindak selaku perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan, proyek atau fasilitas dari BNI Syariah yang merugikan bila merangkap jabatan sebagai:

• Pengurus Fungsionaris Partai Politik; • Pejabat Umum meliputi Notaris/PPAT;

• Pejabat Eksekutif meliputi Kepala Daerah, Kepala Desa; • Pejabat Legistatif meliputi DPD, DPR atau DPRD; • Pejabat Yudikatif meliputi Hakim Ad Hoc; • Pejabat pada jabatan lain yang mensyaratkan tidak

adanya rangkap jabatan.

• Pengurus Organisasi Masa bekerja untuk kepentingan

mitra kerja atau nasabah yang akan atau sedang melakukan kontrak dengan BNI Syariah antara lain sebagai konsultan kecuali mendapat penugasan dari BNI Syariah

• Memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau

institusi lain dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi tugas dan kewajibannya di BNI Syariah kecuali telah mendapat persetujuan dari Direksi.

As a preventive step in the handling of conlicts of interest, BNI Syariah already has rules in the ethic Code of BNI Syariah:

Item 5:

Avoiding conlicts of interest, by avoiding things as follows:

a. Transactions, or investment contracts with partners, customers or partners who have a business relationship with BNI Syariah, either directly or indirectly in order to provide beneits for insan BNI Syariah and BNI Syariah or are detrimental to the interests and / or can inluence decisions related to tenure.

b. Providing contracts or a job or information related to the contract to another party without going through the procedures in force in BNI Syariah.

c. Taking advantage of the assets of BNI Syariah, titles and information that would be advantageous to BNI Syariah. d. Acting as intermediaries for other parties to secure a job,

project or facility from BNI Syariah “concurrent position” as:

• Executive Political party functionaries; • Public Oicials include Notary / PPAT;

• Regional Chief Executive Oicers including, Head of the Village;

• Legislative oicials including Council, the Parliament or the Parliament;

• Judiciary oicials covering Ad Hoc positions; • Oicials at other positions that require no double

post.

• The Organization Committee works for the interests

of partners or customers who will or are carrying out contracts with BNI Syariah, among others, as a consultant, unless on assignment with BNI Syariah

• Holding positions in institutions or other institutions

of any kind in a manner than can afect their duties and obligations in BNI Syariah, unless approved by the Board of Directors.

Butir 6:

Tidak melakukan penyuapan atau menerima dan/atau memberi imbalan dan cinderamata (Risywah), dengan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menerima imbalan secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk apapun dari pihak manapun

yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab;

b. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan

pribadi, golongan atau pihak lain;

c. Memberikan, menjanjikan atau menawarkan secara langsung atau tidak langsung hadiah dalam bentuk apapun kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara secara pribadi dengan tujuan agar instasi tersebut

melakukan transaksi dengan BNI Syariah;

d. Memberikan hadiah, perjamuan atau fasilitas lain (misalnya tiket, penginapan dan sebagainya) kepada mitra kerja, rekan kerja, dan nasabah diluar kebijakan yang ditetapkan BNI Syariah.

Adapun pengecualian atas larangan pada butir 6 Kode etik Insan BNI Syariah adalah sebagai berikut:

• Penerimaan atau pemberian barang-barang promosi

seperti agenda, kalender maupun troi dengan

mencantumkan logo BNI Syariah;

• Penerimaan jamuan dan/atau entertainment dari mitra kerja dan nasabah jika acara tersebut terkait dengan bisnis BNI Syariah serta dihadiri oleh mitra kerja dan

nasabah dengan biaya yang wajar;

• Sepanjang diperbolehkan atau tidak dilarang oleh

ketentuan yang mengatur mengenai tindak pidana korupsi.

Selama periode Juni sampai dengan Desember 2010 tidak terdapat transaksi benturan kepentingan di BNI Syariah.

Item 6:

No bribery, and accepting and/or giving rewards and souvenirs (Risywah) from anyone at BNI Syariah, is prohibited: a. Receiving beneits directly or indirectly, in any form from

any party related to their duties and responsibilities;

b. Imposing unauthorized levis in any form in performing

their duties for personal, group or party beneit;

c. Give, promise or ofer directly or indirectly any gift in any form to civil servants or state oicials privately with the aim that these would facilitate conducting transactions

with BNI Syariah;

d. Giving gifts, banquets or other facilities (such as tickets, lodging, etc.) to partners, colleagues, and customers outside the established policies of BNI Syariah.

The exceptions to the prohibition in paragraph 6 of the ethical Principles of Insan BNI Syariah is as follows:

• Receipt or delivery of promotional items such as agendas, calendars and trophies including the logo of BNI Syariah;

• Reception of entertainment and / or entertainment from

business partners and customers if the event associated with BNI Syariah business and attended by partners and

customers at a reasonable cost;

• As long as allowed or not prohibited by those provisions

subject to the criminal laws governing corruption.

During the period from June until December 2010 there was no conlict of interest in BNI Syariah.

unit kepatuhan yang terdapat pada Divisi hukum, Kepatuhan dan Kesekretariatan dibentuk sebagai bagian dari strategi GCG BNI Syariah, sekaligus memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia.

Fungsi pokok unit Kepatuhan adalah untuk memastikan kepatuhan pada setiap unit terhadap kebijakan dan prosedur

perusahaan; memastikan pelaksanaan aktivitas usaha yang wajar; memastikan kepatuhan kegiatan operasional di setiap

divisi/unit/kantor cabang melalui Quality Assurance (QA) di bawah supervisi Divisi Audit Internal, serta penerapan prinsip Anti Pencucian uang dan Terorisme sebagai bagian dari upaya BNI Syariah dalam mengantisipasi pencucian uang.

Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, unit Kepatuhan telah melakukan uji kepatuhan atas setiap rancangan kebijakan, sistem dan prosedur melalui proses validasi serta melakukan uji kepatuhan atas setiap persetujuan pembiayaan serta pengadaan barang dan jasa yang menjadi kewenangan Direksi. Terhadap persetujuan pembiayaan serta pengadaan barang dan jasa di bawah nominal tertentu, uji kepatuhan dilaksanakan oleh unit yang bersangkutan dengan menggunakan checklist yang dikembangkan oleh unit Kepatuhan.

Sealin itu, unit Kepatuhan juga menyampaikan informasi terkait peraturan baru yang berkaitan dengan kegiatan usaha BNI Syariah kepada divisi/unit terkait.

unit Kepatuhan juga bertanggung jawab atas penerapan Anti Pencucian uang dan Pendanaan Terorisme, yang saat ini melalui sistem iCoNS mengidentiikasi transaksi keuangan mencurigakan, mendeteksi transaksi keuangan tunai dalam jumlah tertentu, serta sebuah alert system

untuk mengidentiikasi calon nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi, calon nasabah yang berasal dari negara yang tergolong sebagai negara berisiko tinggi, serta mengidentiikasi bisnis berisiko tinggi yang kemungkinan digunakan dalam aktivitas pencucian uang maupun pembiayaan teroris.

untuk meningkatkan tingkat pemahaman atas penerapan anti pencucian uang dan pendanaan terorisme, maka dilakukan pelatihan terhadap pegawai mengenai Anti Pencucian uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, yang saat ini diutamakan untuk pegawai baru.

Compliance functions contained in the legal Division and Secretariat were established as part of BNI Syariah GCG strategy, as well as complying with Bank Indonesia.

The compliance principal function is to ensure compliance

by every unit with the Company’s policies and procedures;

ensuring proper execution of business activities, ensuring compliance with operational activities in each division / unit / branch oice through the Quality Assurance (QA) under the supervision of the Special Audit Division, and the application of the Anti-Money laundering and Terrorism principle as part of an efort to BNI Syariah in anticipation of money laundering.

In carrying out its responsibilities, the Compliance unit of the legal Division and Secretariat has conducted tests on each draft policy compliance, systems and procedures through a validation process and tested compliance with the approval of each inancing and procurement of goods and services through the authority of the Board of Directors. Against the approval of inancing and procurement of goods and services under certain nominal conditions, the compliance test is conducted by the units concerned with using the checklist developed by the Compliance unit of the legal Division and Secretariat.

Relevant information of new regulations relating to the business activities of BNI Syariah to the Division/unit concerned is available.

The compliance function is also responsible for the implementation of Anti Money laundering and Financing of Terrorism, which currently through the iCoNS system identiies suspicious inancial transactions, cash inancial transactions to detect a certain amount, and an alert system to identify potential customers who are considered high risk, prospective customers coming from countries that are categorized as high risk countries, and identifying high-risk business that may be used in money laundering activities and terrorist inancing.

To increase the level of understanding of the application of anti-money laundering and terrorism inancing, the compliance unit of the legal Division and Secretariat, in collaboration with the human Resources Division provides training to employees regarding the Anti Money laundering and Terrorism Financing Prevention, which are currently prescribed for new employees.

Penerapan Fungsi Kepatuhan

Implementation of the Compliance Function

Dalam rangka memantau kepatuhan BNI Syariah, Direktur Kepatuhan dan Penunjuang telah menyampaikan laporan Kepatuhan setiap bulan kepada Direktur utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Divisi Audit Internal, serta laporan semesteran tentang tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan dan Penunjang yang untuk pertama kalinya disampaikan pada bulan Januari 2011 kepada Bank Indonesia.

Dalam laporan Kepatuhan semester 2 (dua) yang disampaikan kepada Bank Indonesia, tercermin bahwa BNI Syariah selama periode Juni sampai dengan Desember 2010 memenuhi ketentuan pemenuhan GwM Rupiah rata-rata di atas 5% (lima persen), GwM valas rata-rata di atas 1% (satu persen), CAR di atas 8 % (delapan persen), Posisi Devisa Netto (NoP) di bawah 20% (dua puluh persen), NPF netto di bawah 5% (lima persen).

In order to monitor compliance with BNI Syariah, the Compliance and Supporting Director has submitted compliance reports every month to the President Director, with copies to the Board of Commissioners and the Division of Internal Audit, as well as a semi-annual report on the role and responsibilities of the Compliance and Supporting Director for the irst time submitted to the Bank Indonesia in January 2011.

In Compliance Report semester 2 (two) delivered to Bank Indonesia, BNI Syariah relected that during the period of June to December 2010 compliance with the provisions of the GwM Rupiah averaged above 5%, the average foreign exchange reserves were over 1% (one percent), CAR above 8% (eight percent), net open position (NoP) below 20% (twenty percent), NPF net below 5% (ive percent).

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 1/6/ PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank umum, BNI Syariah telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang disebut Divisi Audit Internal (DAI).

Pemimpin DAI bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama dan memiliki jalur komunikasi langsung dengan Dewan Komisaris. Divisi Audit Internal dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan Piagam Audit yang ditetapkan Direksi dan Dewan Komisaris. Piagam Audit (Internal Audit Charter) telah menjadi pedoman dasar yang mengatur tentang kedudukan, wewenang dan tanggung jawab, serta metode kerja dan pelaporan DAI dalam menjalankan tugasnya mewujudkan sistem pengawasan intern BNI Syariah. Piagam Audit Internal terbit pada tanggal 10 Agustus 2010 dengan kerangka garis besar yang mencakup : a. Visi dan Misi DAI

b. Tujuan dan Ruang lingkup Kegiatan DAI c. Struktur dan Kedudukan DAI

d. Tugas dan Tanggung Jawab DAI e. wewenang DAI

f. Kode etik

g. Pelaporan dan Dokumentasi h. Perlindungan hukum

In accordance with Bank Indonesia Regulation.1/6/ PBI/1999 dated 20 September 1999 on the Assignment of a Compliance Director and the Application of Internal Audit Function Standards for a Commercial Bank, BNI Syariah has established Internal Audit Group (IAG), which is called the Internal Audit Division (DAI), formed since the early formation of BNI Syariah.

DAI leaders are directly responsible to the Managing Director and have a direct line of communications with the Board of Commissioners. DAI carries out its functions in accordance with the Audit Charter which established the Board of Directors and Board of Commissioners. The Audit Charter (Internal Audit Charter) has become the basic guideline governing the status, authority and responsibility, and working methods and reporting of DAI in carrying out its duties to realize the internal control system of BNI Syariah. Internal Audit Charter was published on August 10, 2010 with a skeleton outline includes:

a. Vision and Mission DAI

b. objectives and Scope of Activities DAI c. Structure and Position of DAI d. Duties and Responsibilities DAI e. DAI Authority

f. Code of Conduct

g. Reporting and Documentation h. legal Protection

Penerapan Fungsi Audit Intern

Dalam dokumen Annual Report BNI Syariah 2010 (Halaman 103-106)