• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan Drainase Belum Terpadu

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)Laporan Final

DIKELOLA OLEH SWASTA

D. Sistem Pengolahan Sampah

6. Penanganan Drainase Belum Terpadu

Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplan drainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang berakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang dikembangkannya saja.

Sedangkan untuk Kabupaten Indragiri Hilir terdapat beberapa Isu strategis dibidang drainase. Isu strategis ini akan menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur, prasarana dan sarana dasar di daerah, serta akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur (RPI2JM). Isu-isu tersebut antara lain : 1. Jaringan drainase terbangun sebagian besar masih terpusat di Kota Tembilahan, sedangkan

kawasan perkotaan lainnya jaringan drainase masih sangat minim. Meskipun kondisi drainase di kota Tembilahan sendiri masih belum terintegrasi dan kualitas saluran drainasenya yang kurang baik sehingga kawasan ini masih sering mengalami banjir.

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

2. Drainase lingkungan perkotaan banyak yang masih berupa saluran tanah, dimensi terlalu kecil dan sebagian jalan lingkungan depan rumah masih belum memiliki saluran/parit.

3. Saluran sekunder perkotaan belum terintegrasi dengan saluran lingkungan sehingga terjadi genangan air kotor yang menimbulkan bau dan sarang penyakit.

4. Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan dataran rendah dan cenderung rata dengan ketinggian rata-rata 0-3 meter diatas permukaan laut sehingga mempersulit aliran air buangan dari darat menuju sungai.

5. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga saluran drainase disekitar lingkungan tempat tinggal.

6. Banyaknya masyarakat yang bermukim di pinggiran parit/sungai sehingga mempersulit kegiatan pemeliharaan dan normalisasi saluran parit/anak sungai.

B. Kondisi Eksisting

Kondisi umum pembangunan Drainase di Indonesia dapat diuraikan secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan kondisi berfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83%

b. Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat atau tergenang mencapai 14,49%

c. Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68%.

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan drainase yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, perlu diuraikan hal-hal berikut ini:

a. Aspek Teknis

Data teknis mengenai kondisi eksisting drainase Kabupaten Indragiri Hilir belum lengkap, yang ada hanya di Kota Tembilahan, sedangkan untuk kawasan perkotaan lainnya belum ada. Meskipun begitu berdasarkan informasi dan hasil pengamatan dilapangan, hampir rata- rata 90% saluran drainase di wilayah perkotaan lain selain Kota Tembilahan, belum terbangun sama sekali, baik drainase sekunder dan tersier (lingkungan)

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi eksisting drainase di Kota Tembilahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

Tabel 0I-33. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase Kota Tembilahan

No Nama jalan/ lokasi saluran Panjang (m) Dimensi Luas catchment area (ha) Kondisi Pengadaan Tinggi (m) Lebar (m) Tahun Sumber dana Jumlah biaya 1. Yos Sudarso 612 0,6 0,6 0,04 Tersumbat/Tertutup

2. Sudirman 785 0,6 0,6 0,05 Tersumbat

sampah/ Tertutup

3. Pangeran Hidayat 741 0,6 0,6 0,04 Patusan kecil/

Terbuka

4. Kapten Muktar 428 0,6 0,6 0,03 Patusan kecil/Tertutup

5. Boya 1010 0,8 0,8 0,08

Tersumbat, patusan kecil /

Tertutup

6. Prof. M. Yamin 602 1,0 1,0 0,06 Patusan kecil/Terbuka

7. Suarna Bumi 696 0,8 0,8 0,06 Patusan kecil/Terbuka

8. Kritang 698 0,6 0,6 0,04 Bagus/ Terbuka 9. SKB 1137 1,0 1,0 0,11 Tersumbat, SaluranRusak/ Terbuka

10. Pendidikan 966 0,6 0,6 0,06 Tersumbat, dimensi

kecil / Terbuka 11. Kembang 701 0,8 0,8 0,06 Baik/ Terbuka 12. Sei, Beringin 1929 0,6 0,6 0,12 terputus/TerbukaSaluran

13. Tanjung Harapan 1000 0,8 0,8 0,08 Sampah, volume

kecil /Terbuka

14. Gunung daek 938 0,6 0,6 0,06 Pendangkalan,

Sampah /Terbuka

15. Batang Tuaka 1019 0,8 0,8 0,08 Tersumbat/Terbuka

16. Pelajar 1094 0,6 0,6 0,07

Tidak terkoneksi ke saluran primer

/Terbuka

17. Sapta Marga 1271 - Belum ada parit/Terbuka

18. Propinsi 2492 0,8 0,8 0,20 Tertutup rumput,

tersumbat /Terbuka

19. Telaga Biru 1148 0,6 0,6 0,07 Resapan

kurang/Tertutup

20. H. Arif 523 0,6 0,6 0,03 Tersumbat sampah/Tertutup

21. Imam Bonjol 232 0,6 0,6 0,01 Tersumbat sampah/Tertutup

22. A. Yani 1042 0,8 0,8 0,08 Tersumbat sampah

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

No Nama jalan/ lokasi saluran Panjang (m) Dimensi Luas catchment area (ha) Kondisi Pengadaan Tinggi (m) Lebar (m) Tahun Sumber dana Jumlah biaya 23. Bunga 353 0,8 0,8 0,01 Baik/Terbuka

24. Kartini 248 0,6 0,6 0,01 tersumbat/TertutupSampah, gorong2

25. Diponegoro 700 1,0 1,0 0,07 Tidak

lancar/Tertutup

26. H. Sadri 574 0,6 0,6 0,03 Tidak Lancar,

Sampah/Terbuka

27. Abdul Manaf 323 0,6 0,6 0,02 Sampah/TerbukaTidak Lancar,

28. Gajah Mada 184 0,6 0,6 0,01 Tersumbat/TertutupTidak Lancar,

29. Khalidi 325 0,6 0,6 0,02 Tersumbat sampah

/Tertutup 30. Soebrantas 2420 1,0 1,0 0,24 Baik/Terbuka 31. Datuk Bandar 488 0,6 0,6 0,03 Baik/Terbuka 32. Veteran 290 0,6 0,6 0,02 Baik/Terbuka 33. Suntung Ardi 326 0,6 0,6 0,02 Patusan kurang

/Terbuka 34. Kesehatan 274 0,6 0,6 0,02 Baik /Terbuka 35. Gerilya 853 0,8 0,8 0,07 Terputus, Sampah/Terbuka

36. Lingkar 1472 0,6 0,6 0,09 Baik/Terbuka 37. Kartini 178 0,5 0,5 0,01 Tersumbat sampah/Tertutup

38. Hasan Abdul Gani 844 0,6 0,6 0,05 Pendangkalan,

Tergenang/Terbuka 39. Hangtuah 165 0,6 0,6 0,01 Baik/Tertutup 40. Harapan 986 0,5 0,5 0,05 Terputus/Terbuka 41. Madrasah 767 0,5 0,5 0,04 Baik/Terbuka 42. Sederhana 750 0,6 0,6 0,05 Elevasi rendah,banjir/Terbuka

43. Kayu Jati 760 0,6 0,6 0,05 Baik/Terbuka 44. Lembaga 387 1,0 1,0 0,04 Baik/Terbuka 45. Lingkar 1810 0,8 0,8 0,14 Baik/Terbuka 46. Parit 7 1767 2,5 40-45 7,60 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah 47. Parit 8 2199 2,5 40-45 9,46 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah 48. Parit 9 2199 2,5 30-70 11,00 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

No Nama jalan/ lokasi saluran Panjang (m) Dimensi Luas catchment area (ha) Kondisi Pengadaan Tinggi (m) Lebar (m) Tahun Sumber dana Jumlah biaya 49. Parit 10 1391 2,5 40-45 5,98 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah 50. Parit 11 2080 2,5 40-50 9,36 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah 51. Parit 12 2033 2,5 40-50 9,15 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah 52. Parit 14 1846 2,5 40-60 9,23 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah 53. Parit 15 1598 2,5 40-45 6,87 Pendagkalan, Sampah /Alami/tanah a. Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase perkotaan seperti pembiayaan pembangunan serta anggaran Pemda (APBD) untuk O&P sarana prasarana yang ada.

b. Kelembagaan

Struktur Organisasi Tata laksana Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hilir baru saja disahkan oleh dewan (DPRD Kabupaten) dan akan dipergunakan pada tahun anggaran 2015 yang akan datang. Hingga saat ini kegiatan pengelolaan drainase masih berada di Dinas Pekerjaan Umum yang membawahi Bina Marga, SDA, Cipta Karya, Pertamanan dan Kebersihan. Sebagai gambaran awal, Dinas Pekerjaan Umum yang selama ini menangani bidang pekerjaan yang sangat besar tersebut, akan dipecah menjadi 3 dinas, yaitu; Dinas Bina Marga dan Pengairan, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Permukiman serta Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman. Ketiga dinas ini nantinya akan memiliki keterlibatan dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Indragiri Hilir sesuai tupoksinya masing-masing yang hingga saat ini sedang disusun.

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

c. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten Indragiri Hilir misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola, perundangan misalnya kejadian untuk tidak bermukim di bantaran sungai atau saluran drainase, masalah pertanahan di perkotaan yang relatif rumit, dll (perda, SK waliKabupaten Indragiri Hilir, SK Direktur).

d. Peran Serta Masyarakat dan swasta

Partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan pembangunan sistem drainase perkotaan. Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran drainase, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan, kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan system drainase perkotaan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana drainase serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman