• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Laporan Final

E. Program Pengamanan Air Minum

Kriteria Program Pengamanan Air Minum adalah:

Sasaran: PDAM-PDAM dalam rangka mengurangi resiko

Kegiatan: Pengendalian kualitas pelayanan air minum dari hulu sampai hilir

Indikator: Penyediaan air minum memenuhi standar 4 K.

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdasarkan:

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir; 2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;

4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat; 5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.

Tabel 0-22. Lingkup Penyusunan RISPAM

Kegiatan

Wilayah Administrasi

Kabupaten

Wilayah Pelayanan

Satu Wilayah Lintas Kab/Kota Lintas Provinsi

Penyusun Pemda Penyelenggara di

kab/kota Penyelenggara regional Penyelenggara regional Acuan RTRW RTRW & RISPAM Kab/Kota RTRW & RISPAM Kab/Kota terkait RTRW Provinsi, RTRW & RISPAM Kab/Kota terkait

Penetapan Bupati/ walikota Bupati/ walikota

Gubernur setelah berkonsultasi dengan Bupati/ walikota terkait Menteri setelah berkonsultasi dengan gubernur dan bupati/ walikota

terkait

Konsultasi public Pemda

Penyelenggara dengan fasilitasi

dari pemda

Penyelenggara dengan fasilitasi dari pemda terkait

dan gubernur

Penyelenggara dengan fasilitasi dari pemda terkait,

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

Kegiatan Wilayah Administrasi Kabupaten Wilayah Pelayanan

Satu Wilayah Lintas Kab/Kota Lintas Provinsi Pelaksanaan penyusunan Penyedia jasa/ sendiri Penyedia jasa/ sendiri Penyedia jasa/ sendiri Penyedia jasa/ sendiri

7.3.4.2. Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria)

Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai berikut:

1. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM.

2. Tersedia dokumen RPI2JM bidang Cipta Karya 3. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya

• Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≥ 250 mm

• Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar 200 mm;

• Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;

4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007) 5. Ada indikator kinerja untuk monitoring

• Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

• Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama

6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan

7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun

8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTD atau BLUD)

9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/ kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

Skema Kebijakan Pendanaaan

a. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM sesuai tabel VI-23 dibawah ini:

Tabel 0I-23 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM

Kegiatan SPAM Air

baku Unit produksi

Transmisi dan distribusi (SR dan HU)

Kota APBN APBD, PDAM, KPS,

(APBN) APBD, PDAM, KPS, APBN (MBR)

IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa dengan air

baku mudah APBN

APBN, APBD, Masyarakat

Pamsimas (APBN : 70%, APBD : 10%, dan masyarakat : 20%)

Catatan:

• Semua sistem yang sudah jadi dikelola oleh pemda/PDAM/Masyarakat;

• Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan;

• HU = Hidran Umum;

• SR = Sambungan rumah;

• MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

b. Pendekatan Pembiayaan APBN 1) Non Cost-Recovery

• Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan;

• Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi kawasan- kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran;

• Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air) melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat, pembangunan modal sosial, capacitu building bagi masyarakat, serta pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat; dan

• pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong melalui DAK.

2) Cost recovery

• Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan

• Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM, serta KPS.

c. Alternatif Pola Pembiayaan

• Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan rumah (SR). Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;

• Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tariff minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);

• Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial melalui pihak ke tiga (kontraktor/supplier) dan dibayar dengan angsuran dari pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih). Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur sesuai dengan perjanjian;

RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Laporan Final

• Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan di Kabupaten Indragiri Hilir yang memiliki pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah;

• Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;

• CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

7.3.5. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi.

Usulan program yang diajukan perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek keterpaduan dengan sektor- sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket kegiatan/program.