• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

2.2 Alat Penangkapan Ikan

Secara umum perkembangan metode penangkapan ikan yang didasarkan kepada sifat atau tingkah laku ikan antara lain (Brandt 1984) :

(1) Menggunakan tangan

(2) Menggunakan bantuan hewan yang terlatih

(3) Menjepit atau melukai obyek misal alat penjepit tombak, dan harpoon (4) Membuat mabuk atau membius ikan, misalnya pembiusan secara mekanik,

kimiawi, dan elektrik

(5) Memikat ikan dengan mangsanya, misalnya golongan pancing (lines) (6) Memikat ikan agar masuk ke dalam alat, setelah itu ikan sukar keluar

ataupun tidak dapat lagi keluar, misalnya penghalang, perangkap, dan set net

(7) Memerangkap ikan yang bergerak loncat ke permukaan, beberapa jenis- jenis ikan mempunyai kemampuan untuk loncat melewati permukaan air misalnya untuk menangkap serangga, atau mengatasi rintangan maupun usaha mereka dalam menghindari predator, misalnya aerial trap

(8) Menyaring kolom air dimana ikan berada dengan menggunakan alat

berkerangka, misalnya seser, stow net, dll.

(9) Melingkupi gerombolan ikan (schooling) dengan kantong, contohnya payang dan pukat pantai (diseret ke arah pantai), dan trawl (diseret sepanjang kapal bergerak)

(10)Melingkari gerombolan ikan dan mengurungnya tidak hanya dari arah tepi, tetapi juga dari bagian bawah, misalnya jaring lingkar (purse-seine) dan lampara

(11)Menggiring ikan ke arah jaring, misalnya muro-ami

(12)Mengkondisikan ikan dengan cahaya atau umpan di atas cakupan jaring untuk selanjutnya diangkat, contohnya bagan perahu dan bagan tancap (13)Menebar jaring di atas ikan, misalnya jala

(14)Menghadang ikan dengan jaring sehingga terjerat atau terpuntal, misalnya jaring insang (gillnet) dan jaring puntal

(15)Mengeluarkan ikan atau biota air lainnya dari suatu perairan dan

memindahkannya ke atas kapal, misalnya fish pump

Statistik perikanan tangkap Indonesia mengelompokkan alat penangkap ikan menjadi sembilan kelompok sebagaimana diuraikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi alat penangkapan ikan berdasarkan Statistik Perikanan

No. Kelompok Jenis

1 Pukat tarik (trawl)

1. Pukat udang (shrimp trawl) 2. Pukat ikan (fish net)

3. Pukat tarik lainnya (other trawl)

2 Pukat kantong (seine net)

1. Payang ( pelagicdanish seine) 2. Dogol (demersal danish seine) 3. Pukat pantai (beach seine) 3 Pukat cincin (purse seine) 1. Pukat cincin (purse seine)

4 Jaring insang (gillnet)

1. Jaring insang hanyut (drift gillnet), 2. Jaring insang lingkar (encircling gillnet) 3. Jaring klitik (shrimp entangling gillnet) 4. Jaring insang tetap (set gillnet)

5. Jaring tiga lapis (trammel net)

5 Jaring angkat (lift net)

1. Bagan perahu/rakit (boat lift/raft net) 2. Bagan tancap (stationary lift net) 3. Serok dan songko (scoop net)

4. Jaring angkat lainnya (other lift nets)

6 Pancing (line)

1. Rawai tuna (tuna long line/ drift long line) 2. Rawai dasar/tetap (set bottom long line) 3. Huhate (pole and line)

4. Pancing tonda (troll line) 5. Pancing ulur (handline) 6. Pancing cumi (squid jigging)

Tabel 1 (lanjutan)

No Kelompok Jenis

7 Perangkap (traps)

1. Sero (guiding barrier) 2. Jermal (stow net) 3. Bubu (portable trap)

4. Perangkap lainnya (other traps)

8 Pengumpul dan penangkap

(collectors and gears)

1. Alat penangkap kerang (shell fish gears)

2. Alat pengumpul rumput laut (seaweedcollectors) 3. Alat penangkap teripang (sea cucumber gears) 4. Alat penangkap kepiting (crab gears)

1. Muroami (muro ami) 9 Alat tangkap lainnya 2. Jala lempar/tebar (cast net)

3. Garpu dan tombak (harpoon) Sumber : DJPT-DKP (2008)

Dalam pemilihan alat penangkap ikan harus disesuaikan dengan kondisi daerah penangkapan ikan serta memenuhi kesesuaian dengan aspek :

- Technology : mudah dalam proses transfer teknologi

- Biologi : tidak merusak lingkungan dan sumberdaya hayati laut

- Sosial : tidak menimbulkan friksi sosial

- Economy : menghasilkan ikan bernilai ekonomis tinggi

- Culture : menjunjung kearifan lokal

Alat tangkap potensial serta mampu mempertahankan keberlanjutan perikanan tangkap adalah alat tangkap yang memenuhi kriteria teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan (TPIRL), jumlah hasil tangkapannya tidak melebihi jumlah tangkapan yang diperbolehkan, menguntungkan bagi nelayan, investasi rendah, penggunaan bahan bakar minyak rendah serta memenuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku (Monintja 2009). Alat tangkap yang digunakan di perairan Jakarta antara lain adalah payang, pukat cincin, jaring insang hanyut, bagan perahu, rawai, muroami dan bubu.

2.2.1 Pukat cincin

Pukat cincin atau purse seine adalah alat penangkap ikan dari jaring yang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alat berbentuk seperti mangkuk pada akhir proses penangkapan ikan. Operasi melingkar ini dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya menarik purse line diantara cincin- cincin yang ada, sehingga jaring akan membentuk seperti mangkuk. Kecepatan tinggi diperlukan dalam hal ini agar ikan tidak dapat meloloskan diri. Setelah ikan berada di dalam mangkuk jaring, lalu dilakukan pengambilan hasil tangkapan menggunakan alat bantu serok atau scoop net.

Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol. Operasi pukat cincin dapat dilakukan pada siang hari maupun malam hari. Pengoperasian pukat cincin pada siang hari sering menggunakan rumpon atau payaos sebagai alat bantu pengumpul ikan. Alat bantu pengumpul ikan yang sering digunakan dalam pengoperasian pukat cincin di malam hari adalah lampu. Jaring payang dan dogol termasuk dalam kelompok pukat cincin.

2.2.2 Jaring insang

Jaring insang adalah alat penangkap ikan dari jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama. Berdasarkan kontruksinya, jaring insang dikelompokkan menjari jaring insang satu lapis, jaring insang dua lapis, jaring insang tiga lapis atau trammel net. Berdasarkan cara pengoperasian di perairan, jaring insang dikelompokkan menjadi jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap (set gillnet), jaring insang lingkar (encyrcling gillnet) dan jaring klitik (entangled gillnet). Berdasarkan lokasi pengoperasiannya, jaring insang dikelompokkan menjadi jaring insang permukaan (surface gillnet), jaring insang pertengahan (midwater gillnet) dan jaring insang dasar (bottom gillnet).

Jaring insang hanyut (drift gillnet) lebih terinci dijelaskan, dioperasikan dengan cara dihanyutkan searah pergerakan arus atau pengoperasian alat tangkap ini dengan cara jaring dibiarkan hanyut di bagian permukaan perairan. Alat tangkap ini berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat serta tali ris atas bawah. Jaring insang hanyut cukup selektif karena memiliki mesh size 5 cm (2 inci). Berdasarkan waktu pengoperasiannya jaring ini

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaring insang hanyut siang dan jaring insang hanyut malam. Pengoperasian alat tangkap ini dilakukan dengan menggunakan kapal motor, dengan lama trip sekitar 3-7 hari. Setting dilakukan 3-5 kali dalam sehari semalam dan waktu yang dibutuhkan dari setting sampai hauling sekitar 2- 3 jam. Pengoperasian jaring insang biasanya dilakukan secara pasif. Setelah diturunkan ke perairan, kapal dan alat dibiarkan drifting, umumnya berlangsung selama 2-3 jam. Selanjutnya dilakukan pengangkatan jaring sambil melepaskan ikan hasil tangkapan ke palka.

2.2.3 Alat penangkap ikan dengan penggiring

Prinsip pengoperasian alat penangkap ikan kelompok ini adalah menggiring ikan agar masuk ke dalam alat tangkap yang telah dipasang. Alat tangkap ini dapat dipasang secara menetap atau alat tangkap digerakkan atau digeser ke arah perairan yang lebih dangkal. Dalam pengoperasiannya, kelompok alat tangkap ini dibantu menggunakan alat penggiring yang disebut drive-in-tools

atau scareline. Alat penggiring digunakan unuk menggiring ikan yang sedang bersembunyi agar keluar dan bergerak ke arah dan masuk ke dalam alat tangkap. Salah satu jenis alat penangkap ikan yang termasuk kelompok ini adalah muroami berasal dari Okinawa yang banyak dioperasikan di Kepulauan Seribu.

2.2.4 Perangkap

Pada prinsipnya pengoperasian kelompok alat ini adalah mengusahakan sedemikian rupa agar ikan tertarik untuk masuk ke dalam alat tangkap atau ke dalam areal penangkapan dengan sukarela, namun setelah berada di dalamnya ikan tidak dapat keluar lagi. Salah satu jenis alat tangkap yang termasuk kelompok ini adalah bubu (fish pots).