• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 KEADAAN UMUM PERAIRAN JAKARTA

4.5 Tata Ruang Wilayah

Wilayah administratif Kota Jakarta Utara mencakup wilyah perairan Teluk Jakarta dan wilayah daratan seluas 155,01 km2, secara administratif dibagi menjadi enam wilayah kecamatan yaitu Penjaringan, Tanjung Priok, Koja, Cilincing, Pademangan dan Kelapa Gading serta memiliki 31 wilayah kelurahan. Kabupaten Kepulauan Seribu mencakup wilayah daratan dan lautan dengan

sekurangnya 110 pulau. Luas wilayah darat mencapai 11,80 km2, secara

administratif dibagi dua wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, dan memiliki enam wilayah kelurahan.

Meningkatnya kebutuhan lahan bagi penduduk dan pesatnya kegiatan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota negara RI, menjadi salah satu

alasan dilakukannya reklamasi pantai di Jakarta Utara. Reklamasi pantai ini menjadi penyebab utama kerusakan habitat pesisir / pantai di beberapa tempat di kawasan Dadap, Muara Angke dan Ancol. Selain rusaknya habitat pesisir, perubahan secara fisik juga terjadi yaitu perubahan bentang lahan dan perubahan garis pantai. Perubahan peruntukkan lahan seperti di daerah Muara Angke yang semula merupakan kawasan ekosistem mangrove telah dikonversi lahannya untuk peruntukkan lain telah mempunyai dampak significant mempengaruhi habitat di lokasi tersebut (Kusumastanto 2007).

Perikanan tangkap berkelanjutan tidak dapat terlepas dari perencanaan tata ruang wilayah di pesisir / pantai Teluk Jakarta, dimana wilayah pesisir / pantai Teluk Jakarta tidak terlepas dari kondisi obyektif dari keseluruhan wilayah Propinsi DKI Jakarta, yaitu :

(1) Luas Jakarta 65.000 ha

(2) 40% (24.000 ha) daratan rendah di bawah permukaan laut 1 – 1,5 m (3) Dari 40% lahan di bawah permukaan laut, baru seluas 11.500 ha

sudah dilayani dengan sistem polder.

(4) Daerah tangkapan hujan yang mempengaruhi Jakarta meliputi

Bopunjur (Bogor-Puncak-Cianjur) dengan luas 85.000 ha

(5) Air dari hulu mengalir malalui 13 sungai/kali melewati Jakarta menuju laut (Teluk Jakarta)

(6) DAS dari sungai/ kali dijadikan tempat hunian sehingga terjadi penyempitan penampungan air hujan

(7) Water Ratio baru mencapai 2,41% (target 2010 : 4,92%)

(8) Penambahan debit air sungai (run-off air) akibat pembangunan dan perubahan fungsi lahan di Bopunjur dan Jabodetabek yang pesat (9) Eksploitasi air tanah yang berlebihan dan beban bangunan bertingkat

menyebabkan terjadinya penurunan tanah yang menambah daerah rawan banjir

Perikanan tangkap berkelanjutan di perairan Jakarta sangat dipengaruhi oleh kondisi obyektif di atas, terutama pada daerah hulu sungai, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem perairan Jakarta. Air yang dialirkan, baik itu volume dan kualitasnya mempengaruhi perairan Jakarta antara lain terjadinya sedimentasi di hilir sungai, pencemaran, dan banjir didaerah pesisir/pantai. Oleh karena itu perlu segera direalisasikan rencana tata ruang (RTRW) wilayah Kepulauan Seribu dan pesisir Jakarta Utara secara terpadu. Untuk RTRW Kepulauan Seribu, karena kondisi fisik merupakan gugusan pulau-pulau, maka dalam perencanaan tata ruang wilayah dipengaruhi oleh kondisi perairan saat ini, struktur ruang (jalur-jalur pipa minyak, kabel bawah laut serta rute-rute pelayaran) dan kawasan strategis yang telah ditetapkan sebelumnya (kawasan latihan militer, konservasi, pertambangan, wisata, pemukiman dan pemerintahan). Saat ini pemerintah DKI Jakarta dalam proses finalisasi Peta RTRW Kabupaten Kepulauan Seribu untuk tahun 2010-2030, sebagai bagian dari RTRW Provinsi DKI Jakarta 2030.

4.5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Sesuai dengan Perda No. 1 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2007-2012, kebijakan pengembangan tata ruang Provinsi DKI Jakarta adalah :

(1) Menetapkan fungsi Kota Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan internasional;

(2) Memprioritaskan arah pengembangan kota kearah koridor Timur, Barat, Utara dan membatasi pengembangan ke arah Selatan agar tercapai keseimbangan ekosistem;

(3) Melestarikan fungsi dan keserasian lingkungan hidup di dalam penataan ruang dengan mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

(4) Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang berintegrasi dengan sistem regional , nasional dan internasional.

Sesuai dengan karakteristik fisik dan perkembangannya, Jakarta dibagi atas 3 (tiga) Wilayah Pengembangan (WP) utama yaitu :

(1) WP Utara yang terdiri dari WP Kepulauan Seribu (WP-KS) dan WP

Pantai Utara (WP-PU)

(2) WP Tengah terdiri dari WP Tengah Pusat (WP-TP), WP Tengah Barat (WP-TB) dan WP Tengah Timur (WP-TT)

(3) WP Selatan terdiri dari WP Selatan Utara (WP-SU) dan WP Selatan (WP- SS)

Wilayah penelitian penulis berada pada WP Utara, dengan kebijakan pengembangan tata ruang sebagai berikut :

(1) WP Kepulauan Seribu (WP-KS), kebijakan pengembangan yang terutama diarahkan untuk meningkatkan kegiatan wisata, kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya laut dan pemanfaatan sumber daya perikanan dengan konservasi ekosistem terumbu karang dan hutan mangrove.

(2) WP Pantai Utara (WP-PU), kebijakan meliputi : 1) Pantai Lama :

● Meningkatkan dan melestarikan kualitas lingkungan Jakarta Utara;

● Mempertahankan permukiman nelayan;

● Mengembangkan fungsi pelabuhan dan perniagaan.

2) Pantai Baru :

Melalui pengembangan reklamasi yang terpisah secara fisik dari pantai lama dengan kegiatan utama jasa dan perdagangan berskala internasional, perumahan, pelabuhan serta wisata.

4.5.2 Strategi pengembangan tata ruang provinsi

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah, maka strategi pengembangan tata ruang yang ditempuh adalah :

(1) Mengembangkan pemanfaatan ruang secara terpadu dengan pola penggunaan campuran di kawasan prospektif dan sistem pusat kegiatan kota.

(2) Mengembangan sentra-sentra primer baru di Timur, Barat, dan Utara. (3) Menata kawasan taman Medan Merdeka untuk bangunan umum

pemerintahan, fasilitas umum, dan fasilitas sosial.

(4) Mengembangkan kawasan pantai utara sebagai kawasan pusat niaga terpadu skala internasional di masa depan.

(5) Mengembangkan sistem angkutan umum massal sebagai modal angkutan utama antar pusat-pusat kegiatan dan antar bagian-bagian kota. (6) Mengembangkan dan mengoptimalkan penataan ruang daerah aliran 13

sungai, situ, waduk, banjir kanal dan lokasi tangkapan air sebagai orientasi pengembangan kawasan sesuai dengan fungsi Wilayah Pengembangan (WP) tempat badan air tersebut berlokasi.

(7) Mempertahankan dan mengembangkan RTH di setiap wilayah kotamadya baik sebagai sarana kota maupun untuk keseimbangan ekologi kota.

(8) Mengembangkan dari mengoptimalkan penataan ruang berdasarkan

tipologi kawasan.

4.5.3 Pengembangan tata ruang Kota Jakarta Utara dan Kabupaten Adm. Kep. Seribu

Visi dan misi Pembangunan Provinsi sebagai mana dimaksud dalam Perda No.1 tahun 2008, Pasal 4 dan Pasal 5. Misi dan strategi pengembangan tata ruang kota dan kabupaten wilayah penelitian adalah sebagai berikut :

(1) Kota Jakarta Utara : - Misi :

1) Mengembangkan Jakarta Utara sebagai kota pantai dan kawasan wisata bahari dengan menjaga kelestarian lingkungannya;

2) Mendukung pengembangan kawasan pelabuhan, industri selektif dibagian Timur dan pusat niaga terpadu berskala internasional di bagian tengah Pantura.

- Strategi :

1) Mendorong revitalisasi kawasan kota tua sebagai objek wisata dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukungnya guna mendorong

pengembangan pusat niaga baru bertaraf internasional di kawasan reklamasi;

2) Menata kembali kawasan pantai lama secara terpadu dengan pengembangan reklamasi;

3) Mempertahankan kelestarian lingkungan kawasan perairan dan pulau- pulau di Kepulauan Seribu;

4) Menata kawasan hilir sungai dengan badan air lainnya sebagai upaya pengendali banjir dengan penyediaan permukiman bagi penduduk sekitar;

5) Mengembangkan sistem jaringan transportasi darat dan laut untuk angkutan penumpang dan angkutan barang secata terpadu dengan sistem transportasi makro.

(2) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu - Misi :

1) Mewujudkan wilayah Kep. Seribu sebagai kawasan wisata bahari yang lestari;

2) Menegakkan hukum terkait dengan pelestarian lingkungan kebaharian dan segala aspek kehidupan;

3) Meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan masyarakat Kep. Seribu dengan perekonomian berbasis kelautan.

- Strategi :

1) Mengembangkan Kep. Seribu sebagai destinasi wisata bahari yang lestari;

2) Pengembangan perekonomian berbasis SDA kelautan; 3) Pengembangan kegiatan perikanan laut;