• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencatatan dan Pengolahan Data 1 Pengumpulan Data

MATERI DAN METODE

7. Pencatatan dan Pengolahan Data 1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data teknis menggunakan beberapa tolok ukur (parameter) baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Agar lebih jelasnya tehnik pengumpul- an data dilapangan dari masing-masing tahap kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Parameter produksi, terdiri atas fertilitas, bobot telur, bobot tetas, dan bobot badan serta tingkat kematian anak. Jumlah pakan yang dikonsumsi menurut status fisiologis yaitu phase starter, grower untuk kedua genotipa itik dan layer hanya untuk induk mandalung.

2. Ukuran linier tubuh (morfologi) diantaranya adalah panjang badan, lingkar dan lebar dada, panjang sayap, panjang paha.

3. Pola warna tubuh yang akan diamati meliputi warna bulu kepala, paruh, leher, sayap, punggung, dada, paha dan kaki.

4. Parameter karkas yang akan diamati meliputi bobot badan sebelum dipotong, bobot karkas segar. Untuk bagian karkas dilakukan pengukuran terhadap potongan komersial seperti bagian dada, paha, sayap dan punggung. Sementara ukuran linier karkas yang diukur meliputi lingkar dada karkas, dalam dada, tebal dada, lebar paha dan panjang paha.

7.2. Analisis data

Data yang terkumpul dianalisa dengan beberapa metoda, mulai dari analisis deskriptif untuk data pola warna tubuh, uji T-test untuk menguji dua nilai tengah parameter produksi maupun persamaan model non-linier, yang berfungsi untuk menduga pola pertumbuhan maupun pola produksi telur.

Teknik pengelompokan telur tetas. Telur tetas hasil IB dikumpulkan setiap hari diberi nomor telur menurut kode nomor induk dan jantan dan urutan hari koleksi. Sebagai contoh telur yang dihasilkan dari induk nomor 124 dan pejantan 1001 pada minggu pertama dan hari kedua koleksi maka nomor telur adalah 01-124-12.

Data ukuran telur (bobot dan indeks) yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar data (spread sheet) menurut nomor bapak dan induk. Uji normalitas data dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov, dengan menggunakan paket Minitab Release 13.20. Guna mengetahui keragaman data maka dilakukan perhitungan koefisien keragaman dengan mengunakan rumus :

KK = [(s x 100) / X ] %.

Sering munculnya data ekstrim yang berupa pencilan maka analisis data fertilitas dan daya tetas telur tetas dilakukan dengan cara pengelompokan bobot dan bentuk telur yang ada. Khusus untuk pertumbuhan bobot badan galur induk pengelompokkan ditujukan untuk mengetahui pola laju pertumbuhan. Teknik simulasi ini diharapkan akan mendapatkan informasi biologis yang lebih baik.

Kriteria pembagian kelompok didasarkan pada besarnya nilai tengah (rataan) dengan kisaran satu standar deviasi. Alasan penggunaan nilai satu standar deviasi karena selang yang berada pada nilai rataan tidak terlalu ketat, sehingga aplikasi dilapangan tidak banyak telur tetas yang tersortir. Dengan demikian ada tiga kelompok yaitu terdiri atas selang bawah, tengah dan atas dengan teknik perhitungan adalah sebagai berikut :

a. Selang bawah merupakan hasil perhitungan bobot dan indeks telur yang berada pada kisaran lebih kecil dari xstd

b. Selang tengah merupakan hasil perhitungan bobot dan indeks telur yang berada pada kisarandiantara x±std

c. Selang atas merupakan hasil perhitungan bobot dan indeks telur yang berada pada kisaranlebih besar dari x+std

Sebelum dilakukan pengelompokan maka data dirunut (sort) mulai dari nilai terkecil hingga terbesar, baik terhadap bobot telur maupun indeks telur. Setelah itu dilakukan perhitungan terhadap besarnya nilai rataan dan juga nilai standar deviasi. Atas dasar kedua nilai tersebut maka dilakukan pengelompokan data mana saja yang masuk pada jenis selang yang ada.

Analisis pola warna bulu. Penelusuran warna bulu pada anak itik dari menetas hingga dewasa akan diinformasikan secara deskriptif, yaitu melihat seberapa besar persentase distribusi sebaran warna dominan, warna belang atau bercak dan pola belang dari populasi yang ada. Observasi pola dasar warna bulu penutup tubuh dilakukan pada beberapa permukaan tubuh ternak yaitu area bulu leher, area bulu dada dan perut, area bulu daerah punggung, area bulu kedua sayap, serta area bulu kedua paha dan kaki. Warna belang diskoring berdasarkan masing-masing area tubuh yang diamati. Warna belang yang ada dibedakan atas dasar warna putih, hitam dan warna lainnya seperti lurik coklat dan abu-abu.

Analisis pertumbuhan. Kurva pertumbuhan non-linier dimaksudkan untuk menganalisis catatan data pertambahan bobot badan maupun parameter lain yang terukur. Hal ini untuk memahami perubahan ukuran bobot badan maupun morfologi ternak dari pasca pengeraman hingga umur yang dikehendaki.

Disamping itu analisis ini dimaksudkan untuk menduga saat terjadinya titik belok awal pertumbuhan dan akhir pertumbuhan (bobot dewasa tubuh).

Model linier umum yang digunakan dapat dituliskan ke dalam bentuk matematis sebagai berikut :

dimana, ϒijkl = parameter bobot badan atau morfologi sebagai variabel tak bebas

µ = nilai rataan umum

αi = parameter bobot badan atau morfologi A sebagai variabel bebas

βj = parameter bobot badan atau morfologi B sebagai variabel bebas

αβij = hubungan antar-parameter, dan

εijk = simpangan baku

Kurva pertumbuhan non-linier yang digunakan adalah model Gompertz dengan program paket statistik SAS (1999). Prosedur eksekusi program adalah Proc NLIN. Pertimbangannya bahwa model tersebut oleh beberapa penulis seperti Ksiazkiewicz et al. (1997), Wiederhold dan Pingel (1997), Shoukun et al. (1999) maupun Larzul et al. (1999) telah dibuktikan sebagai model yang terbaik untuk analisis umur dengan bobot badan pada entog maupun itik dibanding dengan model eksponensial lainnya. Rumus matematik yang digunakan adalah sebagai berikut :

dimana, Yt = ukuran bobot badan atau sifat morfologi pada umur t

A = ukuran dewasa tubuh (asimtot) untuk bobot badan atau morfologi B = parameter skala (nilai konstanta)

exp = logaritme dasar (2.178282)

k = laju pertumbuhan hingga ternak mencapai dewasa tubuh t = satuan waktu (umur)

Untuk menentukan poin atau titik belok bobot badan digunakan penduga hasil bagi antara nilai A dengan bilangan eksponensial atau [A/exp], sedangkan untuk menduga titik belok umur adalah [(lnB)/k].

Pendugaan nilai heritabilitas (h2). Metode yang digunakan adalah ANOVA

pola nested (tersarang), peubah yang akan dianalisis meliputi beberapa sifat

Y

t

= A exp (-B exp

-kt

)

produksi seperti bobot badan dan ukuran dimensi telur pertama. Model matematik menurut petunjuk Becker (1975) adalah sebagai berikut:

Y

ijklm

= µ + a

i

+ b

ij

+ ε

ijk

dimana :

Y

ijk = parameter produksi dari jantan i, induk j, dan anak k

µ

= rataan umum