• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan

Dalam dokumen LP+ Askep Mahmudi (Halaman 16-0)

BAB II PEMBAHASAN

2.1.10 Pencegahan

1. Menggunakan air bersih dan santasi yang baik 2. Memasak makanan dan air minum hingga matang

3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan 4. Menghindari makanan yang telah tekontaminasi oleh lalat 5. Tidak mengkonsumsi makanan yang basi

6. Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare 7. Makan dan minum secara teratur

8. Segera mencuci pakaian-pakaian kotor 2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan terhadap diare dimulai dengan mengenal keadaan umum dan perilaku pasien, keadaan umum pasien yang dapat diperiksa meliputi mengkaji dehidrasi seperti berkurangnya haluran urin, menurunnya berat badan, membran mukosa yang kering, turgor kulit yang jelek, ubun- ubun yang cekung, dan kulit yang pucat, dingin serta kering. Pada dehidrasi yang lebih berat gejala meningkatnya dehidrasi nadi, dan respirasi, menurunnya tekanan darah dan waktu pengisian ulang kapiler yang memanjang (>2 detik) dapat menunjukan syok yang mengancam atau bahkan sampai meninggal (Sodikin, 2011). Riwayat penyakit akan memberikan informasi penting mengenai kemungkinan agen penyebabnya seperti pengenalan makanan yang baru, kontak dengan agen yang menular, berwisata kedaerah dengan suseptibilitas tinggi, kontak dengan hewanyang diketahui sebagai sumber infeksi enterik. Riwayat alergi, pengunaan obat dan makanan dapat menunjukan kemungkinan alergi, terhadap makanan yang banyak mengandung, sorbitol dan fruktosa (misalnya jus apel). Diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair (setengah padat), kandungan air lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml / 24 jam (Wijaya & Putri, 2013).

Bentuk cair kadang-kadang disertai dengan darah atau lendir, nafsu makan menurun, warna kelaman kehijauan karena bercampur dengan empedu, muntah rasa haus, adanya lecet didaerah anus, adanya tanda-tanda dehidrasi. Pada pengkajian faktor penyebab dapat disebabkan oleh faktor bakteri, atau faktor makanan, faktor obat-obatan, dan juga faktor psikologi. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya turgor kulit buruk, membran mukosa kering, bising usus meningkat, kram abdomen, penurunan berat badan, perubahan tanda-tanda vital, yaitu peningkatan nadi dan pernapasan. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain seperti kadar kalium, natrium, dan klorida.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Diare menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, adalah :

1. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus

2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makanan

4. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler 5. Kerusakan Integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering

6. Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit 7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah gambaran atau tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah keperawatan yang dihadapi pasien.

Adapun rencana keperawatan yang sesuai dengan penyakit gastroenteritis akut atau diare menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Diare b.d Proses Infeksi, Inflamasi Diusus (D.0020) a. Luaran : Eliminasi Fekal Membaik (L.04033)

1) Kontrol pengeluaran feses meningkat 2) Konsistensi feses membaik

3) Frekuensi defekasi membaik 4) Peristaltik usus membaik

b. Intervensi Keperawatan : Managemen Diare (I.03101)

1) Identifikasi penyebab diare (misal inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointertinal, proses infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres, efek obat-obatan)

2) Identifikasi riwayat pemberian makanan

3) Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi feses 4) Monitor tanda dan gejala hipovolemia (misal takikardi, nadi

teraba lemah, tekanan darah turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering, CRT melambat, BB turun)

5) Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perianal 6) Monitor jumlah pengeluaran diare

7) Monitor keamanan penyiapan makanan

8) Berikan asupan cairan oral (misal larutan garam gula, oralit, pedialyte, renalyte)

9) Pasang jalur intravena

10) Berikan cairan intravena (misal ringer asetat, ringer laktat) jika perlu

11) Ambil sampel darah untuk pemeriksan darah lengkap dan elektrolit

12) Ambil sampel feses untuk kultur jika perlu

13) Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap 14) Anjurkan menghindari makanan pembentukan gas, pedas, dan

mengandung laktosa

15) Kolaborasi pemberian obat dengan dokter (misal antimotilitas, antispasmodic, obat pengeras feses)

2. Kekurangan Volume Cairan b.d Kehilangan Cairan Aktif (D.0036) a. Luaran : Keseimbangan Cairan Meningkat (L.03020)

1) Asupan cairan meningkat

2) Kelembapan membran mukosa meningkat 3) Dehidrasi menurun

4) Tekanan darah, nadi radial, mata cekung, turgor kulit, berat badan membaik

b. Intervensi Keperawatan : Managemen Cairan (I.03098)

1) Monitor status hidrasi (misal frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)

2) Monitor berat badan harian

3) Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis

4) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misal hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)

5) Monitor status hemodinamik (misal MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)

6) Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam 7) Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan

8) Berikan cairan intravena bila perlu

9) Kolaborasi dengan dokter pemberian diuretik jika perlu 3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d

Penurunan Intake Makanan (D.0019)

a. Luaran : Status Nutrisi Membaik (L.03030) 1) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat 2) Perasaan cepat kenyang menurun

3) Nyeri abdomen, Diare menurun

4) Berat badan, IMT, frekuensi dan nafsu makan, bising usus, membran mukosa membaik

b. Intervensi Keperawatan : Managemen Nutrisi (I.03119) 1) Identifikasi status nutrisi

2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

3) Identifikasi jenis kebutuhan kalori dan jenis nutrien 4) Identifikasi perlunya penggunaan nasogastrik

5) Monitor berat badan

6) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium 7) Lakukan oral hygiene sebelum makan 8) Fasilitasi pedoman diet

9) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai 10) Berikan makanan tinggi serat untuk menghindari konstipasi 11) Berikan makanan tinggi kalori dan protein

12) Berikan suplemen makanan jika perlu

13) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi

14) Anjurkan posisi duduk jika mampu 15) Ajarkan diet yang diprogramkan

16) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal pereda nyeri)

17) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan

4. Gangguan Pertukaran Gas b.d Perubahan Membran Alveolar- Kapiler (D.0003)

a. Luaran : Pertukaran Gas Meningkat (L.01003) 1) Tingkat kesadaran meningkat

2) Diaspnea menurun

3) Bunyi nafas tambahan menurun 4) Pusing, gelisah menurun

5) Takikardia, pH arteri, sianosis, pola nafas, warna kulit membaik

b. Intervensi Keperawatan : Pemantauan Respirasi (I. 01014)

1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas

2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, biot, ataksik)

3) Monitor kemampuan batuk efektif 4) Monitor adanya produksi sputum 5) Monitor adanya sumbatan jalan napas 6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru 7) Auskultasi bunyi napas

8) Monitor saturasi oksigen 9) Monitor nilai AGD 10) Monitor saturasi oksigen 11) Monitor hasil x-ray toraks

12) Alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien 13) Dokumentasikan hasil pemantauan

14) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 15) Informasikan hasil pemantauan bila perli

5. Kerusakan Integritas Kulit b.d Ekskresi/BAB Sering (D.0129) a. Luaran : Integritas Kulit dan Jaringan Meningkat (L.14125)

1) Elastisitas meningkat 2) Hidrasi meningkat

3) Perfusi jaringan meningkat 4) Kerusakan jaringan menurun 5) Kerusakan lapisan kulit menurun 6) Nyeri menurun

7) Perdarahan, kemerahan, jaringan parut, nekrosis menurun

8) Suhu kulit, sensasi, tekstur, pertumbuhan rambut membaik b. Intervensi Keperawatan : Perawatan Integritas Kulit (I.11353)

1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (misal perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembapan, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas) 2) Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring

3) Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang jika perlu 4) Bersikan perineal dengan air hangat, terutama selama periode

diare

5) Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering

6) Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif

7) Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering 8) Anjurkan menggunakan pelembab (misal lotion/serum) 9) Anjurkan minum air yang cukup

10) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

11) Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur 12) Anjurkan menghindari paparan suhu ektsrem

13) Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah

14) Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

6. Resiko Syok (Hipovolemi) b.d Kehilangan Cairan dan Elektrolit (D.0039)

a. Luaran : Tingkat Syok Menurun (L.03032) 1) Kekuatan nadi meningkat

2) Output urine meningkat

3) Tingkat kesadaran meningkat 4) Saturasi oksigen meningkat

5) Akral dingin, pucat, haus, asidosis metabolik menurun 6) Mean Arterial Pressure, tekanan darah sistolik diastolik,

tekanan nadi, frekuensi nadi, frekuensi napas membaik b. Intervensi Keperawatan : Pencegahan Syok (I.02068)

1) Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)

2) Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)

3) Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)

4) Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil 5) Periksa riwayat alergi

6) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen

>94%

7) Persiapan intubasi dan ventilasi mekanis jika perlu 8) Pasang jalur IV jika perlu

9) Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine jika perlu 10) Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi

11) Jelaskan penyebab/faktor risiko syok 12) Jelaskan tanda dan gejala awal syok

13) Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala awal syok

14) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral 15) Anjurkan menghindari alergen

16) Kolaborasi pemberian IV, transfusi darah, antiinfalamasi jika perlu

7. Ansietas b.d Perubahan Status Kesehatan (D.0080) a. Luaran : Tingkat Ansietas Menurun (L.09093)

1) Verbalisasi kebingungan, khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun

2) Perilaku gelisah, tegang, keluhan pusing, anoreksia menurun 3) Frekuensi pernafasan, nadi, tekanan darah, tremor, pucat

menurun

4) Konsentrasi, pola tidur, perasaan keberdayaan, kontak mata, pola berkemih membaik

b. Intervensi Keperawatan : Reduksi Ansietas (I.09314)

1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal kondisi, waktu, stresor)

2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan 3) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal, nonverbal)

4) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 5) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika

memungkinkan

6) Pahami situasi yang membuat ansietas 7) Dengarkan dengan penuh perhatian

8) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

9) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan 10) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan

datang

11) Jelaskan prosedr termasuk sensasi yang mungkin dialami 12) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan,

dan prognosis

13) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien

14) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif 15) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

16) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan 17) Latih penggunaan mekanisme pertahan diri yang tepat 18) Latih teknik relaksasi

19) Kolaborasi dengan dokter pemberian antiansietas jika perlu 2.2.4 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang di rencanakan dalam rencana keperawatan (Tarwoto Wartonah, 2015).

Perawat melakukan pengawasan terhadap efektifitas intervensi yang dilakukan, bersamaan pula menilai perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan atau hasil yang diharapkan. Pelaksanaan atau implementasi keperawatan adalah suatu komponen dari proses keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan (Perry & Potter, 2015).

2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi yang dilakukan pada pasien dilakukan untuk mengatasi diare dan frekuensi BAB pada pasien. Dalam perumusan evaluasi keperawatan menggunakan SOAP, yaitu:

1. S (Subjektif) merupakan data berupa keluhan pasien 2. O (Objektif) merupakan hasil dari pemeriksaan

3. A (Analisa Data) merupakan pembanding data dengan teori 4. P (Perencanaan) merupakan tindakan selanjutnya yang akan

dilakukan oleh perawat (Hidayat, 2012)

3.1 Kesimpulan

BAB III PENUTUP

Gastroenteritis akut (GEA) adalah inflamasi mukosa dari saluran gastrointestinal akibat infeksi organisme seperti bakteri, virus, dan parasit ditandai dengan feses yang lebih lembek atau cair dan muntah dengan onset mendadak yang frekunsinya lebih dari 3 kali sehari dan berlansung kurang dari 14 hari.

3.2 Saran

Dengan disusunnya laporan pendahuluan ini semoga pembaca dapat mengetahui apa itu gastroenteritis akut (GEA) dalam keperawatan dan dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang tepat untuk gastroenteritis akut (GEA) sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan terutama dalam bidang keperawatan sehingga dapat memberikan tindakan yang tepat dan meminimalkan risiko.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. 2016. Kozier & Erbs’s Fundamental of Nursing . USA: Pearson Education

Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta : Mocomedia Herdman T.Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Lewis, S.L Dirksen, S.R., Heltkemper, M. M., Bucher, L, & Harding, M. M. 2014.

Medical- surgical nursing: Assessment and Management of Clinical Problems. St.

Louis. Missouri: Mosby Elsevier

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal MRS : 9 Mei 2022 Jam Masuk : 07.20

Tanggal Pengkajian : 9 Mei 2022 No. RM : 0022XXXX

Jam Pengkajian : 07.21 Diagnosa Masuk : GEA

Hari Rawat ke : 1 IDENTITAS

1. Nama Pasien : Ny. T 2. Umur : 44 tahun 3. Suku/ Bangsa : Indonesia 4. Agama : Islam 5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 7. Alamat : Surabaya

8. Sumber Biaya : BPJS

KELUHAN UTAMA

1. Keluhan Utama : diare 15x sejak semalam dan pagi tgl 9 Mei sebanyak 5x konsistensi feses cair tidak berampas

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke IGD Rs. Bhayangkara Surabaya pada tgl 9 Mei 2022, pukul 07.20 pasien transfer ke ruang edelweis dengan keluhan diare sejak semalam sebanyak 15x dan pagi ini diare sebanyak 5x dengan konsistensi feses cair tanpa ampas, tidak berlendir, tidak berdarah. Pasien tidak mual muntah. Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat maupun makanan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu ataupun riwayat penyakit keluarga. Pasien mengatakan saat mengalami diare hanya mengonsumsi imodium dan entrostop. Pasien juga mengeluh merasa haus terus menerus dan badan terasa lemas. Saat pengkajian tampak pasien lemas, wajah pucat, membran mukosa bibir kering, mata cowong, akral dingin, CRT kembali dalam <2detik. Kondisi umum pasien cukup. GCS pasien 4-5-6. Didapatkan TTV (Tekanan darah : 110/70 Nadi : 80x/menit Suhu : 36℃ RR : 20x/menit SPO2 : 98%, bising usus 16x/menit)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Pernah dirawat : ya tidak  kapan : tidak pernah diagnosa : tidak ada 2. Riwayat penyakit kronik dan menular : ya tidak  jenis : tidak ada

Riwayat kontrol : pasien mengatakan tidak memiliki riwayat kontrol

Riwayat penggunaan obat : pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penggunaan obat 3. Riwayat alergi : pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi

Obat ya tidak  jenis : tidak ada

Makanan ya tidak  jenis : tidak ada

Lain-lain ya tidak  jenis : tidak ada

4. Riwayat Operasi : ya tidak 

- Kapan : pasien mengatakan tidak pernah operasi - Jenis Operasi : pasien mengatakan tidak pernah operasi 5. Lain-lain : tidak ada

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Ya Tidak 

- Jenis : tidak ada - Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki : Perempuan : Pasien

1.2

1.3 1.1

1.7 1.5

1.6

1.4

1.11 1.10 1.9

1.13 1.12 1.8

1.16 1.17

1.14 1.15

1.18 1.19

1.20 1.21

PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan :

Alkohol ya tidak 

Merekok ya tidak 

Keterangan : pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan perilaku konsumsi alkohol maupun merokok

Obat ya tidak 

Keterangan : pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan mengonsumsi obat-obatan

Olah Raga ya tidak 

Keterangan : pasien mengatakan jarang berolah raga OBSERVASI DA PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda tanda vital

S : 36℃ N : 80x/menit TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit SPO2 : 98%

Kesadaran  Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma 2. Sistem Pernapasan (B1)

a. RR : 20x/menit

b. Keluhan : tidak ada keluhan Sesak Nyeri waktu nafas Orthopnea Batuk : tidak ada  Produktif Tidak Produktif

Sekret : tidak ada Konsentrasi : tidak ada Warna : tidak ada Bau : tidak ada

c. Penggunaan otot bantu nafas : pasien tidak menggunakan otot bantu nafas

d. PCH ya  tidak e. Irama nafas  teratur tidak teratur f. Pleural Friction rub : tidak ada

g. Pola nafas : normal Dispoe Ksmaul Cheyne Stroke h. Suara nafas : normal Cracles Ronki Wheezing i. Alat bantu nafas ya  tidak

Jenis : tidak ada

j. Penggunaan WSD : pasien tidak menggunakan WSD - Jenis : tidak ada

- Jumlah cairan : tidak ada - Undulasi : tidak ada - Tekanan : tidak ada

k. Tracheostomy : ya tidak

l. Lain-lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem pernapasan 3. Sistem Kardio Vaskuler (B2)

a. TD : 110/70 mmHg

Masalah Keperawatan:

Masalah Keperawatan:

Tidak Ada MK

d. Irama jantung :  reguler ireguler

n. Lain-lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem kardiovaskuler 4. Sistem Pesyarafan (B3)

a. GCS : 15 (E : 4 V : 5 M : 6)

b. Refleks Fisiologis patella triceps biceps c. Refleks Patologis babinsky brudznsky kernig

Lain-lain : tidak ada

d. Keluhan pusing ya  tidak

e. Pemeriksaan saraf kranial:

N1 :  normal tidak Ket:

i. Istirahat/ tidur : pasien mengatakan tidur ±6jam Gangguan tidur : tidak terdapat gangguan tidur

j. Lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem persyarafan 1.118

5. Sistem Perkemihan (B4)

Bila ada, jelaskan : tidak ada f. Kemampuan berkemih:

Spontan alat bantu, sebutkan Jenis : tidak ada

Air Metabolisme = 320 ml (5x64kg)

Total = 5723 ml

Input-output = 5723-7760 = -2037

l. Lain-lain : ada masalah keperawatan pada sistem perkemihan 6. Sistem Pencernaan (B5)

a. TB : 155 cm BB : 64 kg

b. IMT : 64 : (1,55x1,55)=27 Interpretasi : obesitas tingkat 1 c. Mulut :  bersih kotor berbau d. Membran mukosa lembab  kering stomatitis e. Tenggorokan : tidak ada keluhan

Sakit menelan kesulitan menelan Pembesaran tonsil nyeri tekan

f. Abdomen: tegang kembung ascites

Lokasi : tidak ada p. Lain-lain : ada masalah keperawatan pada sistem pencernaan

7. Sistem penglihatan

a. Pengkajian segmen anterior dan posterior OD

d. Pemeriksaan penunjang lain : tidak ada

e. Lain-lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem penglihatan 1.272

8. Sistem Pendengaran

a. Pengkajian segmen anterior dan posterior OD

f. Lain-lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem pendengaran 9. Sistem muskuloskeletal (B6)

a. Pergerakan sendi :  bebas terbatas

Frankel : tidak terkaji

e. Fraktur : ya  tidak

T : tidak ada

i. Sirkulasi perifer : tidak terkaji

j. Kompartemen syndrome ya  tidak

p. Lain-lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem muskuloskeletal 10. Sistem Integumen

a. Penilaian resiko decubitus Aspek yang

dinilai

Kriteria penilaian Nilai

1 2 3 4 Kelembaban Terus

Menerus

Aktifitas Bedfast Chairfast Kadang2 Jalan

Lebih Sering Jalan

4 Mobilitas Immobile

Sepenuhnya

Bermasalah Potensial Bermasalah

Tidak Menimbulkan

Masalah

3

NOTE: Pasien dengan nilai total <16 maka dapat dikatakan bahwa pasien berisiko mengalami decubitus (passure ulcers)

f. Pruritus : ya  tidak g. Urtikaria : ya  tidak

h. Lain-lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem integumen 11. Sistem Endokrin

a. Pembesaran tyroid : ya  tidak

g. Lain-lain : tidak ada masalah keperawatan pada sistem endokrin

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi klien terhadap peyakitnya: pasien tampak pasrah mengenai penyakinya

b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya : pasrah

 Murung/diam gelisah tegang marah/menangis c. Reaksi saat interaksi  koorperatif tidak kooperatif curiga d. Gangguan konsep diri : pasien tidak mengalami gangguan konsep diri

e. Lain-lain : tidak ada maslah keperawatan pada pengkajian psikologi pasien PENGKAJIAN HYGIENE & KEBIASAAN

Jelaskan : pasien mengatakan mandi 3x sehari, gosok gigi 3x sehari,

keramas 3x seminggu, dan potong kuku seminggu sekali, serta membilas dengan bersih tiap BAK/BAB

1.376

PENGKAJIANSPIRITUAL a. Kebiasaan beribadah

- Sebelum sakit  sering kadang-kadang tidak pernah - Selama sakit sering kadang-kadang  tidak pernah b. Batuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah : memberikan motivasi

kepada pasien untuk beribadah saat ini agar lebih diberikan kedamaian hati dan diberikan kesembuhan

PENGKAJIAN SPIRITUAL

Jelaskan : pasien mengatakan sebelum sakit melaksanakan sholat tepat waktu, namun saat sakit pasien tidak dapat melaksanakan sholat dan hanya berdoa saja

TERAPI

- infus futrolit 2000cc/24jam - injeksi cefxon 2x1 gr - injeksi omz 2x1

DATA TAMBAHAN LAIN Sars Cov-2 negatif Widal

Salmonella typhi O + 1/80 Salmonella typhi H - Salmonella parathypi AO - Salmonella parathypi BO -

Hemoglobin 14,4 11.0-16,5

Hemotokrit 44,8 34.0-48.0

Eritrokit 6,25 4.20-5.40

Darah acak stik 91.0 <180

ALT 13 <33

Kreatinin darah 0,60 0,67-1.50

Limfosit 1.53 1.00-3.70

Surabaya, 9 Mei 2022

(Mahmudi)

B. ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS

- Pasien mengatakan mengalami diare sejak semalam dengan

frekuensi BAB 15x dan konsistensi feses cair tanpa ampas berwarna kuning tanpa lendir ataupun darah - Pasien mengatakan mengalami

diare pagi ini (9 Mei) sebanyak 5x dengan konsistensi feses cair tanpa ampas berwarna kuning tanpa lendir ataupun darah

- Pasien mengatakan saat diare mengonsumsi imodium dan entrostop

DO

- Kesadaran umum pasien cukup, compos mentis, pasien tampak lemas mukosa bibir kering, mata cowong, akral dingin, CRT

kembali dalam <2 detik GCS 4-5-6 Didapatkan hasil TTV

TD : 110/70 N : 80x/menit S : 36℃

RR : 20x/menit SPO2 : 98%

Bising usus 16x/menit TB/BB : 155cm/64kg

Infeksi

Kuman masuk dan berkembang di

usus halus

Hipersekresi air dan elektrolit

Peningkatan isi rongga usus

Distensi abdomen

Diare

Diare

No DATA ETIOLOGI MASALAH 2 DS

- Pasien mengatakan sering merasa haus dan badan terasa lemas.

pasien mengatakan konsumsi air

±1500

- Pasien mengatakan mengalami diare sejak semalam sebanyak 15x dan pagi ini sebanyak 5x dengan konsistensi feses cair tanpa ampas tidak berlendir dan tidak berdarah DO

- Pasien tampak lemas, wajah pucat, mukosa bibir kering, mata cowong, akral dingin, kondisi umum pasien cukup, compos mentis, GCS 4-5-6 Didapatkan hasil TTV

TD : 110/70 N : 80x/menit S : 36℃

RR : 20x/menit SPO2 : 98%

TB/BB : 155cm/64kg IWL 15x64kg= 960 960:24jam=40cc/jam Terapi :

- infus futrolit 2000cc - injeksi cefxon 2x1=2cc - injeksi omz 2x1=2cc - injeksi ondan 3x8=24cc - inj pct 3x1=3

- p/o lodia 2x20=40cc

Infeksi

Kuman masuk dan berkembang di

Hilang cairan dan elektrolit berlebih

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi diusus

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (diare) - braxidin 3x1=15cc

- KSR 3x1=3x600=1800cc - L.Bio 2x1=2cc

- Syr Nucral 3x1=3x5=15cc Total 1903

Balance cairan : input – output Input :

Makan+minum = 1500 ml

Infus = 2000 ml

Terapi = 1903 ml Air Metabolisme = 320 ml (5x64kg)

Total = 5723 ml

Ouput :

Urine = 2000 ml Feses = 4800 ml IWL = 960 ml Total = 7760 ml

Input-output = 5723-7760 = -2037

D. INTERVENSI

KRITERIA HASIL INTERVENSI 1 Diare berhubungan

dengan proses diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus dapat teratasi dengan kriteria hasil :

1. Kontrol pengeluaran feses menurun (1) 2. Konsistensi feses

membaik (5) 3. Frekuensi defekasi

membaik (5) 4. Peristaltik usus

membaik (5)

1. Identifikasi penyebab diare (misal inflamasi gastrointestinal, proses infeksi, malabsorbsi, ansietas, stress, efek obat-obatan)

2. Monitor TTV pasien (Tekanan darah, Nadi, Suhu, Pernafasan, Saturasi)

3. Monitor warna,

volume, frekuensi, dan konsistensi feses 4. Monitor tanda

hipovolemia (misal takikardi, nadi teraba lemah, tekanan darah turun, mukosa bibir kering, CRT melambat, BB turun)

5. Berikan asupan cairan oral (misal oralit, larutan garam gula, pedialyte)

6. Berikan cairan IV jika perlu

7. Anjurkan makan porsi kecil tapi sering, serta

7. Anjurkan makan porsi kecil tapi sering, serta

Dalam dokumen LP+ Askep Mahmudi (Halaman 16-0)

Dokumen terkait