• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Aparatur Daerah merupakan perangkat Daerah yang bertugas menjalankan fungsi Pemerintahan yang berada di daerah. Ada banyak bagian yang diduduki oleh mereka yang disebut Aparatur Daerah guna menjalankan fungsi dari Pemerintahan itu sendiri. Salah satunya seperti Aparatur pada bagian Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang yang memiliki tugas dan fungsi seperti yang dibawah ini.

a. Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan Daerah di

bidang Kepegawaian;

b. Perencanaan pengembangan BKD;

c. Penyiapan kebijaksanaan teknis pengembangan kepegawaian daerah;

d. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat,

pemindahan, cuti dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah;

e. Pelayanan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan, kenaikan

pangkat, pemindahan, cuti dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional;

f. Penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah;

g. Penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah

h. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri

i. Pengelolaan sistem informasi manajemen kepegawaian daerah;

j. Penyampaian informasi kepegawaian daerah kepada Badan

Kepegawaian

Untuk menjalankan setiap fungsi tersebut ada yang bertugas yang disebut sebagai aparatur, dan untuk menjalankannya dibutuhkan aparatur yang memiliki kapasitas kemampuan yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan. Menjalankan suatu tugas dari setiap fungsi yang ada membutuhkan usaha yang tidak mudah, supaya bisa memaksimalkan fungsinya BKD memiliki program untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya aparatur. melihat bahwa kapasitas dari sumberdaya aparatur memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi dari SKPD tersebut. Kemampuan dari aparatur dan hasilnya berjalan bersama, aparatur memiliki kapasitas yang tinggi akan menjalankan tugas dengan lebih maksimal dengan demikian fungsi dari SKPD tersebut akan terlaksana lebih maksimal juga.

Program BKD dalam meningkatkan kapasitas sumberdaya aparatur ini ada kegiatan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan prajabatan bagi CPNS daerah, Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan strutula bagi CPNS daerah, dan Pelatihan Kewirausahaan bagi Aparatur yang memasuki usia pensiun/purnabakti. Sasaran dari program ini ialah terdidiknya pegawai dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Serang dengan hasil meningkatnya kualitas Sumberdaya Manusia Aparatur. Kegiatan yang ada pada program

ini peneliti memilih fokus pada pelatihan kewirausahaan Pegawai Negeri Sipil Pra Purnabakti.

Pekerjaan adalah suatu tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Kelalaian dalam pekerjaan berarti lalai dalam menjalankan tanggungjawab. Setiap orang membutuhkan pekerjaan, bahkan di negara kita menjadi salah satu permasalahan yang termasuk sulit sampai saat ini yaitu kurangnya lapangan pekerjaan, dari hal ini terlihat bahwa pekerjaan itu sangatlah dibutuhkan oleh banyak orang. Itu dikarenakan dengan bekerja maka menghasilkan uang, tidak ada uang yang diperoleh tanpa bekerja. Dengan mendapatkan uang setiap orang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Masa bekerja itu memiliki batas waktu usia yang diatur oleh negara karena terbatasnya kemampuan dan usia seseorang. Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahum 2013 tentang perubahan keempat atas peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1979 tentang pemberhentian pegawai negeri sipil usia pensiun PNS 56 tahun dan pegawai swasta berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang tenaga kerja yaitu 56 tahun. Berkenaan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi : B/43/M.PAN-RB/01/2014 tertanggal 3 januari 2014 perihal tindak lanjut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara usia pensiun pegawai negeri sipil menjadi 58 tahun.

Pensiun merupakan masa yang ditunggu-tunggu setiap pegawai, karena pada masa ini pegawai berhenti dari rutinitas dan tanggujawab dari pekerjaan yang diembannya selama ini. Pada kenyataannya saat ini bagi mereka yang siap saja yang merasa pensiun yang menjadi hal yang ditunggu-tunggu sementara bagi mereka yang belum siap pensiun merupakan masa yang sangat menakutkan.

Dikatakan belum siap berarti mereka yang belum siap berhenti dari kegiatan yang biasanya dilakukan, tentu menjadi hal yang sulit ketika harus berhenti meninggalkan kegiatan yang rutin dilakukan selama bertahun-tahun, kegiatan dari pagi hingga sore hari di setiap harinya dan juga harus berpisah dengan teman dalam sekerja. Akan tetapi ada hal lain juga seperti harus berkurangnya pemasukan, dan ini menjadi persoalan baru bagi calon pensiun karena merasa belum punya tabungan yang cukup dimasa tuanya setelah pensiun, bagi yang masih punya tanggungan seperti anak dan tanggungan lainnya, sementara tidak memiliki usaha atau penghasilan lain, kalau mengharapkan uang pensiunan mungkin tidak akan cukup untuk keberlangsungan hidupnya, itu sebabnya sebagian dari mereka yang belum siap akan merasa masa pensiun merupakan hal yang sangat sulit untuk dijalani.

Masa purnabakti adalah dimensi yang sangat rentan terhadap pergeseran mental, kemunduran fisik dan berkurangnya produktifitas kerja. Setelah masa purnabhakti kadang para pegawai bingung bagaimana memperoleh pendapatan tambahan selain gaji pensiun atau pesangon yang

diterima, dan terkadang ada juga yang bingung akan melakukan apa mengisi waktu yang ada setelah pensiun. Dalam melakukan tugas disebuah instansi harus memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pengembangan yang dilakukan dengan berbagai cara seperti pelatihan dan pendidikan, mengikutsertakan pegawai tugas belajar untuk mengikuti pendidikan formal, dan kegiatan lainnya.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan, hal ini karena status sosial, jabatan, dan memperkuat harga diri. Oleh karenanya sering terjadi para pensiun malah tidak bisa menikmati masa tua dengan hidup santai. Sebaliknya, justru ada yang mengalami masalah serius baik kejiwaan maupun fisik, sehingga tetap berkarya setelah memasuki masa purna bakti adalah jawaban yang sangat tepat untuk mengatasi berbagai macam persoalan yang biasanya menyertai seseorang ketika memasuki masa ini seperti diantaranya kondisi mental

yang rapuh (post power syndrome), masalah keuangan yang akbiatnya bisa

mempengaruhi kondisi kesehatan

Untuk menghindari hal yang mungkin bisa terjadi ketika menjalani masa purna bakti pelatihan bisa menjadi salah satu cara yang dipilih, agar ketika memasuki masa yang baru para pegawai dapat menjalaninya dengan hal yang positif seperti berwirausaha yang dianggap cocok dilakukan, dengan mengikuti pelatihan pegawai pra purna bakti dapat mempersiapkan dengan baik rencana kegiatan baru yang akan dijalani setelah pensiun.

Dalam buku Sudarwan Danim (2008:43) mengatakan pelatihan adalah teknik belajar yang melibatkan pengamatan individual pada pekerjaan dan penentuan umpan balik untuk memperbaiki kinerja atau mengoreksi kesalahan. Kegiatan pelatihan dan pengembangan merujuk pada

peluang-peluang belajar (learning apportunities) yang didesain secara

sengaja untuk membantu pertumbuhan profesional peserta pelatihan. Lebih spesifik, pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pribadi, profesional, dan sosial peserta pelatihan, bahkan dapat dilakukan sebagai wahana promosi. Yoder (1981) dalam sudarwan danim

2008:9 mengemukakan “ training is a means of preparing rank-and-file

employees for promotion to supervisorypositions and for improving their competence and capability while they hold such leadership assigments. Pelatihan, karenanya dapat diberi makna sebagai persiapan seperti meningkatkan kompetensi dan keterampilan staf, persiapan promosi untuk posisi-posisi kepenyeliaan, dan peningkatan kinerja kepemimpinan bagi orang-orang yang berada pada posisi itu.

Pelatihan dilakukan bukan hanya untuk pegawai yang akan menjalani masa pekerjaannya di sebuah instansi atau perusahaan tetapi juga bisa dilakukan untuk mereka yang sedang memasuki masa pra purnabakti, yang berfungsi sebagai persiapan para pegawai pra purna bakti untuk menjalani masa purna bakti dengan hal yang positif, melatih para pegawai untuk memilih wirausaha yang cocok untuk digeluti setelah pensiun, melatih pegawai untuk memberi pengetahuan terhadap hidup sehat dimasa

pensiun, mengetahui bagaimana mengelola keuangan, karena jika hanya mengandalkan uang pesangon atau uang pensiun yang dimiliki mungkin tidak akan cukup, apalagi mereka yang masih memiliki tanggungjawab yang lain, seperti tanggungan anak yang masih sekolah, dan lain sebagainya.

Macam-macam pelatihan yang akan dilakukan pada masa pra purna bakti seperti mengenai pengetahuan tentang kesehatan fisik, psikis, dan pelatihan tentang berwirausaha. Pada saat pelatihan ini pegawai dapat mengetahui hidup sehat untuk menghindari ataupun mencegah penyakit datang menyerang dan bagaimana mengatasinya, sementara tentang psikis pegawai dapat mengetahui cara mengatur emosi dan mampu berpikir positif, sementara dengan pelatihan keterampilan pegawai mampu mengetahui tentang bagaimana ilmu berwirausaha dan usaha apa yang mampu digeluti oleh pegawai yang bisa menghasilkan materi atau keuntungan. Dengan demikian pegawai bisa mendapatkan pemasukan saat menjalani masa-masa pensiun dan kebutuhan materi mereka tercukupi untuk sehari-hari, tidak hanya mengandalkan pesangon atau uang pensiun saja yang tentu tidak akan cukup untuk keseharian dan kebutuhan lainnya.

Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang tahun 2013 dan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor I Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang, terbentuklah program kegiatan purna tugas di lingkungan pemerintahan Kabupaten Serang. Kegiatan yang diadakan untuk yang pertama, walaupun di instansi lain program kegiatan

ini bukanlah hal yang baru. Sesuai dengan program kerja Badan

Kepegawaian Daerah dikeluarkanlah Surat Perintah Nomor:

893/303/BKD/2013 yang memerintahkan 40 PNS yang akan memasuki masa purna bakti/Pensiun untuk mengikuti kegiatan pembekalan pada tahun 2013 untuk persiapan pegawai negeri sipil yang akan pensiun pada tahun 2014.

Pelatihan ini diperuntukkan kepada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Serang yang berada pada masa pra purna bakti, akan tetapi pada kenyataannya dalam penyelenggaraan program ini pada tahun 2013 tidak semua Pegawai Negeri Sipil yang berada pada masa pra purna bakti bisa menikmati pelatihan yang diperuntukkan bagi mereka, melainkan hanya 40 orang PNS yang diutus untuk mengikuti pelatihan tersebut. Padahal Pegawai Negeri Sipil yang berada pada masa Pra purna bakti di tahun 2013 itu mencapai 339 pegawai. Seperti keterangan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Jumlah PNS Pensiun di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Serang pertahun

No PNS pensiun Tahun PNS mengikuti Pelatihan Pra Purna

bakti

1. 339 orang 2013 -

2. 340 orang 2014 40 orang

3. 267 orang 2015 -

Terkait dengan anggaran yang terbatas yang membuat tidak semua pegawai bisa merasakan pelatihan yang seharusnya diperuntukkan kepada setiap mereka pegawai negeri sipil yang memasuki masa pra purna bakti. Akan tetapi kenyataannya hanya 40 orang saja yang boleh mengikuti pelatihan tersebut. Sementara kriteria dalam pemilihan yang ikut dalam pelatihan ini ialah diutamakan mereka yang dianggap kesejahteraannya kurang dalam segi ekonominya lalu pegawai yang diketahui memiliki lahan yang tidak diusahakan. Pemilihan ini dilakukan oleh bagian sub bidang diklat pegawai dengan persetujuan dari Kepala BKD. Adapun anggaran dari beberapa program kegiatan yang ada di BKD seperti tertera di bawah ini, yang diambil dari dokumen Renstra pada bagian Rencana Program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif badan kepegawaian daerah Kabupaten Serang tahun 2011-2015. Kegiatan pra purnabakti itu masuk kedalam bagian kegiatan fasilitasi penyelenggaraan diklat teknis fungsional & kepemimpinan yang berdasarkan wawancara dari pihak BKD dana sebesar Rp. 160.000.000

Pelatihan yang diadakan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Serang pada tahun 2013 yang berlangsung di Bogor dengan peserta 40 pegawai dari beberapa bidang dalam Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Serang memiliki tujuan dan sasaran. Diantaranya ialah mengharapkan para Pegawai Negeri Sipil untuk bisa menjalankan masa purna bakti (pensiun) dengan pemahaman yang positif. Memberikan keterampilan sebagai bekal bagi mereka yang mungkin tertarik menjadikan usaha setelah pensiun.

Memberikan pemahaman tentang kesehatan, menghindari penyakit, bagaimana mendapatkan penghasilan tambahan ekonomi.

Pelatihan Pra Purna Bakti ini adalah program BKD dengan bekerjasama oleh pihak ketiga (swasta), pihak BKD mengeluarkan dana untuk per orang pegawai yang mengikuti pelatihan Rp. 4.000.000 dengan rincian fasilitas peserta sebagai berikut.

Tabel 1.2

Daftar fasilitas peserta kegiatan pelatihan

NO URAIAN

1. Akomodasi selama pelatihan antara lain; hotel, meeting room,

outboond field, praktek lapangan di Lumbung Pengerajin Jamur

2. Pakaian Training 1 stel (jacket dan celana)

3. Materi latihan, Bimtek kit, sertifikat, dan dokumentasi

Sumber : dokumen laporan kegiatan pelatihan calon pensiun BKD 2013

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang mengeluarkan dana untuk penyelenggaraan program, mengirim PNS pra purna bakti, dan menyerahkan kegiatan kepada pihak ketiga tanpa adanya evaluasi terhadap penyelenggaraan program tersebut, juga rincian dana anggaran yang dikeluarkan tidak diketahui pasti. Seharusnya diadakan evaluasi dan monitoring dalam pelaksanaan program dan kegitan akan tetapi malah sebaliknya, tidak ada evaluasi penyelenggaraan program tersebut.

Setiap penyelenggaraan program diperlukan adanya evaluasi, agar diketahui dengan tepat apa yang harus diperbaharui sedini mungkin

sehingga kegiatan selanjutnya lebih bisa dipatenkan lagi jikalau program itu berkelanjutan. Dengan mengetahui apa yang menjadi kekurangan, dapat mencari jalan keluar untuk memperbaikinya, dan dengan mengetahui kelebihannya kita dapat mempertahankan bagian itu dan terus meningkatkan.

Sudah baik adanya pemerintah mengadakan pelatihan untuk pegawai pra purna bakti, pemerintah memperhatikan pegawai tidak hanya saat menjalani tugas terhadap negara akan tetapi setelah selesai menjalani tugas juga ada perhatian khusus dengan harapan pegawai negeri sipil yang memasuki masa pensiun tetap mendapatkan kesejahteraan. Hanya saja pelaksanaan dan pesertanya apakah mampu menjalaninya dengan baik sehingga akan menghasilkan hal yang baik juga.

Memperhatikan kesejahteraan pegawai setelah selesai dalam pekerjaannya sebagai salah satu wujud nyata kepedulian instansi untuk para pegawainya yang selama ini berbakti apalagi seorang PNS yang setia menjalankan tugas selama beberapa tahun sampai selesai masa bekerjanya. Menciptakan sumber daya manusia, aparatur yang memiliki kompetensi diperlukan peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan negara, semangat kesatuan dan persatuan, dan pengembangan wawasan Pegawai Negeri Sipil. Oleh sebab itu, suatu instansi harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas atau kemampuan-kemampuan pegawainya tersebut, dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan

(diklat). Karena pendidikan dan pelatihan merupakan bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh.

Dalam melakukan observasi awal dan wawancara peneliti menemukan beberapa hal yang masih terjadi seperti :

Pertama, dari hasil wawancara terhadap narasumber selaku Kepala Bidang Pembinaan Pegawai mengutarakan bahwa Tidak adanya survey langsung untuk penentuan kegiatan pelatihan wirausaha yang sesuai dengan minat dan ketertarikan peserta pelatihan, melainkan pilihan pelatihan kewirausahaan yang diberikan sesuai dari yang disediakan oleh pihak ketiga.

Kedua, belum dilakukannya evaluasi penyelenggaraan sehingga tidak diketahui pasti rincian anggaran yang telah dikeluarkan, sampai saat ini tidak diketahui sejauh mana keberhasilan program pelatihan kewirausahaan, belum diketahuinya berapa jumlah pegawai purna bakti yang sudah dan belum menerapkan wirausaha dan apakah ada perubahan pandangan mengenai pensiun oleh peserta pelatihan.

Ketiga, belum diadakannya tes lisan maupun tulisan kepada peserta pelatihan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan program telah tercapai.

Keempat, berdasarkan wawancara terhadap Kepala Sub Bagian Diklat mengutarakan bahwa Program pelatihan dibuat untuk Pegawai Negeri Sipil yang memasuki masa pra purna bakti di lingkungan Kabupaten Serang akan tetapi tidak semua pegawai yang berada pada masa pra purna bakti bisa mengikuti program pelatihan. Terkait dengan minimnya Anggaran sehingga

harus memilih sebagian dari beberapa pegawai yang berada pada masa pra purnabakti tersebut, yaitu diutamakan pegawai negeri sipil yang dianggap paling kurang ekonominya dibanding pegawai lain lalu bagi pegawai yang diketahui memiliki lahan atau kebun, sawah, tetapi tidak diusahakan.

Pada saat observasi awal mengetahui program ini masih yang pertama kalinya diadakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana Implementasi program tersebut berjalan, sebagai program yang pertama kali diselenggarakan bisa dijadikan pedoman untuk keberlanjutan program pada tahun berikutnya. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dari penyelenggaraan program tersebut. Selain itu Peneliti juga tertarik dengan program pelatihan yang diperuntukkan kepada PNS yang akan pensiun ini karena sebelum program ini diadakan ada beberapa persoalan yang dialami oleh pegawai yang pensiun seperti ekonomi yang menurun, semangat yang menurun, kesehatan yang tidak baik bahkan sampai ada yang psikologisnya kurang baik. Melihat program ini akan memberikan dampak positif bagi PNS peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana Implementasi dari Program ini, apa kelebihan dan kekurangannya sehingga mengetahui bagaimana Pegawai yang akan pensiun lebih merasakan manfaat dari pelatihan ini untuk bekal saat menjalani masa pensiun. Untuk memahami bagaimana suatu program terselenggara, mengetahui manfaat dari program tersebut dan melihat manfaat dari program itu sendiri. Implementasi program ini memiliki beberapa kegiatan diantaranya ialah diperuntukkan kepada CPNS

dan PNS Pra Purnabakti, CPNS yang akan menjadi seorang PNS ialah mereka calon aparatur yang akan bekerja dibidangnya sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil tentu membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas kualitas Sumber Daya Manusia. Sementara Pelatihan kewirausahaan PNS Pra Purnabakti ialah yang akan menyelesaikan masa bakti sebagai seorang PNS hal ini lah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menteliti, apakah dampak dari mengikuti pelatihan, apakah manfaatnya bagi Pemerintah Daerah mengingat pelatihan ini memperoleh dana beasal dari APBD. Sementara ketertarikan peneliti memilih penelitian di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang karena Badan Kepegawaian Daerah ialah satuan kerja perangkat daerah yang berbentuk Lembaga Teknis Daerah yang melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai tugas dan fungsi dari BKD, sehingga untuk meneliti tentang sumberdaya aparatur akan lebih menyeluruh karena kegiatan pelatihan kewirausahaan PNS Pra Purnabakti yang diadakan BKD Kabupaten Serang diikuti oleh PNS yang ada di Pemerintahan Kabupaten Serang.

Dengan demikian peneliti memilih judul penelitian ini ialah

IMPLEMENTASI PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR DI BADAN KEPEGAWAIAN

DAERAH KABUPATEN SERANG (PELATIHAN

KEWIRAUSAHAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRA

pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan pada tahun 2013 di Pemerintahan Kabupaten Serang terimplementasi.

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang termasuk identifikasi masalah yaitu

1. Tidak adanya survey langsung mengenai kebutuhan kegiatan

wirausaha yang sesuai dengan calon peserta kegiatan pelatihan.

2. Badan Kepegawaian Daerah tidak melibatkan PNS yang berada

pada masa Pra Purnabakti dalam perumusan jenis pelatihan kewirausahaan

3. Tidak adanya tes lisan maupun tulisan terhadap peserta setelah

mengikuti pelatihan

4. Belum dilakukannya evaluasi penyelenggaraan pelatihan

5. Tidak semua Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten

Serang yang berada pada status pra purnabakti bisa mengikuti pelatihan

6. Tidak semua PNS Pra Purnabakti yang ada di lingkungan

Pemerintahan Kabupaten Sserang mengetahui tentang adanya pelatihan Pra Purnabakti ini.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk memperjelas substansi dan sasaran dari masalah yang diteliti. Mengingat waktu yang terbatas, peneliti mencoba untuk membatasi penelitian ini, dengan demikian yang menjadi

sasaran penelitian ini ialah pada pelatihan kewirausahaan Pegawai Negeri Sipil Pra Purnabakti di Badan Kepegawaian Serang yang diadakan pada tahun 2013

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah, dengan demikian yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimanakah Implementasi program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang pada pelatihan kewirausahaan Pegawai Negeri Sipil Pra Purnabakti

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan dalam pelatihan

yang telah dilaksanakan di pemerintahan Kabupaten Serang

2. Mengetahui pada aspek mana yang perlu ditingkatkan dan

dipertahankan dalam penyelenggaraan pelatihan

3. Mendeskripsikan penyelenggaraan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil

pra purnabakti di Pemerintahan Kabupaten Serang

1.6. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dunia akademis khususnya Ilmu Administrasi Negara. Selain itu dapat mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia akademis.

2. Manfaat Praktis

Sedangkan yang menjadi manfaat praktis dari penelitian ini ialah :

a. Sebagai masukan bagi badan kepegawaian daerah kabupaten

serang dan instansi lain yang berkompeten dibidang pelatihan agar lebih baik lagi dalam melaksanakan perannya

b. Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi referensi kepada

peneliti berikutnya yang meneliti tentang hal yang serupa, dan juga bagi pembaca bisa menambah wawasan tentang pelatihan pegawai

Dokumen terkait