BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Ada dua macam sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dari sumber asli tanpa perantara yang diperoleh peneliti. Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dari hasil wawancara dan
observasi. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, data-data yang didapatkan berupa dokumen tertulis, dan foto-foto.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam memperoleh data penelitian adalah dengan menggunakan teknik: a. Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan yang dilakukan antara penanya dan penjawab untuk menemukan informasi yang diinginkan oleh pewawancara. Seperti menurut berg dalam djaman satori & aan komariah (2010:129) membatasi wawancara sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya tujuan untuk mengumpulkan informasi. Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2009) wawancara ialah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sementara menurut (Lexy J. Moleong, 2006:186) wawancara ialah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memeberikan jawaban atas pertanyaan itu. Pada penelitian ini wawancara yang digunakan ialah wawancara semistruktur, wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
Dalam Djam‟an Satori dan Aan Komariah (2010:141-142) mengatakan urutan langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan wawancara dalam penelitian kualitatif, ialah:
1) Membuat kisi-kisi untuk mengembangkan kategori/sub kategori yang akan memberikan gambaran siapa orang yang tepat mengungkapkannya.
2) Menetapkan informasi kunci
3) Membuat pedoman wawancara yang berisi pokok-pokok masalah yang
akan menjadi bahan pembicaraan
4) Menghubungi dan melakukan bahan wawancara
5) Mengawali atau membuka alur wawancara
6) Melangsungkan alur wawancara dan mencatat pokok-pokoknya atau
merekam pembicaraan
7) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
8) Menuangkan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
9) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang
menggunakan pesawat telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.
3.1
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Variabel Indikator Dimensi
Standar dan sasaran
kebijakan a. Kejelasan standar dan sasaran program b. Pencapaian standar dan sasaran program
Sumberdaya a.Kemampuan pelaksana/panitia
b. Adanya Sumberdaya finansial Implementa
si Program Komunikasi antarorganisasi dan penguat aktivitas
a. Adanya dukungan dan koordinasi dengan instansi lain
b. Seberapa besar hubungan keterpautan antar pelaksana
Karakteristik agen
pelaksana a. Komitmen agen pelaksana dalam pelaksanaan program b. Kejujuran agen pelaksana Kondisi sosial,
ekonomi dan politik a. Pandangan para partisipan terhadap pelaksanaan program b. Adanya dukungan terhadap
implementasi program oleh elite politik Sumber :diolah oleh peneliti
Adapun keterangan mengenai indikator-indikator diatas ialah :
1. Standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas
dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara agen implementasi
2. Sumberdaya. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik
sumberdaya manusia (human resources). Dalam berbagai kasus program
pemerintah, seperti program jaring pengaman sosial (JPS) untuk kelompok miskin di pedesaan kurang berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksana
3. Hubungan antar Organisasi. Dalam banyak program, implementasi sebuah
program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program
4. Karakteristik agen pelaksana. Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana
adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrat, yang semuanya itu akan memengaruhi implementasi suatu program
5. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Variabel ini mencakup sumberdaya
ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauhmana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan,
yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan. b. Observasi
Observasi menurut Nasution dalam Sugiyono (2009) menyatakan bahwa observasi ialah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini teknik observasi yang akan digunakan peneliti ialah observasi terus terang atau tersamar. Dalam hal ini peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktifitas peneliti. Akan tetapi, dalam suatu saat, peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini apabila suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dialkukan dengan terus terang, peneliti tidak akan diizinkan melakukan observasi. Kenapa peneliti memilih menggunakan cara observasi dalam penelitian ini, seperti yang dikemukakan Guba and Lincoln (1981)dalam Djam‟an dan Aan (2010:108) bahwa teknik observasi adalah:
1. Teknik pengamatan didasarkan pada pengalaman langsung
2. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
mengetahui perilaku dan peristiwa karena mengetahui kejadian yang sebenarnya
3. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data
4. Kadang peneliti ragu terhadap data yang sudah dikumpulkan, khawatir ada
yang “menceng” atau bias. Maka peneliti meyakinkan dengan pengamatan.
6. Teknik pengamatan merupakan keharusan saat peneliti berhadapan dengan objek yang tidak memungkinkan untuk diterapkan teknik yang lain seperti pada orang bisu, bayi, dan sebagainya.
Observasi pada penelitian ini dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang sebagai Pelaksana dari Program Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pra Purnabakti.
c. Studi Dokumentasi
Dokumen adalah sumber informasi yang bukan manusia, secara harafiah dokumen dapat diartiakn sebagai catatan kejadian yang sudah lampau. Menurut Gottschalk dalam djam‟an & Aan (2010:146) mengatakan dokumen dapat berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
Demi kepentingan penelitian, orang membutuhkan dokumen sebagai bukti otentik dan mungkin juga menjadi pendukung suatu kebenaran. Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Hasil observasi atau wawancraa akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan peneliti berupa foto-foto, dokumen tertulis seperti laporan kegiatan, surat perintah, materi pelatihan dan lain sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data sudah dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono (2009) menyatakan “analisis telah mulai
sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Jikalau digambarkan prosesnya akan seperti tergambar dibawah ini:
Gambar 3.1
Analisis data menurut Miles and Huberman
Dari gambar 3.7 dapat dilihat bahwa peneliti akan melakukan kegiatan yang berulang secara terus menerus pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Ketiga kegiatan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.Reduksi data (data reduction)
Pada saat pengumpulan data, akan memperoleh cukup banya data dari berbagai sumber, dengan demikian perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin
Data collection
Data display
Data
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analaisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema polanya. Dengan begitu data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memepermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila perlu.
2.Penyajian Data (data display)
Dengan mendisplay data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Selain dengan teks naratif, juga dapat berupa grafik,
matrik, network (jejaring sosial) dan chart.
3.Conclusion drawing/verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatf menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang bersifat sementara, akan berubah bila tidak ditemuakn bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Pengujian validitas data dalam sebuah penelitian kualitatif dibutuhkan untuk menegcek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data, Menurut sugiyono (2009:267) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan kata yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2009:125) triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini untuk menguji kredibilitas data tentang Implementasi Program Pelatihan Kewirausahaan PNS, pengumpulan data dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke kepala BKD selaku atasan, Kabid Diklat sebagai pelaksana, Jasa konsultan sebagai pihak ketiga dalam penyelenggaraan juga kelompok kerjasama dan PNS yang memasuki masa purnabakti sebagai peserta. Data yang sudah dianalisis oleh peneliti akan menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya diminta kesepakatan (member check) dengan sumber data tersebut.
Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh melalui wawancara akan dicek dengan observasi dan dokumentasi.
Sugiyono (2009:276) memaparkan Membercheck adalah proses data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data, dengan kata lain agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.