• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang berisi data awal, pengalaman peneliti, hasil wawancara singkat, dan judul penelitian. Batasan masalah berisi indikator motivasi, SK dan KD mata pelajaran IPS, dan media yang digunakan. Rumusan masalah berisi pertanyaan tentang pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian berisi tentang apa yang sebenarnya ingin peneliti hasilkan dari penelitian ini. Manfaat penelitian berisi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Batasan pengertian membahas tentang beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.

A. Latar Belakang

Standar Isi (2006) memuat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Standar Isi (2006) juga memuat bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Proses pembelajaran dalam IPS menekankan pada

pemberian pengalaman secara langsung sebagai contoh konkret dari kehidupan masyarakat yang ada di lingkungan nyata.

Menurut Sardiman (2008) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Sadiman (2008) juga memberikan pernyataan bahwa mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Suatu proses belajar-mengajar dikatakan baik bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Jadi, dalam proses belajar-mengajar guru berperan sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek belajar yang harus difasilitasi agar pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat ditangkap dan dipahami oleh siswa serta meminimalkan kesalahan tafsir pada pembelajaran.

Tindakan yang dilakukan sebagai usaha untuk meminimalkan kesalahan tafsir pada siswa dalam pembelajaran adalah menyusun strategi pembelajaran dengan memilih model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Majid (2013) yaitu, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran IPS kelas I SD,

namun model yang paling cocok digunakan adalah model pembelajaran kontekstual. Pemilihan tersebut didasari pada materi yang akan diberikan kepada siswa harus bisa memberikan contoh yang mewakili isi dari materi pembelajaran untuk dibawa ke dalam kehidupan nyata di lingkungan sekitar siswa. Hal tersebut sesuai dengan muatan dalam Depdiknas (2003) bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Widodo (2008) media cukup penting dalam proses belajar-mengajar karena media akan dapat digunakan untuk mendukung aktivitas instruksional, antara lain media dapat meningkatkan perhatian peserta didik pada materi yang sedang diberikan sehingga pengalaman/kesan/memori akan lebih banyak. Berdasarkan pernyataan tersebut, ada beberapa media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS, namun jenis media belajar yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pada mata pelajaran IPS kelas I SD adalah media audio-visual karena dirasa lebih cocok dengan tingkat perkembangan siswa dan menarik.

Menurut Rinanto (1982) media audio-visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar. Atau dengan kata lain, media audio-visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang

mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Jadi, media audio-visual dapat menghasilkan gambar bergerak yang bersuara atau berbicara. Gambar bergerak yang akan dipertontonkan kepada siswa pada mata pelajaran IPS dapat disesuaikan dengan isi materi yang ingin disampaikan oleh guru. Melalui media ini guru dapat menyampaikan materi atau bahkan contoh yang ingin diperlihatkan dengan cara yang konkret. Penggunaan media ini membutuhkan peralatan-peralatan yang mendukung, seperti LCD dan proyektor. Hampir setiap sekolah saat ini sudah mempunyai peralatan tersebut sehingga tidak sulit untuk menggunakan media audio visual.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas I SD Negeri Sarikarya, belum terlihat penggunaan media pada proses pembelajarannya. Metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah dengan penjelasan yang bersifat abstrak. Sebagian siswa yang duduk di barisan depan mendengarkan penjelasan materi dari guru yang sedang mengajar menggunakan metode ceramah, sedangkan barisan belakang melakukan aktivitas lain seperti menggambar, mengobrol dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang berjalan menghampiri meja teman yang lain.

Observasi dilakukan sebanyak tiga kali. Setelah observasi pertama, peneliti melakukan observasi lanjutan saat jam pelajaran IPS. Guru kembali menerangkan materi dengan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Siswa barisan depan duduk rapi dan diam, sedangkan siswa barisan belakang mulai gaduh. Saat guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan, siswa barisan depan masih duduk diam dan tidak mengeluarkan alat tulis, sedangkan siswa barisan belakang mulai maju

ke meja guru untuk bertanya bagaimana mengerjakan soal tersebut. Peneliti mencoba bertanya kepada seorang siswa kenapa tidak mengeluarkan alat tulisnya. Siswa tersebut berbalik memberikan pertanyaan apakah harus mengeluarkan alat tulis, dan apakah soal tersebut harus dikerjakan. Peneliti merasa siswa kurang fokus terhadap perintah yang diberikan oleh guru untuk segera mengeluarkan alat tulis untuk mengerjakan soal latihan, sedangkan perintah yang diberikan cukup jelas dan terdengar sampai barisan tempat duduk paling belakang. Setelah melakukan observasi sebanyak tiga kali di kelas tersebut, peneliti berasumsi bahwa siswa kurang memperhatikan dalam mengikuti proses pembelajaran dikarenakan kurangnya penggunaan media belajar pada proses pembelaran yang mereka ikuti. Untuk membuktikan asumsi tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih banyak pengalaman belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan keingintahuan tersebut peneliti mencoba melakukan wawancara singkat kepada guru kelas.

Guru mengatakan bahwa pada tahun ajaran baru ini guru belum aktif menggunakan media pada proses pembelajarannya. Hal itu disebabkan persiapan dalam pembuatan media cukup memakan waktu sehingga guru tidak dapat setiap hari melakukan pembelajaran menggunakan media. Guru berpendapat bahwa siswa akan bersikap lebih aktif, memperhatikan, dan dapat berimajinasi mengenai materi ketika dalam proses pembelajaran disisipkan media belajar yang mendukung, selain itu materi pun dapat tersampaikan kepada siswa. Sebaliknya apabila pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan media, siswa akan tampak bosan, malas, pekerjaannya terabaikan karena siswa tidak tertarik dengan proses

pembelajaran sehingga materi tidak dapat tersampaikan dengan baik. Hasil wawancara kepada guru memperkuat asumsi peneliti bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dan motivasi siswa adalah kurangnya penggunaan media belajar.

Gambaran nilai yang diperoleh dari nilai Ulangan kelas I semester genap tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa KKM pelajaran IPS adalah 64, nilai tertinggi siswa adalah 80, nilai terendah siswa 41, dan nilai rata-rata siswa yaitu 63,5. Siswa yang nilainya lulus mencapai KKM sebanyak 43,4 % dan siswa yang nilainya belum mencapai KKM sejumlah 56,5 %. Dari hasil tersebut diketahui bahwa persentase siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak daripada siswa yang mencapai KKM, maka perlu adanya perlakuan baru guna meningkatkan prestasi belajar IPS.

Pada kesempatan lain saat peneliti melakukan kegiatan PPL untuk mengajar mandiri di kelas I. Kesempatan mengajar ini sekaligus peneliti gunakan untuk melakukan kegiatan observasi. Peneliti mencoba mengajar menggunakan media pendukung untuk melakukan proses pembelajaran. Saat itu media yang peneliti gunakan adalah gambar dua orang anak kecil untuk bercerita dan mengajarkan siswa menjaga kebersihan mulut. Siswa tampak tenang dan memperhatikan jalannya cerita, namun masih ada beberapa yang mengobrol dengan teman. Setelah selesai bercerita, peneliti menunjuk seorang anak yang mengobrol untuk menceritakan kembali yang telah peneliti ceritakan sebelumnya. Siswa tersebut kesulitan untuk bercerita karena kurang fokus mengikuti cerita yang telah peneliti sampaikan.

Melalui observasi dan wawancara singkat itu peneliti berasumsi bahwa siswa akan lebih fokus dan termotivasi mengikuti proses pembelajaran bila ada media belajar yang mendukung jalannya kegiatan tersebut. Asumsi tersebut diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Anitah (2011) bahwa guru pada umumnya sering menggunakan media pembelajaran dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Menurut Majid (2013), perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Majid (2013) menambahkan bahwa bayi dan anak-anak mempunyai motivasi untuk belajar dari rasa ingin tahu secara alami, didorong oleh keinginan untuk berinteraksi, mengenal dan memahami lingkungan sekitar mereka. Menurut Anita (2011) motivasi berfungsi sebagai motor penggerak, bila motornya tidak ada maka aktivitas tidak terjadi; dan bila motornya lemah, aktivitas yang terjadi pun lemah pula. Jadi, motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui hal-hal menarik seperti media belajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu untuk mempelajari isi dari suatu materi.

Langkah selanjutnya peneliti ingin melakukan sebuah penelitian menggunakan media audio-visual dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dasar, karena mata pelajaran ini dianggap membutuhkan contoh konkret dalam pelaksanaan pembelajarannya. Selain itu penggunaan media audio-visual yang disesuaikan dengan minat siswa

terhadap film kartun diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut dilatar belakangi oleh pernyataan Widodo (2008) bahwa media dapat meningkatkan perhatian peserta didik pada materi yang sedang diberikan sehingga pengalaman/kesan/memori akan lebih banyak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Audio-Visual Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas I SD Negeri Sarikarya Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mata Pelajaran IPS”.

B. Batasan Masalah

Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian dapat tercapai. Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah: Target penelitian meningkatkan motivasi dan prestasi belajar adalah siswa kelas I SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015. Mata pelajaran dan materi ajar akan difokuskan pada:

1. Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian adalah mengacu pada prestasi belajar ranah kognitif pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas I SD/MI, SK 2, KD 2.3.

2. Motivasi siswa yang diamati dalam penelitian ini dibatasi pada indikator motivasi menurut Aritonang (2008).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media audio-visual dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015?

2. Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015? 3. Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar

IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui penggunaan media audio-visual dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui peningkkatan motivasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015 dalam penggunaan media audio-visual.

3. Mengetahui peningkkatan prestasi belajar IPS siswa kelas I semester 2 SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015 dalam penggunaan media audio-visual.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis yang diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas I dalam mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan mengenai penggunaan media belajar, khususnya media audio-visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian menggunakan media audio-visual ini diharapkan dapat memberi pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas I.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengalaman meneliti dan sebagai pemikiran awal guru guna melakukan penelitian lanjutan.

F. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah itu adalah:

1. Media audio-visual adalah salah satu dari berbagai jenis media belajar yang dapat menghasilkan gambar bergerak dan bersuara. Gambar bergerak dan bersuara tersebut bisa berupa gambar kartun atau seperti yang biasa dilihat secara langsung pada lingkungan namun ditayangkan di dalam layar.

2. Motivasi belajar adalah keinginan untuk mencapai suatu tujuan melalui dorongan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang untuk meningkatkan kemauan dalam belajar dan menambah pengetahuan.

3. Prestasi belajar adalah hasil yang telah siswa capai dalam suatu penilaian proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa dapat dikatakan baik apabila nilai siswa dalam proses pembelajaran mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

4. Siswa kelas I adalah anak berusia 6 sampai 8 tahun yang tingkat perkembangan kognitifnya masih pada tahap konkret ke abstrak. Anak sesusia ini biasanya membutuhkan contoh nyata yang bisa dilihat dalam penyajian materi ajar supaya bisa menyelesaikan tugas tertulisnya.

5. IPS adalah mata pelajaran yang membahas tentang kegiatan sehari-hari manusia dan lingkungan tempat tinggalnya menggunakan ilmu-ilmu sosial.

12

Dokumen terkait