• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Validitas Instrumen

Dalam pernyataan Masidjo (2010) validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Surapranata (2009) validitas merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Pendapat lain dikemukakan oleh Azwar (2008) bahwa validitas adalah sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi dan ukurnya. Dari ketiga pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur sesuatu yang akan diukur dan tepat dalam melakukan fungsi dan ukurnya.

Surapranata (2009) berpendapat bahwa validitas memiliki empat macam bentuk yaitu, a. validitas isi, b. validitas konstruk, c. validitas prediktif, dan d. validitas konkruen. Validitas isi adalah suatu alat ukur yang dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang digunakan. Validitas konstruk adalah suatu alat ukur yang dapat dikatakan valid jika sesuai dengan konstruksi teoritik dimana alat ukur itu dibuat. Validitas prediksi adalah sebuah alat ukur tes yang memiliki kemampuan untuk memprediksi apa yang terjadi di masa mendatang. Validitas konkruen adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang, kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk kasus yang sama.

Validasi instrumen soal pada penelitian ini dilakukan secara empiris (validitas konkruen) dengan cara mengujikan soal di lapangan pada siswa kelas I di SD Negeri Playen III. Validasi kuesioner, lembar observasi, dan prangkat pembelajaran dilakukan dengan cara validitas isi yang dilakukan oleh para ahli (expert judgment). Para ahli tersebut adalah dosen IPS, dosen Psikologi, guru BK, dan guru kelas I. Setelah peneliti mengonsultasikan instrumen penelitian kepada para ahli, instrumen penelitian kemudian direvisi dan diujikan kepada siswa.

a. Validasi lembar observasi

Validasi lembar observasi dilakukan dengan cara expert judgment yaitu validasi oleh dua orang ahli, yaitu dosen psikologi dan guru BK. Kriteria lembar observasi disajikan pada Tabel III.9 berikut ini.

Tabel III.9Kriteria Validasi Lembar Observasi

Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria

4,2 - 5 A Sangat Baik

3,4 – 4,1 B Baik

2,6 – 3,3 C Cukup

1,8 – 2,5 D Kurang Baik

1 – 1,7 E Sangat Kurang Baik Sumber (Kristiawan, 2012)

Setelah lembar observasi divalidasi oleh dua ahli, diperoleh hasil perhitungan dalam Tabel III.10 berikut ini.

Tabel III.10 Skor Hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi

Rubrik Validitas Hasil

Lembar Observasi

Dosen Ahli Psikologi 3,4

Guru BK 4,2

Rata-rata 3,8

Hasil validasi lembar observasi menunjukkan kriteria “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 maka lembar observasi ini layak digunakan.

b. Validasi lembar kuesioner

Validasi kuesioner dilakukan dengan expert judgment yaitu validasi yang dilakukan oleh dua orang ahli, yaitu dosen ahli Psikologi dan Guru BK. Kriteria kuesioner disajikan pada Tabel III.11 berikut ini:

Tabel III.11 Kriteria Validasi Kuesioner

Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria

4,2 - 5 A Sangat Baik

3,4 – 4,1 B Baik

2,6 – 3,3 C Cukup

1,8 – 2,5 D Kurang Baik

1 – 1,7 E Sangat Kurang Baik Sumber (Kristiawan, 2012)

Setelah kuesioner divalidasi oleh dua ahli, diperoleh hasil perhitungan dalam Tabel III.12 berikut ini:

Tabel III.12 Skor Hasil Perhitungan Validasi Kuesioner

Rubrik Validitas Hasil

Kuesioner

Dosen Ahli Psikologi 4,5

Guru BK 3,8

Rata-rata 4,1

Hasil validasi kuesioner menunjukkan kriteria “baik” dengan rata-rata penghitungan skor sebesar 4,1 maka kuesioner ini layak digunakan untuk menilai motivasi belajar siswa kelas I SD Negeri Sarikarya.

c. Validasi lembar soal evaluasi

Instrumen prestasi belajar siswa berupa soal pilihan ganda. Peneliti membuat 15 soal pilihan ganda untuk siklus I dan siklus II dengan materi ajar rumah sehat. Soal diujikan kepada 30 siswa kelas I SD Negeri Playen III yang sudah pernah mengalami dan mempelajari materi tersebut. Pemberian skor berdasarkan pada pendapat Arifin (2011) yang menyatakan bahwa tes tipe obyektif ini diberi skor 1 dan 0 karena jawabannya hanya antara benar dan salah. Berdasarkan pernyataan tersebut, pemberian skor pada jawaban lembar evaluasi adalah mendapatkan skor 1 apabila jawaban benar dan mendapatkan skor 0 apabila jawaban salah. Lalu hasil soal evaluasi yang telah diujikan dihitung menggunakan aplikasi TAP (Test Analysis Program). TAP adalah aplikasi yang dikembangkan Universitas Ohio. Aplikasi TAP dirancang kuat, mudah digunakan, dan gratis. TAP menghasilkan set sampel data uji menggunakan benih acak. Pengguna dapat mengatur

berbagai parameter untuk data sampel, termasuk kesulitan tes, jumlah skor, jumlah item tes dan jumlah kemungkinan jawaban per item.

Setelah melakukan perhitungan dengan aplikasi TAP, peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada point biserial. Dikatakan valid jika point biserial ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus I dapat dilihat pada Tabel III.13.

Tabel III.13 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I

No. Point Biserial Batas Keputusan

1 0,37 0,5 Tidak Valid 2 0,24 0,5 Tidak Valid 3 0,51 0,5 Valid 4 0,49 0,5 Tidak Valid 5 0,73 0,5 Valid 6 0,45 0,5 Tidak Valid 7 0,66 0,5 Valid 8 0,71 0,5 Valid 9 0,70 0,5 Valid 10 0,11 0,5 Tidak Valid 11 0,11 0,5 Tidak Valid 12 0,72 0,5 Valid 13 0,56 0,5 Valid 14 0,66 0,5 Valid 15 0,51 0,5 Valid

Dari hasil uji validitas lembar kerja evaluasi siklus I pada Tabel III.12 menunjukkan bahwa dari 15 soal yang diujikan kepada 30 siswa terdapat 9 soal yang valid. Peneliti melakukan perbaikan pada 6 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda. Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan dan pilihan jawaban. Soal diperbaiki dengan melihat opsi jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh

sebagian besar siswa atau sama sekali tidak ada yang memilih artinya letak perbaikan ada pada opsi yang perlu ditinjau kembali. Pilihan jawaban harus mampu mengecoh siswa. Namun jika semua opsi jawaban sudah dipilih siswa dan hasilnya tetap tidak valid maka perbaikan dilakukan pada soal, apakah soal dan perintah sudah jelas atau menimbulkan penafsiran ganda ataupun membuat siswa menjadi bingung.

Validitas lembar kerja evaluasi siklus II secara empiris juga dilakukan di SD N Playen III dengan jumlah soal 15 dan jumlah siswa 30. Perhitungan hasil validitas empiris dengan menggunakan TAP bertujuan untuk memudahkan perhitungan validitas tes. Hasil perhitungan validasi lembar kerja evaluasi siklus II dengan TAP (Test Analysis Program) dapat dilihat pada lampiran 8b.

Setelah melakukan perhitungan menggunakan aplikasi TAP, peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada poin biserial ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Tabel III.14.

Tabel III.14 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

No. Point Biserial Batas Keputusan

1 0,55 0,5 Valid 2 0,31 0,5 Tidak Valid 3 0,18 0,5 Tidak Valid 4 0,33 0,5 Tidak Valid 5 0,14 0,5 Tidak Valid 6 0,10 0,5 Tidak Valid 7 0,39 0,5 Tidak Valid 8 -0,05 0,5 Tidak Valid

No. Point Biserial Batas Keputusan 9 0,00 0,5 Tidak Valid 10 0,62 0,5 Valid 11 0,47 0,5 Tidak Valid 12 0,22 0,5 Tidak Valid 13 0,08 0,5 Tidak Valid 14 0,22 0,5 Tidak Valid 15 0,00 0,5 Tidak Valid

Dari hasil uji validitas lembar kerja evaluasi siklus II pada Tabel III.13 menunjukkan bahwa dari 15 soal yang diujikan kepada 30 siswa terdapat 2 soal yang valid. Peneliti melakukan perbaikan pada 13 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda. Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan dan pilihan jawaban. Soal diperbaiki dengan melihat opsi jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh sebagian besar siswa atau sama sekali tidak ada yang memilih artinya letak perbaikan ada pada opsi yang perlu ditinjau kembali. Pilihan jawaban harus mampu mengecoh siswa. Namun jika semua opsi jawaban sudah dipilih siswa dan hasilnya tetap tidak valid maka perbaikan dilakukan pada soal, apakah soal dan perintah sudah jelas atau menimbulkan penafsiran ganda ataupun membuat siswa menjadi bingung.

Kemudian soal yang sudah diperbaiki digunakan untuk menghitung rata-rata nilai ulangan dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan prestasi belajar siswa. Data validitas dan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 8a dan lampiran 8b.

d. Validasi perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti telah divalidasikan sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian. Validasi perangkat pembelajaran ini dilakukan melalui expert judgment atau validasi oleh ahli. Expert judgment dilakukan dengan cara dikonsultasikan kepada dua orang ahli yaitu dosen IPS dan guru kelas I SD Negeri Sarikarya. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: silabus, RPP, LKS, materi ajar, dan soal evaluasi. Validasi perangkat pembelajaran dinilai berdasarkan kriteria pada Tabel III.15 berikut ini:

Tabel III.15 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria

4,2 – 5 A Sangat Baik

3,4 – 4,1 B Baik

2,6 – 3,3 C Cukup

1,8 – 2,5 D Kurang Baik

1 – 1,7 E Sangat Kurang Baik Sumber (Kristiawan, 2012)

Setelah perangkat pembelajaran divalidasikan kepada dua orang ahli, maka diproleh hasil penghitungan dalam Tabel III.16 berikut ini:

Tabel III.16 Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran

No Perangkat

Pembelajaran Validitas Hasil

1. Silabus

Dosen IPS 4,8

Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,8

Rata-rata 4,8

2. RPP Dosen IPS 4,7

Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,4

Rata-rata 4,5

3. LKS

Dosen IPS 4,7

Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,3

Rata-rata 4,5

4. Materi Ajar

Dosen IPS 4,6

Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,3

Rata-rata 4,4

5. Soal Evaluasi

Dosen IPS 4,9

Guru kelas I SD Negeri Sarikarya 4,4

Rata-rata 4,6

Rata-rata total 4,5

Setelah diujikan kepada dua orang ahli, didapat hasil validasi perangkat pembelajaran dengan rincian rata-rata skor silabus sebesar 4,8 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor RPP sebesar 4,5 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor LKS sebesar 4,5 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor materi ajar sebesar 4,4 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata skor soal evaluasi sebesar 4,6 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”. Dari hasil rincian tersebut diperoleh rata-rata skor total sebesar 4,5 yang menunjukkan kriteria “sangat baik” dari seluruh komponen perangkat pembelajaran. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa perangkat pembelajaran layak dan sangat baik digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPS.

2. Reliabilitas Instrumen

Masidjo (2010) menyatakan bahwa reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Reliabilitas tes dapat dibuat oleh peneliti setelah soal evaluasi diujikan di lapangan dan mendapatkan soal yang valid. Soal diujikan kepada siswa kelas I SD Negeri Playen III sehingga diperoleh soal yang valid dan diketahui soal yang tidak valid. Untuk mengetahui soal tersebut reliabel atau tidak, peneliti menggunakan aplikasi TAP (Test Analysis Program). Pengujian reliabilitas menunjukkan item soal yang reliabel sudah pasti valid sedangkan item soal yang tidak reliabel bisa jadi valid atau tidak valid.

Menurut Masidjo (2010) koefisien reliabilitas dinyatakan dalam satuan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Kriteria reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel III.17 berikut ini:

Tabel III.17 Kriteria Reliabilitas Instrumen

No Koefisien Korelasi Kriteria

1. 0,91-1,00 Sangat tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup

4. 0,21-0,40 Rendah

5. Negatif-0,20 Sangat rendah

Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I adalah 0,794. Hal ini menunjukkan bahwa soal ealuasi siklus I yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas tinggi. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada lampiran 8a.

Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus II adalah 0,068. Hal ini menunjukkan bahwa soal ealuasi siklus I yang dibuat peneliti mempunyai tingkat reliabilitas sangat rendah. Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada lampiran 8b.

Dokumen terkait