• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mata ikan berkembang dengan sangat baik sesuai dengan kebutuhan lingkungannya. Beberapa diantaranya memiliki kemampuan melihat ke arah permukaan air ataupun ke bagian dasar perairan. Ikan yang memilki kemampuan penglihatan dengan resolusi yang baik terhadap ruang dan mampu membedakan warna karena memiliki beberapa tipe sel kerucut yang merupakan fotoreseptor dan mengandung beberapa pigmen.

Fotoreseptor merupakan salah satu bagian lapisan sel neural khusus pada retina mata (Myrberg dan Fuiman 2002). Fungsi fotoreseptor menyerap energi cahaya berupa foton yang dipergunakan pada hewan untuk proses penglihatan (Holmes 1991). Fotoreseptor pada kebanyakan mata ikan terdiri atas dua tipe, yaitu sel kerucut (cone cells) dan sel batang (rod cells). Matsuoka (1999) menjelaskan bahwa retina ikan umumnya terdiri atas tiga tipe pada lapisan indera penglihat (visual cell layer), yaitu sel kon tunggal (single cone), sel kon ganda (double/twin cone), dan sel rod. Menurut (Anonim 2008) sel kon ganda (double cone) adalah dua sel kon tunggal yang bergabung (tidak berasal dari sel kon tunggal yang membelah) dengan kondisi ukuran yang tidak sama. Ada beberapa spesies ikan yang memiliki sel kon tunggal yang bergabung dengan ukuran yang serupa dan dikenal dengan sel kon kembar (twin cone).

Sel kerucut dipakai pada aktivitas siang hari dan sel batang pada aktivitas malam hari. Artinya, sel kerucut bertanggung jawab pada penglihatan cahaya terang (penglihatan fotopik), sel batang bertanggung jawab pada penglihatan cahaya samar (penglihatan scotopik) (Fujaya 2004). Sel kon merupakan reseptor penglihatan untuk color vision dan ketajaman penglihatan (visual acuity). Sel kon ganda (double/twin cone) kebanyakan ditemukan pada kelompok vertebrate tanpa terkecuali hewan mamalia (termasuk manusia), shark dan catfish (Anonim 2008).

Jenis teleost yang memiliki jenis retina duplex. Pengertiannya bahwa dalam retina mereka terdapat dua jenis reseptor yang dinamakan sel rod dan sel kon (cone). Tidak semua jenis ikan memiliki dua reseptor, seperti pada ikan tuna dan

30 mackerel yang hanya memiliki reseptor kon saja. Jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan yang hampir sepanjang hidupnya tinggal di daerah yang hampir tidak dicapai lagi oleh cahaya matahari umumnya hanya memiliki rod saja (Gunarso 1985). Bentuk sel kerucut (cone cells) dan sel batang (rod cells) dan macam pola mosaik fotoreseptor ditunjukkan pada Gambar 7

Gambar 7 Penampang dan pola mosaik fotoreseptor (Sumber: Anonim 2008)

Mosaik sel kon dan rod menunjukkan kepekaan penglihatan pada ikan. Ikan yang memiliki sel kerucut dengan pola mosaik menunjukkan bahwa ikan tersebut sangat intensif menggunakan indera penglihatan, biasanya merupakan ikan yang aktif memburu mangsanya (Yushinta 2002). Menurut Gunarso (1985) bahwa jenis ikan nocturnal demersal, seperti Solea sp dan Lysodes sp pada umumnya memiliki retina tanpa pengkonsentrasian reseptor sehingga tidak tercipta bentuk mosaik dan sel kon sangat minim jumlahnya.

Sel kon pada ikan karang, sebagaimana sel kon ikan lainnya berpola seperti mosaik. Susunan mosaik tersebut berbentuk garis atau pola bujur sangkar

Keterangan:

a) S: single cone, D: double cone pada penampang longitudinal. b-d) Pola mosaic pada single dan double cone. c) Pola mosaik 2 single cone dan

double cone. e) Penampang sel double cone dengan menggunakan perbedaan stimulasi kromatik.

31 tunggal maupun ganda. Pada kebanyakan jenis ikan sel kon ganda identik dengan sel kon kembar, sedangkan sel kerucut tunggal hanya satu tipe. Sel kon ganda biasanya mengandung pigmen visual yang sama tetapi bisa juga mengandung pigmen berbeda.

Sumbu penglihatan (visual axis) diidentifikasi untuk mengetahui kebiasaan ikan dalam melihat makanan atau objek yang lain (Blaxter 1980). Sumbu penglihatan diperoleh setelah nilai kepadatan sel kon tiap bagian dari retina mata diketahui dengan cara menarik garis lurus dari bagian retina yang memiliki nilai kepadatan sel kon tertinggi menuju titik pusat lensa mata (Tamura 1957).

Menurut Tamura (1957), untuk menentukan sumbu penglihatan terlebih dahulu harus mengetahui kepadatan sel kon yang biasanya terletak pada area

dorso-temporal, temporal atau ventro-temporal di retina mata ikan. Bidang penglihatan yang dihasilkan dari menarik garis lurus dari bagian retina menuju ke titik lensa mata, biasanya menghadap arah depan menurun (lower-fore), arah depan (fore) atau arah depan-naik (upper-fore).

Kepadatan sel kon yang tinggi dimungkinkan untuk mengetahui ketajaman penglihatan dan sumbu penglihatan (Blaxter 1980). Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pada daerah retina yang memiliki kepadatan sel kon tertinggi pada bagian

dorso-temporal dengan perubahan arah pada diopter ke arah depan menurun (lower-fore), maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan menurun pada sudut berkisar 200. Kepadatan tertinggi sel kon di bagian temporal, menyebabkan dua kemungkinan untuk perubahan arah pada diopter. Jika perubahan arah pada

diopter ke arah depan maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan pada sudut 00. Adapun perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik (upper-fore) maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan dan depan-naik (fore-upper- fore) pada sudut 300. Kepadatan tertinggi sel kon di bagian ventro-temporal, maka perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan-naik (upper-fore) pada sudut 300.

Herring et al. (1990) menjelaskan bahwa ketajaman penglihatan untuk membedakan warna memerlukan adanya fotoreseptor yang berbeda jenis dan

32 lebih dari satu tipe sel kon. Ikan-ikan yang dapat melihat warna umumnya memiliki dua tipe sel kon atau tiga tipe pada retina matanya.

Ketajaman penglihatan pada ikan adalah kemampuan untuk melihat dua titik dari suatu objek pada satu garis, digambarkan dalam hubungan timbal balik yang diperlihatkan dalam istilah sudut pembeda terkecil/minimum separable angle

(MSA) (He 1989). Untuk membedakan dua sasaran penglihatan terdekat, yang dapat diukur melalui pengujian histologi.

Ketajaman penglihatan pada ikan bergantung pada dua faktor, yaitu diameter lensa dan kepadatan sel reseptor kon pada retina (Shiobara et al. 1998). Dijelaskan pula bahwa semakin tajam penglihatan karena peningkatan kedudukan jarak fokus lensa daripada kepadatan sel kon-nya. Menurut pendapat Guma’a (1982) panjang fokus lensa mata lebih besar pengaruhnya pada nilai ketajaman penglihatan dibandingkan dengan kepadatan sel kon.

Kepadatan sel kon akan tetap selama ikan hidup dan perubahan kekuatannya mungkin akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan lensanya (Tamura 1957). Shiobara et al. (1998) menyatakan bahwa semakin tajam daya penglihatan mungkin diakibatkan oleh hubungan antara panjang fokus lensa yang lebih meningkat daripada kepadatan kon-nya.

He (1989) menjelaskan bahwa sudut pembeda terkecil pada ikan berhubungan erat dengan karakteristik pemantulan sinar ke lensa dan ketepatan mengenai retina. Dengan makin bertambah panjang tubuh ikan, maka akan semakin tinggi ketajaman penglihatannya dengan nilai sudut pembeda terkecil yang semakin kecil. Diameter lensa ikan akan meningkat dengan bertambahnya ukuran tubuh, sementara itu kepadatan sel kon cenderung menurun dengan meningkatnya pertambahan panjang tubuh (Purbayanto 1999).

Jarak pandang maksimum (maximum sighting distance/MSD) adalah kemampuan ikan untuk melihat suatu objek benda secara jelas pada jarak tertentu. (Zhang et al. 1993). Untuk mengetahui kemampuan jarak pandang maksimum ikan, terlebih dahulu perlu diketahui nilai sudut pembeda terkecil/minimum separable angle dalam satuan menit. Dalam perhitungan diasumsikan bahwa keadaan perairan adalah jernih (clear water) dan tingkat pencahayaan dalam keadaan terang (ideal light condition). Menurut Zhang et al. (1993) bahwa

33 kemampuan jarak pandang maksimum ikan akan berbeda seiring dengan perbedaan ukuran panjang tubuhnya.

Berkaitan dengan hal di atas dilakukanlah penelitian organ penglihatan ikan kerapu yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis organ penglihatan ikan kerapu yang tercermin pada retina mata meliputi jenis dan pola mosaik, kepadatan sel kon, sumbu penglihatan, ketajaman penglihatan, dan jarak pandang maksimum ikan kerapu.

Dokumen terkait