• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pendamping, Perangkat Kelurahan dan Tokoh Masyarakat dalam Kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi: 1 (a) memotivasi, mendorong, meningkatkan kesadaran akan potensinya. (b) menciptakan iklim/suasana untuk berkembang, 2. memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah positif untuk mengembangkannya, 3. penyediaan berbagai masukan, dan pembukaan akses.

Upaya pokok yang dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses kepada modal, teknologi tepat guna, informasi, lapangan kerja dan pasar. Kenyataanya seringkali proses ini tidak muncul secara otomatis dari masyarakat melainkan tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi masyarakat setempat dengan pendamping, perangkat kelurahan serta tokoh masyarakat. Dalam aktivitas kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede pendamping, perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat memiliki peran yang berbeda-beda. Peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam Posdaya Kenanga 05 Situgede diiuraikan sebagai berikut:

Peran Pendamping

Faktor pendukung keberhasilan pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah pendampingan. Implementasi yang mampu menggerakkan masyarakat dan berlangsung secara berkelanjutan memerlukan peran pendampingan. Pendampingan yang diperoleh dari kegiatan Posdaya memperlihatkan kinerja yang bagus, melahirkan banyak ide kreatif dalam program pemberdayaan dan pemanfaatan potensi lokal. Gairah dari masyarakat timbul untuk memberdayakan diri mereka.

Bentuk pedampingan dapat dikembangkan dengan kreatif, terlebih disaat zaman teknologi komunikasi yang semakin mudah diakses oleh setiap orang. Pendampingan yang dilakukan adalah dalam bentuk kunjungan ke Posdaya, konsultasi pengurus atau kader, mendampingi untuk melihat kegiatan di Posdaya lain yang berhasil, dan mengikutkan dalam berbagai kegiatan diskusi, seminar atau kegiatan pelatihan. Peran pendamping selain mendampingi juga membantu dalam penyusunan proposal kegiatan untuk diajukan ke pihak luar.

Prinsipnya pendampingan dilakukan untuk membantu bagaimana Posdaya dapat mencari solusi berbagai permasalahan yang dihadapi sehingga mempunyai program kegiatan yang sesuai kebutuhan dan dapat terlaksana

86

dengan baik. Pendampingan yang dilakukan tidak harus tatap muka atau bertemu fisik, pendampingan bisa dilakukan dengan saling memberikan informasi, mengetahui kondisi Posdaya, melakukan kontrol kegiatan yang dilaksanakan melalui telepon dan pesan singkat telekomunikasi Short Message Service (SMS) yang berlangsung 24 jam sehari.

Pendampingan dapat dicermati bukan untuk membuat masyarakat terus bergantung kepada pendamping, melainkan upaya menciptakan akselerasi dan mempertahankan semangat masyarakat dalam menghidupkan modal sosial yaitu kegotongroyongan guna terciptanya pemberdayaan yang berkesinambungan. Ibarat orang tua terhadap anak-anaknya yang dewasa, sudah dapat mandiri tetapi tetap masih perlu diberi arahan dan bimbingan serta tidak sepenuhnya dilepas.

Pihak P2SDM LPPM IPB dalam kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede bertindak sebagai fasilitator dan konsultan. Sebagai fasilitator yang dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada kader-kader Posdaya. Pelatihan-pelatihan yang difasilitasi oleh P2SDM LPPM IPB meliputi pelatihan mengenai visi misi Posdaya, training motivasi yaitu motivasi untuk menjadi kader pemberdayaan masyarakat yang sifatnya sukarela, ikhlas, mengundang Posdaya yang berhasil untuk berbagi cerita (sharing) dengan Posdaya yang baru dibentuk, serta pelatihan tutor PAUD. Fasilitator dan konsultan merupakan peran dari P2SDM LPPM IPB untuk mengembangkan Posdaya. Permasalahan yang terjadi di dalam Posdaya disampaikan ke P2SDM LPPM IPB dan selanjutnya dicari solusi dalam penyelesaian masalah tersebut. P2SDM LPPM IPB melakukan pembinaan terhadap 92 Posdaya yang berada di 4 wilayah yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur.

Bidang Pendidikan

Fasilitasi yang telah diberikan P2SDM LPPM IPB kepada Posdaya Kenanga 05 Situgede yaitu pelatihan kepada tutor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kenanga selama 1 bulan setiap minggu tanpa dipungut biaya. Pelatihan tutor PAUD dilaksanakan di P2SDM Baranang Siang dan diikuti seluruh tutor PAUD Posdaya. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah ceramah, presentasi, game, role playing, diskusi, tanya jawab, rugas kelompok dan individu serta praktik/micro teaching. Penyampaian materi pelatihan untuk menjadi tutor PAUD melibatkan narasumber dari Pemkot Kota Bogor, Ketua Himpaudi Kota Bogor serta Kepsek KB-TKIT Azizah Bogor. Pihak P2SDM LPPM IPB sebagai

87

fasilitator telah menyiapkan narasumber yang paham mengenai PAUD, sehingga yang disampaikan dalam pelatihan dapat diterapkan langsung di PAUD masing-masing.

Materi yang disampaikan saat pelatihan tutor PAUD meliputi tumbuh kembang anak, mengetahui bakat anak, psikologi anak, teknik mengajar, teknik menggambar serta permainan yang bersifat edukatif. Setelah dilaksanakannya pelatihan oleh P2SDM LPPM IPB, guru lokal tersebut mulai menjalankan perannya sebagai tutor PAUD. Selain diberikan pelatihan dasar penyelenggaraan PAUD, P2SDM LPPM IPB terus berupaya mengembangkan kapasitas tutor-tutor PAUD melalui training-training yang ada di wilayah binaan.

Fasilitasi yang diberikan P2SDM LPPM IPB kepada PAUD Kenanga tidak hanya pelatihan terhadap tutor melainkan buku-buku cerita bergambar sebagai penunjang proses belajar mengajar. Pelatihan tutor PAUD Kenanga serta pemberian buku cerita bergambar semakin memantapkan semangat tutor PAUD Kenanga untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan ikhlas dan sukarela. Berikut penuturan tenaga pengajar PAUD Kenanga mengenai pelatihan tutor dan buku cerita bergambar yang diberikan P2SDM LPPM IPB:

“Sebelum PAUD Kenanga dibuka, kita tutornya ikut pelatihan dulu di P2SDM Baranang Siang selama satu bulan seminggu satu kali, setiap hari jumat. Setelah ikut pelatihan tutor dan kita punya bekal mengenai pengajaran di PAUD barulah PAUD Kenanga dibuka. Saat PAUD Kenanga dibuka juga dihadiri oleh pihak P2SDM LPPM IPB, Bu Min ya kalau ga salah yang juga memberikan buku cerita bergambar untuk anak-anak”(Rin).

Selain pelatihan tutor serta sumbangan buku cerita bergambar yang diberikan, motivasi serta semangatpun diberikan oleh pihak P2SDM LPPM IPB kepada tutor PAUD Kenanga untuk ikhlas dan sukarela mengabdikan diri sebagai pekerja sosial pemberdayaan masyarakat yang tidak memiliki insentif bulanan, guna membantu masyarakat memajukan pendidikan anak-anak di Kelurahan Situgede. Berikut kutipan tutor PAUD Kenanga:

“Kita diberi motivasi dan semangat untuk mengajar dengan ikhlas dan tujuan kita untuk memajukan pendidikan anak-anak dalam usia balita. Insya Allah diawali dengan niat baik hasilnya pun juga baik” (Ynh).

Bidang Kesehatan

Kegiatan kesehatan di RW 05 sudah berjalan aktif sejak tahun 2000, kegiatan yang ada di RW 05 antara lain Posyandu dan Posbindu Lansia. Posyandu terdapat 37 balita serta 4 ibu hamil, sedangkan di Posbindu Lansia

88

terdapat 75 lansia. Dirintis sejak tahun 2000 membuat kegiatan Posyandu dan Posbindu berjalan dengan aktif disetiap bulannya. Fasilitas yang dimiliki Posyandu dan Posbindu sudah lengkap karena adanya bantuan dari PNPM seperti penuturan ketua Posyandu berikut ini:

“Kalau dari PNPM kan kebetulan kita Posyandu belum punya apa-apa waktu itu ya, hordeng perlu diganti, seprei juga trus lemari buku juga ya perlu diganti, trus meja dan kursi emang belum ada kan tambahan, wastafel tempat mencuci tangan, Alhamdulliah sih” (Asn). Fasilitas yang ada di Posyandu dan Posbindu sudah membantu dalam kegiatan Posyandu dan Posbindu setiap bulannya. Posyandu dan Posbindu dilaksanakan pada minggu ke II setiap bulannya yaitu hari Rabu dan Kamis. Masuknya bidang kesehatan di dalam Posdaya Kenanga semakin mengembangkan kegiatan yang sudah dijalani selama ini seperti pemberiaan makanan tambahan (PMT) pada balita, penimbangan balita, penimbangan ibu hamil, pengukuran tekanan darah serta penimbangan lansia. Fasilitasi yang diberikan pihak P2SDM LPPM IPB sebagai fasilitator kepada bidang kesehatan yaitu berupa uang Rp. 600.000,00 kemudian uang tersebut dibelikan alat pengukur tekanan darah serta timbangan lansia. Berikut penuturan ketua Posyandu dan kader Posbindu Lansia:

“Tensi memang belum punya trus timbangankan selama ini lansia selalu pakai timbangan yang Posyandu, timbangan ibu hamil gitu kan. Dan sekarang mah karena kita sudah punya tensi, tensinya belum digunakan karena kita (kader) belum bisa ya belum ada yang ngelatih. Trus timbangannya, timbangan lansia khusus, timbangan ibu hamil khusus yang dari Posyandu” (Asn)

“Dari P2SDM pernah kasih uang Rp. 600.000,00 ke posbindu, trus uang itu kita belikan alat pengukur tensi darah sama timbangan lansia, yang belinya bidan Nn karena kita kan ga tau mana yang bagus dan sesuai untuk lansia, kalau bidan kan ngerti. Kalau ga salah untuk alat tensi darah dan timbangan lansia harganya Rp.450.000,00 Sisanya kita masukin ke uang kas Posyandu dan Posbindu gitu buat jaga untuk keperluan laen nantinya” (Jwh).

Fasilitas yang diberikan P2SDM LPPM IPB sangat bermanfaat bagi Posbindu Lansia, penimbangan lansia sudah menggunakan timbangan khusus lansia tidak menggunakan timbangan yang ada di Posyandu lagi namun untuk alat pengukur tekanan darah belum digunakan karena kader yang ada di Posyandu dan Posbindu belum bisa menggunakan karena belum dilatih. Saat kegiatan Posyandu dan Posbindu bidan serta mantri membawa alat pengukur tekanan darah masing-masing. Adanya bantuan dari Posdaya melalui P2SDM

89

LPPM IPB semakin meningkatkan jumlah lansia yang datang ke Posbindu untuk memeriksakan kondisi kesehatan. Pada saat Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan masing-masing bidang diminta oleh P2SDM LPPM IPB untuk mengajukan kebutuhan dibidangnya, dari bidang kesehatan hanya mengajukan kamera digital untuk digunakan sebagai bahan dokumentasi setiap kegiatan. Berikut penuturan ketua Posyandu mengenai RTL yang diajukan bidang kesehatan:

“Baru pengajuan kemaren, emang harusnya sih tahun ini mengajukan tapi karena Posyandu kita udah Allhamdulliah yah karena udah ada bantuan dari PNPM, jadi untuk Posyandu cuma mengajukan minta kamera digital kalo ga salah mah, karena kalo yang lain-lain tripod segala macem udah ada kan semua disana ya di Posyandu udah komplit jadi kita mengajukan kamera digital untuk sewaktu-waktu kegiatankan kita untuk dokumentasi gitu ya” (Asn). Bidang Ekonomi

Menopang kebutuhan permodalan usaha, beberapa Posdaya mulai muncul Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Bentuk kegiatannya adalah simpan pinjam yang dikelola secara syariah. Simpan pinjam dikelola oleh Posdaya dengan keanggotaan masyarakat setempat dan dengan keragaman besarnya iuran wajib dan iuran bulanan. Jumlah uang kas LKM bervariasi namun umumnya masih di bawah 5 juta rupiah. Keberadaan LKM diakui sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menggunakan untuk keperluan usaha produktif. Keberadaan LKM dicita-citakan oleh masyarakat sebagai lembaga yang mampu menghapuskan bank keliling yang menjamur hampir di lingkungan sekitar.

Kegiatan LKM yang ada di Posdaya Kenanga belum berjalan dikarenakan kehadiran Posdaya Kenanga yang baru berumur satu tahun masih perlu dilakukan penjajagan untuk kegiatan LKM. Kegiatan yang berlandaskan dengan uang sulit untuk dikoordinir, dikarenakan semua masyarakat membutuhkan uang atau pinjaman di LKM, tetapi untuk proses pengembalian dari uang tersebut sulit untuk dikontrol. Berikut penuturan bendahara Posdaya Kenanga mengenai kegiatan LKM di lingkungannya:

“Masyarakat di sini kalau untuk melakukan peminjaman sangat mudah tetapi pada saat pegembalian sangat sulit, maka dari itu kita sebelum memberikan pinjaman harus diselidiki dahulu bagaimana orangnya, bagaimana kegiatan usahanya, apakah punya banyak hutang, tepat waktu tidak ngembalinya. Bukan karena kita pelit, tetapi untuk kelancaran dari LKM itu sendiri, kan LKM itu dananya berputar

90

lah kalau macet gimana kan kita (pengurus) nya juga yang bingung” (Jwh).

Bantuan dana untuk LKM di Posdaya Kenanga sudah diberikan oleh pihak P2SDM LPPM IPB sebesar Rp. 1.200.000,00 dan diistilahkan dengan menanam saham, sehingga dana yang diberikan bukan semata-mata untuk masyarakat tetapi digulirkan. Sistem yang diberlakukan pihak P2SDM LPPM IPB bagi LKM Posdaya Kenanga adalah bagi hasil, sehingga tidak bersifat riba (bunga). Pernyataan di atas dipertegas oleh ucapan pihak P2SDM LPPM IPB yaitu:

“P2SDM memberikan suntikan modal, nanam saham sifatnya jadi kita tidak ngasih tapi jika dana kembali kita dapet. Itu untuk mendidik mereka juga. Kita nitip saham ke LKM supaya nanti menjadi banyak bukan dari bunga ya tapi dari bagi hasil karena kita tekankan setiap orang jangan berbunga tetapi bagi hasil supaya menggunakannya juga enak” (Mnt).

Bantuan dana untuk LKM yang diberikan ke Posdaya Kenanga belum digunakan dikarenakan sulit untuk melakukan kegiatan simpan pinjam jika belum mengetahui anggotanya dengan jelas. Menurut penuturan bendahara Posdaya Kenanga, untuk melakukan kegiatan LKM harus dimulai dengan saling percaya baik antara pengurus dan anggota serta kejujuran dari kedua belah pihak. Melihat belum berjalannya LKM, sedangkan dana dari pihak P2SDM LPPM IPB sudah digulirkan menjadi pertanyaan bagi para kader namun bendahara Posdaya Kenanga memiliki jawaban tersendiri yaitu:

Uangnya ada, ditabung sama Bapak (Koordinator Posdaya Kenanga). Saya ga akan memakan uang amanah. Jadi silahkan aja kalau mau minjem mah, ya itu tadi asal kalau uangnya diperlukan atau ditanya sama P2SDM harus ada, sok aja” (Jwh).

Dijelaskan lebih lanjut oleh bendahara Posdaya Kenanga mengenai belum dijalankan kegiatan UKM karena:

“Untuk kegiatan simpan pinjam kita ga bisa asal pilih anggotanya, kita harus selidiki dulu agar sama-sama enak, yang ngurusnya juga enak yang minjem juga enak. Jangan seperti yang sudah-sudah macet karena pengembalian yang tidak tepat waktu, yang nunggak berapa bulan contohnya udah banyaklah kalau kegiatan yang kayak begituan” (Jwh).

Belum berjalannya kegiatan LKM di Posdaya Kenanga, P2SDM LPPM IPB selalu mengontrol kegiatan di Posdaya Kenanga. Setiap 3 bulan sekali Posdaya Kenanga harus menyerahkan laporan kegiatan berupa form yang telah dilaksanakan di Posdaya Kenanga. Dari hasil pelaporan pihak P2SDM LPPM

91

IPB bisa mengetahui apakah LKM sudah berjalan atau belum, kemajuan apa yang telah dilaksanakan masing-masing bidang Posdaya Kenanga serta hambatan-hambatan di kegiatan Posdaya. Aktivitas kegiatan yang dilakukan Posdaya Kenanga terangkum dalam laporan per tiga bulanan tersebut. Bentuk pemantauan (controlling) yang dilakukan pihak P2SDM LPPM IPB terhadap Posdaya binaan salah satunya Posdaya Kenanga Situgede secara berkala menjadikan keterdekatan, kepedulian dan saling memiliki antara pengurus atau kader dengan pihak P2SDM LPPM IPB dalam kegiatan Posdaya.

Bidang Lingkungan

Kegiatan lingkungan yang telah dilakukan antara masyarakat dengan pihak P2SDM LPPM IPB adalah pengelolaan sampah menjadi kompos, Gerakan untuk Lingkungan Sehat (GEuLIS), dan biopori. Pelatihan pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh P2SDM LPPM IPB dan Posdaya telah mampu mengimplementasikan pengelolaan sampah menjadi kompos yang bernilai ekonomi. GEuLIS merupakan kegiatan yang sangat relevan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.

Pelatihan pengelolaan mengenai sampah organik dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat serta kader Posdaya Kenanga untuk melihat proses pembuatan kompos dari sampah organik. Peran masyarakat dalam pengelohan kompos sangat baik. Pengolahan kompos lebih efektif dimulai dari rumah sendiri, yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non organik) dan sampah basah (organik). Pemisahan kedua sampah dilakukan karena pemanfaatannya berbeda, yakni sampah kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang seperti tas dan dompet dari kegiatan GEuLIS, sedangkan sampah organik dimanfaatkan menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan dari sampah organik disebut pupuk organik dan memiliki manfaat menyehatkan lingkungan.

Pupuk kompos atau pupuk organik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pupuk kimia (anorganik) diantaranya, bahan yang digunakan mudah diperoleh, proses pembuatannya sangat mudah, berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah, dan dapat tersimpan dalam tanah dengan waktu yang lama. Pelatihan pembuatan kompos dilakukan di lapangan sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung. Bahan yang dipersiapkan adalah mengumpulkan sampah organik dari daun-daun kering, bahan pengurai, gula dan air. Kemudian dibuat lubang yang letaknya dibawah pohon agar tidak terkena sinar matahari langsung dan hujan. Sampah organik dari daun-daunan

92

dicacah menjadi potongan kecil. Percepatan pengomposan ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism 4 (EM4) yang berfungsi sebagai pengurai dalam proses pengomposan. Kemudian lubang ditutup dengan terpal atau plastik agar proses penguraian berlangsung dengan baik dan tidak terjadi penguapan. Setelah 3 hari tumpukan diperiksa dengan menusuk-nusuk tumpukan dengan kayu, jika tusukan lancar atau tidak menyangkut, maka pengomposan berhasil dilakukan dan siap dipakai untuk pupuk tanaman hias maupun tanaman obat. Pelatihan mengenai pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos dijelaskan oleh kader bidang lingkungan berikut ini:

“Masyarakat antusias melihat proses pembuatan kompos yang dari sampah daun-daunan itu, selama ini masyarakat hanya tau saja tetapi cara membuatnya belum tahu, dan cairan yang digunakan juga baru tau pas pelatihan itu, ujarnya” (Ade).

Dijelaskan oleh kader lingkungan, pelatihan pembuatan pupuk kompos yang diberikan pihak P2SDM LPPM IPB selain dapat memanfaatkan sampah daun-daun kering yang berserakan untuk dijadikan pupuk juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan menjual pupuk kompos ke masyarakat yang lain atau ke RW lain. Proses pembuatan pupuk kompos yang tidak sulit serta bahan-bahan yang mudah di dapat membuat masyarakat tertarik melakukannya serta ada yang dimanfaatkan sendiri untuk tanaman obat keluarga ataupun dijual sebagai biaya tambahan untuk kebutuhan sehari-hari.

Pelatihan kegiatan GEuLIS dilakukan di Pejaten Jakarta yang diikuti 25 orang dari seluruh RW di Kelurahan Situgede. Materi pelatihan yang disampaikan merupakan teknik menganyam dari bahan ramah lingkungan seperti plastik bungkus mie instant, bungkus kopi, bungkus detergent, bungkus permen dan bungkus pewangi pakaian. GEuLIS merupakan kegiatan yang memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi produk-produk kerajinan dan seni misalnya tas dan dompet. Pelatihan GEuLIS yang dilakukan di Pejaten Jakarta dituturkan oleh kader yang ikut dalam pelatihan antara lain:

“Disana kita pertamanya melihat dulu proses pengayaman dari bungkus-bungkus itu ya banyak ada bungkus kopi, bungkus mie. Kemudian kita disuruh cobain untuk nganyamnya. Masing-masing dari kita yang 25 orang belajar cara nganyamnya” (Asn).

“Pertama belajar di Pejaten gunain bungkus mie instant dulu, karenakan bungkusnya lembut jadi mudah untuk dibentuk dan dianyam” (Ryt).

93

“Selain diajarin cara nganyamnya kita juga diajarin cara ngejahit hasil anyaman tadi biar jadi dompet atau tas. Kalau bungkus mie kan lembut dan tipis jadi kalau mau dibuat tas atau dompet harus dikasih poring (lapisan) dulu, kalau bungkus kopi yang agak tebel mah ga usah dikasih poring juga udah mantep’ (Jwh).

Hasil pelatihan yang didapatkan ibu-ibu di Pejaten sudah menghasilkan banyak tas dan dompet dari anyaman limbah plastik yang ramah lingkungan. Tas dan dompet anyaman sudah diperkenalkan melalui pameran-pameran Posdaya yang diikutsertakan oleh pihak P2SDM LPPM IPB. Disamping memanfaatkan waktu luang dan menambah kreatifitas, kerajinan tas dan dompet anyaman juga mempunyai nilai ekonomi yang baik sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Semakin menarik perpaduan motif dan warna dari bahan limbah plastik yang ramah lingkungan semakin bernilai ekonomi. Tas dan dompet hasil kerajinan anyaman dari limbah plastik yang ramah lingkungan dapat dijual dengan harga berkisar Rp. 50.000,00 hingga Rp. 100.000,00/buah.

Biopori juga diperkenalkan pendamping kepada masyarakat Posdaya Kenanga. Biopori adalah lubang yang ditutupi sampah organik dan berfungsi untuk menjebak air yang mengalir sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tanaman hias dan tanaman obat keluarga. Koordinator Posdaya Kenanga menjelaskan bahwa biopori memiliki banyak manfaat yaitu 1) air meresap ke dalam tanah sehingga menambah air dalam tanah, 2) membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar, 3) mengurangi genangan air yang dapat menimbulkan penyakit, 4) mengurangi resiko banjir, meskipun di Kelurahan Situgede tidak pernah terjadi banjir, 5) memanfaatkan peran dari cacing, serangga dalam tanah, dan 6) mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

Pembuatan lubang biopori dilakukan diperkarangan rumah Koordinator Posdaya Kenanga dengan membuat lubang silindris dengan diameter 10 cm dan kedalaman 30 cm. Lubang biopori diberikan pengaman atau tanda agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok. Kemudian lubang diisi dengan sampah organik seperti daun-daunan, sampah dapur, ranting pohon, dan sampah makanan dapur. Sampah di dalam lubang dimakan rayap, mikroorganisme dalam tanah. Penyusutan sampah terjadi di dalam lubang sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Berikut

94

penuturan kader lingkungan Posdaya Kenanga mengenai biopori dilingkungannya:

“Kalau biopori kan sekali dikerjakan bisa dapat dua manfaat, yaitu pertama menambah resapan air dalam tanah juga kalau sudah musim panas bisa dijadikan pupuk kompos untuk tanaman. Itu enaknya biopori” (Ade).

Pendampingan yang dilakukan P2SDM LPPM IPB kepada Posdaya Kenanga bersifat tidak terikat dan tidak juga lepas. Selama P2SDM LPPM IPB mempunyai program yang terkait dengan Posdaya, Posdaya-Posdaya binaan selalu dilibatkan. Pendampingan yang dilakukan P2SDM LPPM IPB bersifat tidak terjadwal, di saat ada informasi yang disampaikan, ada hambatan dalam kegiatan Posdaya Kenanga serta saat ada kunjungan dari Posdaya lain. Dari penuturan pendamping dijelaskan bahwa:

“Pendampingan yang dilakukan tidak intens malah membuat