Sumber Dana
Sumber pendanaan ITI sebelum dan sesudah restrukturisasi bulan November 2007 tidak terlalu banyak perubahan. Sumber utama pendanaan berasal dari mahasiswa dan sebagian lagi dari kerjasama industri serta instansi lain yang jumlahnya relatif kecil. Meskipun demikian, Untuk PS Teknik Kimia, pada Tahun 2004 – 2007, ada 2 sumber utama pendanaan yaitu
(1) sumber pendanaan dari mahasiwa; dan
(2) sumber pendanaan dari Technological and Professional Skills Development Sector project (TPSDP)
Besarnya sumber pendanaan dari mahasiswa setiap tahunnya selama 3 tahun terakhir yaitu 2005-2008 berkisar antara 1 Milyar -1,35 Milyar. Adapun rincian pendapatan dan pengeluaran pada masa tersebut ditunjukkan Lampiran F.1. Realisasi pendapatan dan pengeluaran Program Studi Teknik Kimia 2005-2008.
Besarnya sumber pendanaan dari TPSDP Project setiap tahunnya selama 4 tahun berkisar antara 32 ribu -280 ribu dolar. Adapun rincian alokasi penggunaan dana tersebut di atas ditunjukkan pada Tabel F1. Pendanaan dari TPSDP project ini merupakan hibah dari Dikti, namun 8 persen dari total anggaran project ini ditanggung oleh ITI.
Tabel F1. Penerimaan Dana TPSDP Selama 4 Tahun No Component 2004 (US $) 2005 (US $) 2006 (US $) 2007 (US $) 1 Staff Development 2 Civil Works
3 Equipment and furniture 4 Program Development 5 Instruction material 6 Consultant services 7 Research studies 8 Project management Total
Total selama 4 Tahun (US $)
Sistem Alokasi Dana
Rencana anggaran pendapatan dan belanja dibuat berdasarkan rencana kegiatan akademik semester ganjil dan genap dengan didasarkan atas “Sistem Anggaran Berimbang Dinamis”, artinya rencana anggaran pengeluaran disesuaikan dengan perkiraan dana yang akan diterima dan jika ternyata penerimaan tidak memenuhi target maka rencana anggaran direvisi sesuai dengan kemampuan penerimaan saat itu.
Anggaran belanja dibuat berdasarkan alokasi yang ditentukan oleh pihak Institut setelah melalui rapat kerja dan pembahasan tentang usulan pengeluaran masing masing program studi yang didasarkan oleh program kerja masing masing PS. Anggaran belanja dikelompokkan atas Anggaran Belanja Rutin / Operasional dan Anggaran Belanja Investasi dan Inventaris. Alokasi anggaran proporsional dengan jumlah mahasiswa di setiap Program Studi. Anggaran Belanja Investasi dan Inventaris diperuntukkan bagi perbaikan bangunan dan pengadaan inventaris peralatan laboratorium dilingkungan ITI sesuai prioritas program yang besarnya sesuai dengan proporsi jumlah mahasiswa yang dilayani.
Berdasarkan Realisasi pendapatan dan pengeluaran Program Studi Teknik Kimia 2005-2008 Lampiran F.1., dana yang masuk PS, alokasi utamanya adalah untuk gaji/honor/tunjangan/insentif sedangkan alokasi dana yang paling kecil adalah untuk bangunan. Berdaarkan reaslisasi pendapatan tersebut, tiap tahunnya program studi teknik
kimia mengalami surplus anggaran (pemasukan dikurang pengeluaran). Kelbihan tersebut digunakan untuk melakukan subsidi pada PS lain di ITI yang mahasiswanya lebih sedikit.
Pengelolaan dan Akuntabilitas Penggunaan Dana
Pembuatan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja (RKAPB) ITI dilakukan berdasarkan mekanisme yang dijelaskan berikut ini dan RKAPB yang telah disyahkan oleh Yayasan acuan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan dana. Satuan penjaminan mutu (SPM)/Satuan Pengawasan Internal (SPI) ITI berperan besar dalam melakukan audit penggunaan dana.
Rencana Kerja, Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan oleh Yayasan atas usul Rektor setelah mendapat persetujuan Senat. RKAPB ditetapkan sebelum awal tahun akademik untuk masa satu tahun anggaran, yaitu 1 September s/d 31 Agustus. Perencanaan anggaran dilakukan secara bottom-up, perubahan dilakukan oleh Rektorat dan pengesahannya oleh Yayasan. Ketua PS membuat usulan berdasarkan masukan dari masing-masing unit pelaksana. Selanjutnya usulan rencana kerja/anggaran PS diteruskan ke Fakultas untuk dievaluasi dan koordinasi untuk selanjutnya diteruskan ke Rektorat untuk dievaluasi dan koordinasi antar Fakultas. Namun sejak Fakultas dihapuskan, saat ini rencana usulan rencana kerja/anggaran PS disampaikan ke rektor untuk dievaluasi dengan bantuan direktorat keuangan, fasilitas, dan sumberdaya (direktorat KFS). Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dikoordinasikan kembali dengan PS dan setelah ada kesepakatan, selanjutnya RKAPB diusulkan ke senat untuk mendapat pengesahan. Anggaran yang sudah disahkan diimplementasikan pada tahun anggaran dan diawasi oleh SPM/SPI. PS melaksanakan pendistribusian ke unit sesuai alokasi anggaran. Pengawasan penggunaan anggaran dan pelaporan juga dilakukan agar akuntabilitas anggaran terpenuhi. Usul realisasi anggaran hanya dibenarkan untuk anggaran yang telah disetujui dan diprogramkan dan telah disahkan dalam RKAPB tahun bersangkutan. Untuk setiap pengajuan anggaran, jurusan/PS membuat pedoman pengajuan anggaran seperti tertera pada Lampiran F.2. Pedoman Pengajuan Anggaran Jurusan. Sejak dihapuskannya Fakultas pada akhir 2007,
hingga saat ini belum dibuat pedoman pengajuan anggaran yang baru yang didasarkan atas struktur organisasi baru.
SPM/SPI ITI sudah bekerja namun hingga saat ini belum ada laporan terkait temuan untuk perbaikan dan hal lainnya. Laporan SPM/SPI tidak disampaikan ke prodi sehingga tidak diketahui hal hal yang perlu di perbaiki atas kekurangan pelaksanaan kegiatan/pengeluaran dana.
Keberlanjutan Pengadaan dan Pemanfaatannya
Dalam rangka mengembangkan PS dan menyalurkan minat serta kemampuan para dosen untuk melakukan penelitian ataupun pengabdian pada masyarakat, dilakukan kegiatan kerjasama dengan pihak industri kecil dan menengah dalam bidang penelitian, pelatihan dan konsultasi. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan masukan ke ITI disampaing dana utama yang bersumber dari mahasiswa. Namun kuantitas dan kualitas kerja sama dengan pihak luar masih kurang sehingga perlu ditingkatkan untuk mengembangkan PS dengan memanfaatkan peluang yang ada misal adanya otonomi daerah di propinsi Banten.
Program TPSDP yang telah berakhir pada akhir Tahun 2007 telah memberikan beberapa kesempatan bagi PS untuk dapat melakukan kerjasama kerjasama dengan pihak industri maupun instansi pendidikan lain. Namun hasil yang nyata belum dapat dirasakan. Keberhasilan tiga orang staf PS menjadi doktor dibidangnya masing masih pada pertengahan Tahun 2008 memberikan energi baru bagi PS dalam menignkatkan upaya penggalian dana dari sumber sumber lain selain dana dari mahasiswa.
Seiring dengan adanya restrukturisasi pada akhir Tahun 2007, ITI telah mencanangkan beberapa langkah akselerasi ITI menuju kampus yang maju dan bertabat pada Tahun 2012. Pada saat itu diharapkan sumber keuangan untuk menjalankan RKAPB- ITI yang berasal dari mahasiswa sebesar 50 % dan 50 % lagi berasal dari sumber sember lain dari unit unit bisnis ITI. Unit unit bisnis ITI ini diharapkan sudah mendapat pengesahan senat ITI pada tanggal awal Tahun 2009. Kebijakan ini diambil seiring untuk
mendukung adanya rencana pemasukan dari sumber selain mahasiswa sebesar 50 % pada Tahun 2012.
Salah satu realisasi awal dari sumber sumber lain tersebut di atas yaitu adanya tawaran PT PLN dalam menjalankan program tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) pada awal Agustus 2008. Pada kegiatan ini beberapa dosen PS teknik kimia akan terlibat langsung untuk pelaksanaan program. Implementasi kegiatan ini diharapkan dapat berjalan pada Tahun 2009 setelah mendapat persetujuan dewan direksi PT PLN.
Rangkuman SWOT
Kekuatan :
- Perencanaan sampai implementasi anggaran cukup transparan. - Perencanaan anggaran secara bottom-up.
- Adanya perencanaan matang dalam menggali sumber pendaanan selain dari mahasiswa
Kelemahan :
- Pendapatan saat ini sebagian besar dari uang mahasiswa .
- Kerja sama dengan pihak luar masih terlalu kecil untuk mendapatkan dana diluar dari dana mahasiswa (SPP,UPP,USKS)
- Pemakaian dana PS untuk mensubsidi PS lain mengurangi kesempatan PS untuk berkembang.
- SPM/SPI belum berfungsi dengan baik Peluang :
- Dengan adanya otonomi daerah, PS Teknik Kimia yang ada di popinsi Banten akan dapat bekerja sama dengan Pemda setempat untuk menangani masalah yang berkaitan dengan industri
- Adanya kebijakan pembentukan unit unit bisnis di ITI sehingga memungkinkan ITI mendapatkan dana diluar dari dana mahasiswa