VII. ESTIMASI PENDAPATAN PENGEMUDI DAN PENGUSAHA
7.2 Pendapatan Pengusaha Angkutan Kota
Penerapan sistem shift selain memberikan dampak positif bagi pengemudi juga memberikan dampak positif bagi pengusaha angkot. Adanya sistem shift,
angkot memiliki waktu istirahat. Jika angkot ada kerusakan tidak mengurangi jatah waktu operasi, pada saat libur dapat digunakan untuk men-service atau membetulkan kerusakan. Selain itu, adanya waktu istirahat, angkot tidak setiap hari digunakan sehingga kerusakan mobil berkurang dan biaya pemeliharaan atau perawatan (sperepart, olie, dan ban) menjadi lebih hemat. Seperti pada trayek 03, rata-rata pengusaha mengganti ban sekitar setelah 6-10 bulan tetapi setelah ada penerapan sistem shift pergantian ban sekitar 8-12 bulan. Contoh lainnya busi dan platina, sebelum sistem shift masing-masing diganti 4-5 bulan dan 2-3 bulan, setelah sistem shift masing-masing diganti 6 bulan dan 4 bualan. Penghematan biaya pemeliharaan dapat meningkatkan pendapatan pengusaha. Perbandingan antara rata-rata setoran dan biaya perawatan sebelum dan setelah sistem shift
tersaji pada Tabel 25.
Tabel 25 Rata-rata setoran dan biaya perawatan angkot sebelum dan setelah sistem shift
No Uraian Sebelum Sistem
Shift (Rp)
Setelah Sistem Shift (Rp) 1. Trayek 07
Rata-rata setoran per bulan 2.400.000,0 2.400.000,0
Rata-rata biaya perawatan 527.791,3 490.457,9 2. Trayek 03
Rata-rata setoran per bulan 3.490.909,1 3.527.272,7
Rata-rata biaya perawatan 655.462,1 569.840,5 3. Trayek 02
Rata-rata setoran per bulan 3.000.000,0 3.046.666,7
Rata-rata biaya perawatan 675.334,7 566.476,9 Sumber: Data primer diolah, 2013
Pendapatan pengusaha merupakan selisih antara rata-rata setoran per bulan dengan rata-rata biaya perawatan. Setoran didapat dari pengemudi angkot. Biaya perawatan terdiri dari biaya mengganti oli, filter oli, ban, rem, busi, platina, aki, sayap, kopling, dan biaya lain-lain per bulan. Biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan pengusaha dalam sebulan untuk memperbaiki kerusakan mobil. Perbedaan rata-rata pendapatan pengusaha per bulan sebelun dan setelah sistem
Tabel 26 Rata-rata pendapatan pengusaha sebelum dan setelah sistem shift
No Uraian Sebelum Sistem
Shift (Rp) Setelah Sistem Shift (Rp) Selisih Pendapatan (Rp) 1. Rata-rata pendapatan
pengusaha 07 (per bulan) 1.872.208,7 1.909.542,1 37.333,3 2. Rata-rata pendapatan
pengusaha 03 (per bulan)
2.835.446,9 2.957.432,1 121.985,2 3. Rtata-rata pendapatan
pengusaha 02 (per bulan) 2.324.665,3 2.480.189,8 155.524,5 Sumber: Data primer diolah, 2013
Tabel 26 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan setelah penerapan sistem
shift lebih tinggi dibandingkan pendapatan sebelum penerapan sistem shift. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata pendapatan pengusaha. Peningkatan pendapatan pengusaha nomor trayek 07 per bulan sebesar Rp 37.333,3. Peningkatan pendapatan pada nomer trayek 07 tidak terlalu terasa bagi pengusaha karena sistem shift baru diterapkan selama lima bulan. Peningkatan pendapatan pengusaha nomor trayek 03 per bulan sebesar Rp 121.985,2. Peningkatan pendapatan pengusaha nomor trayek 02 per bulan sebesar Rp 155.524,5.
VIII ESTIMASI PENGURANGAN BEBAN EMISI ANGKUTAN KOTA SETELAH PENERAPAN SISTEM SHIFT
Dampak lain yang bisa diperoleh selain peningkatan pendapatan pengemudi dan pengusaha angkot dari penerapan sistem shift adalah peningkatan kualitas lingkungan karena dapat mengurangi pencemaran polusi kendaraan. Penerapan sistem shift dapat menyebabkan pengurangan penggunaan bensin untuk satu angkot dalam satu bulan. Selain itu, angkot yang beroperasi dalam sehari juga berkurang. Apabila jumlah armada angkot berkurang maka polusi udara pun akan berkurang. Berkurangnya jumlah angkot yang beroperasi dalam sehari, kemacetan dapat berkurang sehingga penggunaan BBM lebih hemat. Secara lebih jelas jumlah angkot sebelum dan setelah penerapan sistem shift dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27 Jumlah angkot yang beroperasi sebelum dan setelah penerapan sistem
shift
Nomor Trayek Sebelum
Program Shift Setelah Program Shift Angkot yang Tidak Operasi
07-AK Ciparigi-Terminal Merdeka 219 146 73
03-AK Bubulak-Baranangsiang 382 255 127
02-AK Bubulak-Sukasari 563 375 188
Jumlah 1.164 776 388
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
Salah satu unsur gas buangan kendaraan bermotor adalah CO (karbon monoksida). Gas CO merupakan gas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Estimasi pengurangan beban emisi CO menggunakan pendekatan konsumsi bahan bakar, di mana faktor emisi dikali dengan rata-rata volume penggunaan bahan bakar yang digunakan angkot per bulan. Rata-rata volume penggunaan bahan bakar yang digunakan angkot per bulan didapat dari perkalian antara rata-rata volume penggunaan bahan bakar per hari dengan jumlah hari angkot beroperasi dan tidak beroperasi dalam satu bulan. Sebelum ada penerapan sistem shift dalam satu bulan satu angkot beroperasi selama 30 hari dan setelah penerapan sistem
shift dalam satu bulan satu angkot beroperasi hanya 20 hari dan 10 hari tidak beroperasi. Berdasarkan hasil survey, rata-rata konsumsi bahan bakar angkot dalam sebulan dapat dilihat pada Tabel 28 dan dan faktor emisi bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 28 Rata-rata konsumsi BBM (liter per bulan) sebelum dan setelah penerapan sistem shift
Nomor Trayek Sebelum
Program Shift
Setelah Program Shift
Pengurangan 07-AK Ciparigi-Terminal Merdeka 430,8 liter 287,2 liter 143,6 liter 03-AK Bubulak-Baranangsiang 749,1 liter 496,8 liter 248,4 liter 02-AK Bubulak Sukasari 732 liter 487 liter 243,5 liter Sumber: Data primer diolah, 2013
Tabel 29 Faktor emisi CO bahan bakar (g/liter)
Bahan Bakar Tetapan Emisi CO
(kg/ton)
Faktor Emisi CO (g/liter)
Bensin 377 279
Solar 43,5 37
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup, 2007
Sebelum penerapan sistem shift, satu angkot beroperasi selama 30 hari. Beban emisi yang dihasilkan oleh angkot lebih besar, estimasi beban emisi CO sebelum dilakukan sistem shift dapat dilihat sebagi berikut.
Beban Emisi CO (ton) = FE (gram/liter) x rata-rata konsumsi BBM (liter/bulan) x
∑ angkot x 10-6
Beban Emisi CO angkot 07 (ton/hari) = 279 g/liter x 430,9 liter/bulan x 219 unit x 10-6
= 26,33 ton/bulan
Beban Emisi CO angkot 03 (ton/hari) = 279 g/liter x 749,2 liter/bulan x 382 unit x 10-6
= 79,85 ton/bulan
Beban Emisi CO angkot 02 (ton/hari) = 279 g/liter x 732 liter/bulan x 563 unit x 10-6
= 114,99 ton/30 hari
Setelah sistem shift diterapkan, dalam satu bulan satu angkot tidak beroperasi 10 hari. Adanya hari libur tersebut, satu angkot dapat menghemat penggunaan bensin sehingga beban emisi dapat berkurang. Estimasi pengurangan emisi CO per bulan dapat dilihat sebagai berikut.
Beban Emisi CO angkot 07 (ton/hari) = 279 g/liter x 143,6 liter/bulan x 219 unit x 10-6
= 8,78 ton/bulan
x 10-6
= 26,48 ton/bulan
Beban Emisi CO angkot 02 (ton/hari) = 279 g/liter x 243,5 liter/bulan x 563 unit x 10-6
= 38,25 ton/bulan
Berdasarkan perhitungan di atas, beban emisi CO per bulan yang dihasilkan dalam satu bulan sebelum diterapkan sistem shift pada nomor trayek 07, 03 dan 02 masing-masing adalah 26,33 ton, 79,85 ton dan 114,99 ton. Setelah sistem shift diterapkan, pengurangan beban emisi CO per bulan pada nomor trayek 07, 03 dan 02 masing-masing adalah 8,78 ton, 26,48 ton dan 38,25 ton.
Tidak hanya beban emisi saja yang dapat berkurang, adanya penghematan penggunaan bahan bakar dapat mengurangi biaya konsumsi bahan bakar per bulan. Biaya bahan bakar didapat dari penggunaan bahan bakar per bulan dikali dengan harga bahan bakar per liter, sementara biaya penghematan didapat dari penghematan bahan bakar per bulan dikali dengan harga bahan bakar per liter. Biaya konsumsi bahan bakar sebelum penerapan sistem shift dan penghematan biaya konsumsi bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30 Biaya konsumsi bahan bakar (per bulan) sebelum penerapan sistem shift
dan penghematan biaya konsumsi bahan bakar (per bulan)
Uraian Trayek 07 Trayek 03 Trayek 02
1. Biaya Bahan Bakar Sebelum Sistem Shift Rata-rata konsumsi
bahan bakar (liter/bulan)
94.369,09 286.198,42 412.146,16
Harga bahan bakar
(rupiah per liter) 4.500 4.500 4.500
Biaya bahan bakar
(rupiah per bulan) 424.660.909,1 1.287.892.895 1.854.657.723 2. Penghematan Biaya Bahan Bakar
Rata-rata penghematan konsumsi bahan bakar (liter/bulan)
31.456,36 94.896,84 137.080,45
Harga bahan bakar
(rupiah per liter) 4.500 4.500 4.500
Biaya bahan bakar
(rupiah per bulan) 141.553.636,4 427.035.789,5 616.862.008,9 Sumber: Data primer diolah, 2013
IX ANALISIS PERSEPSI PENGEMUDI DAN MASYARAKAT