• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM SHIFT ANGKUTAN KOTA

6.3 Persepsi Efektivitas Tingkat Pengawasan, Sanksi dan Tingkat

Efektivitas tercapai apabila tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program dapat tercapai. Selain itu suatu kegiatan dikatakan efektif jika dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari suatu organisasi atau kelompok tidak ada masalah diantara pelaksananya. Tujuan dari sistem shift salah satunya adalah untuk memperbaiki penataan angkutan kota, mengurangi kemacetan dan meningkatkan pendapatan baik pengemudi maupun pengusaha angkot.

Efektivitas sistem shift dapat dilihat dari berjalan atau tidaknya pelaksanaan sistem shift. Menurut hasil survey, semua responden (100%) berpendapat bahwa sistem shift yang disosialisasikan oleh DLLAJ berjalan sampai sekarang. Nomor trayek angkot 02 dan 03 mulai diimplementasikan dari tahun 2010 sampai sekarang sedangkan pada nomer trayek 07 baru diimplementasikan tahun 2012

sampai sekarang. Sejauh ini dalam pelaksanaan sistem shift belum terdapat kendala yang sangat besar yang dapat menyebabkan program shift ini dihentikan. Baik pengusaha maupun pengemudi merasa nyaman dengan adanya sistem shift

ini. Selain itu efektivitas sistem shift dapat diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

6.3.1 Tingkat Pengawasan

Salah satu indikator untuk melihat efektifitas dari sistem shift adalah tingkat pengawasan. Pelaksanaan sistem shift tidak akan berjalan efektif jika tidak ada pengawasan. Pengawasan sistem shift dilakukan oleh pengurus KKSU dan sesama pengemudi di masing-masing nomor trayek.

Sebanyak 28,57% informan menyatakan bahwa tingkat pengawasan dalam implementasi sistem shift sangat tinggi. Sedangkan sebanyak 71,43% informan menyatakan bahwa tingkat pengawasan dalam implementasi sistem shift tinggi. Hal ini karena pada saat malam hari jarang ada pengurus KKSU yang mengawasi, hanya sesama pengemudi saja yang melakukan pengawasan. Secara lebih jelas sebaran persepsi informan terhadap tingkat pengawasan sistem shift disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17 Sebaran persepsi informan terhadap tingkat pengawasan sistem shift

Tingkat Pengawasan

Key Person Sistem Shift

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 2 28,57 Tinggi 5 71,43 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 7 100

Sumber:Data primer diolah, 2013

Sedangkan menurut 64,86% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat pengawasan dalam implementasi sistem shift sangat tinggi. Sisanya sebanyak 35,14% pengemudi dan pengusaha 07 menyatakan bahwa tingkat pengawasan dalam implementasi sistem shift tinggi yang artinya dilakukan setiap hari tetapi tidak 24 jam. Hal ini karena pada saat malam hari jarang angkot 07 yang keluar beroperasi di atas jam 21.00 dan pengawasan oleh pengurus KKSU

hanya dilakukan pada jam kerja saja (06.00-16.00). Sementara Pada trayek angkot nomor 03 sebanyak 66,67% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat pengawasan dalam implementasi sistem shift sangat tinggi. Sisanya 33,33% pengemudi dan pengusaha 03 menyatakan bahwa tingkat pengawasan tinggi. Sama halnya dengan trayek 07, pada trayek 03 pengawasan hanya dilakukan saat jam kerja di atas jam kerja pengawasan dilakukan oleh sesama supir. Pada trayek 02, menurut 60,47% responden pengemudi dan pengusaha angkot 02 menyatakan bahwa tingkat pengawasan sangat tinggi. Sedangkan sebanyak 39,53% pengemudi dan pengusaha 02 menyatakan bahwa tingkat pengawasan dalam implementasi sistem shift tinggi. Secara lebih jelas sebaran persepsi pengemudi dan pengusaha angkot terhadap tingkat pengawasan sistem shift disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18 Sebaran persepsi pengemudi dan pengusaha angkot terhadap tingkat pengawasan sistem shift

Tingkat Pengawasan

Pengemudi dan Pengusaha Angkot 07

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 24 64,86 Tinggi 13 35,14 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 37 100 Tingkat Pengawasan

Pengemudi dan Pengusaha Angkot 03

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 40 66,67 Tinggi 20 33,33 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 60 100 Tingkat Pengawasan

Pengemudi dan Pengusaha Angkot 02

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 52 60,47 Tinggi 34 39,53 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 86 100

6.3.2 Sanksi

Selain pengawasan, indikator untuk efektivitas adalah melihat sanksi yang ditentukan. Sanksi pada sistem shift berupa teguran lisan dan peringatan, jika pengemudi masih melakukan pelanggaran maka akan dilakukan pembekuan izin operasi selama beberapa hari. Adanya sanksi dapat mendorong pengemudi untuk mematuhi peraturan yang sudah disepakati sehingga implementasi sistem shift

dapat berlangsung baik. Sebaran Persepsi terhadap tingkat sanksi pelanggaran aturan sistem shift dapat dilihat pada Tabel 19 dan Tabel 20.

Berdasarkan Tabel 19, sebanyak 100% informan menyatakan bahwa sanksi yang diberikan apabila ada pelanggaran peraturan dikategorikan cukup tinggi. Sanksi pertama hanya berupa teguran lisan dan tidak ditetapkan sanksi yang sangat berat karena selama ini pelanggaran yang terjadi belum tinggi.

Tabel 19 Sebaran persepsi informan terhadap sanksi sistem shift

Sanksi Key Person Sistem Shift

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 0 0 Tinggi 0 0 Cukup Tinggi 7 100 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 7 100

Sumber: Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 20 dapat dijelaskan pada trayek angkot nomor 07 sebanyak 10,81% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat sanksi pelanggaran aturan sistem shift tinggi. Sedangkan sebanyak 89,19% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat sanksi pelanggaran aturan sistem shift

cukup tinggi.

Pada trayek angkot nomor 03 sebanyak 11,67% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat sanksi pelanggaran aturan sistem shift tinggi. Sedangkan sebanyak 88,33% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat sanksi pelanggaran aturan sistem shift cukup tinggi.

Pada trayek angkot nomor 02 sebanyak 11,63% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat sanksi pelanggaran aturan sistem shift tinggi.

Sedangkan sebanyak 88,37% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat sanksi pelanggaran aturan sistem shift cukup tinggi.

Sebagian dari mereka menjawab sanksi dikategorikan tinggi yang artinya berat di mana dilakukan pembekuan izin angkot dan supir beroperasi dalam beberapa hari. Hal ini karena mereka pernah mengetahui supir lain terkena sanksi atau mereka pernah melakukan beberapa kali pelanggaran dan merasakan sanksi tersebut. Namun hal tersebut jarang terjadi, berdasarkan hasil survey sanksi yang ditetapkan masih dalam kategori cukup yaitu berupa teguran lisan dan peringatan karena sejauh ini pelanggaran yang dilakukan belum terlalu parah dan sangat jarang terjadi.

Tabel 20 Sebaran persepsi pengemudi dan pengusaha angkot terhadap sanksi sistem shift

Sanksi Pengemudi dan Pengusah Angkot 07

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 0 0 Tinggi 4 10,81 Cukup Tinggi 33 89,19 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 37 100 Sanksi

Pengemudi dan Pengusaha Angkot 03

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 0 0 Tinggi 7 11,67 Cukup Tinggi 53 88,33 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 60 100

Sanksi Pengemudi dan Pengusaha Angkot 02

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 0 0 Tinggi 10 11,63 Cukup Tinggi 76 88,37 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 86 100

6.3.3 Tingkat Kepatuhan

Indikator efektivitas selain tingkat pengawasan dan sanksi adalah tingkat kepatuhan pengemudi terhadap aturan sistem shift yang sudah disepakati. Tanpa adanya kepatuhan pengemudi terhadap aturan yang sudah disepakati, sistem shift

tidak akan berjalan efektif. Selain itu tujuan shift juga tidak akan tercapai jika tidak ada kepatuhan dari para pengemudi. Sebaran persepsi informan, pengemudi dan pengusaha angkot terhadap tingkat kepatuhan pengemudi angkot dapat dilihat pada Tabel 21 dan Tabel 22.

Berdasarkan Tabel 21, mayoritas sebanyak 85,71% informan menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi tinggi. Sisanya sebanyak 14,29% informan menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi sangat tinggi. Menurut para informan, sejauh ini pelanggaran sangat jarang terjadi karena peraturan yang mereka buat berdasarkan kesepakatan bersama sehingga mereka merasa tidak enak jika melakukan pelanggaran tersebut. Kebanyakan dari mereka yang melanggar peraturan oleh pemilik angkot langsung dilakukan pergantian supir karena dapat merugikan pemilik angkot. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggaran sangat jarang terjadi.

Tabel 21 Sebaran persepsi informan terhadap tingkat kepatuhan pengemudi angkot

Tingkat Kepatuhan Key Person Sistem Shift

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 1 14,29 Tinggi 6 85,71 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 7 100

Sumber: Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 22 dapat dijelaskan pada trayek angkot nomor 07 sebanyak 64,86% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi terhadap peraturan sistem shift adalah sangat tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 35,14% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi terhadap peraturan sistem shift adalah tinggi.

Tabel 22 Sebaran persepsi pengemudi dan pengusaha angkot terhadap tingkat kepatuhan pengemudi angkot

Tingkat Kepatuhan Pengemudi dan Pengusaha Angkot 07

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 24 64,86 Tinggi 13 35,14 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 37 100

Tingkat Kepatuhan Pengemudi dan Pengusaha Angkot 03

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 39 65 Tinggi 21 35 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 60 100

Tingkat Kepatuhan Pengemudi dan Pengusaha Angkot 02

Jumlah Persentase (%) Sangat Tinggi 61 70,93 Tinggi 25 29,07 Cukup Tinggi 0 0 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 Jumlah 86 100

Sumber: Data primer diolah, 2013

Sementara itu, pada trayek angkot nomor 03 sebanyak 65% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi terhadap peraturan sistem shift adalah sangat tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 35% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi terhadap peraturan sistem shift adalah tinggi.

Pada trayek angkot nomor 02 sebanyak 70,93% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi terhadap peraturan sistem shift

adalah sangat tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 29,07% pengemudi dan pengusaha menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengemudi terhadap peraturan sistem shift adalah tinggi.

Beberapa dari informan, pengusaha dan pengemudi angkot berpendapat tingkat kepatuhan tinggi yang artinya patuh tetapi masih terdapat pelanggaran. Hal

ini karena pengawasan yang dilakukan hanya saat jam kerja, jika malam hari seperti di atas jam 21.00 pengawasan hanya dilakukan oleh sesama pengemudi. Biasanya pelanggaran dilakukan satu jam sebelum pergantian waktu operasi seperti pada pukul 11 malam. Pelanggaran tersebut tidak membuat kecemasan diantara pengemudi lainnya karena pada saat itu angkot jarang ada yang beroperasi. Namun hal tersebut jarang terjadi karena peraturan yang mereka buat berdasarkan kesepakatan bersama. Pelanggaran dapat terjadi juga karena sanksi yang diterapkan tidak berat sehingga pengemudi berani melakukan pelanggaran.

VII ESTIMASI PENDAPATAN PENGEMUDI DAN PENGUSAHA

Dokumen terkait